Abstrak
Pandemi COVID- 19 yang dikala ini terjalin di segala dunia tidak pelak lagi ialah
aspek yang sangat mempengaruhi terhadap seluruh aspek kehidupan warga dikala ini.
Di Indonesia, pemerintah menerapkan beberapa kebijakan untuk mengantisipasi
penyebaran virus Covid-19. Kebijakan yang dibuat pemerintah ini tentunya sangat
berpengaruh terhadap perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Kebijakan yang
dibuat berorientasi pada mengurangi interaksi secara langsung. Selain itu, kebijakan
tersebut juga menimbulkan konflik sosial yang terjadi di tengah masyarakat. Tujuan
dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui perubahan sosial dan konflik yang
terjadi atas kebijakan dari pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran virus Covid-
19. Penelitian ini menggunakan metode kajian litratur yang bersifat deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan sosial dari yang sebelum terjadi
pandemi, masyarakat masih bisa berinteraksi secara langsung dengan masyarak lain
menjadi sangat terbatas. Akibat terbatasnya interaksi secara langsung ini, berakibat
pada timbulnya konflik di tengan masyarakat.
Kata Kunci: Pandemi Covid-19, Kebijakan Pemerintah, Perubahan Sosial dan
Konflik.
Abstract
The COVID-19 pandemic that is currently happening all over the world is
undoubtedly the most influential factor in all aspects of people's lives today. In
Indonesia, the government has implemented several policies to anticipate the spread
of the Covid-19 virus. The policies made by the government are certainly very
influential on social changes that occur in society. The policies made are oriented
towards reducing direct interaction. In addition, the policy also creates social conflicts
that occur in the community. The purpose of this research is to find out social changes
and conflicts that occur due to government policies to anticipate the spread of the
Covid-19 virus. This research uses a descriptive literature study method. The results
of the study show that there has been a social change from before the pandemic,
people can still interact directly with other communities to be very limited. As a result
of this limited direct interaction, it results in the emergence of conflict within the
community.
Keywords: Covid-19 Pandemic, Government Policy, Social Change and Conflict.
A. Pendahuluan
Pada awal tahun 2020, dunia dihebohkan dengan merebaknya virus baru yaitu
coronavirus jenis baru (SARS- CoV- 2) dan penyakitnya disebut Coronavirus disease
2019 (COVID- 19). Virus ini disinyalir ditemukan pada akhir bulan Desember 2019
di Wuhan, Tiongkok (Yuliana, 2020). Pada sebagian kasus, virus Corona
mengakibatkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Setelah diteliti
lebih lanjut, virus ini juga menyebabkan infeksi pernapasan berat seperti pneumonia.
Awalnya, diduga virus Corona ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian
diketahui bahwa virus Corona juga dapat menular dari manusia ke manusia.
(Nurhalimah, 2020)
Pada 2 Maret 2020, untuk pertama kalinya pemerintah mengumumkan
ancaman virus Corona telah masuk ke Indonesia dengan terinfeksinya dua warga
negara sipil yang positif Covid- 19. Pemerintah Indonesia mengambil tindakan
dengan melakukan langkah-langkah awal sebagai antisipasi, seperti mengunakan
Health Alert Card atau Yellow Card, dan Thermal Scanner untuk mengecek suhu
tubuh diatas 38,5 derajat Celcius di pintu masuk dan keluar RI. Menurut data laporan
kumulatif kasus positif Covid-19 yang terdata sejak Maret sampai April 2020,
menunjukkan data grafik yang terus meningkat signifikan di wilayah Sumatera Utara,
Bali, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara (Kompas,
2020). Dengan melihat kondisi saat itu, virus Corona bukan sekedar wabah yang bisa
diacuhkan begitu saja dengan hanya mengiranya sebagai flu biasa, tetapi bagi analisis
dunia kesehatan, virus ini cukup berbahaya dan mematikan.
