Anda di halaman 1dari 2

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : MARGIONO

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 041912038

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4103/Filsafat Hukum Dan Etika Profesi

Kode/Nama UPBJJ : 83/KENDARI

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Berdasarkan sifat hukum yang bersifat memaksa dan mengatur jalannya kehidupan di
masyarakat, adanya konsep pengaturan tentang vaksinasi covid-19 sebagai keberlakuan hukum
terkini adalah yang sah-sah saja dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Hal ini dilakukan demi
menekan angka penularan covid-19 di Indonesia. Pemberlakuan ini sengaja dilakukan oleh
pemerintah Indonesia dengan tujuan memaksa seluruh masyarakat Indonesia menerima
vaksin. Hal ini dilakukan dengan adanya keberlakuan hukum terkini yang diterapkan
pemerintah Indonesia. Demi kebaikan seluruh lapisan masyarakat,keberlakuan hukum ini
terpaksa dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan tujuan mengembalikan stabilitas
ekonomi Indonesia diakibatkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat dan menekan
angka kematian karena terjangkit virus covid-19 ini.

2. Menurut Plato Keadilan itu di luar kemampuan manusia. Sumber ketidakadilan adalah
perubahan dalam masyarakat, Masyarakat memiliki elemen-elemen prinsip yang harus
dipertahankan :
a. Pemilihan kelas-kelas yang tegas
b. Identifikasi takdir negara dengan takdir kelas penguasanya Kemudian diturunkan pada
elemen-elemen :
1). Kelas Penguasa punya monopoli terhadap semua hal
2). Harus ada sensor terhadap semua aktivitas intelektual kelas penguasa dan propaganda
terus menerus yang bertujuan menyeragamkan pikiran-pikiran mereka
3). Negara harus bersifat mandiri (self-sufficient). Jika diperhatikan berdasarkan
pemikiran Plato yaitu penguasa punya monopoli terhadap semua hal. Hal ini sejalan
dengan pemberlakuan kebijakan vaksinasi covid-19 yang diatur dalam perpres no.14
tahun 2021. Monopoli yang dilakukan oleh pemerintah ini diberlakukan untuk
kepentingan masyarakat sendiri. Untuk menyatukan/menyeragamkan pikiran
masyarakat tentu harus adanya propaganda yang dilakukan oleh pemerintah agar
kebijakan vaksinasi ini dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.

3. Aliran realisme hukum atau legal realisme adalah suatu pandangan dalam ilmu hukum yang
menekankan pada pengaruh faktor-faktor sosial, politik, dan ekonomi terhadap pembentukan
dan pelaksanaan hukum. Dalam konteks sanksi pidana bagi yang menolak melaksanakan
vaksinasi COVID-19, pandangan legal realisme dapat bervariasi tergantung pada sudut pandang
individu atau kelompok yang menganut aliran ini. Secara umum, legal realisme mungkin akan
mempertimbangkan faktor-faktor sosial, politik, dan ekonomi yang mempengaruhi fenomena
penolakan vaksinasi COVID-19. Pandangan legal realisme mungkin akan memerhatikan
bagaimana sanksi pidana yang diterapkan terhadap mereka yang menolak vaksinasi dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, politik, dan ekonomi, seperti kebijakan pemerintah,
opini publik, tekanan kelompok kepentingan, dan konteks hukum yang berlaku. Beberapa
pandangan dalam aliran legal realisme mungkin akan mempertanyakan efektivitas atau
rasionalitas dari sanksi pidana dalam kasus penolakan vaksinasi COVID-19, dengan
mempertimbangkan berbagai faktor yang melatarbelakangi tindakan tersebut. Mereka
mungkin akan mengkritisi apakah sanksi pidana merupakan pendekatan yang paling tepat
dalam menghadapi isu penolakan vaksinasi, dan apakah terdapat alternatif tindakan hukum
atau kebijakan yang lebih efektif atau lebih sesuai dengan faktor-faktor sosial, politik, dan
ekonomi yang ada. Namun demikian, perlu diingat bahwa pandangan dan pendekatan legal
realisme dapat bervariasi dan kompleks, serta tergantung pada berbagai faktor kontekstual dan
sudut pandang individu atau kelompok yang mengadopsi aliran ini.

Anda mungkin juga menyukai