Anda di halaman 1dari 8

WASKITA: Jurnal Pendidikan Nilai dan Pembangunan Karakter Vol.5 No.

2 P-ISSN 2580-7005
https://doi.org/10.21776/ub.waskita.2021.005.02.9 E-ISSN 2655-8769

PROBLEMATIKA PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN


MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF TEORI HUKUM
KEADILAN BERMARTABAT

Franciscus Xaverius Wartoyo1, Teguh Prasetyo2


1,2
Universitas Pelita Harapan Karawaci Tangerang
1
Email: yoyokwartoyo97@gmail.com 2Email: teguh.praseto@uph.edu

Informasi Artikel:
Dikirim: (1 Agustus 2021) ; Direvisi: (1 Oktober 2021); Diterima: (25 Oktober 2021)
Publish (31 Oktober 2021)

Abstrak: Problematika Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Dalam Perspektif


Teori Hukum Keadilan Bermartabat. Adanya pembatasan kegiatan masyarkat selama pandemi
covid-19 telah menimbulkan berbagai permasalahan yang rumit. Kepatuhan terhadap regulasi dan
kebijakan pemerintah dalam mencegah penyebaran virus telah banyak diabaikan, sehingga
diperlukan kebijakan dengan pendekatan teori keadilan sosial bermartabat yang mampu menarik
simpati warga negara dan masyarakat Indonesia. Sehingga mereka mau melaksanakan peraturan-
peraturan yang diberlakukan pemerintah dan menyadari kepentingan peraturan itu sendiri dalam
mencegah wabah lebih jauh serta bersedia menaati aturan-aturan dengan tersebut dengan penuh
kesadaran dan demi kepentngan bersama karena sesungguhnya pembatasan kegiatan masyarakat
dalam masa pandemi saat ini, dilakukan untuk memanusiakan manusia agar selalu sehat, sehingga
upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran virus covid-19 mendapat dukungan dari warga
negara masyarakat Indonesia dengan penuh kesadaran untuk mematuhi segala bentuk protokol
kesehatan yang telah ditentukan.

Kata Kunci: pembatasan kegiatan, regulasi pemerintah, keadilan sosial, bermartabat.

Abstract: The Problems of Restricting Community Activities in the Perspective of Dignified


Justice Law Theory. The existence of restrictions on community activities during the Covid-19
pandemic has caused various complex problems. Compliance with government regulations and
policies in preventing the spread of the virus has been largely ignored, so a policy with a dignified
social justice theory approach is needed that is able to attract the sympathy of Indonesian citizens
and society. So that they want to implement the regulations imposed by the government and realize
the importance of the regulations themselves in preventing further outbreaks and are willing to
comply with these rules with full awareness and for the common interest because in fact the
limitation of community activities during the current pandemic is done to humanize humans so that
they are always healthy, so that the government's efforts to prevent the spread of the Covid-19 virus
get support citizens of the Indonesian society with full awareness to comply with all forms of health
protocols that have been determined.

Key Word: limitation of activities, government regulation, social justice, dignity.


Fransiscus Xaverius Wartoyo dan Teguh Prasetyo – Problematika Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat dalam Perspektif Teori Hukum Keadilan Bermartabat

