Anda di halaman 1dari 13

MK TEORI PROBABILITAS

1. KONSEP DASAR PROBABILITAS


(PELUANG)
Dr. Ahmad Mubin, MT.

Pengantar

• Kesimpulan yang diambil dari hasil analisis data


kebenarannya tidaklah pasti, sehingga timbul persoalan
bagaimana keyakinan kita untuk mempercayai
kebenaran kesimpulan yang dibuat.
• Untuk ini diperlukan teori baru yang disebut
probabilitas (peluang).
• Teori ini antara lain membahas tentang ukuran atau
derajat ketidakpastian suatu kejadian

1
Pemahaman Konsep Probabilitas (1)

• Banyak kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang sulit


diketahui dengan pasti, apalagi kejadian di masa yg akan
datang.
• Meskipun kejadian-2 tersebut tidak pasti, kita bisa melihat
fakta-2 yg ada utk menuju derajat kepastian atau derajat
keyakinan bahwa sesuatu akan terjadi.
• Pemikiran mengenai probabilitas diawali dari pertanyaan
seorang bangsawan Prancis Chevalier de Mere (penjudi) kpd
Pascal (1623-1662), selanjutnya Pascal melakukan diskusi
melalui surat kpd Fermat (1601-1665).
• Saat ini konsep probabilitas telah dapat diterapkan pada
berbagai masalah yaitu sosial, teknik, kesehatan, biologi,
industri, transportasi, manajemen, akuntansi, pendidikan, dan
lain-lain.

Pemahaman Konsep Probabilitas (2)

• Probabilitas merupakan besarnya kesempatan


(kemungkinan) suatu peristiwa akan terjadi.
• Besarnya kesempatan dari suatu peristiwa akan terjadi
adalah antara 0 sampai dengan 1.
• Besarnya kesempatan ini dapat ditulis dalam bentuk
bilangan desimal, pecahan dan bentuk persen.
• Misal, probabilitas suatu peristiwa adalah 0,25 atau ¼
atau 25%.

2
RUANG SAMPEL (1)

• Ruang sampel didefinisikan sebagai himpunan


semua kemungkinan hasil suatu percobaan dan
dilambangkan dengan huruf S.
• Setiap kemungkinan hasil dalam suatu ruang
sampel disebut unsur atau anggota ruang sampel
tersebut, atau lebih singkat lagi sebagai titik
sampel.
• Misalnya ruang sampel S untuk percobaan
pelemparan sekeping uang logam dapat ditulis:
S = {G, A}
dengan G = sisi gambar dan A = sisi angka.

RUANG SAMPEL (2)

• Contoh 1.1:
Suatu percobaan berupa pelemparan dadu. Bila
yang diamati adalah nomor yang muncul di bagian
atas, maka ruang sampelnya adalah
S1 = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
Bila yang ingin diselidiki pada percobaan diatas
apakah nomor genap atau ganjil yang muncul,
maka ruang sampelnya menjadi:
S2 = {genap, ganjil}

3
RUANG SAMPEL (3)
• Contoh 1.2:
Misalkan kita mengambil
secara acak tiga produk yang
dihasilkan dari suatu proses
produksi di pabrik. Kemudian
setiap produk tersebut
diperiksa dan digolongkan
sebagai cacat (C) atau tidak
cacat (B). Untuk merinci atau
mendaftarkan semua anggota
ruang sampel yang
mengandung informasi
maksimum, dibuat diagram
pohon.

• Ruang sampelnya adalah


S = {CCC, CCB, CBC, CBB, BCC, BCB, BBC, BBB}

RUANG SAMPEL (4)

• Ruang sampel yang besar atau titik sampelnya tak


hingga paling baik diterangkan dengan sebuah
pernyataan atau yang dikenal sebagai notasi
pembangun himpunan.
• Misal, S = {x|x adalah kota berpenduduk lebih dari 1
juta jiwa}
yang dibaca; S adalah himpunan semua x dan x adalah
kota berpenduduk lebih dari 1 juta jiwa.
Demikian pula, jika S adalah himpunan semua titik (x,
y) pada lingkaran berjari-jari 3 dan berpusat di titik
asal, maka dapat ditulis:
S = {(x, y)|x2 + y2 = 9}

4
KEJADIAN (1)

• Kejadian dapat didefinisikan sebagai suatu


himpunan-bagian dari ruang sampel.
• Contoh 1.3:
Bila diketahui ruang sampel S = {t|t ≥ 0}, dimana t
menyatakan umur (tahun) suatu komponen mesin
tertentu, maka kejadian A bahwa komponen rusak
sebelum akhir tahun kelima adalah himpunan-bagian
A = {t|0 ≤ t < 5}. Himpunan A merupakan
himpunan-bagian dari ruang sampel S.

