TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendahuluan
Pedikulosis kapitis (PK) adalah infestasi kutu kepala yang disebabkan oleh
ektoparasit spesifik yang terbatas pada rambut kepala, walaupun sesekali juga dapat
terlibat pada daerah janggut. Infiltrasi terberat sering pada regio ocipital dan
postauricular. Dikatakan kurang dari 5% pasien, dapat dijumpai lebih dari 100 kutu di
kepalanya.
PK ini terjadi di seluruh dunia dan tidak ada batasan baik berdasarkan umur,
jenis kelamin, ras, dan status sosial ekonomi meskipun dikatakan bahwa jarang
terjadi pada orang Amerika yang berkulit hitam, kemungkinan dikarenakan ciri khas
bentuk rambut mereka yang berbentuk oval atau melingkar sehingga sulit dijangkau.
Dapat terjadi melalui kontak langsung dengan rambut penderita lain maupun secara
tidak langsung dengan alat-alat yang digunakan seperti sisir, topi, handuk, dan
lainnya.Walaupun sering terjadi pada masyarakat yang hidup dengan kebersihan yang
buruk, infestasi kutu kepala sering terjadi pada anak-anak, hal ini kemungkinan
dikarenakan kebiasaan anak bermain bersama (kontak erat dengan penderita), berbagi
B. Etiologi
spesifik yang hidup di kepala manusia dan memperoleh sumber makanan dari darah
yang dihisapnya 4-5 kali sehari atau sekitar setiap 4-6 jam. Rentang hidup kutu
sekitar 30 hari dan dapat bertahan hidup di lingkungan bebas sekitar 3 hari,
1
sedangkan telurnya dapat bertahan hidup di lingkungan bebas sekitar 10 hari. Kutu
kepala tersebut tidak dapat melompat atau terbang, tetapi kutu tersebut akan merayap
seluruh bagian kepala dapat sebagai tempat kolonisasi, kutu kepala lebih menyukai
kelamin dari kutu kepala tersebut yaitu kutu jantan dan betina. Kutu betina dibedakan
dengan kutu jantan berdasarkan ukuran tubuh yang lebih besar dan adanya
menjepit sekeliling batang rambut ketika bertelur. Kutu jantan memiliki pita berwarna
Siklus hidup Pediculus humanus capitis terdiri dari stadium telur, nimfa dan
per hari selama 30 hari. Telur kutu berbentuk oval dan umumnya berwarna putih.
Telur diletakkan oleh betina dewasa pada pangkal rambut (sekitar 1 cm dari
permukaan kulit kepala) dan bergerak ke arah distal sesuai dengan pertumbuhan
rambut. Telur kutu ini akan menetas setelah 7-10 hari, dengan meninggalkan kulit
atau selubungnya pada rambut, selubung berwarna putih dan kolaps. Selubung telur
tersebut dapat tetap melekat pada rambut selama 6 bulan. Sedangkan telur kutu yang
belum menetas tampak berwarna hitam, bulat, dan translusen. Hal ini merupakan cara
akibat pemanasan dapat mengurangi jumlah cairan amniotik pada telur kutu, sehingga
menyulitkan untuk menetas, oleh karena itu dapat dijelaskan mengapa pemanasan
Telur yang menetas akan menjadi nimfa. Bentuknya menyerupai kutu dewasa,
namun dalam ukuran kecil. Nimfa akan menjadi dewasa dalam waktu 9-12 hari
Kutu dewasa mempunyai 2 mata dan 3 pasang kaki, berwarna abu-abu dan
menjadi kemerahan jika telah menghisap darah. Kutu kepala tidak bersayap, memipih
di bagian dorsoventral dan memanjang. Kutu dewasa dapat merayap untuk berpindah
dengan kecepatan sekitar 23 cm per menitnya. Rentang hidupnya sekitar 30 hari dan
Siklus hidup dan morfologi kutu serta telur kutu kepala dapat dilihat pada
gambar 3.