PENDAHULUAN beberapa regulasi yang tepat, sehingga


Sejak adanya pandemi virus covid-19 tidak menimbulkan problematika yang
pada satu tahun silam tepatnya tanggal lebih buruk dengan adanya pembatasan
bulan Maret 2020, presiden telah sosial berskala besar tersebut, karena
mengeluarkan peraturan pemerintah yang karakter masyarakat yang kurang terhadap
ditanda tangani pada 31 Maret 2020 tentang kedisiplinan dalam mematuhi peraturan.
PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Berdasarkan penjelasan tersebut
Besar yaitu PP Nomor 21 Tahun 2020. dapat dirumuskan satu permasalahan yaitu
Adanya pembatasan itu sendiri, selain bagaimana peran negara dalam penegakan
untuk mencegah menyebarnya virus hingga pemberlakuan pembatasan kegiatan
pelosok daerah dengan cepat, ternyata juga masyarakat dalam perspektif Pancasila
memberi dampak pada kehidupan sehingga tidak menimbulkan dampak buruk
masyarakat dalam berbagai bidang, seperti bagi warga negara dan masyarakat
bidang ekonomi yang paling parah, dan Indonesia.
hingga saat sekarang menjadi problematika
masyarakat dengan perubahan penting METODE
dalam kehidupan masyarakat dan warga Metode penelitian hukum
negara dalam pemerintahan, perekonomian digunakan sebagai pendekatan pengkajian
dan agama, dari keakraban bermasyarakat, permasalahan yang dibahas berdasarkan
baik sosial ekonomi hingga agama, maupun perspektif normatif dengan landasan
kehidupan manusia karena makhluk sosial filosofi Pancasila, dan fakta dengan
tidak terlepas dari kepuasannya terhadap landasan literatur yang ada.
pergaulannya dalam masyarakat yang
bersifat berkumpul atau berkerumun. HASIL DAN PEMBAHASAN
Alenia keempat dalam pembukaan Dalam paparannya di webinar,
UUD RI 1945 menyebutkan bahwa: Guntur Hamzah menjelaskan bahwa faktor
“Kemudian daripada itu untuk utama dalam mencegah menyebarnya virus
membentuk suatu pemerintah Negara
pandemik covid-19 yaitu dengan melalui
Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia ...” kebijakan dan peraturan yang diundangkan.
Langkah-langkah kebijakan yang diambil,
Kalimat dalam pembukaan tersebut
pertama dan terpenting, merupakan payung
memberikan pernyataan bahwa negara
hukum yang jelas. Kedua, tersedianya
melindungi segenap bangsa Indonesia. Oleh
peraturan sebagai ukuran teknis dari
karena itu pemerintah perlu mengeluarkan

188
WASKITA Vol.5 No.2 Oktober 2021

kerangka hukum saat ini. Ketiga, adanya dengan mempertimbangkan keadaan


payung hukum untuk pemangku ekonomi masyarakat yang belum siap
kepentingan dalam menghambat mendapatkan sanksi lengkap di negara
menyebarnya covid-19, lebih lanjut Guntur tetangga. Mengingat implikasi dari
memberikan penjelasan untuk peraturan penerapan tersebut, maka akan berdampak
sebaiknya tidak terlalu ketat, tidak terlalu lebih langsung terhadap perekonomian
banyak peraturan dalam kuantitas, dan dalam negeri. Peran UMKM dalam
peraturan tersebut tidak dapat ditolak perjalanan perekonomian dalam negeri
(Hamzah, 2020). cukup besar sebab berhasil menopang
Pemerintah sebaiknya menggunakan sebanyak 60.34% PDB yang disumbang
teknologi sebagai bagian penting yang perlu oleh UMKM dan menyerap tenaga kerja
dibenahi untuk mendukung implementasi sebanyak 97,22% (Choirunnisa, 2020).
kebijakan. Jika teknologi bisa dijadikan Hal tersebut cukup layak untuk
media penyampai pada setiap kebijakan dijadikan faktor penyebab bagaimana
pemerintah, sehingga kebijakan pemerintah masyarakat terkesan mengabaikan wabah
bisa disampaikan ke publik, sehingga bisa dan aturan-aturan yang dibuat pemerintah
diterapkan dengan lancar, dan publik tersebut, seolah-olah tidak memperdulikan-
memahaminya dengan cara yang tidak nya, karena berbagai informasi itu dengan
banyak interpretasi. melibatkan publik mudah dapat diakses oleh masyarakat
dalam memahami peraturan pemerintah. melalui media sosial juga.
Seperti keputusan pemerintah tentang Banyak informasi virus corona yang
sanksi sosial utama, di mana pemerintah beredar di media sosial terlihat sangat
menerapkan penutupan ruang gerak massa. menakutkan. Berita itu juga belum dapat
Atau dapat dikatakan pemberian batas dipertanggungjawabkan kebenarannya,
wilayah hanya dapat dilakukan jika karena informasi yang bersumber dari
dianggap segera, karena jumlah korban jiwa negara, memberi jaminan untuk melindungi
telah meningkat secara signifikan di seluruh warga negara dan rakyat Indonesia,
wilayah tersebut. Namun, larangan dalam memajukan kesejahteraan umum,
Peraturan ini hanya berlaku di sekolah dan mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
hari kerja; membatasi aktivitas keagamaan serta dalam penyelenggaraan ketertiban
di masyarakat; serta pembatasan aktivitas di dunia. Hal itu tertuang dalam bait keempat
area dan tempat umum. Sekilas aturan ini UUD RI 1945. Tujuannya tidak lebih dari
dapat dianggap tidak efektif, namun jika kebebasan, perdamaian abadi, dan keadilan
mengacu pada faktor sosial ekonomi sosial. Jaminan tindak lanjut dialihkan ke
masyarakat, kebijakan ini dapat diterima, UUD RI 1945 (Wartoyo, 2020).

