Anda di halaman 1dari 16

Prosiding INTEGRITAS 2020

Mitigasi Risiko Penyalahgunaan Bantuan Sosial


COVID-19 Berdasarkan Teori Keadilan dan
Perspektif Antikorupsi

Muhammad Syukur
Universitas Indonesia

realmhdsyukur@gmail.com

Abstract
Abnormal conditions caused by COVID-19 have forced the state to work harder in fulfilling
the community welfare. One of the efforts is to provide an economic stimulus through social
assistance. Law Number 2 of 2020 as a policy product. The method is normative juridical
research. Addressing legal issues in terms of conflict of norms and norm effectiveness. The
goal of this study is to encourage the state and society to be better prepared to face the
COVID-19 crisis by complying with government’s norms and instructions. An evaluation
needs to be executed related to cooperation, synergy, supervision, transparency, justice, and
anti-corruption integrity.

Keywords: Social Incentives, COVID-19, Fairness, Anti-Corruption.

Abstrak
Kondisi Abnormal yang disebabkan COVID-19 memaksa negara untuk lebih bekerja keras
dalam memenuhi kesejahteraan masyarakatnya. Salah satu upayanya adalah memberikan
stimulus ekonomi berupa bantuan sosial kepada masyarakat. Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2020 adalah salah satu produk kebijakan. Sebenarnya tujuannya sama, yaitu
memenuhi kesejahteraan sosial masyarakat sesuai dengan Pasal 4 Undang-Undang No. 11
Tahun 2009. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif.
Mengangkat isu hukum berupa konflik norma dan efektivitas norma. Terdapat tiga
pembahasan; Pertama, terkait pengaturan hukum penyaluran bantuan sosial COVID-19 di
Indonesia; Kedua, mengkritik penerapan produk kebijakan yang tersedia dalam pemenuhan
aspek keadilan dan memitigasi risiko penyalahgunaan bantuan sosial COVID-19; dan Ketiga,
mengkritik relevansi produk kebijakan dengan prinsip dan kerangka dasar antikorupsi.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah untuk mendorong negara serta masyarakat lebih siap
menghadapi krisis COVID-19 dengan mematuhi norma dan instruksi pemerintah. Evaluasi
harus dilakukan terkait kerjasama, sinergitas, pengawasan, transparansi yang berkeadilan
dan memiliki integritas anti-korupsi.
Kata Kunci: Bantuan Sosial, COVID-19, Keadilan, Antikorupsi.

135
Muhammad Syukur

Pendahuluan 19 terhadap ketentuan peraturan


Subjek utama dari ‘keadilan’ menurut perundang- undangan (UU
John Rawls adalah suatu struktur dasar Penanggulangan Bencana: vide Pasal 1 Ayat
masyarakat, atau lebih tepatnya suatu 1).Penetapan tersebut dinyatakan melalui
metode yang dijalankan otoritas ataupun Keputusan Presiden Republik Indonesia
pengusaha untuk mendistribusi hak-hak No. 12 Tahun 2020 (Keppres No. 12 Tahun
dasar (hak fundamental) serta menentukan 2020). Keppres tersebut telah menetapkan
suatu hal yang saling menguntungkan dari mekanisme pelaksanaan penanggulangan
kerjasama dalam interaksi sosial tersebut dan pencegahan COVID-19 yang
(John Rawls, 2019: 1). Dalam suatu dilaksanakan oleh komite penanganan
masyarakat yang adil, kebebasan warga COVID-19 dan pemulihan ekonomi
negara dipandang sebagai sesuatu yang nasional (Perpres No. 82 Tahun 2020). Peta
mapan. Dalam hal tersebut, hak-hak sebaran Covid-19 di Indonesia per tanggal
masyarakat terjamin oleh keadilan yang 12 Oktober 2020 yang telah terkonfirmasi
mana tidak tunduk pada penawaran politik sebanyak 336.716 spesimen, yang mana
ataupun kalkulasi kepentingan sosial. sebanyak 66.262 dalam perawatan,
Hanya ada satu kondisi yang mengizinkan 258.519 dinyatakan sembuh, dan 11.935
untuk menerima teori yang keliru, yaitu meninggal (covid19.go.id).
karena tidak adanya teori yang lebih baik, Dari narasi diatas, penulis mengutip
yang mana secara analogis hal tersebut pernyataan hakim U.S, Richard Posner, “a
hanya untuk menghindari ketidakadilan constitution that will not bend will break.”
yang lebih besar (John Rawls, 2019: 1). (Posner, 2006). Dalam hal ini posner
Di era kehidupan sekarang ini, warga hendak menjelaskan bahwa terdapat
negara di seluruh wilayah negara masing- kelenturan yang dibutuhkan untuk diatur
masing masih menghadapi tantangan global dalam menghadapi kondisi- kondisi yang
berupa wabah virus yang berdampak tidak normal dalam konstitusi. Tidak
meluas. Tidak hanya di sektor kesehatan selamanya negara berjalan dengan kondisi
yang terdampak, namun juga sektor normal (ordinary condition). Terdapat
ketahanan ekonomi. wabah Coronavirus keadaan-keadaan tertentu dimana negara
Disease 2019 (Covid- 19) telah ditetapkan dihadapkan pada kondisi yang tidak lazim
sebagai pandemi global oleh World Health atau kondisi yang abnormal. Sehingga
Organization (WHO) sejak tanggal 11 Maret pendekatan ketatanegaraan yang biasa
2020. Tedros Adhanom Ghebreyesus selaku sudah tidak efektif lagi untuk dijalankan.
Dirjen WHO menyatakan bahwa penatapan Maka diperlukan suatu pendekatan
ini dilakukan karena pertimbangan tingkat ketatanegaraan yang juga tidak seperti yang
penyebaran dan keparahan COVID-19 yang diterapkan pada keadaan negara dalam
sudah mencapai tingkat kekhawatiran kondisi normal. Yaitu dengan menggunakan
secara global (Gita Laras W, 2020). Per produk kebijakan hukum yang relevan
Tanggal 12 Oktober 2020 peta sebaran diterapkan di saat keadaan darurat seperti
dampak Covid-19 di seluruh dunia telah kondisi pandemi ini (Jimly Asshiddiqie,
terkonfirmasi 37.423.660 kasus dengan 2017: 1). Dalam hal ini Jimly Asshiddiqie
jumlah kematian 1.074.817 jiwa manusia memandang bahwa dalam keadaan
(WHO, 2020). abnormal, sistem norma hukum yang
Presiden Joko Widodo secara resmi diperuntukan untuk keadaan normal tidak
menetapkan COVID-19 sebagai bencana dapat diharapkan berjalan efektif untuk
nasional non-alam dengan pertimbangan digunakan dalam hal mencapai tujuan
penyesuaian kondisi penyebaran COVID- hukum yang menjamin keadilan, kepastian,
136
Mitigasi Risiko Penyalahgunaan Bantuan Sosial COVID-19
Berdasarkan Teori Keadilan dan Perspektif Antikorupsi

