Anda di halaman 1dari 7

LOMBA ONLINE ESSAY KOFEIN 2021 FAKULTAS

FARMASI AIRLANGGA

DISUSUN OLEH

TEGAR KHARISMA

STIKES NOTOKUSUMO YOGYAKARTA

2020
PATUH UNTUK KESELAMATAN BERSAMA

Oleh : Tegar Kharisma

Akhir 2019 ditutup dengan laporan mengejutkan oleh Pemerintah China


tentang merebaknya virus corona atau dikenal covid-19 di negara tersebut, virus
ini pertama muncul di provisi wuhan yang disebabkan oleh pola makanan
masyarakat disana. Penyebaran virus ini ada yang berkata melalui udara, konta
langsung dengan penderita dan melalui hewan unggas. Pada awalnya berita
tentang virus ini dianggap sebagai isu dan para kepolisisan China menangkap
penyebar berita tersebut . akan tetapi, Pada awal tahun 2020 tepatnya pada 20
januari pemerintah China telah mengambil alih, Presiden Xi Jinping
memerintahkan upaya tegas untuk menghentikan penyebaran virus corona dan
menekankan perlunya keterbukaan informasi yang tepat waktu.

Wabah covid masuk diindonesia pada 2 Maret 2020 dan untuk pertama
kalinya pemerintah indonesia mengumumkan adanya dua kasus pasien positif
Covid-19 di Indonesia. Akan tetapi, Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia
(UI) Pandu Riono menyebutkan virus corona jenis SARS-CoV-2 sebagai
penyebab Covid-19 itu sudah masuk ke Indonesia sejak awal Januari. "Sejak awal
Januari kemungkinan besar virus (SARS-CoV-2) itu sudah masuk ke Indonesia,"
kata Pandu dalam diskusi daring bertajuk "Mobilitas Penduduk dan Covid-19:
Implikasi Sosial, Ekonomi dan Politik". Total jumlah kasus untuk saat ini
mencapai 550 ribu kasus. Indonesia menepati posisi pertama sebagai jumlah kasus
terbanyak di asia tenggara yang sebelumnya diduduki oleh filipina.

Berdasarkan hasil dari penelitian Ray Jl (2020) menyampaikan bahwa


urutan negara dengan angka kematian terendah pertama yaitu Singapura, dengan
total kasus 25.346 positif, dengan pasien sembuh 3.851, dan meninggal hanya 21
jiwa. Negara dengan kasus kematian COVID-19 terendah kedua adalah Korea
Selatan, dengan jumlah kasus 10.962 positif dengan angka kematian 259 kasus.
Setelah belajar dari kedua kasus dinegara tersebut, penuran covid-19 dapat
dikendalikan dengan melakukan protokol kesehatan sessuai dengan aturan dari
World Health Organization (WHO).

Protokol kesehatan yang dilakukan oleh negara singapura meliputi


mengendalian perbatasan guna untuk meminimalisir impor kasus dari negara lain,
penutupan akses perjalanan ke china sejak 1 februari 2020 serta bmenghimbau
masyarakat untuk menunda perjalanan yanf tidak penting. Kebijakan ini bisa
efektif karena adanya sanksi denda bagi para pelanggarnya. Kalau protokol yang
dilakuakan oleh negara korea selatan yaitu empat startegi (tracking, tracing,
testing, dan treating termasuk social distancing).

1. Tracking ( pelacakan ) dilakukan untuk mengetahui siapa saja yang


telah bertemu dengan penderita virus corona, yang juga akan
memudahkan petugas kesehatan untuk mengambil tindakan agar virus
ini tidak menyebar semakin luas.
2. Tracing ( penelusuran ) adalah proses mengidentifikasi, menilai, dan
mengelola orang-orang yang telah terpapar suatu penyakit untuk
mencegah penularan lebih lanjut.
3. Testing ( pengujian ) rapid test menjadi salah satu cara yang digunakan
untuk mendeteksi terinfeksi COVID-19 dalam tubuh manusia
4. Treating ( mengobati ) Social distancing merupakan salah satu langkah
pencegahan dan pengendalian infeksi virus Corona dengan
menganjurkan orang sehat untuk membatasi kunjungan ke tempat
ramai dan kontak langsung dengan orang lain.

Korea selatan pun membuat peraturan yang bahwasanya apabila ada yang
masyarakat yang melanggar atau menolak tes dan karatina mandiri akan
dikenakan sanksi denda sebesar 1 juta won atau setara dengan 13 juta rupiah. Di
indonesia sendiri protokol kesehatan sudah dilakukan dimasayrakat dengan
bentuk mengunakan masker saat beraktivitas keluar rumah, selalu mencuci tangan
dan menerapkan etika batuk . pemerintah indonesia harus belajar dari dua negara
tersebut dalam penerapan protokol kesehatan dan kebijakan yang tepat supaya
mendapatkan kepercayaan dari masyarakat betapa bahayanya covid-19.

Seorang ahli kesehatan dari Kanada, Jeff Kwong, mengatakan bahwa


dalam menghindari perkembangan Covid-19, sesungguhnya yang diperlukan
adalah physical distancing atau menjaga jarak aman antarindividu dalam interaksi
sosial. Sementara itu, di Indonesia menggunakan istilah social distancing. Dalam
kenyataan memang physical distancing tidak sepenuhnya dapat dipisahkan dengan
social distancing. Akan tetapi, social distancing di dalamnya memiliki dimensi
relasi sosial dan emosional. Oleh sebab itu, kebijakan social distancing
kelihatannya belum sepenuhnya dipahami secara baik oleh masyarakat indonesia
sebagai strategi pencegahan penyebaran Covid-19. Karena, sekalipun Covid-19
sangat meresahkan masyarakat terkait dengan kesehatan dan keselamatan diri,
namun ikatan relasi sosial masih lebih kuat dalam perspektif masyarakat.

