Anda di halaman 1dari 4

Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku

Perubahan perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang ada di dalam diri individu antara lain: emosi, motivasi,
persepsi, jenis kelamin, ras,, kepribadian, minat, bakat, susunan saraf pusat, kecerdasan.
Sedangkan faktor ekstenal faktor yang ada di luar diri individu, antara lain: pendidikan,
sosial ekonomi, budaya/adat istiadat, kepercayaan atau agama, dan lingkungan.

Menurut Green (1980), perubahan perilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor


predisposisi, faktor pendukung, dan faktorr penguat atau pendorong.

a. Faktor predisposisi (predisposing factors)


Faktor predisposisi merupakan faktor anteseden terhadap faktor perilaku yang
menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku, yang termasuk faktor predisposisi adalah
pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, nilai-nilai, dan sebagainya. Tinggi
rendahnya pengetahuan seseorang sangatlah berpengaruh terhadap mudah tidaknya
seseorang berubah perilakunya. Sikap yang positif terhadap suatu perubahan akan
memberikan dampak terhadap mudahnya seseorang berubah perilakunya.
Kepercayaan atau agama yang dianut juga dapat memberikan dampak terhadap
mudah tidaknya seseorang berubah perilakunya. Tradisi turun temurun yang begitu
kuat akan sangat mempengaruhi seseorang untuk berubah perilakunya. Nilai-nilai
yang diyakini kebenarannya juga sangat mempengaruhi seseorang dalam perubahan
perilakunya.
Sebagai upaya untuk menjadikan faktor predisposisi ini menjadi determinan
yang kuat dalam merubah perilaku seseorang menjadi lebih baik, maka petugas
promosi kesehatan harus mampu melakukan suatu upaya secara maksimal dengan
memberikan informasi secara benar tentang kesehatan. Pendidikan kesehatan yang
diberikan secara intensif dan terencana akan mampu meningkatkan pengetahuan
seseorang. Idealnya, pengetahuan yang semakin baik akan berdampak pada sikap
yang semakin baik dan positif pula. Sikap yang positif akan mendorong seseorang
untuk berbuat dan berperilaku yang semakin baik pula. Kepercayaan, tradisi, dan
nilai-nilai yang diyakini dan dianut oleh seseorang dapat dirubah dengan cara
melakukan pendekatan secara intens kepada masyarakat melalui pesan—pesan yang
bersifat tidak menyalahkan dan menghakimi, tetapi dengan argumen-argumen
sederhana dan lugas yang dapat diterima secara nalar. Sebagai contoh: perilaku ibu
hamil dalam meminum tablet Fe akan termotifasi apabila ibu hamil tersebut tahu
manfaat dari tablet Fe. Kepercayaan ibu hamil terhadap tablet Fe dapat mencegah
terjadinya anemia akan bertambah apabila ibu tersebut sudah punya pengalaman dari
kehamilan pertama.
b. Faktor pemungkin atau pendukung (enabling factors)
Faktor pendukung adalah faktor antaseden terhadp perilaku yang
memungkinkan motivasi atau aspirasi terlaksana, yang termasuk dalam faktor ini
adalah keterampilan, fasilitas, sarana, atau prasarana yang mendukung atau yang
memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat.
Faktor pendukung menjadi area yang sangat penting dalam memberikan ruang
kepada seseorang untuk memutuskan berubah perilakunya atau tidak. Tersedianya
sumber-sumber daya, sarana prasarana, fasilitas maupun peralatan yang dibutuhkan
menjadi sangat penting. Yang termasuk faktor ini adalah puskesmas, ponkesdes,
bidan praktik swasta, perawat praktik mandiri, dokter praktik, poskestren, peralatan
yang tersedia, posyandu, dan faktor pendukung lainnya.
Ketersediaan semua faktor pendukung ini tidak serta merta menjadi tanggung
jawab petugas ataupun pemerintah, tetapi semua elemen masyarakat mempunyai
kewajiban yang sama dalam mempersiapkan maupun mengadakan faktor pendukung
ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor pendukung ini dapat diadakan atau
dihasilkan dari sumber daya yang tersedia di masyarakat tersebut. Sebagai contoh,
untuk dapat terlaksananya kegiatan posyandu, masyarakat mempunyai kewajiban
menyediakan tempat, peralatan yang dibutukan, dan juga kader kesehatan.
c. Faktor penguat/pendorong (reinforcing factors)
Faktor penguat merupakan faktor penyerta perilaku atau yang dapat sesudah
perilaku itu ada. Hal-hal yang termasuk dalam faktor ini adalah keluarga, teman,
petugas kesehatan dan sebagainya.
Faktor penguat/pendorong ini adalah sikap dan juga perilaku petugas, tokoh
agama, dan tokoh masyarakat. Petugas kesehatan harus mampu menggerakkan
masyarakat untuk berubah perilakunya. Petugas kesehatan harus mampu menjadi role
model atau contoh bagi masyarakat diwilayah kerjanya. Tokoh agama dan tokoh
masyarakat merupakan kategori faktor penguat/pendorong. Karena, individu yang
dikokohkan oleh masyarakat biasnya dijadikan panutan/contoh dalam krehidupan
sehari-harinya dan tentu akan lebih mudah mempengaruhi masyarakat. Kemampuan
ini dapat digunakan oleh petugas kesehatan sebagai senjata untuk menggerakkannya
termasuk dalam perubahan perilaku.
DAFTAR PUSTAKA

Asmuji, S.KM., M.Kep dan Faridah, S.ST.,M.Kes. 2018. Promosi Kesehatan: Untuk
Perawat Di Rumah Sakit Dan Puskesmas. Yogyakarta: Pustaka Panasea.

Agustin, Aat, M.KM. 2014. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Deepblish.

Anda mungkin juga menyukai