Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ALJABAR LINIER DASAR

RUANG VEKTOR

Dosen Pengampu:

Drs. Yasifati, Hia.,M.Si

Disusun oleh:

AHMAD BAYU WASTY MAZA (4193111019)

ANGGRY F HUTASOIT (4193111036)

NILAM CAHYA (4192111003)

Kelas : PSPM C 2019

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.Karena atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Ruang Vektor pada mata kuliah Aljabar
Linear Dasar.Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Aljabar Linear Dasar di Universitas Negeri Medan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam prodi Pendidikan Matematika.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada :

 Drs Yasifati Hia,M.Si. selaku dosen pembimbing mata kuliah Aljabar Linear Dasar yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan
dalam rangka penyelesaian penyusunan tugas ini.
 Rekan-rekan semua di kelas Pendidikan Matematika.
 Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam
penulisan tugas ini.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis
minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga
dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan , April 2021

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 1
1.3 Tujuan................................................................................................................. 1

BAB II ISI

2.1 Kebebasan Linier................................................................................................ 2


2.2 Basis dan Dimensi............................................................................................... 4
2.3 Ruang Baris dan kolom Matriks ; Rank; Penerapan terhadap Pencarian Basis.. 6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 12
3.2 Saran................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ruang vektor adalah struktur matematika yang dibentuk oleh sekumpulan vektor, yaitu
objek yang dapat dijumlahkan dan dikalikan dengan suatu bilangan, yang dinamakan skalar.
Skalar sering adalah bilangan riil, tetapi kita juga dapat merumuskan ruang vektor dengan
perkalian skalar dengan bilangan kompleks, bilangan rasional, atau bahkan medan. Operasi
penjumlahan dan perkalian vektor mesti memenuhi persyaratan tertentu yang dinamakan
aksioma. Contoh ruang vektor adalah vektor Euklides yang sering digunakan untuk
melambangkan besaran fisika seperti gaya. Dua gaya dengan jenis sama dapat dijumlahkan
untuk menghasilkan gaya ketiga, dan perkalian vektor gaya dengan bilangan riil adalah vektor
gaya lain. Vektor yang melambangkan perpindahan pada bidang atau pada ruang tiga dimensi
juga membentuk ruang vektor.
Ruang vektor merupakan subjek dari aljabar linear, dan dipahami dengan baik dari sudut
pandang ini, karena ruang vektor dicirikan oleh dimensinya, yang menspesifikasikan
banyaknya arah independen dalam ruang. Teori ruang vektor juga ditingkatkan dengan
memperkenalkan struktur tambahan, seperti norma atau hasilkali dalam. Ruang seperti ini
muncul dengan alamiah dalam analisis matematika, dalam bentuk ruang fungsi berdimensi
takhingga, dengan vektornya adalah fungsi.
Selanjutnya kita akan menyusun satu himpunan aksioma yang jika dipenuhi oleh
suatu golongan objek yang disebut sebagai “vektor”. Vektor –vektor yang di generalisasi
inin antara lain berbagai matrik dan fungsi. Dalam bab ini akan memberikan suatu cara
yang sangat berguna untuk mengembangkan visualisasi geometrik dalam berbagai variasi
soal matematika, dimana instuisi geometrik tidak dapat digunakan. Kita dapat
memvisualisasikan vektor –vektor pada R2 dan R3 sebagai anak panah, sehingga kita dapat
menggambar atau menyusun gambar –gambar untuk membantu menyelesaikan soal
karena aksioma – aksioma yang dapat digunakan untuk mendefinisikan vektor –vektor
pada R2 dan R3, maka vektor – vektor baru tersebut akan memiliki banyak sifat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan kebebasan linier dalam ruang vektor?
2. Apakah yang dimaksud dengan basis dan dimensi dalam ruang vektor?
3. Apakah yang dimaksud dengan ruang baris, kolom matriks dan rank pada ruang vektor?
4. Bagaimana penerapan ruang baris, kolom matriks dan rank terhadap pencarian basis pada
ruang vektor?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kebebasan linier dalam ruang vektor.
2. Untuk mengetahui pengertian dari basis dan dimensi dalam ruang vektor.
3. Untuk mengetahui pengertian dari ruang baris, kolom matriks dan rank pada ruang vektor.
4. Untuk mengetahui penerapan ruang baris, kolom matriks dan rank pada pencarian basis
pada ruang vektor.

