Anda di halaman 1dari 10

“Pentingnya Prinsip Good Governance dalam Menangani Penyebaran COVID-19 di

Indonesia”

Oleh : Rika Ayu Purnama Sari (201810050311124), Muhammad Salim


(201810050311130), , Nenty Maurina Melia Gessy (201810050311148)

A. Latar Belakang
Mewabahnya virus Covid-19 di hampir seluruh dunia memaksa pemerintah di
berbagai negara harus siap dalam menangani permasalahan yang dihadapi melalui
kebijakan yang responsif dan tepat sasaran. Pandemi Covid-19 di Indonesia terhitung
sudah genap satu tahun sejak kasus pertama muncul pada bulan Maret tahun 2020 lalu.
Berbagai kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam upaya pencegahan
dan mengatasi permasalahan di tengah wabah covid-19. Mulai dari kebijakan social
distancing, physical distancing, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), New Normal,
hingga saat iini Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) khususnya
Jawa Bali.

Kebijakan (policy) adalah prinsip atau cara bertindak yang dipilih untuk mengarahkan
pengambilan keputusan. Kebijakan merupakan instrumen pemerintah, bukan saja dalam
arti government yang hanya menyangkut aparatur Negara, tetapi juga governance yang
menyentuh pengelolaan sumberdaya publik. Kebijakan pada intinya merupakan
keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan tindakan yang secara langsung mengatur
pengelolaan dan pendistribusian sumberdaya alam, finansial dan manusia demi
kepentingan publik (Suharto, 2008). Dari berbagai kebijakan yang telah diberlakukan
tersebut hingga saat ini dinilai belum mampu menuntaskan penyebaran wabah covid-19
di Indonesia. Hal tersebut karena masyarakat menilai pemerintah tidak konsisten dalam
memberlakukan kebijakan sehingga masyarakat tidak paham dengan aturan yang berlaku.
Persoalan inilah yang mengharuskan pemerintah mengerti prinsip dari good governance
dalam menjalankan pemerintahan di sebuah negara.

Untuk mencegah penyebaran serta penularan virus Corona menyebar luas, pemerintah
sudah seharusnya membuat kebijakan untuk menangani penyebaran virus ini. Dari
kebijakanyang dibuat oleh pemerintah ada kebijakan yang tertulis, dan ada pula kebijakan
yang tidak tertulis.Kebijakan tertulis misalnya seperti Undang-Undang (UU),
PeraturanPemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU), Peraturan Pemerintah (PP),
PeraturanPresiden (PERPRES), Peraturan Menteri (PERMEN), Peraturan Daerah
(PERDA),PeraturanBupati (PERBUP), Peraturan Walikota (PERWALI), dan lain-lain
termasuk Surat Keputusan (SK), dan Surat lainnya yang berasal dari pemerintah.
Sedangkan kebijakan tidak tertulis bentuknya berupa ajakan tidak tertulis yang berasal
dari pemerintah, tokohmasyarakat, tokoh adat, tokoh budaya, tokoh agama, yang berisi
larangan dan himbauanterkait dengan pencegahan dan penanganan COVID-19.

Misalnya terdapat beberapa kebijakan yang dikeluarkna oleh pemerintah seperti::


KEPPRES No. 11/2020 tentang PenetapanKedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19), PERPU Nomor 1Tahun 2O2O Tentang Kebijakan
Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untukPenanganan Pandemi Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau dalam rangkaMenghadapi Ancaman yang
Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau StabilitasSistem Keuangan; PP Nomor
21 Tahun 2020 Tentang Pembatasan Sosial Berskala BesarDalam Rangka Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), SuratEdaran No. 57/2020 Tanggal
28 Mei 2020 Tentang Perpanjangan Pelaksanaan Kerja dariRumah/Work From Home
(WFH) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) hingga 4 Juni 2020;Keputusan Presiden
(KEPPRES) No. 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana NonalamPenyebaran Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional, dan lain-lain.