189
Fransiscus Xaverius Wartoyo dan Teguh Prasetyo – Problematika Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat dalam Perspektif Teori Hukum Keadilan Bermartabat

Jaminan tentang konstitusional bagi sebagai dasar negara (Sudjito, & Muhaimin,
penerapan undang-undang di bidang 2020).
kesehatan di dalam UUD RI 1945 terdapat Untuk menjamin keamanan manusia,
4 (empat) pasal. Pertama, Pasal 28A pada prinsip kedua dan kelima seperti
menyatakan bahwa “setiap orang memiliki "kemanusiaan yang adil dan beradab" dan
hak untuk hidup dan hak untuk "keadilan sosial untuk semua. Warga
mempertahankan hidupnya”. Kedua, Pasal negara Indonesia". Kata "hanya" Perintah
28H (1) menyatakan bahwa “setiap orang kedua dan kelima menjelaskan bahwa
berhak hidup lahir batin, mendapat tempat tuntutan keadilan atas tanah Indonesia
tinggal, lingkungan hidup yang layak dan merupakan kebutuhan nasional,
sehat, serta memperoleh akses pelayanan kesimpulannya berupa perintah pemerintah
kesehatan”. Ketiga, Pasal 34 (3) agar amanah ini dilaksanakan sesuai dengan
menyatakan bahwa “Negara bertanggung cita-cita Pancasila dan UUD RI 1945.
jawab atas penyediaan kesehatan dan Indonesia.
pelayanan publik yang memadai”. Wujud implementasi nilai Pancasila
Keempat, Pasal 28I (4) menyatakan bahwa pada setiap pelaksanaan kebijakan
“Negara bertanggung jawab atas pemerintah di masa Pandemi Covid-19
penyediaan kesehatan dan pelayanan dijelaskan Sabrina sebagaimana dikutip
masyarakat yang memadai”. oleh Hasrul (2020) berdasarkan penafsiran
Berdasarkan perspektif Pancasila, hal atas sila-sila dalam Pancasila. Pertama,
ini dapat dibangun di atas amanat Pancasila. “perintah Tuhan. Covid-19 adalah ciptaan
Pancasila merupakan bagian dari jati diri Tuhan Yang Maha Esa, penyebarannya
dan identitas bangsa Indonesia, karena adalah pengaturan Tuhan. Oleh karena itu,
membahas tentang Indonesia tidak dapat kita perlu meningkatkan keimanan dan
lepas dari Pancasila (Hastangka, 2019). dedikasi serta berdoa agar Covid-19 habis
Pancasila adalah dasar negara. Inilah atau teratasi sendiri atau bersama-sama, lalu
maksud dan tujuan pertama yang harus mendorong lebih banyak lagi kebiasaan
dicapai saat melakukan sidang BPUPKI. baik, seperti memberi bantuan atau
Melalui proses diskusi yang menarik, sedekah, dan lain sebagainya”.
elegan dan bijaksana, dapat disampaikan Kedua, prinsip kemanusiaan.
kesimpulan akhir bahwa Pancasila adalah Pelaksanaannya akan mempersiapkan
dasar dari bangsa Indonesia yang merdeka. rumah sakit misi dan pusat pelayanan
Oleh karena itu, tidak ada penyebutan lain kesehatan di kabupaten atau kota dengan
yang lebih spesifik tentang Pancasila peralatan kesehatan yang lengkap. Begitu