1
BAB II

ISI

2.1 Kebebasan Linier

Misalkan S={u´1+ u´2…+ un=}


´ adalah himpunan vektor diruang vektor V

S dikatakan bebas linear (linearly independent)

Jika SPL homogen;


´ k 2 u´2 …+kn un=
k 1 u1+ ´ 0́

Hanya mempunyai satu solusi (tunggal), yakni

k 1=0 , k 2=0 , … , kn=0

Jika solusinya tidak tunggal maka S kita namakan himpunan tak bebas linear
(bergantung linear/linearly depent).

Contoh

1) Diketahui Vektor u,v,w sebagai berikut, apakah saling bebas linear di R3?

1 2 −1

1() () ()
ú= −2 , v́= 2 , ẃ= 1
−1 −1

Jawab:

k 1 ú+k 2 v́ +k 3 ẃ=0

1 2 −1 0
( ) ( ) ( ) ()
k 1 −2 +k 2 2 +k 3 1 = 0
1 −1 −1 0

k1 2 k2 −k 3 0
( )( )( ) ()
−2 k 1 + 2 k 2 + k 3 = 0
k1 −k 2 −k 3 0

Sehingga diperoleh persamaan :

k 1+2 k 2 +−k 3=0

−2 k 1 +2 k 2 +k 3 =0

k 1+−k 2 +−k 3 =0

1 2 −1 0

[ ]
−2 2 1 ∨0 2 b1 +b 2 dan−b 1+ b3
1 −1 −1 0

1 2 −1 0 1

[ 0 6 −1 ∨0 b2 +b3
0 −3 0 0
2 ]
1 2 −1

[ 0 6
0 0
−1
−1
2
0

]
∨0 2 b3
0

2
1 2 −1 0

[ 0 6 −1 ∨0
0 0 −1 0 ]
Dari matriks terakhir diperoleh persamaan :

k 1+2 k 2 +−k 3=0

6 k 2−k 3=0

−k 3=0

Sehingga diperoleh penyelesaian, k 1=0 , k 2=0 , k 3=0

Jadi vektor-vektor tersebut bebas linear.

2) Tentukan apakah vektor-vektor v1 =( 1,−2,3 ) , v 2=( 5,6,1 ) , v 3=(3,2,1) membentuk suatu


himpunan yang tak bebas secara linear atau himpunan bebas secara linear.

Penyelesaian:

Dalam bentuk komponen, persamaan vektor:

k 1 v́ 1 +k 2 v´2+ k 3 v́ 3=0

Menjadi:

k 1(1 ,−2,3)+ k 2 ( 5,6,1 ) +k 3 (3,2,1)=(0,0,0)

Ekuivalen dengan

k1 5 k 2 3 k3 0

[ 5 k1 6 k 2 k3 = 0
3 k1 2 k2 k3 0 ][]
Sehingga diperoleh persamaan:

k 1+5 k 2+3 k 3=0

5 k 1 +6 k 2+ k 3=0

3 k 1 +2 k 2 +k 3=0

Selesaikan dengan operasi baris elementer

1 5 3 0
Maka diperoleh matriks 0 6 8 ∨0
0 0 0 0 [ ]
Dari matriks terakhir diperoleh persamaan:

k 1+5 k 2+3 k 3=0 …(1)

16 k 2 +8 k 3=0 …(2)

16 k 2 =−8 k 3

3
−1
k 2= k
2 3

k 1+5 k 2+3 k 3=0 …(1)

−5
k 1+ k +3 k 3=0
2 3

1
k 1+ k =0
2 3

−1
k 1= k
2 3

Jika dimisalkan :

k 3=s

−1
Maka k 1= s
2

−1
k 2= s
2

Karena mempunyai penyelesaian maka membentuk himpunan yang tak bebas secara
linear atau bergantung linear.

2.2 Basis dan Dimensi

A. Basis

Defenisi

Jika V adalah sebarang ruang dan S = { v1 , v 2 , … , v n } adalah sebuah himpunan terhingga dari
vektor-vektor di dalam V, maka S disebut sebuah basis untuk V jika dua syarat berikut berlaku :

 S bebas linear

 S merentang V

Contoh :

1. Misalkan S = {e 1 ,e 2 , … ,e n } dengan :

e 1 = ( 1, 0, 0, … 0)

e 2 = ( 0, 1, 0, …. 0)

…………………

e u = ( 0, 0, 0, …, 1)

Himpunan S = {e 1 ,e 2 , … ,e n } adalah himpunan bebas linier

Tiap vektor v = { v1 , v 2 , … , v n } dalam Rn dapat ditulis :

v = { v1 e 1 , v2 e 2 , … , v n e n }

Jadi, S membangun Rn .