Dengan demikian, kebijakan merupakan suatu ketetapan yang memuat prinsip-prinsip


yang mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuat secara terencana dan
konsisten untuk mengatasi masalah dan untuk mencapai tujuan tertentu. Pemimpin publik
(public leaders) harus mampu membuat kebijakan untuk mencapai “common good”.
Menurut Jones (dalam La Ode Muhammad Elwan, S.and A. Pramusinto, 2011),
Implementasi kebijakan bisa dengan mudah dimengerti secara teoritik dankonseptual,
namun tidak senantiasa demikian dalam bentuknya yang kongkrit, karenapelaksanaannya
secara nyata bukanlah sesuatu yang mudah.

Dari 34 Provinsi di Indonesia, berdasarkan laporan dari Satgas Covid 19 pertanggal


20 November 2020 Provinsi DKI Jakarta menjadi nomer satu karena memiliki jumlah
kasus terbanyak di Indonesia dengan presentase sebesar 25,4% diikuti Jawa Timur
dengan presentase sebesar 11,9%, dan Jawa Barat sebesar 9,6%. Untung merespon
banyaknya kasus yang terjadi di DKI Jakarta, Pemerintah DKI Jakarta yakni Gubernur
Anies Baswedan membentuk beberapa kebijakan publik seperti penetapan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) dan penetapan beberapa kebijakan lainnya seperti
himbauan beraktivitas dari rumah, meniadakan salat Jumat atau ibadah lainnya,
penundaan resepsi pernikahan, dan juga pelarangan warga ke luar Jakarta.
Kebijakankebijakan yang telah ditetapkan diharapkan dapat menekan angka persebaran
Covid 19 di Jakarta.

B. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan pada tulisan kali ini adalah penelitian kualitatif
dengan metode deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni
studi kepustakaan dengan mengumpulkan data dari buku, media kabar, maupun
jurnaljurnal penelitian sebelumnya. Fokus penulisanadalah kebijakan pemerintah DKI
Jakartaterkait penanganan Covid 19.
C. LANDASAN TEORI
1. Teori Good Governance

Good Governance merupakan tata kelola dalam suatu pemerintahan yang meliputi
penggunaan wewenang dalam hal ekonomi, politik, serta administrasi dalam hal
mengelola suatu negara. . Good Governance lebih diarahkan sebagai paduan

untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pemakaian sumber daya


organisasi sejalan dengan tujuan organisasi dan memberikan keuntungan
yang berarti. Tujuan dari diterapkannya Good Government Governance
dalam pemerintahan untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan
negara yang solid dan bertanggung jawab, serta efisiensi dan efektif dengan
menjaga kesinergisan interaksi yang konstruktif di antara domain-domain
negara, sektor swasta, dan masyarakat.