190
WASKITA Vol.5 No.2 Oktober 2021

juga dengan tenaga kesehatan, medis, adalah salah satu upaya yang dilakukan
keamanan, dan infrastruktur lainnya, serta pemerintah untuk menjegah persebaran
penyediaan layanan bagi orang yang virus corona (Santoso & Santoso, 2020).
dipantau, pasien positif Covid-19, dan Pemerintah dengan demikian telah
pemakaman. mengupayakan membantu warga negaranya
Memberikan sosialisasi dalam untuk menyekat penyebaran virus yang
kehidupan dan berperilaku sesuai praktik mematikan tersebut. Jujur saja cara
kesehatan dengan mensterilkan fasilitas melakukannya tidak sama, seperti
umum, kantor, tempat, komunitas, dan lain- menghindari kontak langsung dengan orang
lain. Selain itu, menerima dan merespon lain, apalagi orang asing. Hubungan
kebutuhan kesehatan dan kesehatan sehari- langsung seperti, seperti jabat tangan,
hari para tenaga kerja asing Indonesia yang pelukan, dan sebagainya. Oleh karena itu,
kembali ke negara asalnya. ketika berbicara dengan seseorang, seperti
Ketiga, ketetapan persatuan. Untuk yang direkomendasikan oleh pemerintah,
mengatasi masalah covid-19, pemerintah seseorang harus berada dalam jarak tiga
telah membentuk kelompok kerja multi kaki dari orang tersebut untuk mencegah
komponen dan mengajak seluruh cairan masuk ke dalam tubuh. Pemerintah
pemangku kepentingan untuk berpartisipasi merekomendasikan hal seperti ini kepada
aktif dalam mencegah penyebaran covid- banyak orang untuk menghindari risiko
19. Keempat, peraturan dalam demokrasi. virus corona.
Pada pelaksanaan peraturan dalam Pelaksanaan kewajiban konstitusio-
demokrasi dilakukan dengan memenuhi nal pemerintahan merupakan salah satu
kebutuhan, aspirasi, keinginan dan gerakan politik yang dapat menentukan cara
kontribusi suara masyarakat saat pandang pemerintahan. Masyarakat
mengalami kesulitan dalam kehidupannya membutuhkan landasan untuk
karena adanya pandemi Covid-19. Kelima, melaksanakan kebijakan dan tanggung
Negara Hukum. Masyarakat dan wraga jawab untuk melaksanakannya. Pemerintah
negara yang mengalami sakit karena covid- harus mengutamakan kepercayaan publik
19 menerima perawatan kesehatan gratis dalam mengevaluasi kebijakan publik yang
tanpa diskriminasi, bahkan di daerah atau positif. Artinya, pemerintah harus
komunitas yang membutuhkan sterilisasi, transparan dan efektif dalam
pelatihan, bantuan makanan, karantina mengkomunikasikan ketentuan regulasi dan
sementara, secara berkeadilan. kebijakan yang dibuatnya pada saat
“Sosial Distancing atau sekarang pandemi sehingga berlaku untuk sektor
disebut dengan Physical Distancing” masyarakat tertentu. Selain

191
Fransiscus Xaverius Wartoyo dan Teguh Prasetyo – Problematika Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat dalam Perspektif Teori Hukum Keadilan Bermartabat