D. Epidemiologi
an, diperkirakan ratusan juta orang terinfeksi setiap tahunnya.Di beberapa negara
seperti Amerika Utara dan Selatan, Eropa, Asia dan Australia dilaporkan terjadi
3
peningkatan infestasi kutu kepala setiap tahunnya.Walaupun penyakit ini dapat
menyerang siapa saja, dikatakan anak perempuan dua kali lebih besar terinfeksi
tinggal (misalnya di asrama, panti asuhan, sekolah dasar), dan karakteristik individu
E. Gejala klinis
Gejala khas yang sering timbul akibat infestasi kutu kepala berupa rasa gatal
di sekitar kulit kepala. Hal ini disebabkan oleh karena sensitisasi dari saliva kutu dan
garukan menyebabkan terjadinya ekskoriasi dan krusta pada kulit kepala akibat
garukan dan memudahkan terjadinya infeksi sekunder. Bila infeksi sekunder berat,
rambut akan bergumpal yang disebabkan oleh banyaknya pus dan krusta dan dapat
pula terjadi pembesaran kelenjar getah bening regional. Pada keadaan tersebut kepala
keadaan tersebut wajar-wajar saja tetapi ada kalanya pula PK menyebabkan berbagai
dampak pada penderitanya, antara lain berkurangnya kualitas tidur anak pada malam
hari akibat rasa gatal, stigma sosial, rasa malu dan rendah diri.
F. Diagnosis banding
PK dapat di diagnosis banding dengan hair cast, piedra hitam dan putih,
4
G. Diagnosis
mengidentifikasi kutu dan telur kutu yang terlihat di kepala dan dapat dibantu
dengan menggunakan kaca pembesar dan sisir kutu. Ditemukannya satu kutu
dewasa yang hidup di kepala merupakan diagnosis yang adekuat sebagai suatu
infestasi yang aktif. Sedangkan bila hanya ditemukan telur kutu saja tidak dapat
mikroskopis untuk melihat dan memastikan suatu embrio yang masih viable.
H. Penatalaksanaan
Sejak era 1960 an, prevalensi PK telah meningkat di banyak negara. PK ini
masih merupakan masalah di seluruh dunia, yang membutuhkan solusi yang pasti.
Ada beberapa bentuk pengobatan dasar untuk PK yang umum digunakan yaitu
bahan-bahan kimia, bahan-bahan yang tersedia di rumah dan sisir kutu. Semua bentuk
malathion dikatakan belum ada yang dapat membunuh 100% kutu dan telurnya.
pengobatan yang pertama untuk membunuh kutu dari telur kutu yang baru menetas.
samping, misalnya lindane dapat menyebabkan toksisitas pada susunan saraf pusat
manusia dan pada beberapa kasus telah dilaporkan terjadi kejang berat pada anak-
anak yang menggunakan preparat lindane.Selain itu dilaporkan telah terjadi resistensi
5
PK terhadap preparat pedikulosid topikal tersebut yang kemungkinan dikarenakan
tersedia di rumah seperti mayones, petroleum jeli, minyak zaitun, margarin, gel
banyak dan tebal pada rambut dan kulit kepala yang dibiarkan selama 1 hari. Hal ini
dikatakan dapat menutup jalan spirakel kutu dan menyebabkan penurunan respirasi
dari kutu tersebut. Namun, bahan-bahan ini dikatakan hanya sedikit menunjukkan
efektifitasnya dalam membunuh kutu bahkan belum ada percobaan yang dilakukan
6
untuk membuktikan efektifitas dan keamanannya.Selain itu, ada bahan lain seperti
minyak tanah, kerosene, juga digunakan oleh penderita untuk pengobatan PK, tetapi
kutu. Memiliki bentuk yang bervariasi, biasanya terdiri dari metal yang tipis atau
bergigi plastik yang didisain sebagai sisir rambut untuk mengeluarkan kutu dan
hingga beberapa hari, dan kebanyakan orang tidak memiliki waktu dan tidak sabar
penanganan PK secara non kimiawi yaitu dengan memanfaatkan efek udara panas
melalui alat penghasil udara panas, yang menggunakan tenaga listrik, disebut