dan manfaatnya. segala produk kebijakan turunan dalam hal


Dengan demikian, tujuan penanggulangan COVID-19, termasuk
bernegara harus terpenuhi dengan produk kebijakan yang mengatur
berfungsinya organ-organ negara yang pendistribusian bantuan sosial COVID-19.
dibentuk, untuk kemudian dapat terus Sejalan dengan itu, harus ada upaya
diupayakan perwujudannya dengan tetap untuk mewujudkan fairness dalam iklim
menjamin penghormatan dan pemenuhan bernegara di kondisi tidak normal sekarang
atas hak-hak dasar yang dijamin dalam ini. Penulis memandang ‘sinergitas’ antar
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (UUD lini yaitu antara negara dan masyarakat
1945) sebagai dokumen hukum tertinggi harus dikedepankan. Penulis memandang
(Jimly Asshiddiqie, 2017: 2). Pandemi bahwa sangat relevan untuk mengaitkan
COVID-19 penulis anggap sebagai suatu theory of justice sebagai teori fundamental
keadaan yang dikualifikasikan sebagai yang kemudian dijadikan sebagai ruh dalam
keadaan tidak normal yang memiliki narasi demi narasi yang ada di dalam tulisan
cakupan dimensi atau dampak yang sangat ilmiah ini.
luas. Sehingga memerlukan pengaturan Pernyataan tersebut dinyatakan
lebih lanjut melalui produk kebijakan demikian karena konektivitas antara
peraturan perundang-undangan guna ‘keadilan’ dengan suatu perspektif yang
menangani COVID-19 serta tindakan untuk dijadikan sisi lain irisan penelitian ini, yaitu
memulihkan ekonomi nasional. perspektif antikorupsi. Sehingga, penulis
Begitu banyak upaya pemerintah juga menentukan penyeimbang theory of
terkait pemberian jaminan serta justice, yaitu social control theory yang
pemenuhan social justice dan mewujudkan dipandang penulis sebagai konsekuensi
economic justice kepada warga negara yang harus dilaksanakan dalam
Indonesia. Pemberian berbagai macam mewujudkan keadilan dan pemenuhan
produk kebijakan berupa insentif seperti nilai-nilai dasar anti korupsi.
yang bersifat keringanan, pengurangan,
penundaan, ataupun penghapusan Rumusan Masalah
beberapa kewajiban yang sebelumnya Berdasarkan hal-hal yang dijelaskan
diwajibkan pada saat keadaan negara diatas, penulis tertarik untuk Penulis telah
masih normal. Sampai pada pemberian menentukan permasalahan yang akan
bantuan sosial baik itu berupa pemberian dikritisi lebih lanjut pada tulisan ilmiah ini,
langsung maupun tidak langsung. Penulis yaitu sebagai berikut:
menitik beratkan fokus teliti pada pada 1) Bagaimana pengaturan hukum
bagaimana negara menjalankan mitigasi terkait penyaluran bantuan sosial
risiko pada potensi penyalahgunaan COVID-19 di Indonesia?
bantuan sosial pada masa pandemi COVID- 2) Apakah produk kebijakan yang sudah
19. ada telah memenuhi aspek keadilan
Dalam pendistribusian bantuan sosial dalam upayanya memitigasi
kepada masyarakat, negara mempunyai risiko penyalahgunaan bantuan sosial
daya kontrol dan daya kuasa terhadap COVID-19?
berlangsungnya program tersebut. 3) Apakah produk kebijakan sudah
Terdapat beberapa hal yang mendukung hal dijalankan sesuai dengan prinsip serta
tersebut dapat berjalan sebagaimana kerangka dasar anti-korupsi?
rencana pemerintah dalam menghadapi
COVID-19. Pemerintah harus tanggap dan Tujuan dan Manfaat Penelitian
sigap dalam menciptakan regulasi dan Tujuan Penelitian

137
Muhammad Syukur

Berdasarkan latar belakang dan penelitian ini juga mengangkat isu berupa
rumusan masalah yang telah disampaikan, efektifitas norma. Penelitian ini juga
maka ditetapkan tujuan dilakukannya melakukan penelusuran historis dan
penelitian ini adalah untuk: gramatikal terkait klasifikasi model situasi
a. Mendeskripsikan serta juga darurat yang pernah terjadi di Indonesia.
mengidentifikasi kelemahan dari Penulis akan mengkritisi klaim negara
produk kebijakan yang dibuat atas melalui produk kebijakannya dapat
dasar untuk berdaya kontrol terhadap memitigasi risiko penyalahgunaan bantuan
berjalannya program distribusi sosial COVID-19, dan pada akhirnya
bantuan sosial; mewujudkan penerapan kebijakan yang
b. Mengidentifikasi efektifitas regulasi berkeadilan serta menjalankan kerangka
dari sudut pandang relasi kekuasan dasar anti korupsi dengan sistem sosial
serta dampaknya di relasi sosial; kontrol yang dapat
c. Memberikan preskripsi kebijakan dipertanggungjawabkan.
untuk mendorong efektifitas dari Pendekatan yuridis normatif
target yang ingin diwujudkan negara merupakan penelitian hukum yang
serta mendorong evaluasi kinerja dari dilakukan dengan meneliti bahan pustaka
pengawasan dan atau data sekunder sebagai bahan dasar
pengimplementasian regulasi. untuk diteliti dengan melakukan
penelusuran pada peraturan- peraturan dan
Manfaat Penelitian literatur-literatur yang berkaitan dengan
Manfaat teoritis dari penelitian ini permasalahan yang diteliti (Soekanto, dan
yaitu, berguna untuk mengedukasi Mamudji, 2001: 13-144).
masyarakat terkait pentingnya sinergitas Dengan demikian penelitian ini akan
dalam hal fungsi pengawasan yang diarahkan kepada pendekatan kualitatif
berguna terhadap memitigasi rIsiko yang mana akan menjawab permasalahan
penyalahgunaan kewenangan. Sedangkan dengan menggunakan justifikasi argumen
manfaat praktis penelitian ini diharapkan yang sebelumnya telah dilakukan upaya
mampu membangkitkan dialektika kritis pemeriksaan data penelitian dalam rangka
dalam menghadapi kondisi abnormal pengujian validitas dan reliabilitas hasil
berupa pandemi COVID-19 ini, penelitian.
memanfaatkan segala bentuk bantuan Penelitian ini menggunakan 1 (satu)
sosial yang diberikan oleh negara sembari teori utama dan 1 (satu) teori pendukung.
bersamaan saling menjalankan fungsi Teori utama yang digunakan dalam
pengawasan. penelitian ini adalah theory of justice (teori
keadilan). Penulis mengutip pandangan
Metodologi Penelitian teori keadilan dari sudut pemikiran John
Pada penelitian ini, jenis metode Rawls.
penelitian yang digunakan adalah Dalam hal ini penulis akan
penelitian yuridis normatif atau juga memberikan pemahaman terkait
dikenal dengan doktrinal. Mengangkat isu kebutuhan akan perangkat prinsip yang
hukum berupa adanya potensi konflik digunakan untuk memberikan hak-hak
norma yang ada pada produk kebijakan dasar dan kewajiban-kewajiban dasar
terkait penyaluran dana bantuan sosial serta kebutuhan untuk menentukan
COVID-19 dan upaya pemerintah dalam bagaimana seharusnya keuntungan dan
memitigasi risiko penyalahgunaan alokasi beban masyarakat didistribusikan. Jadi,
bantuan sosial COVID-19. Tidak hanya itu, tampak alami untuk berpikir tentang
138
Mitigasi Risiko Penyalahgunaan Bantuan Sosial COVID-19
Berdasarkan Teori Keadilan dan Perspektif Antikorupsi