2. Tunjukkan jika,
4
v1 = ( 1, 2, 1 )

v 2 = ( 2, 9, 0 )

v3 = ( 3, 3, 4 )

S = { v1 , v 2 , v 3 } adalah sebuah basis untuk R3.

Jawab :

k 1 v 1 +k 2 v 2+ k 3 v 3=0

k 1 ( 1 ,2 , 1 ) +k 2 ( 2, 9 , 0 ) + k 3 ( 3 , 3 , 4 )=(0 , 0 ,0)

1 k 1 +2 k 2 +3 k 3=0

2 k 1 +9 k 2 +3 k 3=0

1 k 1 +0 k 2 + 4 k 3 =0

1 2 3 0 1 2 3 0

[ 2 9 3 0
1 0 4 0 ] [ = 0 5 −3 0
0 −2 1 0 ]
1 0 4 0 1 0 4 0

[ 0 1 1 0 = 0 1 1 0
0 −2 1 0 ][
0 0 −1 0 ]
1 0 0 0

[ 0 1 0 0
0 0 1 0 ]
Maka didapat :

k 1=k 2=k 3=0

Jadi, S = { v1 , v 2 , v 3 } bebas linier.

Jika b = (b 1 , b2 , b3 ) vektor sebarang dalam R3, apakah ada harga k 1 , k 2 , k 3 sedemikian sehingga
k 1 v 1 +k 2 v 2+ k 3 v 3=b ?

Jawab :

Jika k 1 ( 1 ,2 , 1 ) +k 2 ( 2, 9 , 0 ) + k 3 ( 3 , 3 , 4 )=(b1 ,b 2 , b 3)

1 k 1 +2 k 2 +3 k 3=b1

2 k 1 +9 k 2 +3 k 3=b2

1 k 1 +0 k 2 + 4 k 3 =b3

1 2 3 k1 b1

[ ][ ] [ ]
2 9 3 k 2 = b2
1 0 4 k3 b3

Karena determinan dari matriks

5
1 2 3

[ ]
A= 2 9 3 adalah -1
1 0 4

Maka A mempunyai invers sehingga ada k 1 , k 2 dan k 3 sedemikian sehingga

k 1 v 1 +k 2 v 2+ k 3 v 3=b 1 , b2 , b3

Jadi, S = { v1 , v 2 , v 3 } membangun R3

Karena S bebas linier dan membangun R3, maka S adalah basis untuk R3.

3. Himpunan S = { M 1 , M 2 , M 3 , M 4 }

M 1= [10 00] M 2= [ 00 10] M 3= [ 01 00 ] M =[00 01]


4

Adalah sebuah basis untuk vektor M 22 , sebab :

[ ac bd ]=a[ 10 00]+b [00 10]+ c [ 01 00 ]+d [ 00 01]


= aM 1 +b M 2+ c M 3 +d M 4

S membangun M 22

a [ 10 00]+ b[ 00 10]+ c [01 00]+ d [ 00 01 ]=[ 00 00 ]


[ ac bd ]=[ 00 00 ]
a=b=c=d

Jadi S bebas linier.

B. Dimensi

Definisi

 Ruang vektor real V disebut berdimensi berhingga bila V ruang nol atau bila basis
untuk V mempunyai berhingga banyaknya unsur.

 Ruang vektor real V disebut berdimensi tak berhingga bila V tidak berdimensi
berhingga: V memuat vektor tak nol dan setiap himpunan berhingga vektor di V
bukan merupakan basis untuk V.

