Muhammad Syukur
Universitas Indonesia
realmhdsyukur@gmail.com
Abstract
Abnormal conditions caused by COVID-19 have forced the state to work harder in fulfilling
the community welfare. One of the efforts is to provide an economic stimulus through social
assistance. Law Number 2 of 2020 as a policy product. The method is normative juridical
research. Addressing legal issues in terms of conflict of norms and norm effectiveness. The
goal of this study is to encourage the state and society to be better prepared to face the
COVID-19 crisis by complying with government’s norms and instructions. An evaluation
needs to be executed related to cooperation, synergy, supervision, transparency, justice, and
anti-corruption integrity.
Abstrak
Kondisi Abnormal yang disebabkan COVID-19 memaksa negara untuk lebih bekerja keras
dalam memenuhi kesejahteraan masyarakatnya. Salah satu upayanya adalah memberikan
stimulus ekonomi berupa bantuan sosial kepada masyarakat. Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2020 adalah salah satu produk kebijakan. Sebenarnya tujuannya sama, yaitu
memenuhi kesejahteraan sosial masyarakat sesuai dengan Pasal 4 Undang-Undang No. 11
Tahun 2009. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif.
Mengangkat isu hukum berupa konflik norma dan efektivitas norma. Terdapat tiga
pembahasan; Pertama, terkait pengaturan hukum penyaluran bantuan sosial COVID-19 di
Indonesia; Kedua, mengkritik penerapan produk kebijakan yang tersedia dalam pemenuhan
aspek keadilan dan memitigasi risiko penyalahgunaan bantuan sosial COVID-19; dan Ketiga,
mengkritik relevansi produk kebijakan dengan prinsip dan kerangka dasar antikorupsi.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah untuk mendorong negara serta masyarakat lebih siap
menghadapi krisis COVID-19 dengan mematuhi norma dan instruksi pemerintah. Evaluasi
harus dilakukan terkait kerjasama, sinergitas, pengawasan, transparansi yang berkeadilan
dan memiliki integritas anti-korupsi.
Kata Kunci: Bantuan Sosial, COVID-19, Keadilan, Antikorupsi.
135
Muhammad Syukur
137
Muhammad Syukur
Berdasarkan latar belakang dan penelitian ini juga mengangkat isu berupa
rumusan masalah yang telah disampaikan, efektifitas norma. Penelitian ini juga
maka ditetapkan tujuan dilakukannya melakukan penelusuran historis dan
penelitian ini adalah untuk: gramatikal terkait klasifikasi model situasi
a. Mendeskripsikan serta juga darurat yang pernah terjadi di Indonesia.
mengidentifikasi kelemahan dari Penulis akan mengkritisi klaim negara
produk kebijakan yang dibuat atas melalui produk kebijakannya dapat
dasar untuk berdaya kontrol terhadap memitigasi risiko penyalahgunaan bantuan
berjalannya program distribusi sosial COVID-19, dan pada akhirnya
bantuan sosial; mewujudkan penerapan kebijakan yang
b. Mengidentifikasi efektifitas regulasi berkeadilan serta menjalankan kerangka
dari sudut pandang relasi kekuasan dasar anti korupsi dengan sistem sosial
serta dampaknya di relasi sosial; kontrol yang dapat
c. Memberikan preskripsi kebijakan dipertanggungjawabkan.
untuk mendorong efektifitas dari Pendekatan yuridis normatif
target yang ingin diwujudkan negara merupakan penelitian hukum yang
serta mendorong evaluasi kinerja dari dilakukan dengan meneliti bahan pustaka
pengawasan dan atau data sekunder sebagai bahan dasar
pengimplementasian regulasi. untuk diteliti dengan melakukan
penelusuran pada peraturan- peraturan dan
Manfaat Penelitian literatur-literatur yang berkaitan dengan
Manfaat teoritis dari penelitian ini permasalahan yang diteliti (Soekanto, dan
yaitu, berguna untuk mengedukasi Mamudji, 2001: 13-144).