konsep keadilan yang berbeda dari (average utilitarianisme). Maksudnya,


berbagai konsep keadilan yang sama- sama bahwa institusi sosial dikatakan adil jika
mempunyai berbagai prinsip dan konsep didayagunakan untuk memaksimalisasi
(Hart, 1961: 155-159). keuntungan dan kegunaan. Sedangkan
Ditengah tidak adanya ukuran utilitarianisme rata-rata memuat
tertentu mengenai kesepakatan terkait pandangan bahwa institusi sosial dikatakan
mana yang adil dan mana yang tidak adil, adil jika hanya diandalkan untuk
jelas lebih sulit bagi para individu untuk memaksimalisasi keuntungan secara
mengkoordinasikan rencana-rencana umum. Kedua versi utilitarianisme tersebut
mereka secara efisien dalam rangka “keuntungan” didefinisikan sebagai
menjamin bahwa tatanan yang saling kepuasan atau keuntungan yang terjadi
menguntungkan tetap dipertahankan melalui pilihan- pilihan.
(John Rawls, 1973: 7). Rawls menyatakan bahwa dasar
Kendati peran konsep keadilan adalah kebenaran teorinya membuat
menunjukan hak dan kewajiban dasar pandangannya lebih unggul dibanding
serta menentukan pemetaan untuk kedua versi utilitarianisme tersebut.
menjalankannya. Tetapi secara umum kita Prinsip-prinsip keadilan yang ia
tidak bisa menilai konsep keadilan kemukakan lebih unggul dalam
tersebut dengan peran distributif semata. menjelaskan keputusan moral etis atas
Betapapun bergunanya peran tersebut keadilan sosial.
dalam mengidentifikasi konsep keadilan, Konektivitas antara tujuan teori yang
namun tetap harus mempertimbangakan dibesarkan dari pemikiran John Rawls
kaitanya yang lebih luas. Sebab kendati akan penulis adopsi ke kerangka penulisan
keadilan mempunyai prioritas tertentu karya ilmiah ini, yang penulis anggap
dalam menjadi kebijakan utama dari relevan untuk dijadikan sebagai teori
institusi, namun salah satu konsepsi tentang utama dalam mengupas bagaimana negara
keadilan lebih disukai dibanding yang lain berupaya untuk memitigasi risiko
ketika konsekuensinya yang lebih luas lebih distribusi dana bantuan sosial COVID-19
dikehendaki. Terdapat 2 (dua) tujuan teori dan mewujudkan social justice kepada
keadilan menurut John Rawls, yaitu (John masyarakat.
Rawls, 1973: 50-57): Sedangkan yang digunakan penulis
Pertama, teori ini mau untuk melengkapi teori keadilan adalah
mengartikulasikan sederet prinsip- prinsip social control theory (teori kontrol sosial).
umum keadilan yang mendasari dan Teori ini terfokus pada teknik untuk
menerangkan berbagai keputusan moral mengatur tingkah laku manusia dan
yang sungguh-sungguh dipertimbangkan membawanya kepada penyesuaian kepada
dalam keadaan- keadaan khusus. aturan yang telah ada. Konsep kontrol lahir
Maksudnya, dengan “keputusan moral” pada abad 20 (dua puluh) dan di
sebagai sederet evaluasi moral yang telah populerkan oleh E.A. Ross.
kita buat dan sekiranya menyebabkan Bahwa, kemudian pemikiran E.A Ross
tindakan sosial. Keputusan moral yang disempurnakan oleh kajian Travis Hirschi
sungguh dipertimbangkan menunjuk pada dalam bukunya Cause of Delinquency
evaluasi moral secara refleksif. (1969). Hirschi menampilkan teori ikatan
Kedua, Rawls mengembangkan suatu sosial yang pada dasarnya menyatakan
teori keadilan sosial yang lebih unggul atas bahwa delinkuensi terjadi ketika ikatan
teori utilitarianisme. Rawls seseorang dengan masyarakat melemah
memasukkannya dengan “rata-rata” atau putus, dengan demikian mengurangi

139
Muhammad Syukur

risiko personal dalam konformitas. hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan


Konsep penulisan dalam penelitian ini atau kehilangan harta, dan gangguan
dibagi menjadi beberapa, dengan tujuan kegiatan masyarakat (UU Penanggulangan
untuk menegaskan serta menyamakan Bencana, 2007: vide Pasal 1 Angka 17).
kerangka berpikir penulis dengan pembaca, Dari beberapa pengertian mitigasi
maka ditetapkan yakni: risiko diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa mitigasi risiko merupakan suatu
a. Mitigasi Risiko tindakan atau upaya dampak dari suatu
Menurut Kizan (2011:6), kejadian yang berpotensi merugikan atau
dijelaskan sebagai berikut “Risk treatments membahayakan.
that deal with negative consequences are
sometimes referred to as risk mitigation, risk b. Bantuan Sosial
elimination, risk prevention and risk Bantuan Sosial adalah bantuan berupa
reduction.” Sehingga dapat diartikan bahwa uang, barang, atau jasa kepada seseorang,
perawatan atau pemulihan risiko keluarga, kelompok atau masyarakat
berhubungan dengan konsekuensi negatif miskin, tidak mampu, dan/atau rentan
yang kadang-kadang disebut sebagai terhadap risiko sosial (Perpres No. 63
mitigasi risiko, penghapusan risiko, Tahun 2017, vide Pasal 1 Angka 1).
pencegahan risiko dan pengurangan risiko. Definisi umum itu penulis jadikan
Apabila merujuk pada beberapa peraturan sebagai upaya untuk menyamakan
perundang-undangan, sebagian besar pemahaman terkait istilah ‘bantuan sosial’
menggunakan istilah ‘manajemen risiko’. dalam hal ini bantuan sosial COVID-19 yang
Maka dari itu penulis menyamakan mana untuk pengaturan terkait hal teknis
istilah tersebut dengan istilah yang baik itu pendelegasian kewenangan,
digunakan dalam penelitian ini yaitu istilah pengawasan, penerima selaku pemangku
‘mitigasi risiko’. Yang artinya adalah sebuah hak, dan pemangku kewajiban
proses yang proaktif dan kontinu meliputi penyelenggaraan diatur lebih lanjut melalui
identifikasi, analisis, evaluasi, peraturan perundang- undangan yang
pengendalian, informasi komunikasi, relevan dengan pandemi COVID-19.
pemantauan, dan pelaporan risiko,
termasuk berbagai strategi yang dijalankan Pembahasan
untuk mengelola Risiko dan potensinya Produk Kebijakan Indonesia Terkait
(Permenkes, 2019: vide Pasal 1 Angka 2). Bantuan Sosial COVID-19
Apabila merujuk pada Undang- Salah satu tantangan terbesar suatu
Undang tentang Penanggulangan Bencana. institusi bernegara yang sedang
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk menghadapi kondisi abnormal berupa
mengurangi risiko bencana, baik melalui COVID-19 adalah menjaga terpenuhinya
pembangunan fisik maupun penyadaran kesejahteraan sosial masyarakatnya. Secara
dan peningkatan kemampuan menghadapi ideologis, terutama apabila dikaitkan
ancaman bencana (UU Penanggulangan dengan konsep negara kesejahteraan
Bencana, 2007: vide Pasal 1 Angka 9). (welfare state),
Kemudian dengan tambahan definisi pemenuhan kesejahteraan sosial kepada
‘risiko bencana’, yaitu. Risiko bencana masyarakat adalah bentuk tanggung jawab
adalah potensi kerugian yang ditimbulkan negara (Suharto, 2018).
akibat bencana pada suatu wilayah dan Di Indonesia, telah tersedia produk
kurun waktu tertentu yang dapat berupa kebijakan terkait penguatan sistem
kematian, luka, sakit, jiwa terancam, perlindungan kesejahteraan sosial. Dalam
140
Mitigasi Risiko Penyalahgunaan Bantuan Sosial COVID-19
Berdasarkan Teori Keadilan dan Perspektif Antikorupsi