Selain meningkatnya kasus positif Covid-19 yang berujung kematian, situasi
pandemi Covid-19 ini juga berdampak luas dalam berbagai aspek kehidupan
masyarakat, seperti berpengaruh pada keadaan sosial, budaya, pendidikan, ekonomi,
politik, serta kegiatan yang bersifat global. Perubahan ini dapat dilihat dari beberapa
kebijakan yang diterapkan pemerintah (Purnama et al., 2020).
Kebijakan adalah praktik sosial, bukan peristiwa tunggal atau terisolir. Oleh
karena itu, kebijakan dibuat oleh pemerintah dan didasarkan pada semua peristiwa
yang terjadi dalam masyarakat. Peristiwa ini tumbuh dalam praktik kehidupan sosial
dan bukan merupakan peristiwa yang berdiri sendiri, terisolasi, dan asing bagi
masyarakat (Thoha, 2021).
Implementasi kebijakan secara umum digambarkan sebagai yang didefinisikan
secara jelas oleh pembuat kebijakan (pemerintah), dan berdampak pada spesifikasi
rinci dari program, yaitu bagaimana dan di mana lembaga atau organisasi
melaksanakan program, dan apa undang-undang atau program itu diartikan.
Kemudian pelaksana program bertanggung jawab atas putusan kebijakan yang
dilakukan.
Diantara kebijakan nya adalah membatasi kegiatan yang berada di luar rumah,
menerapkan kegiatan pembelajaran daring bagi para pelajar, dan bekerja dari rumah
bagi para karyawan (work from home). Langkah Pemerintah ini diharapkan dapat
mengantisipasi kasus positif virus Corona di Indonesia yang tentunya sudah melalui
berbagai pertimbangan-pertimbangan yang dilihat dari berbagai aspek kehidupan.
Kemudian kebijakan ini nantinya diikuti dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat
Indonesia (Yunus & Rezki, 2020).
Salah satu kebijakan pemerintah adalah mengintruksikan kepada warga negara
nya untuk melakukan aktifitas pekerjaan dan sebaginya di rumah. Kebijakan ini
diucap dengan lockdown. Lockdown menolong mengestimasi penyebaran virus
Corona ke sesuatu daerah tertentu, sehingga diharapkan warga yang terletak ataupun
senantiasa tinggal di sesuatu daerah tertentu bebas dari wabah tersebut. Perihal ini
pula nampak dengan terdapatnya penutupan jalur dalam waktu tertentu, pembatasan
jam malam, serta lain sebagainya. Kegiatan Lockdown telah ada dalam peraturan
perundang-undangan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 6 tahun 2018
tentang Kekarantinaan Kesehatan yang membahas Kekarantinaan Kesehatan di Pintu
Masuk dan di wilayah dilakukan melalui kegiatan pengamatan penyakit dan Faktor
Risiko Kesehatan Masyarakat terhadap alat angkut, orang, barang, dan/atau
lingkungan, serta respons terhadap Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dalam bentuk
tindakan Kekarantinaan Kesehatan (Wiryawan, 2020).
Dalam kenyataan di lapangan, peraturan tersebut masih belum terlalu ditaati
oleh masyarakat. Hal ini terlihat dengan adanya beberapa orang yang masih berada di
luar rumah dengan alasan mencari nafkah. Jika hal itu tidak segera ditangani, maka
virus Corona akan menjadi lebih cepat penyebarannya.
Pelaksanaan metode lockdown di satu sisi mempunyai peran untuk
mengantisipasi meningkatnya kasus posif Covid-19 di beberapa belahan dunia,
termasuk Indonesia. Namun, kebijakan ini di sisi yang lain juga dapat mematikan
kegiatan ekonomi dan sosial jika tidak dikelola dengan sebaik mungkin. Jika hal itu
terjadi, maka hal ini dapat berpotensi menimbulkan berbagai konflik sosial diantara
masyarakat.