Peran dari perspektif interaksionis simbolik dalam social distancing dapat


dilihat pada perilaku masyarakat, di mana penggunaan istilah social distancing
menjadi dilema dalam penerapannya. Pertama, masyarakat kesulitan menjalankan
social distancing karena kebiasaan dalam kebersamaan, kerja sama, solidaritas,
dan sejenisnya sebagai bentuk dari interaksi sosial. Kedua, bagi masyarakat awam
beranggapan social distancing hanya sebatas menjaga jarak, terlihat pada saat
ketika berada di area publik seperti ketika melakukan antrian di anjungan tunai
mandiri (ATM). Meskipun, kondisi seperti ini masih menjadi masalah pribadi
karena masih ada orang yang tidak mudah untuk melakukannya. Dengan kata lain,
terlihat dengan sangat jelas ada persoalan yang sementara dihadapi oleh
masyarakat terkait dengan social distancing. Tidak bisa kita mungkiri bahwa
akibat dari social distancing, masyarakat harus melakukan aktivitas di tempat
tinggal masing-masing. Sementara, sebelumnya mereka melakukan aktivitas
dengan banyak orang secara bersama-sama. Kebijakan social distancing di dunia
kerja yang sebelumnya terjadi secara on site diganti dengan online dan saat ini
mulai menimbulkan kejenuhan bekerja di rumah. Inilah permasalahan yang harus
diselesaikan, dicari solusinya untuk mencegah penyebaran Covid-19 lebih efektif.
Apalagi imbauan tidak mudik dari pemerintah menjelang bulan puasa, sebagian
masyarakat terlihat mulai tidak menaatinya. Dengan demikian kebijakan tentang
social distancing harus lebih ditekankan pada physical distancing. Akan tetapi,
kebijakan physical distancing perlu disosialisasikan secara terus-menerus agar
masyarakat memahami secara benar tentang kegunaan kebijakan physical
distancing bagi kesehatan bersama masyarakat sebagai hasil dari ikatan relasi
sosial yang sangat kuat. 

Relasi sosial tidak hanya berbentuk kontak langsung semata, tetapi juga
bagaimana kehidupan sosial masyarakat berjalan secara stabil. Jelasnya,
kelemahan memahami social distancing pada wilayah publik, perlu diatasi dengan
memperjelas fungsi physical distancing yang sangat diperlukan dalam menangani
wabah Covid-19. Dengan demikian, penanggulangan wabah Covid-19
memerlukan pendekatan kultural, dan karenanya peranan para tokoh dan pihak-
pihak yang memegang kekuatan kultural dalam masyarakat sangat vital. Perlu
melibatkan pemerintah desa seperti RT, RW, dan kelurahan, selain Kepolisian dan
TNI dalam hal pengawasan terhadap masyarakatnya. Di sisi lain, faktor ekonomi
juga merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan, kekhawatiran kehilangan
pekerjaan. Hal itu dapat dimengerti karena sampai sejauh ini masih banyak dunia
usaha yang belum secara tegas menyatakan keberpihakannya terhadap kebijakan
work from home (WFH) dengan berbagai alasan. Ditambah lagi kenyataan bahwa
ada anggota masyarakat yang memang harus keluar rumah karena hanya dengan
cara keluar rumah kelangsungan hidup keluarganya dapat dipertahankan. Para
sopir ojek online dan pekerja sektor informal adalah kelompok yang berhadapan
dengan pilihan-pilihan sulit saat ini. Last but not least, tidak ada pilihan lain,
mengatasi wabah Covid-19 memerlukana sinergi semua pihak, kesadaran dan
pengorbanan semua pihak, tidak hanya pemerintah, tetapi juga dunia usaha, dunia
pendidikan, dan masyarakat. Kepekaan sosial terhadap sesama merupakan
kekuatan yang seharusnya menjadi ujung tombak dalam mengatasi permasalahan
ini. Saatnya kita menunjukkan bahwa menjaga kelangsungan hidup manusia
merupakan prioritas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Teruslah berjuang
dengan penuh optimisme bangsa bahwa masalah ini akan segera teratasi.
Kesimpulan dari saya yaitu penerapan sosial distansing di indonesia harus
dilakukan keseluruh penjuruh indonesia dengan syarat tetap melakukan gaya
hidup sehat dengan memilih makanan dengan nutrisi seimbang agar dapat
mencegah terjadinya penyakit dan memperkuat imunologi tubuh kita. Sehat itu
adalah aset yang harus dijaga sejak dini. Tubuh yang sehat dapat menghasilkan
sumber daya manusia yang lebih produktif. Oleh karena itu, ayo lawan COVID-
19 sengan manaati peraraturan yang ada.
Daftar Pustaka
1. https://www.merdeka.com/dunia/cerita-lengkap-asal-mula-munculnya-
virus-corona-di-wuhan.[ diakases pada 03 desember 2020 ]
2. https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/11/130600623/diumumkan-
awal-maret-ahli--virus-corona-masuk-indonesia-dari-januari#: [ diakses
pada 03 desember 2020 ]
3. Ray Jl. 2020. “The Medical Journal of Australia – Preprint only – 6 April
2020 From SARS to COVID-19” : The Singapore Journey.
4. Marina, I. 2020. “ Kebijakan Korea Selatan dalam Meratakan Kurva
COVID-19 tanpa Lockdown: Sebuah Pelajaran” Jakarta: The Habibie
Center

Nama : Tegar Kharisma

Institusi : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Notokusumo

Yogyakarta

NIM : 3020193519

Anda mungkin juga menyukai