suatu konsep welfare state, produk dalam keadaan darurat. Pertama, tertulis
kebijakan diterapkan tidak hanya bersifat dalam Pasal 12 UUD 1945 “Presiden
pelayanan (service), dan bantuan (charity), menyatakan keadaan bahaya. Syarat-
namun juga bersifat melindungi syarat dan akibatnya keadaan bahaya
(protection), dan juga memiliki sifat ditetapkan dengan undang-undang.” Kedua,
pencegahan (prevention) terhadap masalah- tertulis dalam Pasal 22 Ayat (2) UUD 1945
masalah sosial. Ideologi welfare state “Dalam hal ihwal kegentingan yang
sesungguhnya telah ada didalam konstitusi memaksa, Presiden berhak menetapkan
Indonesia (Suharto, 2016). peraturan pemerintah sebagai pengganti
Secara tatanan konsep, perlindungan undang-undang.”
sosial adalah suatu tindakan terhadap Dari kedua ketentuan tersebut, dapat
publik yang diambil untuk mengurangi diketahui adanya 2 (dua) keadaan menurut
kemiskinan, kerentanan, dan UUD 1945, yaitu keadaan bahaya; dan hal
ketidaksetaraan (UNESCAP, 2012). ihwal kegentingan yang memaksa.
Secara operasional perlindungan sosial Pemakaian istilah (legal terms) dalam kedua
dapat didefinisikan sebagai serangkaian Pasal tersebut jelas berbeda. Dalam Pasal
inisiatif pemerintah yang diciptakan untuk 12, mengatur mengenai kewenangan
menyediakan 4 (empat) skema utama: Presiden sebagai kepala negara, sedangkan
pelayanan sosial, bantuan sosial, asuransi Pasal 22 Ayat (1) berada dalam ranah
sosial, dan kebijakan pasar kerja. (domain) pengaturan berupa norma
Berdasarkan pernyataan kempat skema pengecualian atas fungsi legislatif (Jimly
tersebut, skema pelayanan sosial dan Asshiddiqie, 2017: 206).
bantuan sosial memiliki relevansi yang Berdasarkan pandangan Jimly
mendekati untuk penelitian ini. Asshiddiqie, keadaan atau ihwal
Di Indonesia, sistem kebijakan terkait kegentingan yang memaksa menurut Pasal
perlindungan kesejahteraan dapat 22 Ayat (1) itu lebih luas pemaknaannya
ditemukan dalam beberapa produk dari pada keadaan bahaya menurut Pasal 12
peraturan perundang-undangan. Didalam UUD 1945. Ketentuan mengenai “keadaan
UUD 1945 terdapat penekanan pada bahaya” dalam Pasal 12 dipandang
perlindungan sosial, bahwa negara harus menekankan sifat bahaya yang mengancam,
mengembangkan sistem jaminan sosial sedangkan “kegentingan yang memaksa”
bagi seluruh masyarakat (UUD 1945: vide dalam Pasal 22 Ayat (1) lebih menekankan
Pasal 34 Ayat 2). Didalam Undang-Undang aspek kebutuhan hukum yang bersifat
No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan mendesak dan terkait dengan persoalan
Sosial (UU Kesejahteraan Sosial), waktu yang terbatas Jimly Asshiddiqie,
menyatakan bahwa negara bertanggung 2017: 207).
jawab atas penyelenggaraan kesejahteraan Dalam hal ini, disatu sisi ada unsur
sosial (UU Kesejahteraan Sosial: vide Pasal “reasonable necessity”, tetapi di sisi lain
4). berhadapan dengan kendala “times limit”.
Namun, hal yang menjadi perhatian Dengan demikian, terdapat 3 (tiga) unsur
untuk diteliti adalah keberlangsungan penting yang secara bersama-sama
klaim negara dalam hal pemenuhan membentuk pengertian keadaan bahaya
kesejahteraan sosial dalam masa pandemi yang menimbulkan kegentingan yang
COVID-19 yang penulis pandang termasuk memaksa, yaitu (1) unsur ancaman yang
kondisi darurat dalam bernegara. Dalam membahayakan (dangerous threat); (2)
ketentuan UUD 1945 mengatur 2 (dua) unsur kebutuhan yang mengharuskan
kualifikasi ketentuan mengenai negara (reasonable necessity); dan (3) Unsur

141
Muhammad Syukur

keterbatasan waktu (limited time) yang Arsil dan Qurrata Ayuni, 2020: 440).
tersedia (Jimly Asshiddiqie, 2017: 208). Klasifikasi skema hukum negara
Selain kedua model diatas, ditemukan darurat yang ada di Pasal 22 Ayat (1) UUD
adanya konsep kedaruratan lain yang 1945 sebenarnya mengadopsi gagasan
diatur dengan undang-undang dalam yang disampaikan oleh Ferejohn dan
peraturan perundang-undangan yang Pasquino mengenai legislative model
berlaku di Indonesia. Menariknya terdapat (Ferejohn dan Pasquale, 2004: 210-239).
beberapa undang-undang yang memiliki Ferejohn dan Pasquino berpendapat
konsep kedaruratan dan menggunakan bahwa di negara-negara demokrasi maju
juga istilah darurat, tetapi tidak dalam kondisi darurat tidak perlu selalu
menempatkan Pasal 12 UUD 1945 sebagai mengaktivasi kedaruratan berdasar
konsiderans dalam undang- undang konstitusi.
tersebut (Fitria Arsil dan Qurrata Ayuni, Pendekatan kedaruratan berdasar
2020: 433). Beberapa diantara undang- undang-undang justru lebih banyak dipilih.
undang yang memiliki ciri kedaruratan Pendekatan Ferejohn dan Pasquino yang
adalah: Undang-Undang Nomor 24 Tahun menekankan peran besar legislatif dalam
2007 Tentang Penanggulangan Bencana; kondisi darurat dianggap menarik karena
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 selama ini kekhawatiran yang selalu
Tentang Penanganan Konflik Sosial; menjadi perhatian adalah besarnya
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 kekuasaan eksekutif dalam kondisi darurat
Tentang Kekarantinaan Kesehatan; dan yang melakukan peran constitutional
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2016 dictatorship (Fitria Arsil dan Qurrata
Tentang Pencegahan dan Penanganan Ayuni, 2020: 442).
Krisis Sistem Keuangan. Berdasarkan narasi yang telah tertulis
Keempat undang-undang ini tidak sebelumnya, penulis hanya ingin
merujuk Pasal 12 UUD 1945 sebagai dasar membawa pembaca kepada relevansi
penetapan status dengan ciri kedaruratan dasar hukum keadaan darurat bernegara
tertentu. Dengan demikian, pemberlakuan akibat pandemi COVID-19. Terhadap
keempat undang-undang tersebut tidak berbagai jenis produk kebijakan pelaksana
menyebabkan berlakunya hukum darurat, terkait alokasi anggaran negara kepada
sistem hukum yang berlaku adalah sistem program-program pemberian bantuan
hukum normal. Namun, demikian masing sosial dari berbagai sumber instansi dan
masing undang-undang tersebut mengenal juga regulasi pula.
diksi status kedaruratan. Kementerian Keuangan Republik
Konsep kedaruratan dalam peraturan Indonesia memiliki regulasi kebijakan
perundang-undangan yang berlaku saat ini terbaru, yaitu Peraturan Menteri Keuangan
memiliki karakter khas masing-masing. Hal Nomor 43/PMK.05/ 2020 tentang
ini melahirkan jangkauan pengaturan Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Belanja
kedaruratan dari masing-masing Negara dalam Penanganan Pandemi
perundangan yang juga berbeda dalam Coronavirus Disease 2019 (PMK 43/2020).
menyelesaikan berbagai lingkup Dalam PMK 43/2020 dikatakan bahwa
permasalahan yang berbeda. Oleh karena pelaksanaan penyaluran belanja bantuan
itu, diperlukan ketepatan pembentuk sosial pada kementerian negara/lembaga
kebijakan untuk mengidentifikasi jenis dalam bentuk uang dapat dilakukan melalui
kedaruratan yang terjadi dan ruang bank/pos penyalur kepada penerima
kebijakan apa yang diperlukan untuk bansos sesuai dengan Peraturan Menteri
menghadapi situasi darurat tersebut (Fitria Keuangan Nomor 228/PMK.05/2016
142
Mitigasi Risiko Penyalahgunaan Bantuan Sosial COVID-19
Berdasarkan Teori Keadilan dan Perspektif Antikorupsi

