KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Tanda Bahaya Kala IV Persalinan.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari harapan sempurna untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini dan semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat orang-orang yang berkecimpung di dunia kesehatan. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penyusun
1. Rumusan masalah
Karena kurangnya pengetahuan tentang pentingnya masa nifas, maka kami mengangkat beberapa masalah.yaitu : factor-faktor yg menyebabkan predisposisi infeksi pada masa nifas factor terjadi nya infeksi pada masa n ifas. Keadaan abnormal pada rahim. Keadaan abnormal pada payudara. Keadaan abnormal secara fisikologis.
2. Tujuan
Agar ibu bisa mengetahui hal-hal apa saja yang harus di perhatikan pada kala IV/masa nifas. Dan dapat mengenali tanda bahaya yang bisa terjadi pada masa nifas. Serta dapat mengantisipasi tanda bahaya yang terjadi pada kala IV.
3. Manfaat
Dengan mengetahui pengertian, gejala, tanda, penyebab dan dampak dari tanda bahaya kala IV persalinan diharapkan bidan dapat memberikan asuhan kebidanan yang tepat diterapkan pada persalinan.
1. Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses fisiologik dimana uterus mengeluarkan atau berupaya mengeluarkan janin dan plasenta setelah masa kehamilan 20 minggu atau lebih dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan.23
2. Pembagian Persalinan
Menurut cara persalinan dibagi menjadi : 2.1. Persalinan biasa atau normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada kehamilan cukup bulan (aterm, 37-42 minggu), pada janin letak memanjang, presentasi belakang kepala yang disusul dengan pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran itu berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa
tindakan/pertolongan buatan dan tanpa komplikasi.24 2.2. Persalinan abnormal adalah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat maupun melalui dinding perut dengan operasi caesarea.25
3.1. Tenaga atau Kekuatan (power) ; his (kontraksi uterus), kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma pelvis, ketegangan, kontraksi ligamentum rotundum, efektivitas kekuatan mendorong dan lama persalinan. 3.2. Janin (passanger) ; letak janin, posisi janin, presentasi janin dan letak plasenta. 3.3. Kejiwaan (psyche) ; persiapan fisik untuk melahirkan, pengalaman persalinan, dukungan orang terdekat dan intregitas emosional.
makin
meningkatnya pembentukkan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5 oC yang bukan merupakan keadaan patologis atau menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 38 oC tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama dua hari.
Gambaran Klinis Infeksi Umum dapat dalam bentuk : Infeksi Lokal Pembengkakan luka episiotomi. Perubahan warna lokal. Pengeluaran lochia bercampur nanah. Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri. Temperatur badan dapat meningkat. Infeksi General
Tampak Sakit dan Lemah Temperatur meningkat diatas 39 oC. Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat. Pernapasan dapat meningkat dan napas terasa sesak. Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma. Terjadi gangguan involusi uterus. Lochia : berbau, bernanah serta kotor.
B. Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas a. Persalinan berlangsung lama sampai terjadi Persalinan Terlantar b. Tindakan Operasi Persalinan c. Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah. d. Ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi enam jam. e. Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu
perdarahan
C. Terjadinya Infeksi Masa Nifas a. Manipulasi penolong: terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam, alat yang dipakai kurang steril b. Infeksi yang didapat di rumah sakit (nosokomial). c. Hubungan seks menjelang persalinan.
d. Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar, ketuban pecah lebih dari enam jam,terdapat pusat infeksi dalam tubuh (lokal infeksi).
D. Keadaan abnormal pada rahim Beberapa keadaan abnormal pada rahim adalah :
Proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses pengecilan rahim terhambat. Penyebab terjadinya sub involusi uteri adalah terjadinya infeksi pada endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya, terdapat bekuan darah, atau mioma uteri. Pendarahan masa nifas sekunder.
Adalah pendarahan yang terjadi pada 24 jam pertama. Penyebabnya adalah terjadinya infeksi pada endometrium dan terdapat sisa plasenta dan selaputnya. Flegmansia alba dolens.
Merupakan salah satu bentuk infeksi puerpuralis yang mengenai pembuluh darah vena femoralis. Gejala kliniknya adalah :
a. Terjadi pembengkakan pada tungkai. b. Berwarna putih. c. Terasa sangat nyeri. d. Tampak bendungan pembuluh darah. e. Temperatur badan dapat meningkat
10
E. Keadaan abnormal pada payudara Beberapa keadaan abnormal yang mungkin terjadi adalah : a. Bendungan ASI Disebabkan oleh penyumbatan pada saluran ASI. Keluhan mamae bengkak, keras, dan terasa panas sampai suhu badan meningkat. b.Mastitis dan Abses Mamae Infeksi ini menimbulkan demam, nyeri lokal pada mamae, pemadatan mamae dan terjadi perubahan warna kulit mamae.
11
dan kondisi bayinya sehingga ibu mudah panik dengan sedikit saja perubahan pada kondisi dirinya atau bayinya. Pada 1 12 minggu setelah melahirkan, kondisi ibu mulai membaik dan menuju pada tahap normal. Pengembalian kondisi ibu ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, misalnya perhatian dari anggota keluarga terdekat. Semakin baik perhatian yang diberikan maka semakin cepat emosi ibu kembali pada keadaan normal.
12
1. Dengan cara pendekatan komunikasi teraupetik Tujuan dari komunikasi teraupetik adalah menciptakan hubungan baik antara bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara : a. b. c. d. Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi. Dapat memahami dirinya Dapat mendukungtindakan konstruksi. Peningkatan support mental/dukungan keluarga dalam mengatasi gangguan
psikologisyang berhubungan dengan masa nifas dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akanmengalami fase-fase, sebagai berikut : a. Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampaihari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu focus perhatian ibu hanya pada dirinya sendiri, pengalaman selama proses persalinan sering berulang-ulang diceritakannya. lingkungannya. b. Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah persalinan. Padafase ini ibu merasa khawatir akan ketidak mampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalammerawat bayi. Pada fase ini ibu karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga timbul percayadiri.c. Fase letting go, merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawatdiri dan bayinya sudah meningkat Hal ini membuatcenderung ibu menjadi pasif terhadap
13
Pencegahan
Post partum blues dapat dicegah dengan cara : 1) Anjurkan ibu untuk merawat dirinya, yakinkan pada suami atau keluarga untuk selalumemperhatikan si ibu. 2) Menu makanan yang seimbang. 3) Olah raga secara teratur . 4) Mintalah bantuan pada keluarga atau suami untuk merawat ibu dan bayinya. 5) Rencanakan acara keluar bersama bayi berdua dengan suami.
14
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan
masa nifas adalah pulih kembali,mulai dari partus selesai sampai alat-alat kandungan kembali sebelum hamil ,lamanya 6-8 minggu masa nifas ( puerperium ) dimulai setelah kelahiran plasenta danberakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung kira-kira 6 mingg Kala IV adalah kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi dan plasenta lahir untuk memantau kondisi ibu.Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatnya pembentukkan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5 oC yang bukan merupakan keadaan patologis atau menyimpang pada hari pertama Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genitalia pada masaN nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 38 oC tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama dua hari.Infeksi
Saran
Pada proses persalinan, terapi komunikasi diberikan agar dapat mengambil tindakan yang efektif untuk pasien, membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik, dan
15
diri sendiri untuk kesejahteraan ibu dan proses persalinan agar dapat berjalan dengan semestinya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian (suatu pendekatan praktis). Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ayu, I. C. M., Bagus, I. G. F. M., & Bagus, I. G. M. (2009). Patologi obstetric (untuk mahasiswa kebidanan). Jakarta: EGC. