Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM: Efektifitas Pemanfaatan Aplikasi ASARA (Asa Anti


Rasuah) dalam Pemantauan Kinerja Pemerintah di Masa Pandemi Covid-19
BIDANG KEGIATAN: PKM GAGASAN FUTURISTIK KONSTRUKTIF

Diusulkan Oleh:
072011333006 Sandhy Triatmaja Angkatan 2020
072011333010 Elvina Maslukha Ramadhania Angkatan 2020
072011333019 Aisyah Noer Aisyah Angkatan 2020
072011333081 Aulia Thaariq Akbar Angkatan 2020
072011333084 Leony Avellince Wimantha Angkatan 2020

UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
DAFTAR ISI
Halaman Sampul……………………………………………………………………
HalamanPengesahan………………………………………………………………..
Daftar Isi…………………………………………………………………………….
Bab 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………..
1.1 Latar Belakang………………………………………………….......
1.2 Perumusan Masalah………………………………………………...
1.3 Tujuan Kegiatan…………………………………………………….
Bab 2 SKENARIO GAGASAN…………………………………………………...
2.1 Ide ( Tema, Judul, Premis )…………………………………………
2.2 Sinopsis Panjang……………………………………………………
2.3 Rancangan Treatment……………………………………………….
2.4 Rancangan Naskah Skenario………………………………………..
Bab 3 TAHAP PELAKSANAAN…………………………………………………
3.1 Alat dan Bahan……………………………………………………...
3.2 Proses Pembuatan……………………………………………….......
Bab 4 BIAYA DAN JADWAL……………………………………………………
4.1 Anggaran Biaya……………………………………………………..
4.2 Jadwal Kegiatan……………………………………………………

i
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing…………………….
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan………………………………………...
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas……………
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana……………………………………
Lampiran 5. Gambaran Kondisi Futuristik yang Diangankan……………………...

ii
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berawal pada Maret 2020 virus covid-19 mulai memasuki Indonesia dan
pertambahan kasus semakin melonjak. Upaya-upaya pemerintah dalam menekan
angka kasus covid-19 sangat beragam, salah satunya adalah program lockdown.
Dengan adanya program tersebut, masyarakat dihimbau untuk melakukan segala
aktivitas di rumah atau work from home. Seiring berjalannya waktu, dampak
covid-19 tidak hanya berpengaruh pada bidang pendidikn, kesehatan masyarakat,
namun dampaknya juga dirasakan pada perekonomian masyarakat yang menurun
akibat terbatasnya ruang gerak dalam melakukan aktivitas bekerja. Menanggapi
hal itu, pemerintah Indonesia berupaya untuk menjaga stabilitas kehidupan
masyarakat dengan memberikan bantuan sosial pada keluarga terdampak covid-
19. Sangat disayangkan pada November 2020 terungkap kasus korupsi bansos
oleh menteri sosial.
Di Indonesia korupsi disebut sebagai budaya bangsa Indonesia dikarenakan
sejak dahulu pejabat negara kerap kali mengabaikan aspirasi masyarakat dalam
upaya membangun kemakmuran bangsa. Seiring berjalannya waktu, tidak ada
pembenahan mengenai kasus korupsi yang sudah disebut budaya oleh masyarakat
bangsa Indonesia, sudah beribu-ribu kali mengadakan pemilu namun tetap tidak
ada visi ataupun misi yang terealisasikan kepada masyarakat, justru yang ada
semakin memakmurkan golongan elite dan memberi penderitaan kepada golongan
bawah.
Dengan keberadaan era digital, masyarakat sering memanfaatkan smartphone
sebagai acuan dalam berbagai bidang kehidupan yang bisa dibilang dunia berada
didalam lipatan dimana selalu bisa memantau berita-berita luar negeri tanpa harus
ke luar negeri. Umumnya pada smartphone terdapat banyak varian aplikasi,
misalnya saja aplikasi untuk mengedit foto, menghubungi sahabat maupun kerabat
yang jauh, hingga bisa mengetahui berita politik yang terbarukan dari seluruh
belahan dunia. Tidak bisa disangkal bahwa smartphone menjadi bagian hidup dari
masing-masing individu karena mereka memanfaatkannya sebagai bisnis untuk
menyambung hidup dan lainnya.
Namun belum ada aplikasi yang berfungsi sebagai penampung aspirasi atau
pendapat masyarakat tentang kinerja pemerintah. Masalah utama pada
pemerintahan Indonesia ialah penyimpangan fungsi dan kewenangan pemerintah,
yang seharusnya menjadi wadah aspirasi masyarakat, tapi pada kenyataannya
berbandin terbalik dengan fungsi seharusnya. Hadirlah ASARA sebagai bala
bantuan masyarakat kecil atau golongan bawah dalam menampung aspirasinya
dan memberikan informasi terbarukan mengenai kinerja pemerintah selama
pandemi covid-19, dengan begitu masyarakat dari golongan manapun akan
2

terbantu dalam mengetahui apa saja yang dilakukan pemerintah dalam memajukan
bangsa dan memberantas korupsi yang menjadi masalah turun temurun dalam
bangsa.
1.2 Rumusan Masalah
Seperti latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, dapat dirumuskan
masalah dalam proposal ini yaitu :
a. Bagaimana aplikasi ASARA dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara
efektif?
b. Apakah aplikasi ASARA sudah sepantasnya bisa membantu masyarakat
dalam menampung aspirasinya dan memberikan informasi mengenai
kinerja pemerintah?
1.3 Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dari kegiatan ini diantaranya yaitu meminimalisir tindak korupsi
pada pandemi covid-19 seperti saat ini agar perekonomian bangsa Indonesia tidak
semakin menurun, dengan terciptanya aplikasi pemantau kinerja pemerintah ini,
diharapkan masyarakat Indonesia mau untuk memberikan saran maupun keluhan
terhadap kinerja aparat pemerintahan demi stabilitas negara di berbagai aspek
kehidupan.
3

BAB 2. SKENARIO GAGASAN


2.1 Ide ( Penentuan Tema, Judul, Premis )
a. Tema:
PKM-GFK (Gagasan Futuristik Konstruktif) bertujuan untuk memotivasi
partisipasi mahasiswa dalam mengelola imajinasi, persepsi dan nalarnya,
memikirkan tatakelola yang futuristik namun konstruktif sebagai upaya
pencapaian tujuan SDGs (Sustainable Development Goals) di Indonesia
ataupun solusi keprihatinan bangsa Indonesia
b. Judul:
Aplikasi Pemantau Kinerja Pemerintah dalam Menangani Korupsi di Masa
Pandemi
c. Premis:
Teknik penyusunan yang digunakan dalam proposal PKM (Pekan
Kreativitas Mahasiswa) ini adalah teknik analisis bahan dengan metode
silogisme yang menggunakan pola berfikir deduktif. Metode deduktif ini
berpangkal dari pemajuan premis mayor, kemudian diajukan premis
minor, dari kedua premis tersebut kemudian ditarik suatu kesimpulan atau
conclusion.
Premis mayor yang dimaksud adalah aturan akan ditarik konklusi. Adapun
dalam proposal ini yang dimaksud dengan premis mayor adalah aturan
hukum dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana yang telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, sedangkan premis minor dalam penelitian hukum ini
adalah fakta hukum dalam tindak pidana korupsi yang tidak saja terbatas
di sektor publik, namun juga di sektor swasta bahkan lembaga dan
perusahaan internasional yang beroperasi di suatu negara.
Patut dicatat bahwa di Indonesia, definisi korupsi terbatas untuk sektor
publik mengingat demikianlah batasan definisi korupsi sesuai dengan UU
Antikorupsi (UU no 31/1999 jo UU 20/2001). Sesuai dengan UNCAC
(United National Convention Against Corruption) definisi korupsi tidak
saja mencakup korupsi di sektor publik, namun juga di sektor swasta
maupun lembaga/organisasi/perusahaan asing yang beroperasi di suatu
negara.
2.2 Sinopsis Panjang
Sebagian masyarakat menilai tingkat korupsi meningkat selama
pandemic virus corona atau Covid-19. Hasil survei yang dilakukan
4

Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan sebanyak 39,6 persen


responden menilai korupsi meningkat dalam kurun dua tahun terakhir.
Berdasarkan survei via panggilan telepon tersebut, sebanyak 13,8 persen
responden menyatakan tingkat korupsi menurun di masa pandemi.
Sementara 31,9 persen responden menyatakan tak terjadi perubahan dan
sebanyak 14,8 persen responden lainnya tidak berpendapat.
Hasil survei di masa pandemi menunjukkan orang yang
menyatakan korupsi meningkat lebih banyak ketimbang masyarakat yang
memiliki persepsi korupsi menurun. Hal tersebut sebagai indikasi persepsi
masyarakat terhadap korupsi yang masih negatif, sama ketika sebelum
pandemi.
Intinya, di masa pandemi ini, berapa pun jumlahnya, orang yang
menyatakan korupsi meningkat masih jauh lebih banyak dibanding yang
menyatakan korupsi menurun.
Adapun kebutuhan akan transparansi sebagai konsep yang makna
keterbukaannya sungguh-sungguh, menyeluruh dan memberi tempat bagi
partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam proses pengelolaan
sumber daya publik. Transparansi menyangkut berbagai aspek kehidupan
di bidang politik, ekonomi dan bisnis, sosial dan kebudayaan. Tumbuh dan
berkembangnya transparansi hanya dimungkinkan dalam masyarakat yang
menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan moral di segala bidang. Hanya
dalam masyarakat yang transparan – yang menjunjung tinggi etika dan
moral – keadilan dapat ditegakkan.
Ketiadaan transparansi telah menimbulkan dampak negatif yang
sangat luas dan merugikan masyarakat. Ketidaktransparanan telah
menimbulkan distorsi dalam alokasi sumber daya, menumbuhkan
ketidakadilan, dan membuat ketidakberdayaan hukum dan perundang-
undangan. Ketiadaan transparansi juga telah menyuburkan praktek-praktek
korupsi, dan penyalahgunaan wewenang serta kekuasaan di sektor swasta,
sektor publik maupun kehidupan masyarakat yang lebih luas.