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri meningkatkan fungsi pengawasan antar


Keuangan Nomor/PMK.05/2015 tentang lini, dalam hal ini Komisi Pemberantasan
Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian Korupsi (KPK) dengan bersama-sama
Negara/Lembaga. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) harus
Kementerian Sosial Republik Indonesia bekerja lebih keras agar norma tersebut
mengeluarkan Keputusan Menteri Sosial bermanfaat kepada masyarakat.
No. 54/HUK/2020 tentang Pelaksana Dengan demikian dapat
Bantuan Sosial Sembako dan Bantuan Sosial disimpulkan bahwa, negara melalui UUD
Tunai Dalam Penanganan Dampak COVID- 1945 memandatkan untuk dijaminnya
19. Tidak hanya itu Kementerian Sosial juga kesejahteraan sosial terhadap seluruh
mengadidayakan program Bantuan struktur masyarakatnya. Dapat ditemukan
Langsung Tunai Sosial Desa (BLT Desa) produk kebijakan terkait ini dalam
beralih kepada Program BLT Desa Siaga Undang-Undang Kesejahteraan Sosial.
COVID-19 (Realisasi Penyaluran BLT Desa Salah satu skema kesejahteraan sosial
Siaga COVID-19 Provinsi Banten di empat adalah pemberian ‘bantuan sosial’ baik
kecamatan dalam kabupaten Pandeglang dalam kondisi negara dalam keadaan
TERLAMPIR). Selain itu ada juga program normal maupun saat negara dalam
sembako dan program keluarga harapan keadaan tidak normal. Tinjauan penulis
(PKH). yang berfokus pada fenomena keadaan
Kementerian Dalam Negeri Indonesia, negara dalam keadaan abnormal yang
juga menerbitkan pedoman pendanaan disebabkan oleh pandemi COVID-19,
untuk penanganan pandemi COVID-19 ditemukan bahwa produk kebijakan
melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri pelaksana terkait penyaluran bantuan
No. 39 Tahun 2020 tentang Pengutamaan sosial COVID-19 sangat beragam dan
Penggunaan Alokasi Anggaran Untuk berlapis di setiap instansi pemerintahan
Kegiatan Tertentu, Perubahan Alokasi, Dan dari pusat maupun daerah.
Penggunaan Anggaran Pendapatan Dan Sehingga penulis memandang bahwa
Belanja Daerah. Pemerintah juga telah negara masih dilema dan sedikit panik
menerbitkan Peraturan Pemerintah dalam menghadapi pandemi ini terkhusus
Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun dalam memenuhi kesejahteraan rakyatnya
2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara di tengah pandemi COVID-19. Maka penulis
dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk merekomendasikan untuk negara dalam
Penanganan Pandemi Coronavirus Disease hal ini mempertimbangkan untuk
2019 (Covid-19) dan/atau dalam Rangka menjadikan Pasal 22 Ayat (1) UUD 1945
Menghadapi Ancaman yang sebagai dasar rencana suatu produk
Membahayakan Perekonomian Nasional kebijakan khusus terkait bantuan sosial
dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan atau saat negara menghadapi kondisi yang
dikenal juga dengan Perppu Covid-19. darurat dan memiliki kebutuhan untuk
Beleid tersebut pun telah disahkan regulasi tersebut.
DPR menjadi undang-undang dengan dasar
hukumnya mengacu pada Pasal 22 Ayat (1) Menelusuri Keadilan Terhadap Produk
UUD 1945. Dalam aturan itu, pemerintah Kebijakan Dalam Upaya Mitigasi Risiko
diberikan kelonggaran untuk memperlebar Penyalahgunaan Bantuan Sosial COVID-
defisit APBN lebih dari tiga persen 19.
terhadap PDB atau melebihi ketentuan Semua orang diasumsikan bertindak
yang diatur dalam UU Keuangan Negara. secara adil dan memainkan peranannya
Sehingga dalam hal ini dituntut untuk dalam lembaga-lembaga yang adil. Kendati

143
Muhammad Syukur

keadilan barangkali merupakan seperti Subjek utama dari prinsip keadilan


yang diungkapkan oleh Hume, yaitu sosial adalah struktur dasar masyarakat,
sebagai suatu kebijakan yang sangat tatanan institusi-institusi sosial utama
diharapkan dan diperhatikan walaupun dalam satu skema kerja sama. Prinsip
kita semua masih bertanya-tanya seperti keadilan bagi institusi tidak boleh
apakah keadilan masyarakat sempurna itu dikacaukan dengan prinsip- prinsip yang
(Selby-Bigge, 1902: 184). Sekarang konsep diterapkan pada individu dan tindakan-
struktur dasar menjadi agak kabur. Tidak tindakannya dalam situasi tertentu (John
selalu jelas institusi mana atau bentuk Rawls, 2019: 66). Suatu perspektif akan
apa yang mesti disertakan. Maka konsepsi menentukan sudut pandangan umum,
keadilan sosial harus dipandang namun tentu tidak semua posisi sosial
memberikan sebuah standar bagaimana adalah relevan. Sebab dalam struktur
aspek-aspek struktur dasar masyarakat sosial misalnya, tidak cuma ada petani
mesti diukur, namun standar tersebut tetapi juga ada petani gandum, padi, dan
tidak perlu dikacaukan dengan prinsip- sayur. Tidak bisa ditentukan kepada hanya
prinsip yang menentukan kebijakan- satu teori yang dinyatakan sebagai suatu
kebijakan lain. Sebab tatanan sosial secara hal yang koheren dengan cara yang praktis
umum kadang kala efisien dan tidak efisien, dalam menentukan dan
liberal atau tidak liberal, dan bahkan bisa mempertimbangkan suatu hal yang
juga adil ataupun tidak adil. Tetapi bersifat multiplisitas.
sebenarnya yang ingin dicapai adalah Namun terdapat hal-hal yang
kondisi ideal sosial (Selby-Bigge, 1902: 11). berkaitan dengan sudut pandangnya
Pandangan terhadap prinsip keadilan berkaitan dengan kepentingan umum dan
sebagai fairness tidak menganggap teori persoalan-persoalan yang tidak relevan.
kontrak sosial sebagai suatu yang universal Dalam hal-hal seperti ini, prinsip
seperti yang dipopulerkan filsuf terdahulu kepentingan umum harus diterapkan.
yaitu Locke, Rousseau dan Kant. Namun Menurut prinsip ini, institusi-institusi
John Rawls hanya membawa banal thinking diurutkan menurut beberapa seberapa
yang dimilikinya ke tingkat abstraksi yang efektifnya mereka menjamin kondisi yang
lebih tinggi. John Rawls menganggap dibutuhkan bagi semua orang untuk sama-
sebagaimana narasi dari teks karya Locke sama mengejar tujuan-tujuan yang ada,
‘Second Treatise of Government; karya atau melalui seberapa efisien
Rousseau ‘The Social Contract’, dan karya pengembangan tujuan- tujuan bersama,
Kant mulai dari ‘The Foundations of sehingga akan memberi keuntungan yang
Metaphysics of Morals’ sebagai tradisi sama (equivalent) bagi semua orang (John
kontrak definitif. Juga keterkaitan karya Rawls, 2019: 114).
Hobbes ‘Leviathan’ yang memunculkan Relevansi kajian teori tersebut
persoalan-persoalan khusus (Selby- Bigge, terhadap efisiensi penerapan produk
1902: 12). Dalam keadilan sebagai fairness, kebijakan terkait program bantuan sosial
posisi kesetaraan asali berkaitan dengan COVID-19 sangat erat dengan kondisi
kondisi alam dalam teori kontrak sosial. darurat akibat COVID-19 ini. Diketahui
Posisi asali ini tentu tidak dianggap sebagai sebelumnya bahwa terdapat beberapa jenis
kondisi historis, apalagi sebagai kondisi bantuan sosial COVID-19, baik itu yang
primitif kebudayaan, melainkan dipahami bersumber dari pemerintah pusat maupun
sebagai situasi hipotesis yang dicirikan pemerintah daerah.
mengarah kepada konsep keadilan tertentu Pemerintah memang memprioritaskan
(Kant,ed. Hans Reis, 1970: 73). warga yang belum terdaftar di Data
144
Mitigasi Risiko Penyalahgunaan Bantuan Sosial COVID-19
Berdasarkan Teori Keadilan dan Perspektif Antikorupsi

Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Pada bab pembahasan terakhir ini,


dalam menyalurkan bansos presiden. Selain akan terfokus pada gambaran prinsip anti
itu, warga yang belum menerima bantuan korupsi selama berjalannya program
reguler, seperti PKH, Program Sembako, bantuan sosial COVID-19. Dilansir oleh
dan bantuan pemerintah provinsi juga hukumonline.com bahwa terdapat potensi
diutamakan. kerawanan terkait dengan penyelenggaraan
Dalam proses realisasi seluruh bantuan sosial, baik oleh pemerintah pusat
program tersebut tidak didukung dan dan daerah (hukumonline.com, 2020).
diikuti dengan kanalisasi pendataan yang Titik-titik rawan itu terdapat pada
mumpuni, tidak jarang terjadi temuan pada sektor pendataan penerima, klarifikasi dan
tidak sinkronnya data dengan jumlah validasi data, belanja barang, distribusi
bantuan sosial yang tersedia. Direktur bantuan, serta pengawasannya.
Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Sorotan terhadap KPK sangat dominan
Otonomi Daerah (KPPOD) Robert Endi dalam pembahasan kali ini. KPK sendiri
Jaweng menilai, sejumlah regulasi di tingkat diketahui telah melakukan koordinasi lintas
pemerintah pusat tak harmonis dalam kementerian dan lembaga terkait dengan
penanganan Covid-19. Perbedaan kebijakan memitigasi risiko penyalahgunaan dana
antar kementerian soal penerima bantuan bantuan sosial COVID-19. Realisasi akan hal
menghambat proses penyalurannya tersebut dapat ditemukan bahwa KPK telah
(Republika Media, Oktober 2020). menerbitkan Surat Edaran Nomor. 11
Dengan demikian dapat Tahun 2020 pada 21 April 2020 tentang
disimpulkan bahwa, unsur keadilan dalam Penggunaan DTKS dan Data non- DTKS
implementasi produk kebijakan terkait dalam Pemberian Bantuan Sosial ke
upaya mitigasi risiko penyalahgunaan Masyarakat, agar penyaluran bansos tepat
bantuan sosial COVID- 19 belum terpenuhi guna dan tepat sasaran.
dengan baik. Karena masih ditemukan Pemerintah sejak Tahun 2015 telah
fakta-fakta bahwa dalam implementasi memiliki program Dana Desa. Program ini
segala bentuk produk kebijakan terkait adalah salah satu cara pemerintah
pendistribusian bantuan sosial COVID-19 mewujudkan pemerataan kesejahteraan
masih memiliki banyak masalah. Kanalisasi ekonomi di seluruh wilayah Indonesia. Pada
data base menjadi sorotan penulis untuk awal program Dana Desa dijalankan, masih
kemudian dijadikan sebagai rekomendasi. dengan angka serapan yang rendah. Namun,
Karena, ditemukan sistem nominal alokasi Dana Desa terus meningkat
pendistribusian bantuan sosial dengan dari tahun ke tahun.
basis data yang berkarakter yang tidak Pada Tahun 2015, dana desa
baku, dan tidak transparan. Dalam artian dianggarkan sebesar Rp 20,7 Triliun,
masih ada ditemukan ketidakcocokan dengan rata-rata setiap desa mendapatkan
antara data yang berada di pusat dengan alokasi sebesar Rp 280 Juta (Kementerian
data yang berada di daerah. Masyarakat Keuangan, 2017). Pada Tahun 2016, dana
sulit untuk mengakses hak terkait desa meningkat menjadi Rp 46,98 Triliun
informasi, karena negara masih belum dengan rata-rata setiap desa sebesar Rp 628
memiliki regulasi yang baik dalam hal Juta (Kementerian Keuangan, 2017). Pada
tersebut. Tahun 2017 kembali meningkat menjadi Rp
60 Triliun dengan rata-rata pengalokasian
Pemenuhan Prinsip serta Kerangka ke setiap desa sebesar Rp 800 Juta
Dasar Antikorupsi Dalam Produk (Kementerian Keuangan, 2017).
Kebijakan Bantuan Sosial COVID-19
Pada 2018, alokasi anggaran dana desa