Sebagai suatu negara kesatuan, menurut penulis hendaknya antara pemerintah
dengan warga negaranya saling bekesinambungan dalam mengahadapi situasi
pandemi. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan sangat berperan besar dalam
mengatur keadaan atau situasi negara di saat pandemi. Kebijakan ini kemudian diikuti
dan dilaksanakan oleh warga negara dengan penuh kesadaran. Kepenulisan ini
penting karena kebijakan yang dibuat oleh pemerintah akan membuat perubahan
sosial di masyarakat. Masyarakat kini harus beradaptasi kembali dengan norma dan
adat yang ada karena situasi yang terjadi. Kemudian perbedaan pemikiran antara
pembuat kebijakan yakni pemerintah dengan warga negara nya akan ada beberapa
pihak yang tidak setuju dengan kebijakan tersebut sehingga dapat menimbulkan
sebuah konflik sosial.
B. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kajian literatur. Kajian literatul
merupakan penelitian kepustakaan dengan dengan mencari literatur dari buku,
jurnal, artikel, maupun cetakan lainnya yang memiliki topik berkesinambungan,
sehingga menghasilkan suata karya tulisan dengan topik atau isu tertentu. Dalam
kajian literatur untuk penulisan suatu tulisan ilmiah, seperti skripsi, tesis, dan
disertasi, penulis menelusuri berbagai pustaka atau literatur yang berkaitan sesuai
dengan topik dan masalah yang dipilih, tentang objek penelitian, tentang teori yang
telah digunakan dalam penelitian sebelumnya, tentang metode penelitian dan
seterusnya.(Marzali, 2016)
Kajian literatur dilakukan untuk mengetahui berbagai macam pengetahuan
yang terus berkembang pada setiap zamannya. Sebelumnya, banyak peneliti yang
sudah mengkaji berbagai topik dan objek penelitian yang beragam untuk dipelajari
lagi oleh peneliti lainnya. Kajian literatur dilakukan untuk mencapai dua hal.
Pertama, kajian yang dilakukan untuk menulis sebuah karya ilmiah yang
memperkenalkan tema tertentu yang nantinya akan diterbitkan sebagai bacaan untuk
umum. (Tjahjono, 2008)
Tujuan kedua adalah untuk proyek kepentingan pribadi. Hal ini dilakukan
untuk menambah cakrawala kita mengenai topik yang kita miliki, mempermudah
dalam merumuskan masalah, dan membantu menentukan teori dan langkah-langkah
dalam penelitian kita. Dengan mempelajari literatur lain, kita bisa memilih apakah
akan mencontoh, me- review, atau memberi saran dan kritik terhadap suatu literatur.
Dalam kajian ini akan memaparkan berbagai kajian dengan topik tertentu untuk
kepentingan pribadi. Berikut langkah-langkah kajian literatur yang digunakan oleh
penulis.
1) Pengumpulan Artikel
Pada tahap ini dilakukan dengan menjelajahi berbagai artikel yang terkait
dengan topik.
2) Menyeleksi Artikel berdasarkan Variabel yang telah ditentukan.
Hal ini dapat dilakukan dengan mencari fokus dan hal-hal pokok agar
memudahkan dalam tahap selanjutnya.
3) Penyusunan Artikel
4) Pembahasan dan Analisis
Pada tahap ini membahas tentang teori-teori tertentu beserta analisis
berdasarkan literatur yang digunakan.
5) Kesimpulan
Hal ini dilakukan terhadap hasil pembahasan dan analisis sebelumnya.
(Marzali, 2016)
a. Lockdown
Di Indonesia, penyebutan kebijakan lockdown sesuai dengan karantina
wilayah berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Karantina
Kesehatan. Ada beberapa jenis peraturan karantina dalam undang-undang.
Yakni karantina rumah, karantina wilayah, karantina rumah sakit, dan
pembatasan sosial secara meluas. Karantina rumah berarti seseorang dilarang
keluar rumah. Dalam keadaan pandemi Covid- 19, orang tersebut masuk
dalam kategori Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan Pasien Dalam
Pengawasan (PDP). Kedua, karantina rumah sakit (suspect) jika seseorang
dinyatakan positif mengidap penyakit tersebut. Dalam kasus Covid-19, orang
tersebut dinyatakan positif Covid-19. Karantina wilayah, di sisi lain, disebut
penguncian wilayah, dan pembatasan sosial yang berlaku saat ini disebut
social distancing (Sanur, 2020).