masyarakat terkait pentingnya sinergitas Dengan demikian penelitian ini akan
dalam hal fungsi pengawasan yang diarahkan kepada pendekatan kualitatif
berguna terhadap memitigasi rIsiko yang mana akan menjawab permasalahan
penyalahgunaan kewenangan. Sedangkan dengan menggunakan justifikasi argumen
manfaat praktis penelitian ini diharapkan yang sebelumnya telah dilakukan upaya
mampu membangkitkan dialektika kritis pemeriksaan data penelitian dalam rangka
dalam menghadapi kondisi abnormal pengujian validitas dan reliabilitas hasil
berupa pandemi COVID-19 ini, penelitian.
memanfaatkan segala bentuk bantuan Penelitian ini menggunakan 1 (satu)
sosial yang diberikan oleh negara sembari teori utama dan 1 (satu) teori pendukung.
bersamaan saling menjalankan fungsi Teori utama yang digunakan dalam
pengawasan. penelitian ini adalah theory of justice (teori
keadilan). Penulis mengutip pandangan
Metodologi Penelitian teori keadilan dari sudut pemikiran John
Pada penelitian ini, jenis metode Rawls.
penelitian yang digunakan adalah Dalam hal ini penulis akan
penelitian yuridis normatif atau juga memberikan pemahaman terkait
dikenal dengan doktrinal. Mengangkat isu kebutuhan akan perangkat prinsip yang
hukum berupa adanya potensi konflik digunakan untuk memberikan hak-hak
norma yang ada pada produk kebijakan dasar dan kewajiban-kewajiban dasar
terkait penyaluran dana bantuan sosial serta kebutuhan untuk menentukan
COVID-19 dan upaya pemerintah dalam bagaimana seharusnya keuntungan dan
memitigasi risiko penyalahgunaan alokasi beban masyarakat didistribusikan. Jadi,
bantuan sosial COVID-19. Tidak hanya itu, tampak alami untuk berpikir tentang
138
Mitigasi Risiko Penyalahgunaan Bantuan Sosial COVID-19
Berdasarkan Teori Keadilan dan Perspektif Antikorupsi
139
Muhammad Syukur
suatu konsep welfare state, produk dalam keadaan darurat. Pertama, tertulis
kebijakan diterapkan tidak hanya bersifat dalam Pasal 12 UUD 1945 “Presiden
pelayanan (service), dan bantuan (charity), menyatakan keadaan bahaya. Syarat-
namun juga bersifat melindungi syarat dan akibatnya keadaan bahaya
(protection), dan juga memiliki sifat ditetapkan dengan undang-undang.” Kedua,
pencegahan (prevention) terhadap masalah- tertulis dalam Pasal 22 Ayat (2) UUD 1945
masalah sosial. Ideologi welfare state “Dalam hal ihwal kegentingan yang
sesungguhnya telah ada didalam konstitusi memaksa, Presiden berhak menetapkan
Indonesia (Suharto, 2016). peraturan pemerintah sebagai pengganti
Secara tatanan konsep, perlindungan undang-undang.”
sosial adalah suatu tindakan terhadap Dari kedua ketentuan tersebut, dapat
publik yang diambil untuk mengurangi diketahui adanya 2 (dua) keadaan menurut
kemiskinan, kerentanan, dan UUD 1945, yaitu keadaan bahaya; dan hal
ketidaksetaraan (UNESCAP, 2012). ihwal kegentingan yang memaksa.
Secara operasional perlindungan sosial Pemakaian istilah (legal terms) dalam kedua
dapat didefinisikan sebagai serangkaian Pasal tersebut jelas berbeda. Dalam Pasal
inisiatif pemerintah yang diciptakan untuk 12, mengatur mengenai kewenangan
menyediakan 4 (empat) skema utama: Presiden sebagai kepala negara, sedangkan
pelayanan sosial, bantuan sosial, asuransi Pasal 22 Ayat (1) berada dalam ranah
sosial, dan kebijakan pasar kerja. (domain) pengaturan berupa norma
Berdasarkan pernyataan kempat skema pengecualian atas fungsi legislatif (Jimly
tersebut, skema pelayanan sosial dan Asshiddiqie, 2017: 206).