Disadari bahwa proses mewujudkan masyarakat yang transparan


memerlukan komitmen yang kuat dari semua lapisan masyarakat. Proses
ini perlu secepatnya dimulai dan dilaksanakan secara bertahap dengan
memprioritaskan sektor-sektor yang secara langsung berhubungan dengan
kepentingan publik. Dalam hubungan ini momentum reformasi harus
dimanfaatkan sebaik-baiknya, untuk menciptakan iklim yang kondusif ke
arah terwujudnya Sistem Integritas Nasional.

Untuk mendorong terwujudnya Sistem Integritas Nasional


diperlukan sebuah organisasi independen dan terbuka bagi setiap
5

penduduk. Untuk itu dipandang perlu untuk mendirikan organisasi dengan


kesadaran dan kepedulian sebagaimana diuraikan di atas dengan nama
Masyarakat Transparansi Indonesia.

Di sisi lain, Indonesia Corruption Watch atau ICW menyoroti


kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi sepanjang 2020. Sepanjang tahun
lembaga antirasuah dinilai lebih banyak mengumbar kontroversi
ketimbang menunjukan prestasi. Mulai dari menurunnya jumlah
tangkap tangan, kegagalan meringkus buronan, problematika
kepemimpinan komisioner, termasuk pelanggaran etika. sampai pada
minimnya mengusut perkara-perkara besar. Hal ini memperparah
keadaan dimana alokasi anggaran yang tidak tepat sasaran.

Semakin melemahnya KPK tak lepas dari arah politik hukum


Indonesia yang lebih memilih melucuti kewenangan lembaga
antirasuah melalui perubahan regulasi, dari pada menguatkan
lembaga anti rasuah tersebut. Tidak bisa dipungkiri, variabel
keberhasilan penegakan hukum juga berada pada seberapa jauh
dukungan dari cabang-cabang kekuasaan, salah satunya Presiden
sebagai pimpinan eksekutif.

2.3 Rancangan Treatment


a. Konten Aplikasi
b. Metode Penyampaian Penggunaan Aplikasi
2.4 Rancangan Naskah Skenario
Tolak Ukur Persiapan Penerimaan Aplikasi oleh Masyarakat
( Kuesioner )
6

BAB 3. TAHAP PELAKSANAAN


3.1 Alat dan bahan
-Alat : -Bahan :
1. Laptop 1. Komponen pembuatan aplikasi
2. Kamera
3. Microphone
4. Hard disk
3.2 Tahap Pembuatan
- TAHAP PERENCANAAN
1. Penentuan kategori PKM yang akan dibuat
2. Penyusunan ide
3. Konsultasi dengan dosen pembimbing
-TAHAP PELAKSANAAN
1. Pembuatan proposal PKM
2. Pembuatan video ilustrasi dari aplikasi ASARA yang akan diunggah ke kanal
youtube
3. Pembuatan aplikasi
a. Brainstorming, pada tahap ini akan disusun kebutuhan apa saja yang
diperlukan dalam pembuatan aplikasi, serta menelaah lebih lanjut kegunaan
aplikasi bagi pengguna (fitur apa saja yang tersedia)
b. Pembuatan dokumen Software Requirement Specification, bertujuan untuk
menjelaskan cara pengembangan dari sebuah software
c. Porotyping software untuk mengeksplorasi ide sebelum memulai
pengembangan aplikasi
d. Coding dan Testing
e. Repeat
-TAHAP EVALUASI
Setelah melakukan tahap pelaksanaan, maka diperlukan untuk melakukan evaluasi
terhadap hasil kerja dari tim PKM-GFK "Aplikasi ASARA" untuk
7

mengidentifikasi kendala dan kekurangan apa saja yang terdapat pada tahap
pelaksanaan. Tahap evaluasi sangat penting bagi tim untuk mengembangkan
aplikasi menjadi lebih baik
8

BAB 4. BIAYA DAN PEMBUATAN


4.1 Rekapitulasi Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya


1. Perlengkapan 950.000
2. Bahan habis pakai 345.000
3. Pembuatan aplikasi 8.000.000
4. Perjalanan 500.000
5. Lain-lain 20.000
Total (Rp) 9.815.000
4.2 Jadwal Kegiatan

Pelaksanaan
No Jadwal Kegiatan
Hari Hari Hari Hari Hari
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
1. Riset topik dan studi pustaka
2. Penyusunan ide dan konsep
3. Pembuatan video
4. Editing
5. Pengunggahan video

DAFTAR PUSTAKA
9

Suparman, Fana 2020, Survei LSI: 39,6% Masyarakat Menilai Tingkat Korupsi
Meningkat,Berita Satu, dilihat 7 Februari 2021,
https://www.beritasatu.com/nasional/694383/survei-lsi-396-masyarakat-
menilai-tingkat-korupsi-meningkat

Anda mungkin juga menyukai