2 P-ISSN 2580-7005
https://doi.org/10.21776/ub.waskita.2021.005.02.9 E-ISSN 2655-8769
Informasi Artikel:
Dikirim: (1 Agustus 2021) ; Direvisi: (1 Oktober 2021); Diterima: (25 Oktober 2021)
Publish (31 Oktober 2021)
188
WASKITA Vol.5 No.2 Oktober 2021
189
Fransiscus Xaverius Wartoyo dan Teguh Prasetyo – Problematika Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat dalam Perspektif Teori Hukum Keadilan Bermartabat
Jaminan tentang konstitusional bagi sebagai dasar negara (Sudjito, & Muhaimin,
penerapan undang-undang di bidang 2020).
kesehatan di dalam UUD RI 1945 terdapat Untuk menjamin keamanan manusia,
4 (empat) pasal. Pertama, Pasal 28A pada prinsip kedua dan kelima seperti
menyatakan bahwa “setiap orang memiliki "kemanusiaan yang adil dan beradab" dan
hak untuk hidup dan hak untuk "keadilan sosial untuk semua. Warga
mempertahankan hidupnya”. Kedua, Pasal negara Indonesia". Kata "hanya" Perintah
28H (1) menyatakan bahwa “setiap orang kedua dan kelima menjelaskan bahwa
berhak hidup lahir batin, mendapat tempat tuntutan keadilan atas tanah Indonesia
tinggal, lingkungan hidup yang layak dan merupakan kebutuhan nasional,
sehat, serta memperoleh akses pelayanan kesimpulannya berupa perintah pemerintah
kesehatan”. Ketiga, Pasal 34 (3) agar amanah ini dilaksanakan sesuai dengan
menyatakan bahwa “Negara bertanggung cita-cita Pancasila dan UUD RI 1945.
jawab atas penyediaan kesehatan dan Indonesia.
pelayanan publik yang memadai”. Wujud implementasi nilai Pancasila
Keempat, Pasal 28I (4) menyatakan bahwa pada setiap pelaksanaan kebijakan
“Negara bertanggung jawab atas pemerintah di masa Pandemi Covid-19
penyediaan kesehatan dan pelayanan dijelaskan Sabrina sebagaimana dikutip
masyarakat yang memadai”. oleh Hasrul (2020) berdasarkan penafsiran
Berdasarkan perspektif Pancasila, hal atas sila-sila dalam Pancasila. Pertama,
ini dapat dibangun di atas amanat Pancasila. “perintah Tuhan. Covid-19 adalah ciptaan
Pancasila merupakan bagian dari jati diri Tuhan Yang Maha Esa, penyebarannya
dan identitas bangsa Indonesia, karena adalah pengaturan Tuhan. Oleh karena itu,
membahas tentang Indonesia tidak dapat kita perlu meningkatkan keimanan dan
lepas dari Pancasila (Hastangka, 2019). dedikasi serta berdoa agar Covid-19 habis
Pancasila adalah dasar negara. Inilah atau teratasi sendiri atau bersama-sama, lalu
maksud dan tujuan pertama yang harus mendorong lebih banyak lagi kebiasaan
dicapai saat melakukan sidang BPUPKI. baik, seperti memberi bantuan atau
Melalui proses diskusi yang menarik, sedekah, dan lain sebagainya”.
elegan dan bijaksana, dapat disampaikan Kedua, prinsip kemanusiaan.
kesimpulan akhir bahwa Pancasila adalah Pelaksanaannya akan mempersiapkan
dasar dari bangsa Indonesia yang merdeka. rumah sakit misi dan pusat pelayanan
Oleh karena itu, tidak ada penyebutan lain kesehatan di kabupaten atau kota dengan
yang lebih spesifik tentang Pancasila peralatan kesehatan yang lengkap. Begitu
190
WASKITA Vol.5 No.2 Oktober 2021
juga dengan tenaga kesehatan, medis, adalah salah satu upaya yang dilakukan
keamanan, dan infrastruktur lainnya, serta pemerintah untuk menjegah persebaran
penyediaan layanan bagi orang yang virus corona (Santoso & Santoso, 2020).
dipantau, pasien positif Covid-19, dan Pemerintah dengan demikian telah
pemakaman. mengupayakan membantu warga negaranya
Memberikan sosialisasi dalam untuk menyekat penyebaran virus yang
kehidupan dan berperilaku sesuai praktik mematikan tersebut. Jujur saja cara
kesehatan dengan mensterilkan fasilitas melakukannya tidak sama, seperti
umum, kantor, tempat, komunitas, dan lain- menghindari kontak langsung dengan orang
lain. Selain itu, menerima dan merespon lain, apalagi orang asing. Hubungan
kebutuhan kesehatan dan kesehatan sehari- langsung seperti, seperti jabat tangan,
hari para tenaga kerja asing Indonesia yang pelukan, dan sebagainya. Oleh karena itu,
kembali ke negara asalnya. ketika berbicara dengan seseorang, seperti
Ketiga, ketetapan persatuan. Untuk yang direkomendasikan oleh pemerintah,
mengatasi masalah covid-19, pemerintah seseorang harus berada dalam jarak tiga
telah membentuk kelompok kerja multi kaki dari orang tersebut untuk mencegah
komponen dan mengajak seluruh cairan masuk ke dalam tubuh. Pemerintah
pemangku kepentingan untuk berpartisipasi merekomendasikan hal seperti ini kepada