145
Muhammad Syukur

sebanyak 3 (tiga) tahap yaitu Rp 12 Triliun Seperti pada akhir Tahun 2016 saja,
di tahap pertama, serta tahap kedua dan sebanyak 66.884 km jalan desa berhasil
ketiga sebesar Rp 24 Triliun (Publikasi terbangun, 511,9 km jembatan, 1.819 unit
Kemenkeu, 2018). Pada Tahun 2019 alokasi pasar desa, 14.034 unit sumur, 686 unit
dana desa mencapai Rp 70 Triliun embung, 65.998 drainase, 12.596 unit
(Kompas.com, 2019). Kemudian pada irigasi, 11.296 unit PAUD, 3.133 unit
Tahun 2020 dana desa dialokasikan sebesar Polindes, 7.524 Posyandu, 38.184 unit
Rp 72 Triliun (Kemenkeu, 2019). penahan tanah, 1.373 unit tambatan
perahu, 16.295 unit air bersih, dan 37.368
unit MCK. Hal demikian adalah catatan baik
sebagai bentuk kepedulian pemerintah
kepada masyarakatnya (Detikfinance,
2017).
Namun, Pemerintah masih
mempunyai banyak hal untuk dievaluasi.
Di program Dana Desa saja masih banyak
terjadi perilaku korupsi. Indikasi
terjadinya perilaku korupsi pada sektor
program dana desa terjadi disebabkan oleh
banyak faktor. Seperti, kucuran dana yang
Gambar 1
besar tanpa ada sistem kontrol data yang
mumpuni, cakupan wilayah program yang
Dalam SE No. 11 Tahun 2020 tersebut luas, literasi antikorupsi yang belum
di Angka (5) bahwa KPK menghimbau dijadikan sebagai kerangka dasar
peran aktif masyarakat untuk berlangsungnya program, dan faktor-
mensukseskan program bantuan sosial, faktor minor serta mayor lain dapat
dan meminimalisir risiko terjadinya menjadi sebabnya.
tindakan korupsi. Hasilnya adalah telah
Semenjak pandemi COVID-19
ada temuan yang dilansir detiknews.com
mewabah di Indonesia, program dana desa
bahwa Direktorat Tindak Pidana Korupsi
diubah fungsinya menjadi program
Bareskrim Polri menemukan 102 kasus
penanggulangan serta pemulihan ekonomi
dugaan penyelewengan dana bantuan
di tingkat desa melalui program Bantuan
sosial COVID-19 di 20 wilayah polda. Kasus
Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD)
terbanyak terdapat di Sumatera Utara.
tanggap COVID-19. Kewenangan
Kemudian, dari temuan yang dilansir menjalankan program BLT DD diberikan
kompas.com, bahwa seorang kepala dusun kepada Kementerian Desa, Pembangunan
dan anggota Badan Permusyawaratan Desa Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
(BPD) di Desa Banpres, Kecamatan (Kemendes PDTT) bersinergi dengan
Tuah Negeri, Kabupaten Musi Kementerian terkait sesuai maksud dan
Rawas, Sumatera Selatan, ditangkap polisi. tujuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
Keduanya diduga telah memotong dana 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara
(BLT) milik warga yang terdampak Covid- dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk
19. Penanganan Pandemi COVID-19 dan/atau
Sejak program Dana Desa dijalankan, Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang
memang banyak hal yang terealisasikan, Membahayakan Perekonomian Nasional
terutama dibidang pembangunan desa. dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan
146
Mitigasi Risiko Penyalahgunaan Bantuan Sosial COVID-19
Berdasarkan Teori Keadilan dan Perspektif Antikorupsi

Menjadi Undang-Undang. Pada hakikatnya,


dengan program ini pemerintah pusat
berusaha untuk memperkecil dampak
pandemi COVID-19 di masyarakat yang ada
di setiap desa yang terdata dalam program
BLT DD dengan memberikan sejumlah
dana bantuan sosial.
Program BLT DD adalah bantuan uang
kepada keluarga miskin di desa yang
bersumber dari Dana Desa untuk Gambar 3
mengurangi dampak pandemi COVID-19.
Dengan demikian dapat disimpulkan
Adapun nilai BLT DD adalah Rp 600.000
bahwa, negara hanya sebatas membangun
setiap bulan untuk diberikan kepada setiap
sistem produk kebijakan terkait bantuan
keluarga miskin yang memenuhi kriteria
sosial COVID- 19, akan tetapi tidak
dan diberikan selama 3 (tiga) bulan.
sepenuhnya berkomitmen untuk
Selanjutnya akan diberikan kemudian
menjadikan prinsip antikorupsi dapat
senilai Rp 300.000 setiap bulan untuk 3
berjalan bersamaan dengan
(tiga) bulan berikutnya. Program BLT DD
mengimplementasikan berbagai program
COVID-19 ini oleh negara telah dibebaskan
bantuan sosial COVID-19. Pada
pajaknya (Bappenas, 2020).
kenyataannya memang sulit untuk
Berdasarkan perolehan data dari menentukan moral setiap individu untuk
KEMENDES PDTT, dapat diketahui bahwa memiliki prinsip antikorupsi. Sampai
penyaluran BLT DD dilakukan dengan sekarang belum ditemukan satu produk
memberikan dana bantuan sosial sebesar kebijakan yang khusus mengatur terkait
Rp 600.000 kepada masing-masing Kepala sanksi apabila terjadi moral korupsi disaat
Keluarga yang terdata oleh KEMENDES kondisi pandemi sekarang.
PDTT. Seperti di Provinsi Banten- Penulis mendorong institusi negara
Kabupaten Pandeglang, diketahui per terkait pengawasan keuangan negara baik
tanggal 11 Agustus Tahun 2020 telah itu Kementerian Keuangan, Badan
direalisasikan program BLT DD kepada 9 Pemeriksaan Keuangan, Komisi
(sembilan) kecamatan yang kemudian Pemberantasan Korupsi, dan institusi
terurai lagi kepada 88 Desa, dapat dilihat pelaksana lainnya baik tingkat pusat
melalui tabel dibawah ini. Begitu pula maupun daerah, memaksimalkan
dengan data keempat kabupaten lainnya. himbauan anti korupsi untuk
dikampanyekan, serta penulis mendorong
Komisi Pemberantasan Korupsi lebih
sering mempublikasi kemasyarakat dalam
hal yang berkaitan dengan Survei Penilaian
Integritas dan merealisasikan program
Jaga Bansos ke tingkat regulasi perundang-
undangan.

Penutup
Gambar 2 Kesimpulan
1. Negara melalui UUD 1945
memandatkan untuk dijaminnya

147
Muhammad Syukur

kesejahteraan sosial terhadap seluruh produk kebijakan yang khusus


struktur masyarakatnya. Dapat mengatur terkait sanksi apabila terjadi
ditemukan produk kebijakan terkait moral korupsi disaat kondisi pandemi
ini dalam Undang-Undang sekarang.
Kesejahteraan Sosial. Salah satu skema
kesejahteraan sosial adalah pemberian Saran
‘bantuan sosial’ baik dalam kondisi 1. Rekomendasikan pertama adalah, untuk
negara dalam keadaan normal maupun negara dalam hal ini
saat negara dalam keadaan tidak mempertimbangkan untuk menjadikan
normal. Tinjauan penulis yang Pasal 22 Ayat (1) UUD 1945 sebagai
berfokus pada fenomena keadaan dasar rencana suatu produk kebijakan
negara dalam keadaan abnormal yang khusus terkait bantuan sosial saat
disebabkan oleh pandemi COVID-19, negara menghadapi kondisi yang darurat
ditemukan bahwa produk kebijakan dan memiliki kebutuhan untuk regulasi
pelaksana terkait penyaluran bantuan tersebut.
sosial COVID-19 sangat beragam dan 2. Rekomendasi kedua adalah, Kanalisasi
berlapis di setiap instansi data base menjadi sorotan penulis untuk
pemerintahan dari pusat maupun kemudian dijadikan sebagai
daerah. Sehingga penulis memandang rekomendasi. Karena, ditemukan sistem
bahwa negara masih dilema dan pendistribusian bantuan sosial dengan
sedikit panik dalam menghadapi basis data yang berkarakter yang tidak
pandemi ini terkhusus dalam baku, dan tidak transparan. Dalam artian
memenuhi kesejahteraan rakyatnya di masih ada ditemukan ketidakcocokan
tengah pandemi COVID-19. antara data yang berada di pusat dengan
2. Suatu Unsur keadilan dalam data yang berada di daerah. Masyarakat
implementasi produk kebijakan terkait sulit untuk mengakses hak terkait
upaya mitigasi risiko penyalahgunaan informasi, karena negara masih belum
bantuan sosial COVID-19 belum memiliki regulasi yang baik dalam hal
terpenuhi dengan baik. Karena masih tersebut.
ditemukan fakta- fakta bahwa dalam 3. Penulis mendorong institusi negara
implementasi segala bentuk produk terkait pengawasan keuangan negara
kebijakan terkait pendistribusian baik itu Kementerian Keuangan, Badan
bantuan sosial COVID-19 masih Pemeriksaan Keuangan, Komisi
memiliki banyak masalah. Pemberantasan Korupsi, dan institusi
3. Negara hanya sebatas membangun pelaksana lainnya baik tingkat pusat
sistem produk kebijakan terkait maupun daerah, memaksimalkan
bantuan sosial COVID-19, akan tetapi himbauan anti korupsi untuk
tidak sepenuhnya berkomitmen untuk dikampanyekan, serta penulis
menjadikan prinsip anti korupsi dapat mendorong Komisi Pemberantasan
berjalan bersamaan dengan Korupsi lebih sering mempublikasi
mengimplementasikan berbagai kemasyarakat dalam hal yang berkaitan
program bantuan sosial COVID-19. dengan Survei Penilaian Integritas (SPI)
Pada kenyataannya memang sulit untuk dan merealisasikan program Jaga Bansos
menentukan moral setiap individu ke tingkat regulasi perundang-
untuk memiliki prinsip antikorupsi. undangan.
Sampai sekarang belum ditemukan satu