KEJADIAN (2)

• Kejadian sederhana dan kejadian majemuk


Bila suatu kejadian dapat dinyatakan sebagai sebuah
himpunan yang hanya terdiri dari satu titik sampel,
maka kejadian itu disebut kejadian sederhana.
Sedangkan kejadian majemuk adalah kejadian yang
dapat dinyatakan sebagai gabungan beberapa
kejadian sederhana.
• Contoh, terambilnya kartu wajik dari sekumpulan
kartu bridge dapat dinyatakan sebagai A = {wajik}
yang merupakan himpunan-bagian dari ruang
sampel S = {wajik, hati, sekop, klaver}. Jadi A
adalah kejadian sederhana. Sedangkan kejadian B =
{kartu merah} adalah kejadian majemuk, karena B
= {wajik  hati} = {wajik, hati}.
10

5
KEJADIAN (3)

• Ruang Kosong, atau ruang nol atau himpunan kosong


adalah himpunan-bagian ruang sampel yang tidak
mengandung satupun anggota. Kejadian ini diberi
lambang khusus .
• Hubungan antara kejadian dengan ruang sampelnya
dapat digambarkan dengan diagram Venn.
• Dalam diagram Venn ruang sampelnya digambarkan
sebagai empat persegi panjang, sedangkan kejadian
digambarkan sebagai lingkaran-lingkaran di dalam
persegi panjang tersebut.

11

KEJADIAN (4)

• Misal, sebagai ruang sampelnya adalah semua


mahasiswa perguruan tinggi tertentu. Kejadian A
adalah mahasiswa yang mengambil mata kuliah
kalkulus, kejadian B adalah mahasiswa yang
mengambil mata kuliah statistika dan kejadian C
adalah mahasiswa yang mengambil mata kuliah
kalkulus dan statistika.

12

6
PENGOLAHAN TERHADAP KEJADIAN (1)

1. Irisan atau interseksi dua kejadian


• Irisan dua kejadian A dan B dilambangkan dengan
A ∩ B, adalah kejadian yang mengandung semua unsur
persekutuan kejadian A dan B. Dengan kata lain,
A ∩ B = {x|x є A dan x є B} …………………………… (1.1)
dimana lambang є berarti ‘adalah anggota’ atau
‘termasuk dalam’. Dalam diagram Venn pada Gambar
diatas, kejadian C merupakan kejadian A∩B.
• Contoh 1.4:

Misalkan A = {3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10} dan B = {8, 10,


12, 14}, maka A ∩ B = {8, 10}.
Misalkan M = {a, i, u, e, o} dan N = {p, q, r},
maka M ∩ N = 

13

PENGOLAHAN TERHADAP KEJADIAN (2)

2. Kejadian saling terpisah


Dua kejadian A dan B dikatakan saling terpisah bila
A ∩ B = ; artinya A dan B tidak memiliki unsur
persekutuan.

14

7
PENGOLAHAN TERHADAP KEJADIAN (3)

3. Paduan dua kejadian


• Paduan dua kejadian A dan B, dilambangkan dengan A  B,
adalah kejadian yang mencakup semua unsur atau anggota A
atau B atau keduanya. Dengan kata lain,
A  B = {x|x є A atau x є B} …………………………. (1.2)
• Contoh 1.5:

Misalkan A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10} dan B = {8, 10,


12, 14}, maka A  B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12,
14}.
Misalkan M = {x|3 < x < 10} dan N = {y|5 < y < 14}, maka
M  N = N = { z|3 < z < 14}.

15

PENGOLAHAN TERHADAP KEJADIAN (4)

4. Komplemen suatu kejadian


• Komplemen suatu kejadian A relatif terhadap S adalah
himpunan semua anggota S yang bukan anggota A.
Komplemen A dilambangkan dengan A’. dengan kata lain,
A’ = {x|x є S dan x є A} …………………………… (1.3)
Contoh 1.5a:
Perhatikan ruang sampel S = {buku, pensil, penghapus,
penggaris, peta, kalkulator}. Jika A = {pensil, penghapus},
maka A’ = {buku, penggaris, peta, kalkulator}.

16

8
PENGOLAHAN TERHADAP KEJADIAN

5. Beberapa dalil

A∩=
A=A
A ∩ A’ = 
A  A’ = S
S’ = 
’ = S
(A’)’ = A

17

PELUANG SUATU KEJADIAN (1)

• Besarnya peluang kejadian A merupakan jumlah


peluang semua titik sampel yang menyusun
kejadian A.
• Jumlah ini disebut peluang A dan dilambangkan
dengan P(A). Sehingga peluang himpunan  adalah
nol dan peluang S adalah satu.
• Dengan kata lain, peluang suatu kejadian A adalah
jumlah peluang semua titik sampel dalam A.
Dengan demikian, maka:
1). 0 ≤ P(A) ≤ 1
2). P() = 0
3). P(S) = 1.