bantuan sosial memiliki relevansi yang Berdasarkan pandangan Jimly
mendekati untuk penelitian ini. Asshiddiqie, keadaan atau ihwal
Di Indonesia, sistem kebijakan terkait kegentingan yang memaksa menurut Pasal
perlindungan kesejahteraan dapat 22 Ayat (1) itu lebih luas pemaknaannya
ditemukan dalam beberapa produk dari pada keadaan bahaya menurut Pasal 12
peraturan perundang-undangan. Didalam UUD 1945. Ketentuan mengenai “keadaan
UUD 1945 terdapat penekanan pada bahaya” dalam Pasal 12 dipandang
perlindungan sosial, bahwa negara harus menekankan sifat bahaya yang mengancam,
mengembangkan sistem jaminan sosial sedangkan “kegentingan yang memaksa”
bagi seluruh masyarakat (UUD 1945: vide dalam Pasal 22 Ayat (1) lebih menekankan
Pasal 34 Ayat 2). Didalam Undang-Undang aspek kebutuhan hukum yang bersifat
No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan mendesak dan terkait dengan persoalan
Sosial (UU Kesejahteraan Sosial), waktu yang terbatas Jimly Asshiddiqie,
menyatakan bahwa negara bertanggung 2017: 207).
jawab atas penyelenggaraan kesejahteraan Dalam hal ini, disatu sisi ada unsur
sosial (UU Kesejahteraan Sosial: vide Pasal “reasonable necessity”, tetapi di sisi lain
4). berhadapan dengan kendala “times limit”.
Namun, hal yang menjadi perhatian Dengan demikian, terdapat 3 (tiga) unsur
untuk diteliti adalah keberlangsungan penting yang secara bersama-sama
klaim negara dalam hal pemenuhan membentuk pengertian keadaan bahaya
kesejahteraan sosial dalam masa pandemi yang menimbulkan kegentingan yang
COVID-19 yang penulis pandang termasuk memaksa, yaitu (1) unsur ancaman yang
kondisi darurat dalam bernegara. Dalam membahayakan (dangerous threat); (2)
ketentuan UUD 1945 mengatur 2 (dua) unsur kebutuhan yang mengharuskan
kualifikasi ketentuan mengenai negara (reasonable necessity); dan (3) Unsur
141
Muhammad Syukur
keterbatasan waktu (limited time) yang Arsil dan Qurrata Ayuni, 2020: 440).
tersedia (Jimly Asshiddiqie, 2017: 208). Klasifikasi skema hukum negara
Selain kedua model diatas, ditemukan darurat yang ada di Pasal 22 Ayat (1) UUD
adanya konsep kedaruratan lain yang 1945 sebenarnya mengadopsi gagasan
diatur dengan undang-undang dalam yang disampaikan oleh Ferejohn dan
peraturan perundang-undangan yang Pasquino mengenai legislative model
berlaku di Indonesia. Menariknya terdapat (Ferejohn dan Pasquale, 2004: 210-239).
beberapa undang-undang yang memiliki Ferejohn dan Pasquino berpendapat
konsep kedaruratan dan menggunakan bahwa di negara-negara demokrasi maju
juga istilah darurat, tetapi tidak dalam kondisi darurat tidak perlu selalu
menempatkan Pasal 12 UUD 1945 sebagai mengaktivasi kedaruratan berdasar
konsiderans dalam undang- undang konstitusi.
tersebut (Fitria Arsil dan Qurrata Ayuni, Pendekatan kedaruratan berdasar
2020: 433). Beberapa diantara undang- undang-undang justru lebih banyak dipilih.
undang yang memiliki ciri kedaruratan Pendekatan Ferejohn dan Pasquino yang
adalah: Undang-Undang Nomor 24 Tahun menekankan peran besar legislatif dalam
2007 Tentang Penanggulangan Bencana; kondisi darurat dianggap menarik karena
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 selama ini kekhawatiran yang selalu
Tentang Penanganan Konflik Sosial; menjadi perhatian adalah besarnya
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 kekuasaan eksekutif dalam kondisi darurat
Tentang Kekarantinaan Kesehatan; dan yang melakukan peran constitutional
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2016 dictatorship (Fitria Arsil dan Qurrata
Tentang Pencegahan dan Penanganan Ayuni, 2020: 442).