implementasinya, dalam pelaksanaan kontra dari sudut pandang tertentu dan


monitoring yang dilakukan pemerintah penggunaan waktu yang tidak efisien.
dapat berkontribusi pada pencapaian Kurang patuhnya masyarakat dalam
kebijakan melalui kepercayaan publik mematuhi peraturan pemerintah merupakan
(Sakti, 2018). Oleh karena itu, kepatuhan salah satu bentuk ketidaktaatan yang terjadi
dalam pemantauan dan penegakan hukum sebagai akibat dari kesadaran pada
membutuhkan kerjasama antara pemerintah kenyataan sosial yang tidak mengganggu
pusat dan kabupaten. Dan dukungan negara atau menyakitkan. Salah satu
terhadap sarana dan prasarana dapat penyimpangan dari situasi ketidakpatu-han
mendorong warga untuk terus adalah tingkat kepercayaan sekelompok
menggulirkan kebijakan yang mematuhi orang untuk berpindah ke otoritas yang
regulasi terkait memutus mata rantai lebih bermakna.
pandemi virus tanpa mengorbankan Perlu kiranya diperhatikan bahwa
kegiatan lain ke TPA selain di roda bangsa Indonesia hendaknya memahami
ekonomi. berjalan lurus, dan aktivitas bahwa Pancasila sebagai ilmu, sebagai
sehari-hari orang seperti perayaan. yang filsafat dan tidak bertentangan dengan
tidak diganggu oleh politik. agama, hal itu merupakan dasar negara dan
Pada lain pihak, warga masyarakat pandangan hidup bangsa (Wibowo, 2020).
dianggap sebagai sentra kebijakan untuk Teori kebijakan hukum bagi para
menjalankan suatu program atau kebijakan pelanggar peraturan dan bagaimana
dengan baik. Merupakan tanggung jawab menaati suatu kepatuhan hukum agar
masyarakat yang sadar untuk menerapkan bejalan, dengan suatu pemerataan bentuk
sejumlah kebijakan untuk mencapai tujuan keadilan yang disebut teori hukum keadilan
ini dan menganalisis pengalaman yang telah bermartabat.
terjadi. Kemudian menyajikan informasi Tujuan hukum yang bermartabat
berupa perilaku sosial, persepsi terhadap mengacu pada Pancasila sebagai sumber
pelayanan pemerintah, dan kepercayaan inspirasi hukum bagi semua. Teori keadilan
terhadap otoritas, sebagai prediktor yang mulia menolak postulat sistem; Bekerja
dapat memperkuat kedisiplinan masyarakat menuju suatu tujuan, khususnya keadilan
(Fitriah, 2019). Mengingat hal lain dalam yang mulia, yang berarti hak asasi manusia
mematuhi kebijakan pemerintah jika (keadilan nge Wong ke Wong). Itulah
pemerintah dan masyarakat tidak bekerja sebabnya dalam Justicia dignna, Pancasila
sama, akan dapat menimbulkan pro dan mengejawantahkan nilai-nilai sentral sosial
politik, ekonomi, budaya dan lain-lain.

192
WASKITA Vol.5 No.2 Oktober 2021

Dalam keadilan yang mulia, negara tidak merasa tertindas dengan segala
Pancasila adalah jiwa rakyat (volksgeist). macam bentuk regulasi yang membuat
Rujukan kepada Pancasila sebagaimana warga tidak patuh, karena untuk
diperlukan pada tanggal 17 Agustus 1945 mematuhinya mesti mengorbankan
untuk mendeklarasikan Indonesia. aktivitas sehari-harinya dalam perputaran
Proklamasi menyerukan pembentukan roda ekonomi baik perdagangan maupun
sistem peradilan yang bersih sebagai hasil berkerumun, maka pemerintah telah
penyaringan dan perubahan pemahaman mengambil kebijakan-kebijakan yang
dan pemahaman konsep, aturan, dan prinsip sifatnya melalui pendekatan dalam
hukum yang digunakan oleh penjajah. berkeadilan sosial.
Dalam keadilan yang bermartabat, tujuan Keadilan sosial menurut teori
hukum harus memuaskan kebebasan hukum keadilan bermartabat perlu juga
dengan etos nasional. Tujuan ini disebut dipertimbangkan sebagai bagian dari
juga reformasi hukum (Rizky dkk, 2020). implementasi kebijakan pemerintah dalam
Sebagai dasar dan falsafah negara mengatur perundang-undangan maupun
pelaksanaan Pancasila perlu direalisasikan, ketentuan yang sifatnya pidana, sehingga
sehingga tertanam nilai-nilai Pancasila pendekatan keadilan bermartabat yang
dalam setiap perilaku warga negara, hal itu sesungguhnya dapat menjadi bagian dari
dapat mencegah terjadinya konflik antar simpati warga negara dalam mendukung
suku, agama, dan daerah serta menghindari peraturan dan kebijakan pemerintah
adanya keinginan pemisahan dari Negara tersebut. Tidak hanya itu saja, melainkan
Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena juga warga negara akan dengan senang hati
itu perlu dilakukan pemahaman secara dan taat mematuhi peraturan yang
berangsur-angsur kepada lapisan dijalankan oleh negara, seperti menjaga
masyarakat tentang Pancasila dan protokol kesehatan dalam masa pandemi
UndangUndang Dasar ’45, sehingga akan dengan 3M yaitu menggunakan masker,
timbul jiwa persatuan dan kesatuan mencuci tangan tiap saat, dan menjaga jarak
(Wartoyo, 2019). dengan orang lain.