Kebijakan lockdown karena lonjakan Covid-19 memberi dampak
perubahan sosial di masyarakat dengan membatasi diri di rumah dengan
situasi budaya yang berbeda. Beberapa orang menanggapi lockdown dengan
bersantai, menghabiskan waktu luang mereka, dan meningkatkan konsumsi
belanja online. Ada beberapa orang terus memilih untuk bekerja. Baik di luar
maupun di dalam rumah karena tuntutan hidup. Para pelajar melakukan
pembelajaran dengan school from home. Kemudian juga banyak orang yang
sakit atau sedih menyebabkan depresi dan kecemasan (Fathurokhmah, 2021).
D. Kesimpulan
Setiap individu dalam suatu masyarakat akan mengalami suatu perubahan
sosial. Dalam situasi pandemi seperti saat ini, tidak dapat dipungkiri jika membawa
pengaruh terhadap adanya suatu perubahan sosial budaya. Menghadapi situasi
pandemi, setiap individu harus bisa menyeimbangkan diri dan beradaptasi dengan
situasi yang terjadi. Setiap individu harus mulai terbiasa dengan kebijakan-kebijakan
baru yang merupakan tindak lanjut dari situasi yang terjadi. Pemerintah menerapkan
lockdown, pembelajaran online, work from home, menjaga jarak fisik dan sosial demi
mengantisipasi penyebaran virus Covid-19. Perubahan sosial yang terjadi diantaranya
terbatasnya interaksi langsung di antara masyarakat. Mengenai kebijakan pemerintah,
beberapa masyarakat lambat laun merasa kurang efektifnya kebijakan yang dibuat.
Apalagi jika kebijakan tersebut dibuat untuk mengistimewakan salah satu golongan
demi kepentingan pribadi. Maka timbul konflik di antara keduanya.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, L., & Nuruddin. (2021). Konflik Sosial Keagamaan Di Masa Pandemi Covid-19.
Sangkep: Jurnal Kajian Sosial Keagamaan, 4(1), 94–108.
https://doi.org/10.20414/sangkep.v2i2.p-ISSN
Fadlilah, A. N. (2020). Strategi Menghidupkan Motivasi Belajar Anak Usia Dini Selama
Pandemi COVID-19 melalui Publikasi. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, 5(1), 373. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.548
Kompas. (2020). Diumumkan Awal Maret, Ahli: Virus Corona Masuk Indonesia dari
Januari.
Kusuma, W. S., & Sutapa, P. (2020). Dampak Pembelajaran Daring terhadap Perilaku Sosial
Emosional Anak. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 1635–1643.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.940
Mungkasa, O. (2020). Bekerja dari Rumah (Working From Home/WFH): Menuju Tatanan
Baru Era Pandemi COVID 19. Jurnal Perencanaan Pembangunan: The Indonesian
Journal of Development Planning, 4(2), 126–150. https://doi.org/10.36574/jpp.v4i2.119
Purnama, D. T., Juliansyah, V., & Chainar. (2020). PANDEMI COVID-19, PERUBAHAN
SOSIAL DAN KONSEKUENSINYA PADA MASYARAKAT. Proyeksi: Jurnal Ilmu
Sosial Dan Humaniora, 25(1), 1–13.
Wardani, A., & Ayriza, Y. (2020). Analisis Kendala Orang Tua dalam Mendampingi Anak
Belajar di Rumah Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, 5(1), 772. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.705
Yuliana, Y. (2020). Corona virus diseases (Covid-19): Sebuah Tinjauan Literatur. Wellness
And Healthy Magazine, 2(1), 187–192. https://doi.org/10.30604/well.95212020
Yunus, N. R., & Rezki, A. (2020). Kebijakan Pemberlakuan Lockdown Sebagai Antisipasi
Penyebaran Corona Virus Covid-19. Salam: Jurnal Sosial & Budaya Syar’i, 7(3), 103–
111.