D. LITERATUR RIVIEW

No Nama Judul Hasil


1. Suhartoyo Governaance Services Against Transparansi dalam sistem
Pandemic Covid 19 as aform a good governance dalam
Good Governance penanggulangan pandemi
COVID-19 di berbagai
belahan dunia menjadi
kunci keberhasilan sejumlah
pemerintah di dunia.
Keterbukaan informasi,
ketepatan mobilisasi,
koordinasi pemerintah pusat
22 Akbar Bhayu Tamtomo.
(2020). dan daerah, serta
partisipasi masyarakat yang
solid menjadi dukungan inti
bagi terlaksananya
kebijakan publik yang
efektif. Kebijakan publik
yang efektif akan mampu
menjadi strategi nasional
yang dapat menekan kasus
penularan COVID-19.
2. Azhar, M., Government Strategy in Pemerintah tidak transparan
&Azzahra, H.A. Implementing the Good dalam penanganan dan
(2020) Governance during Covid 19 penyebaran informasi
Pandemic in Indonesia tentang wabah Covid-19 di
fase awal, menyebabkan
banyak penduduk di
Indonesia tidak memiliki
gambaran yang jelas atau
pengetahuan tentang
fenomena dan kondisi
terkini terkait dengan wabah
Corona.
3. Threat and fear in Indonesia. Pandemi global COVID-19
Psychological Trauma: Theory memberikan pelajaran dan
Research, practice and Policy tentu saja praktik langsung
kepada masyarakat melalui
penerapan tata kelola dan
kebijakan yang baik diambil
oleh pemerintah dalam
memutuskan sesuatu.
Implementasi yang baik tata
kelola secara kongkrit
dilakukan melalui produk
hukum dengan PSBB
bertindak sebagai sebuah
contoh. Untuk
melaksanakan tata kelola
yang baik ini, tentunya
pemerintah harus memiliki
pendekatan komunikasi
publik yang baik agar
publik mengetahui data
aktual dan langkah apa yang
harus dilakukan publik
dengan arahan yang telah
disusun secara sistematis
4. Aprista Ristyawati Efektifitas Kebijakan Dampak dari PSBB yang
(2020) Pembatasan Sosial Berskala berlaku, terutama berkaitan
Besar Dalam Masa Pandemi dengan kondisi
Corona Virus 2019 oleh perekonomian saat ini yang
Pemerintah Sesuai Amanat merosot drastis harus dapat
UUD NRI Tahun 1945 menjamin dan memastikan
terutama kepada kaum
menengah ke bawah mampu
memenuhi kebutuhannya.
Sebagai bentuk pemenuhan
kebutuhan masyarakat
tersebut, kewajiban negara
menjamin hak atas hidup
masyarakatnya dan tidak
terkurangi suatu apapun
harkat martabat
masyarakatnya. Tidak hanya
peran pemerintah saja dalam
penanganan kasus COVID-
19 ini, namun peran publik
dalam hal saling menjaga,
saling mengingatkan, dan
saling membantu satu sama
lain apalagi dikarenakan
dampak dari PSBB dalam
rangka pencegahan COVID-
19 ini dapat menekan
dampak negatif terutama dari
diterapkannya kebijakan
PSBB.
5. Imas Novita Optimalisasi Kebijakan Karena masih banyak
Juaningsih, 1 Pemerintah Dalam masyarakat yang kurangnya
Yosua Consuello, Penanganan Covid-19 pemahaman terhadap hal
2 Ahmad Terhadap Masyarakat ini, maka salah satu usulan
Tarmidzi, 3 Indonesia penulis yang paling tepat
Dzakwan untuk terlaksananya
NurIrfan4,(2020), Pembatasan Sosial Berskala
Besar yaitu dengan
memberikan beberapa
sosialisasi yang dilakukan
oleh tingkat pusat kepada
pemerintah daerah hingga
tingkat RT dan penerapan
sanksi tegas kepada
masyarakat yang tidak mau
tertib dalam melaksanakan
Pembatasan Sosial Berskala
Besar. Selain
memaksimalkan tes massal
seperti Korea Selatan, dan
memberikan subsidi listrik
kepada masyarakat 50%.
6. Meilinda Triana Kebijakan Pemerintah DKI Kebijakan publik yang
Pangaribuan Dan Jakarta Menangani Pandemi diimplementasikan oleh
Adis Imam COVID - 19 pemerintah DKI Jakarta
Munandar (2021) untuk menangani Covid 19
seperti kebijakan PSBB
yang tertuang dalam Pergub
nomor 33 Tahun 2020
bertujuan untuk menekan
laju persebaran covid 19 di
Jakarta. Namun, angka
kasus covid 19 di Jakarta
masih mengalami kenaikan.
Kebijakan dan upaya yang
dilakukan pemerintah DKI
Jakarta belum mampu
menekan persebaran covid
19 di Jakarta. Kebijakan dan
upaya yang dilakukan
dalam penanganan masih
mengalami hambatan yang
berasal dari faktor ketidak
patuhan masyarakat
terhadap protokol kesehatan
dan kebijakan PSBB yang
diterapkan pemerintah.
Selain itu, koordinasi yang
lemah antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah
akan menimbulkan
ketidakpastian
langkahlangkah stratgis dan
dapat menimbulkan
kebingungan publik dalam
memahami situasi pandemi.
7. Ni Nyoman Penerapan Kebijakan Keterlibatan pihak desa
Pujaningsih 1 , Pembatasan Kegiatan adat sangat membantu
I.G.A.AG Dewi Masyarakat (PKM) Dalam program pemerintah dalam
Sucitawathi P Penanggulangan Wabah menanggulangi Covid-
2(2020) COVID-19 DI Kota Denpasar 19,dikarenakan pihak
pengurus desa melalui
prajuru banjar lebih
memahami situasi dan
kondisi masyarakat di
lingkungannya.
Keterlibatan instansi lain
seperti TNI/Polri sangat
membantu demi
terciptanya keamanan serta
ketertiban selama kegiatan
PKM berlangsung. PKM
atau Pembatasan Kegiatan
Masyarakat ini bertujuan
untuk menekan angka
positif Covid 19 di
Denpasar. Melalui
berbagai rangkaian
pengawasan yang
dilakukan mulai dari hal
yang kecil hingga
pengawasan kegiatan
dalam jumlah besar.
Kebijakan PKM
memerlukan dukungan dan
kesadaran dari masyarakat
untuk mentaati, disiplin
guna mensukseskan
program pemerintah.
8. Julaiddin, 2Henny Kebijakan Hukum Di Tengah Upaya-upaya yang saat ini
Puspita Sari Penangan Wabah Corona dilakukan oleh pemerintah
(2020) Virus Diseases (COVID-19) adalah: kebijakan social
distancing/physical
distancing, perlindungan
bagi tenaga kesehatan
sebagai garda depan,
pembatasan sosial berskala
besar, transparansi
pemerintah dalam
penanganan pandemi
Covid-19, validitas data
hasil pemeriksaan. Untuk
penanganan wabah Covid-
19 ini, penegakan hukum
menjadi salah satu langkah
yang dipilih oleh
pemerintah.