18

9
PELUANG SUATU KEJADIAN (2)

• Contoh 1.6
Jika sekeping uang logam dilemparkan dua kali, berapa
peluang sekurang-kurangnya sisi angka muncul sekali?
Jawab:
Ruang sampel bagi percobaan ini adalah
S = { AA, AG, GA, GG}
Dengan asumsi kedua sisi uang logam tersebut seimbang,
maka setiap kejadian mempunyai peluang yang sama untuk
terjadi. Besarnya peluang masing-masing yaitu ¼. Sehingga,
bila M menyatakan kejadian bahwa paling sedikit satu sisi
angka muncul, maka;
M = { AA, AG, GA}, dan P(M) = ¼ + ¼ + ¼ = ¾

19

PELUANG SUATU KEJADIAN (3)

• Bila suatu percobaan mempunyai N hasil percobaan yang


berbeda dan masing-masing mempunyai kemungkinan yang
sama untuk terjadi, dan bila tepat n di antara hasil percobaan
itu menyusun kejadian A, maka peluang kejadian A adalah

1.4

• Contoh 1.7:
Sebuah kotak berisi 30 kelereng yang identik kecuali
warnanya yang berbeda. 30 kelereng tersebut terdiri atas 10
warna biru, 15 warna putih dan sisanya warna kuning. Jika
diambil satu klereng secara acak dan tanpa melihat kedalam
kotak, berapa peluang yang terambil adalah kelereng warna
biru?, kelereng warna putih?, dan kelereng warna kuning?

20

10
HUBUNGAN EKSKLUSIF

• Kejadian-kejadian yang saling eksklusif (saling asing) yaitu apabila


terjadinya kejadian yang satu mencegah terjadinya kejadian yang
lain, dihubungkan dengan kata “atau”,
• Berlaku aturan: jika k buah kejadian E1, E2,……..Ek saling eksklusif,
maka peluang terjadinya E1 atau E2 atau………..atau Ek sama
dengan jumlah peluang tiap kejadian:
P(E1 atau E2 atau ………atau Ek) = P(E1) + P(E2) + P(Ek). ….. (1.5)

• Contoh 1.8:
Enam kejadian mata dadu yang nampak diatas ketika melakukan
undian dengan sebuah dadu merupakan kejadian-kejadian yang
saling eksklusif. Untuk dadu homogin, P(mata 1) = P(mata 2) =
……..= P(mata 6) = 1/6. Maka P(mata 1 atau mata 2 atau ….atau
mata 6) = P(1) + P(2) +.…+ P(6) = 1.
21

HUBUNGAN BERSYARAT

• Dua kejadian dikatakan mempunyai hubungan bersyarat jika


kejadian yang satu menjadi syarat terjadinya kejadian yang lain.
• P(A | B) disebut peluang bersyarat untuk terjadinya kejadian A
dengan syarat B.
P(A dan B) = P( B ). P(A | B) ; P(A  B) = P (B). P(A | B)
Jika A dan B independen (bebas), maka:
P(A | B) = P(A), sehingga, P( A dan B ) = P(A).P(B).
Untuk k buah kejadian E1, E2, …., Ek yang independen:
P(E1 dan E2 dan ….dan Ek) = P(E1).P(E2) ….P(Ek). …………. (1.6)
• Contoh 1.9:

Kita lakukan undian dengan sebuah mata uang sebanyak dua kali.
Ambil, A = nampak muka G pada undian pertama dan B = nampak
muka G pada undian kedua. Jelas A dan B dua kejadian yang
independen, maka:
P(A dan B) = P(A).P(B) = (1/2).(1/2) = ¼.
22

11
HUBUNGAN INKLUSIF

 Dua kejadian A dan mempunyai hubungan inklusif, berlaku


hubungan: atau A atau B atau kedua-duanya terjadi, dan
dinyatakan:

P(A dan atau B) = P(A) + P(B) – P(A dan B) ……………… (1.7)

• Contoh 1.10:
Misalkan A = menarik kartu Q dari tumpukan kartu bridge dan
B = menarik kartu “heart”. Berapa peluang menarik sebuah Q
dan atau sebuah “heart”?

23

SOAL LATIHAN

1. Bila satu buku diambil secara acak dari suatu rak yang berisi 2 kamus,
18 buku teks dan 5 novel, berapakah peluang bahwa; (a) novel
terpilih, (b) buku teks terpilih, dan (c) kamus terpilih
2. Peluang suatu perusahaan akan membangun pabriknya di kota
Surabaya 0,6, di kota Malang 0,7 dan peluang di kota Surabaya atau
Malang atau kedua-duanya 0,8. Berapa peluang pabrik itu dibangun di
kedua kota?.
3. Peluang sebuah mobil yang sedang diisi bensin juga memerlukan ganti
oli 0,25, peluang memerlukan saringan oli 0,40 dan peluang
memerlukan ganti oli dan saringan oli 0,14.
a. Bila oli perlu diganti, berapa peluangnya bahwa saringan oli juga
diperlukan?
b. Bila saringan oli diperlukan, berapa peluangnya bahwa oli juga
perlu diganti?

24

12
SOAL LATIHAN

4.Peluang sebuah pompa bensin kedatangan 0, 1, 2, 3, 4,


atau 5 atau lebih sepeda motor selama periode 10
menit tertentu berturut-turut adalah 0,01, 0,15, 0,26,
0,29, 0,12 dan 0,17. Hitunglah peluang bahwa dalam
periode 10 menit, pompa bensin tersebut kedatangan:
a. Lebih dari 3 sepeda motor
b. Paling banyak 4 sepeda motor
c. 4 atau lebih sepeda motor
d. Antara 1 sampai dengan 3 sepeda motor

25

13

Anda mungkin juga menyukai