DAFTAR RUJUKAN
PENUTUP
Pada dasarnya tidak ada masyarakat Chorunnisa, S., 2020, Corona virus desease
2019 (Covid-19) dalam perspektif
perorangan maupun golongan tertentu yang
filsafat ilmu, Justitia: Jurnal Ilmu
senang jika terpisah dari kelompoknya Hukum dan Humaniora, Vol. 7 No. 3,
pp. 535-346.
akibat peraturan physical distancing atau
Fitriah,.A.E, Iskandar, Z., Z., 2019, Faktor-
social distancing tersebut. Agar warga Faktor Psikolgis Sebagai Determinan

193
Fransiscus Xaverius Wartoyo dan Teguh Prasetyo – Problematika Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat dalam Perspektif Teori Hukum Keadilan Bermartabat

Kepatuhan Pajak: Studi Eksplorasi Nilai dan Pembangunan Karakter,


Pada Wajib Pajak, SYMPHATIC, Vol. vol. 4, no. 1, hal. 57-6.
6 No. 1, hal. 99-110. Wibowo, W., 2020, Merefleksi Demokrasi
Hamzah, M. Guntur, 2020, Konstitusi dan Pasca Pilpres 2019 Dalam
Kebijakan Publik dalam Mewujudkan Kesejahteraan Umum,
Penyelamatan Kehidupan Bersama. Waskita: Jurnal Pendidikan Nilai
Disampaikan pada Webinar Nasional dan Pembangunan Karakter, vol. 4,
APHTN-HAN Sumatera Utara. no. 1, hal. 67-80.
Selasa, 2 Juni 2020
Hasrul, M., 2020, Aspek Hukum
Pemberlakuan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) Dalam
Rangka Penanganan Covid-19.
Hastangka, 2019. Politik Pemaknaan Atas
Pancasila Pada Era Pascareformasi.
Waskita: Jurnal Pendidikan Nilai
Dan Pembangunan Karakter, vol. 2,
no 2, hal. 17-24.
Rizky, R.K., Kwang, V.C., Ethan, A., dan
Hartanto, B., 2020, Upaya
Pencegahan Terjadinya Diskriminasi
Pekerja Pasca Perawatan Covid-19
Ditinjau Dari Perspektif Teori
Keadilan Bermartabat, Jurnal
Lemhannas Vol. 8 No. 3,hal. 377-
390
Sakti, F.T., dan Fauzia, S.N., 2018,
Pengaruh Pengawasan Pajak Hotel
Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib
Pajak, JISPO, Vol. 8 No. 1, hal. 160-
173.
Santoso, D.H., dan Santoso, A., 2020,
Covid-19 Dalam Ragam Tinjauan
Perspektif, Cetakan Pertama,
Yogyakarta: Mbridge Press.
Sudjito, S., & Muhaimin, H., 2020,
Membudayakan Nilai-Nilai
Pancasila Dan Upaya Menangkal
Tumbuhnya Radikalisme Di
Indonesia, Waskita: Jurnal
Pendidikan Nilai dan Pembangunan
Karakter, vol. 2, no. 1, hal. 1-16.
Wartoyo, FX., 2019, Kearifan Lokal
Budaya Jawa Dalam Perspektif
Pancasila, Waskita: Jurnal
Pendidikan Nilai dan Pembangunan
Karakter, vol. 2, no. 2, hal. 83-88.
___________, 2020, Peran Negara
Menghadapi Problematika Hak Asasi
Manusia (HAM) Dalam Lingkungan
Hayati, Waskita: Jurnal Pendidikan

194

Anda mungkin juga menyukai