2.3 Ruang Baris dan Kolom Matriks; Rank; Penerapan terhadap Pencarian Basis

A. Uraian dan contoh Definisi I:

Tinjauan matriks m x n

6
Vektor-vektor
r1 = (a11, a12,..........a1n)
r2 = (a21, a22,..........a1n)
.
.
.
rm = (am1, am2,..........amn)

yang dibentuk dari baris-baris matriks A dinamakan vektor-vektor baris dari


A. Vektor-vektor

yang dibentuk dari kolom-kolom matriks A


dinamakan vektor-vektor dari kolom A.
Ruang bagian dari Rn yang dibangun
oleh vektor-vektor baris dinamakan ruang baris dari A, dan ruang bagian dari Rm yang
dibangun oleh vektor-vektor kolom dinamakan ruang kolom dari A.
Contoh 1:
misalkan A =
[ 42 3 0
−5 6 ]
vektor-vektor baris dari A r1 = (4, 3, 0) dan r2 = (2, -5, 6).
Vektor-vektor kolom dari A adalah

c1 =
[ 42 ] [−53 ] [ 06]
, c2 = , c3 =

Teorema 1:
Operasi baris elementer tidak mengubah ruang nul suatu
matriks. Bukti:
Misalkan vektor-vektor baris dari matriks A adalah r 1, r2,...... rm, dan misalkan matriks B
di dapat dari A dengan melakukan operasi baris elementer. Kita akan memperlihatkan bahwa
tiap-tiap vektor di dalam ruang baris dari B juga berada dalam ruang baris dari A dan
sebaliknya. Tiap-tiap vektor di dalam ruang baris dari A berada di dalam ruang baris dari B.
Jika terjadi demikian, maka kita dapat menyimpulkan bahwa A dan B mempunyai ruang baris
yang sama. Jika operasi baris tersebut adalah pertukaran baris, maka B dan A mempunyai
vektor- vektor yang sama. Akibatnya A dan B mempunyai ruang baris yang sama. Jika
operasi baris tersebut adalah perkalian sebuah baris dengan sebuah skalar atau penambahan
kelipatan suatu baris pada baris yang lainnya, maka vektor-vektor r 1, r2, rm dari B adalah
kombinasi linear dari r1, r2,...... rm. Jadi vektor-vektor tersebut terletak di dalam ruang baris
dari A. dengan demikian maka setiap vektor dalam ruang baris dari B berada di dalam ruang

7
baris dari A. B didapat dari A dengan melakukan operasi baris, maka dapat diperoleh dari B
dengan melakukan operasi yang sebaliknya. Jadi tiap vektor dalam ruang baris dari A berada
di dalam ruang baris dari B.
Teorema 2:

Vektor-vektor baris yang tak nol di dalam sebuah bentuk echelon baris dari sebuah matriks A
membentuk sebuah basis untuk ruang baris dari A.

Bukti:

Menurut teorema 1, ruang baris sebuah matriks tidak berubah jika matriks tersebut direduksi menjadi
matriks echelon baris. Vektor-vektor baris tak nol dari matriks echelon baris selalu bebas linear, maka
vektor-vektor baris yang tak nol ini membentuk sebuah basis untuk ruang baris tersebut.

Contoh 2:

carilah sebuah basis untuk ruang yang dibangun oleh vektor-vektor: v1 = (1, -2, 0, 0, 3), v2 = (2, -5, -3,
-2, 6), v3 = (0, 5, 15, 10, 0) dan v4 = (2, 6, 18, 8, 6)

Jawab:

Ruang yang dibangun oleh vektor-vektor v1, v2, v3 dan v4 adalah ruang baris dari matriks:

Dengan melakukan operasi-operasi baris elementer, maka di dapat matriks-matriks berikut:

8
Matriks terakhir berbentuk matriks echelon baris. Vektor-vektor baris yang tak nol di dalam matriks ini
adalah w1 = (1, -2, 0, 0, 3), w2 = (0, 1, 3, 2, 0) dan w3 = (0, 0, 1, 1, 0). Vektor-vektor w1, w2, dan w3
membentuk sebuah basis untuk ruang matriks A . Akibatnya vektor-vektor w1, w2, w3 membentuk
sebuah basis untuk ruang yang dibangun oleh vektor- vektor v1, v2, v3 dan v4.

Teorema 3

Jika A adalah sebarang matriks, maka ruang baris dan ruang kolom dari A mempunyai dimensi yang
sama.