Krisis Sistem Keuangan. Berdasarkan narasi yang telah tertulis
Keempat undang-undang ini tidak sebelumnya, penulis hanya ingin
merujuk Pasal 12 UUD 1945 sebagai dasar membawa pembaca kepada relevansi
penetapan status dengan ciri kedaruratan dasar hukum keadaan darurat bernegara
tertentu. Dengan demikian, pemberlakuan akibat pandemi COVID-19. Terhadap
keempat undang-undang tersebut tidak berbagai jenis produk kebijakan pelaksana
menyebabkan berlakunya hukum darurat, terkait alokasi anggaran negara kepada
sistem hukum yang berlaku adalah sistem program-program pemberian bantuan
hukum normal. Namun, demikian masing sosial dari berbagai sumber instansi dan
masing undang-undang tersebut mengenal juga regulasi pula.
diksi status kedaruratan. Kementerian Keuangan Republik
Konsep kedaruratan dalam peraturan Indonesia memiliki regulasi kebijakan
perundang-undangan yang berlaku saat ini terbaru, yaitu Peraturan Menteri Keuangan
memiliki karakter khas masing-masing. Hal Nomor 43/PMK.05/ 2020 tentang
ini melahirkan jangkauan pengaturan Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Belanja
kedaruratan dari masing-masing Negara dalam Penanganan Pandemi
perundangan yang juga berbeda dalam Coronavirus Disease 2019 (PMK 43/2020).
menyelesaikan berbagai lingkup Dalam PMK 43/2020 dikatakan bahwa
permasalahan yang berbeda. Oleh karena pelaksanaan penyaluran belanja bantuan
itu, diperlukan ketepatan pembentuk sosial pada kementerian negara/lembaga
kebijakan untuk mengidentifikasi jenis dalam bentuk uang dapat dilakukan melalui
kedaruratan yang terjadi dan ruang bank/pos penyalur kepada penerima
kebijakan apa yang diperlukan untuk bansos sesuai dengan Peraturan Menteri
menghadapi situasi darurat tersebut (Fitria Keuangan Nomor 228/PMK.05/2016
142
Mitigasi Risiko Penyalahgunaan Bantuan Sosial COVID-19
Berdasarkan Teori Keadilan dan Perspektif Antikorupsi
143
Muhammad Syukur
145
Muhammad Syukur
sebanyak 3 (tiga) tahap yaitu Rp 12 Triliun Seperti pada akhir Tahun 2016 saja,
di tahap pertama, serta tahap kedua dan sebanyak 66.884 km jalan desa berhasil
ketiga sebesar Rp 24 Triliun (Publikasi terbangun, 511,9 km jembatan, 1.819 unit
Kemenkeu, 2018). Pada Tahun 2019 alokasi pasar desa, 14.034 unit sumur, 686 unit
dana desa mencapai Rp 70 Triliun embung, 65.998 drainase, 12.596 unit
(Kompas.com, 2019). Kemudian pada irigasi, 11.296 unit PAUD, 3.133 unit
Tahun 2020 dana desa dialokasikan sebesar Polindes, 7.524 Posyandu, 38.184 unit
Rp 72 Triliun (Kemenkeu, 2019). penahan tanah, 1.373 unit tambatan
perahu, 16.295 unit air bersih, dan 37.368
unit MCK. Hal demikian adalah catatan baik
sebagai bentuk kepedulian pemerintah
kepada masyarakatnya (Detikfinance,
2017).
Namun, Pemerintah masih
mempunyai banyak hal untuk dievaluasi.
Di program Dana Desa saja masih banyak
terjadi perilaku korupsi. Indikasi
terjadinya perilaku korupsi pada sektor
program dana desa terjadi disebabkan oleh
banyak faktor. Seperti, kucuran dana yang
Gambar 1
besar tanpa ada sistem kontrol data yang
mumpuni, cakupan wilayah program yang
Dalam SE No. 11 Tahun 2020 tersebut luas, literasi antikorupsi yang belum
di Angka (5) bahwa KPK menghimbau dijadikan sebagai kerangka dasar
peran aktif masyarakat untuk berlangsungnya program, dan faktor-
mensukseskan program bantuan sosial, faktor minor serta mayor lain dapat
dan meminimalisir risiko terjadinya menjadi sebabnya.