148
Mitigasi Risiko Penyalahgunaan Bantuan Sosial COVID-19
Berdasarkan Teori Keadilan dan Perspektif Antikorupsi

Referensi 10772/ polri-sumut-terbanyak-


Arsil, Fitra dan Qurrata Ayuni. (2020). kasus-dugaan- penyelewengan-
Model Pengaturan Kedaruratan dan dana-bansos-covid-19.
Pilihan Kedaruratan Indonesia
Dalam Menghadapi Pandemi COVID- Peta Sebaran COVID-19 Indonesia,
19”. Jurnal Hukum dan https://covid19.go.id/peta- . 12
Pembangunan Universitas Indonesia. Oktober 2020.
DOI:http://dx.doi.org/10.21143/jhp.
vol5 0.no2.2585. Presiden: Buka Data Penerima Bansos.
https://www.republika.id/posts/65
Asshiddiqie, Jimly. (2017). Hukum Tata 46/pre siden-buka-data-penerima-
Negara Darurat. Rajawali Pers. bansos.
Jakarta.
Putra, Yulianto Kasriadi. (2020). Korupsi
Ferejohn, John dan Pasquale Pasquino. BLT Covid-19, Kepala Dusun dan
(2004). The Law of The Exception: A Anggota BPD Ditangkap.
Typology of Emergency Powers. https://regional.kompas.com/read/
Oxford University Press and New 2020/ 06/02/16311551/korupsi-
York University School of Law 2(2). blt-covid-19 kepala-dusun-dan-
An Enquiry Concerning the Principles anggota-bpd ditangkap?page=all. E-
of Morals, Bagian. III, pt I, parg 3, ed. Hibah: Inovasi Pelayanan Publik
L.A. Selby-Bigge, edisi kedua. Untuk Pengelolaan
Oxford.
R A Posner. (2006). Not a Suicide Pact: The
Hart, H.L.A. (1961), The Concept of Law. Constitution in a Time of National
The Clarendon Press. Oxford. Emergency. Oxford University Press.
USA.
Hukum Online. Empat Potensi Korupsi
Pemberian Bansos Covid-19”, Rawls, John. (1973), A Theory of Justice.
keterangan Plt Juru Bicara KPK Ipi Oxford University. London.
Maryati terhadap wartawan.
https://www.hukumonline.com/ber ______________. (2019). A Theory of Justice,
ita/ba ca/lt5ec3d74c94cf4/empat- (Harvard University Press,
potensi- korupsi-pemberian-bansos- Cambridge, Massachusetts 1995).
covid-19/ Terjemahan Uzair Fauzan, Heru
Prasetyo. Teori Keadilan, Dasar-
Kant, ed. Hans Reis. (1970). Concerning the Dasar Filsafat Politik Untuk
Common Saying: This May Be True in Mewujudkan Kesejahteraan Sosial
Theory but It Does Not Apply in Dalam Negara. Cetakan III. Pustaka
Practice. Political Terjemahan H.B. Pelajar. Yogyakarta.
Nisbel The University Press.
Cambridge. Republik Indonesia (Keppres), Keputusan
Presiden tentang Penetapan
Laras, Gita. (2020). WHO Tetapkan COVID- Bencana Non Alam Penyebaran
19 Sebagai Pandemi Global, Apa Coronavirus Disease 2019 (Covid-
Maksudnya ?. 19) Sebagai Bencana Nasional,
https://nationalgeographic.grid.id/r Keppres No. 12 Tahun 2020.
ead/ 132059249/who-tetapkan-
covid-19- . 12 Oktober 2020. Republik Indonesia (PermenKes),
Peraturan Menteri Kesehatan
Luqman. (2020). Polri: Sumut Terbanyak tentang Penerapan Manajemen
Kasus Dugaan Penyelewengan Risiko Terintegrasi di Lingkungan
Dana Bansos COVID-19”. Kementerian Kesehatan, Permen
https://news.detik.com/berita/d51 No. 25 Tahun 2019.

149
Muhammad Syukur

Republik Indonesia (Perpres BANSOS non Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji.
Tunai), Peraturan Presiden tentang (2001). Penelitian Hukum Normatif
Penyaluran Bantuan Sosial Non (Suatu Tinjauan Singkat). Rajawali
Tunai, Perpres No. 63 Tahun 2017, Pers. Jakarta.
LN Tahun 2017 No. 156.
Suharto, Edi (2008). Kebijakan Sosial
Republik Indonesia (Perpres), Peraturan sebagai Kebijakan Publik. Cetakan
Presiden tentang Komite Kedua. Alfabeta. Bandung.
Penanganan Coronavirus Disease
2019 (COVID-19) dan Pemulihan Suharto, Edi, Juni Thamrin, Michael Cuddy
Ekonomi Nasional, Perpres No, 82 and Eammon Moran (2006),
Tahun 2020. LN Tahun 2020 No 178. Strengthening Social UNDP (2011).
Human Development Report:
Republik Indonesia (UU Kesejahteraan Sustainability and Equity, A Better
Sosial), Undang-Undang tentang Future for All. UNDP. New York
Kesejahteraan Sosial, UU No. 11
Tahun 2009, LN Tahun 2009 No. 12, Suharto, Edi. (2015). Peran Perlindungan
TLN No. 4967. Sosial Dalam Mengatasi
Kemiskinan Di Indonesia: Studi
Republik Indonesia (UU Penanggulangan Kasus Program Keluarga Harapan.
Bencana), Undang-Undang tentang Jurnal Sosiohumaniora 17(1): 23.
Penanggulangan Bencana, UU No. 24
Tahun 2007, LN Tahun 2007 No. 66, UNESCAP (2012). Research Framework for
TLN No. 4723. the Analysis of Social Protection
focusing on Income Support
Republik Indonesia (UU Penanggulangan Schemes in Asia and the Pacific.
Bencana), Undang-Undang tentang UNESCAP. Bangkok.
Penanggulangan Bencana, UU No.
24 Tahun 2007, LN Tahun 2007 No. WHO. Covid-19 Disease outbreak situation,
66, TLN No. 4723. https://www.who.int/emergencies/
dise ases/novel-coronavirus-
2019?gclid=Cjw. 18 May 2020.

150

Anda mungkin juga menyukai