Daftar Pustaka
Rahman, Budi, “Catatan Tipis Untuk pelayanan Publik yang Lebih Baik di Tengah
Indonesia Menghadapi Corona”Ombudsman Press
Handayani, Retno “Penanganan Wabah Covid-19 Dalam Pengamatan Ombudsman”,
Ombudsman Press
Malik, T.D., & Purwanto, E.A (2020) .Tata kelola Penanganan Covid 19 di
Indonesia.Gajah Mada University Press
Muis,A.R.C. (2020) Transparansi Kebijakan Publik Sebagai strategi Nasional Dalam
Menanggulangi Pandemi Covid 19
Suhartoyo, Governaance Services Against Pandemic Covid 19 as aform a Good
Governance. Administrative Law and Governance Journal 3 ,2020
Azhar, M., &Azzahra, H.A. (2020). Government Strategy in Implementing the Good
Governance during Covid 19 Pandemic in Indonesia.
Abdullah, I. (2020). COVID 19: Threat and fear in Indonesia. Psychological Trauma:
Theory Research, practice and Policy, 12 (5), 488-490
Roberts, Russell, “ Covid 19,Leadership and Lessons from Physics”, The Australian
Journal of Rural Health 28 (3),232,2020
Aprista Ristyawati, (2020), “Efektifitas Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
Dalam Masa Pandemi Corona Virus 2019 oleh Pemerintah Sesuai Amanat UUD NRI
Tahun 1945”, Administrative Law & Governance Journal. Volume 3 Issue 2,
Imas Novita Juaningsih, 1 Yosua Consuello, 2 Ahmad Tarmidzi, 3 Dzakwan
NurIrfan4,(2020), “Optimalisasi Kebijakan Pemerintah Dalam Penanganan Covid-19
Terhadap Masyarakat Indonesia”, Jurnal Sosial & Budaya Syar-i FSH UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Vol. 7 No. 6 (2020)
Meilinda Triana Pangaribuan Dan Adis Imam Munandar, “Kebijakan Pemerintah DKI
Jakarta Menangani Pandemi COVID - 19”, Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan
Volume 14, Nomor 1, Januari 2021 (1-9) ISSN 1979-5645, e-ISSN 2503-4952
Ni Nyoman Pujaningsih 1 , I.G.A.AG Dewi Sucitawathi P 2(2020), “Penerapan
Kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) Dalam Penanggulangan Wabah
COVID-19 DI Kota Denpasar”, Jurnal MODERAT” ,Volume 6, Nomor 3 Submitted 1
Agustus 2020, Reviewed 17 Agustus 2020, Publish 30 Agustus 2020
Julaiddin, 2Henny Puspita Sari (2020), Kebijakan Hukum Di Tengah Penangan
Wabah Corona Virus Diseases (COVID-19), Volume 2, Issue 4, Juni 2020

Anda mungkin juga menyukai