tindakan korupsi. Hasilnya adalah telah
Semenjak pandemi COVID-19
ada temuan yang dilansir detiknews.com
mewabah di Indonesia, program dana desa
bahwa Direktorat Tindak Pidana Korupsi
diubah fungsinya menjadi program
Bareskrim Polri menemukan 102 kasus
penanggulangan serta pemulihan ekonomi
dugaan penyelewengan dana bantuan
di tingkat desa melalui program Bantuan
sosial COVID-19 di 20 wilayah polda. Kasus
Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD)
terbanyak terdapat di Sumatera Utara.
tanggap COVID-19. Kewenangan
Kemudian, dari temuan yang dilansir menjalankan program BLT DD diberikan
kompas.com, bahwa seorang kepala dusun kepada Kementerian Desa, Pembangunan
dan anggota Badan Permusyawaratan Desa Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
(BPD) di Desa Banpres, Kecamatan (Kemendes PDTT) bersinergi dengan
Tuah Negeri, Kabupaten Musi Kementerian terkait sesuai maksud dan
Rawas, Sumatera Selatan, ditangkap polisi. tujuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
Keduanya diduga telah memotong dana 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara
(BLT) milik warga yang terdampak Covid- dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk
19. Penanganan Pandemi COVID-19 dan/atau
Sejak program Dana Desa dijalankan, Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang
memang banyak hal yang terealisasikan, Membahayakan Perekonomian Nasional
terutama dibidang pembangunan desa. dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan
146
Mitigasi Risiko Penyalahgunaan Bantuan Sosial COVID-19
Berdasarkan Teori Keadilan dan Perspektif Antikorupsi
Penutup
Gambar 2 Kesimpulan
1. Negara melalui UUD 1945
memandatkan untuk dijaminnya
147
Muhammad Syukur
148
Mitigasi Risiko Penyalahgunaan Bantuan Sosial COVID-19
Berdasarkan Teori Keadilan dan Perspektif Antikorupsi
149
Muhammad Syukur
Republik Indonesia (Perpres BANSOS non Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji.
Tunai), Peraturan Presiden tentang (2001). Penelitian Hukum Normatif
Penyaluran Bantuan Sosial Non (Suatu Tinjauan Singkat). Rajawali
Tunai, Perpres No. 63 Tahun 2017, Pers. Jakarta.
LN Tahun 2017 No. 156.
Suharto, Edi (2008). Kebijakan Sosial
Republik Indonesia (Perpres), Peraturan sebagai Kebijakan Publik. Cetakan
Presiden tentang Komite Kedua. Alfabeta. Bandung.
Penanganan Coronavirus Disease
2019 (COVID-19) dan Pemulihan Suharto, Edi, Juni Thamrin, Michael Cuddy
Ekonomi Nasional, Perpres No, 82 and Eammon Moran (2006),
Tahun 2020. LN Tahun 2020 No 178. Strengthening Social UNDP (2011).
Human Development Report:
Republik Indonesia (UU Kesejahteraan Sustainability and Equity, A Better
Sosial), Undang-Undang tentang Future for All. UNDP. New York
Kesejahteraan Sosial, UU No. 11
Tahun 2009, LN Tahun 2009 No. 12, Suharto, Edi. (2015). Peran Perlindungan
TLN No. 4967. Sosial Dalam Mengatasi
Kemiskinan Di Indonesia: Studi
Republik Indonesia (UU Penanggulangan Kasus Program Keluarga Harapan.
Bencana), Undang-Undang tentang Jurnal Sosiohumaniora 17(1): 23.
Penanggulangan Bencana, UU No. 24
Tahun 2007, LN Tahun 2007 No. 66, UNESCAP (2012). Research Framework for
TLN No. 4723. the Analysis of Social Protection
focusing on Income Support
Republik Indonesia (UU Penanggulangan Schemes in Asia and the Pacific.
Bencana), Undang-Undang tentang UNESCAP. Bangkok.
Penanggulangan Bencana, UU No.
24 Tahun 2007, LN Tahun 2007 No. WHO. Covid-19 Disease outbreak situation,
66, TLN No. 4723. https://www.who.int/emergencies/
dise ases/novel-coronavirus-
2019?gclid=Cjw. 18 May 2020.
150