Anda di halaman 1dari 2

Peran Perawat Komunitas pada Pandemi Covid -19

Covid-19 melanda banyak negara di dunia termasuk Indonesia. Wabah Covid-19 bukan hanya masalah
nasional di suatu negara, tetapi sudah menjadi masalah global. Covid-19 berasal dari daerah Wuhan di
Cina. Penyebaran Covid-19 begitu cepat dan mematikan, penularan melalui kontak fisik ditransmisikan
melalui mulut, mata dan hidung. Covid-19 berdampak pada kehidupan sosial dan melemahnya ekonomi
rakyat. Masalahnya adalah bagaimana dampak dari wabah Covid-19 pada layanan publik dan upaya
untuk mengendalikan wabah Covid-19. Penyakit Coronavirus 2019, juga dikenal sebagai COVID-19,
adalah jenis baru infeksi virus Corona yang berasal dari Wuhan, Cina. Penyakit ini, yang umumnya
menyerang saluran pernapasan, dapat menyebar dari orang ke orang dan menyebabkan risiko
kesehatan masyarakat yang serius. Di Indonesia, pada 24 Maret, COVID-19 kasus positif yang
dikonfirmasi telah mencapai 579 kasus dengan angka kematian 8%. Oleh karena itu, berbagai kebijakan
pemerintah dan upaya kesehatan masyarakat dibuat untuk mengurangi penyebaran infeksi.

Ada istilah Meratakan Kurva jika kita membahas tentang Covid 19. Istilah ini menyiratkan bahwa ada
beberapa kurva yang memiliki tiga fase, yaitu awal, tengah, dan akhir. Pada fase awal, COVID-19 sudah
mulai terjadi tetapi orang yang terinfeksi tidak tahu dan terus memobilisasi / bepergian sehingga dapat
menularkannya ke orang lain. Di fase tengah, ada lonjakan yang cukup cepat dalam waktu singkat.
Lonjakan kurva menggambarkan banyaknya kasus baru yang melebihi kapasitas fasilitas kesehatan. Ini
terjadi karena orang yang terinfeksi virus Corona tidak mengisolasi diri sehingga mereka dapat
menyebar dengan sangat cepat. Pada fase terakhir, ada penurunan kurva yang dapat terjadi ketika
setiap orang memiliki infeksi, vaksin telah ditemukan, atau semua pasien COVID-19 telah meninggal.
Yang penting untuk diperhatikan adalah lonjakan kurva di fase tengah. Ketidakseimbangan antara
jumlah petugas kesehatan dan jumlah pasien, keduanya termasuk kriteria untuk kasus COVID-19 dan
pasien dengan penyakit lain, dapat menyebabkan peningkatan angka kematian karena penanganan
pasien yang optimal. Karena itu, baik pemerintah maupun masyarakat perlu bekerja sama untuk
melakukan upaya memperlancar kurva sehingga dapat mengurangi penyebaran virus.

Jarak sosial adalah kunci penting yang dapat memutus rantai penularan virus korona, yang juga sedang
diupayakan oleh pemerintah. Tindakan ini dapat mengurangi penyebaran penyakit sehingga tidak
melebihi kapasitas fasilitas kesehatan yang ada. Jarak sosial yang dapat dilakukan adalah isolasi diri,
yaitu dengan berada di rumah (belajar, beribadah, dan bekerja dari rumah), menghindari keramaian,
menjaga jarak dan tidak bepergian ke luar kota atau negara. Selain itu, praktik gaya hidup bersih dan
sehat (PHBS) perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus, seperti praktik mencuci tangan yang
benar, etika batuk, dan penggunaan masker saat Anda sakit infeksi saluran pernapasan.

Sebagai kepedulian komunitas, kami memiliki tanggung jawab untuk memberikan asuhan keperawatan
kepada komunitas yang kami asuh. Namun, dengan melihat kondisi saat ini, yang sangat mustahil untuk
bertemu di forum, seperti mengadakan pertemuan, memberikan edukasi langsung kepada masyarakat.
Untuk mengantisipasi ketika hal ini terjadi, kami sebagai perawat komunitas dapat menggunakan
alternatif lain untuk terus melakukan kegiatan promosi kesehatan kepada masyarakat. Berikut adalah
beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk terus dapat memberikan bantuan kepada masyarakat
meskipun ada kendala seperti ini, termasuk:
1. Pertama kita perlu melakukan observasi lapangan atau tempat yang akan kita kembangkan. Kita perlu
mengamati dengan benar, apa yang terjadi pada daerah asuh kita. Ini dilakukan agar lebih mudah bagi
kita untuk merencanakan apa yang akan kita lakukan ke depan. Di sini kita perlu mengamati bagaimana
kondisi daerah dan keadaan masyarakat di daerah tersebut.

2. Kedua, coba berkolaborasi dengan tokoh masyarakat dan petugas kesehatan di daerah tersebut.
Kolaborasi ini diharapkan dapat membantu kita dalam menyelesaikan masalah kesehatan di desa, dan
agar informasi baru tentang kesehatan yang ingin kita sampaikan dapat dengan mudah diserap dan
dipahami oleh masyarakat yang kita asuh.

3. Ketiga, cobalah mengamati dan menggunakan media yang tersedia di desa target kami. Mengapa hal
ini perlu dilakukan, jawabannya adalah agar kita dapat menjadi media pengganti dalam hal membantu
masyarakat terutama di era pandemi seperti sekarang ini, yang mengharuskan kita selalu menjaga jarak
dan menjaga jarak sosial.

4. Keempat, mendidik masyarakat sesuai dengan kebutuhan mereka. Manfaatkan media di desa asuh
kami. Cobalah untuk sekreatif mungkin dalam menciptakan media ini, sehingga komunitas target kami
selalu tertarik membaca informasi terbaru yang kami sediakan. Jika perlu, kita bisa menggunakan bahasa
sehari-hari yang mereka gunakan, sehingga orang bisa mengerti apa yang kita sampaikan.

5. Terakhir, mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah kami berikan kepada komunitas sasaran.
Bagaimana cara mengevaluasinya, kita dapat berkolaborasi dengan tokoh masyarakat dan petugas
kesehatan dalam melakukan kontrol kesehatan masyarakat. Dalam kegiatan evaluasi ini, kita juga perlu
selalu menyampaikan kepada masyarakat pentingnya kesadaran diri, karena keberhasilan upaya
penanganan Covid-19 sangat tergantung pada peran masyarakat. Dibutuhkan kerja sama semua RT, RW,
dan peralatan desa, hingga penerapan isolasi independen dari individu ke kelompok dan kepatuhan
sebagai contoh dalam penerapan PSBB ini.

Referensi:

https://www.kemkes.go.id/article/view/20042300003/success- end-covid-19- depend-peran-


masyarakat.html (diakses pada 6 Juli 2020, pukul 22.34 WIB)

Syafrida S; Ralang H. Together Against the Covid 19 Virus di Indonesia, Jakarta: Syar-I Jurnal Sosial &
Budaya, Vol. 7 No. 6 (2020), hlm. 495-508, DOI: 10.15408 / sjsbs.v7i6.15325

Buana, Dana Pemeriksaan, "Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Virus
Corona (Covid-19) dan Kiat untuk Menjaga Kesejahteraan Hidup," Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i,
Volume 7, No. 3 ( 2020)

Anda mungkin juga menyukai