aktif dalam mencegah penyebaran covid- banyak orang untuk menghindari risiko
19. Keempat, peraturan dalam demokrasi. virus corona.
Pada pelaksanaan peraturan dalam Pelaksanaan kewajiban konstitusio-
demokrasi dilakukan dengan memenuhi nal pemerintahan merupakan salah satu
kebutuhan, aspirasi, keinginan dan gerakan politik yang dapat menentukan cara
kontribusi suara masyarakat saat pandang pemerintahan. Masyarakat
mengalami kesulitan dalam kehidupannya membutuhkan landasan untuk
karena adanya pandemi Covid-19. Kelima, melaksanakan kebijakan dan tanggung
Negara Hukum. Masyarakat dan wraga jawab untuk melaksanakannya. Pemerintah
negara yang mengalami sakit karena covid- harus mengutamakan kepercayaan publik
19 menerima perawatan kesehatan gratis dalam mengevaluasi kebijakan publik yang
tanpa diskriminasi, bahkan di daerah atau positif. Artinya, pemerintah harus
komunitas yang membutuhkan sterilisasi, transparan dan efektif dalam
pelatihan, bantuan makanan, karantina mengkomunikasikan ketentuan regulasi dan
sementara, secara berkeadilan. kebijakan yang dibuatnya pada saat
“Sosial Distancing atau sekarang pandemi sehingga berlaku untuk sektor
disebut dengan Physical Distancing” masyarakat tertentu. Selain
191
Fransiscus Xaverius Wartoyo dan Teguh Prasetyo – Problematika Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat dalam Perspektif Teori Hukum Keadilan Bermartabat
192
WASKITA Vol.5 No.2 Oktober 2021
Dalam keadilan yang mulia, negara tidak merasa tertindas dengan segala
Pancasila adalah jiwa rakyat (volksgeist). macam bentuk regulasi yang membuat
Rujukan kepada Pancasila sebagaimana warga tidak patuh, karena untuk
diperlukan pada tanggal 17 Agustus 1945 mematuhinya mesti mengorbankan
untuk mendeklarasikan Indonesia. aktivitas sehari-harinya dalam perputaran
Proklamasi menyerukan pembentukan roda ekonomi baik perdagangan maupun
sistem peradilan yang bersih sebagai hasil berkerumun, maka pemerintah telah
penyaringan dan perubahan pemahaman mengambil kebijakan-kebijakan yang
dan pemahaman konsep, aturan, dan prinsip sifatnya melalui pendekatan dalam
hukum yang digunakan oleh penjajah. berkeadilan sosial.
Dalam keadilan yang bermartabat, tujuan Keadilan sosial menurut teori
hukum harus memuaskan kebebasan hukum keadilan bermartabat perlu juga
dengan etos nasional. Tujuan ini disebut dipertimbangkan sebagai bagian dari
juga reformasi hukum (Rizky dkk, 2020). implementasi kebijakan pemerintah dalam
Sebagai dasar dan falsafah negara mengatur perundang-undangan maupun
pelaksanaan Pancasila perlu direalisasikan, ketentuan yang sifatnya pidana, sehingga
sehingga tertanam nilai-nilai Pancasila pendekatan keadilan bermartabat yang
dalam setiap perilaku warga negara, hal itu sesungguhnya dapat menjadi bagian dari
dapat mencegah terjadinya konflik antar simpati warga negara dalam mendukung
suku, agama, dan daerah serta menghindari peraturan dan kebijakan pemerintah
adanya keinginan pemisahan dari Negara tersebut. Tidak hanya itu saja, melainkan
Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena juga warga negara akan dengan senang hati
itu perlu dilakukan pemahaman secara dan taat mematuhi peraturan yang
berangsur-angsur kepada lapisan dijalankan oleh negara, seperti menjaga
masyarakat tentang Pancasila dan protokol kesehatan dalam masa pandemi
UndangUndang Dasar ’45, sehingga akan dengan 3M yaitu menggunakan masker,
timbul jiwa persatuan dan kesatuan mencuci tangan tiap saat, dan menjaga jarak
(Wartoyo, 2019). dengan orang lain.
DAFTAR RUJUKAN
PENUTUP
Pada dasarnya tidak ada masyarakat Chorunnisa, S., 2020, Corona virus desease
2019 (Covid-19) dalam perspektif
perorangan maupun golongan tertentu yang
filsafat ilmu, Justitia: Jurnal Ilmu
senang jika terpisah dari kelompoknya Hukum dan Humaniora, Vol. 7 No. 3,
pp. 535-346.
akibat peraturan physical distancing atau
Fitriah,.A.E, Iskandar, Z., Z., 2019, Faktor-
social distancing tersebut. Agar warga Faktor Psikolgis Sebagai Determinan
193
Fransiscus Xaverius Wartoyo dan Teguh Prasetyo – Problematika Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat dalam Perspektif Teori Hukum Keadilan Bermartabat
194