Bukti:

Vektor-vektor baris dari A adalah:


r1 = (a11, a12,...a1n)
r2 = (a21, a22,...a1n)
.

rm = (am1, am2,. . .amn)

misalkan ruang baris dari A mempunyai dimensi k, dan S = (b1, b2, bk) adalah sebuah
basis untuk ruang baris matriks A, di mana bj = (bi1, bi2, ......... bin). Karena S adalah sebuah
basis untuk ruang baris, maka setiap vektor dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari b1,
b2, bk.

maka
r1 = (c11 b1+ c12 b2 + c1k bk)
r2 = (c21 b1 + c22 b2 ... + c2k bk)
.

rm = (cm1 b1 + cm2 b2 ... + cmk bk)

sehingga di dapat
a1j = c11 b1j+ c11 b2j +... + c1k
bkj a2j = c21 b1j + c12 b2j +... +
c1k bkj

9
.

amj = cm1 b1j + cm2 b2j +... + cmk bkj

atau

Ruas kiri persamaan tadi adalah vektor kolom ke j dari matriks A, maka tiap vektor kolom
dari A terletak di dalam ruang yang dibangun oleh k vektor pada ruas kanan. Jadi ruang
kolom A mempunyai dimensi ≤ k. Karena k = dimensi (ruang baris dari A), maka dimensi
(ruang kolom dari A) ≤ dimensi (ruang baris dari A). Karena matriks A sebarang, maka
berlaku pula untuk At, yaitu dimensi (ruang kolom dari At) ≤ dimensi (ruang baris dari At).
Dengan demikian didapat dimensi (ruang baris dari A) ≤ dimensi (ruang kolom dari A). Jadi
dimensi (ruang baris dari A) = dimensi (ruang kolom dari A).

Definisi 2:
Dimensi ruang baris dan ruang kolom dari sebuah matriks A dinamakan rank dari A.

Teorema 4:
Jika A adalah sebuah matriks yang berordo m x n, maka pernyataan-pernyataan berikut
ekivalen satu sama lain.
a. A invertible.
b. A x = 0 hanya mempunyai satu pemecahan trivial.
c. A ekivalen baris dengan In.
d. A x = b konsisten untuk tiap-tiap matriks b yang berordo n x 1.
e. Determinan (A) ≠ 0.
f. A mempunyai rank n.
g. Vektor-vektor baris dari A bebas linear.
h. Vektor-vektor kolom dari A bebas linear.

Bukti:
Disini hanya akan diperlihatkan bahwa f ⇒ g.
f ⇒ g. Karena A mempunyai rank n maka ruang baris dari matriks A berdimensi n. Karena
ke n vektor baris dari A membangun ruang baris dari A, maka vektor-vektor baris dari A
bebas linear.

Teorema 5:
Sebuah sistem persamaan linear Ax = b konsisten jika dan hanya jika b dalam ruang dari
A.

10
Ternyata vektor b merupakan kombinasi linear dari vektor-vektor kolom dari matriks A. Jadi sistem A
x = b konsisten jika dan hanya jika b dalam ruang kolom matriks

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kebebasan linear adalah misalkan S={u´1+ u´2…+ un=} ´ adalah himpunan vektor
diruang vektor V. S dikatakan bebas linear (linearly independent). Jika SPL homogen;
´ k 2 u´2 …+kn un=
k 1 u1+ ´ 0́

Hanya mempunyai satu solusi (tunggal), yakni

k 1=0 , k 2=0 , … , kn=0

Jika solusinya tidak tunggal maka S kita namakan himpunan tak bebas linear
(bergantung linear/linearly depent).

Basis adalah Jika V adalah sebarang ruang dan S = { v1 , v 2 , … , v n } adalah sebuah


himpunan terhingga dari vektor-vektor di dalam V, maka S disebut sebuah basis untuk
V jika dua syarat berikut berlaku S bebas linear dan S merentang V. Dimensi adalah
Ruang vektor real V disebut berdimensi berhingga bila V ruang nol atau bila basis untuk
V mempunyai berhingga banyaknya unsur dan ruang vektor real V disebut berdimensi
tak berhingga bila V tidak berdimensi berhingga: V memuat vektor tak nol dan setiap
himpunan berhingga vektor di V bukan merupakan basis untuk V. Dalam ruang vektor
bukan hanya saja mengertahui kebebasan linear dan basis dan dimensi tetapi juga ruang
baris dan kolom matriks; rank; penerapan terhadap pencarian basis

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat jauh dari
kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu
pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas

12
DAFTAR PUSTAKA

Kusumawati, Ririen. (2014). Aljabar Linear dan Matriks. Malang. UIN Maliki Press

Evita Dewi, K. (2019). Ruang Vektor. Bandung. UNIKOM

13

Anda mungkin juga menyukai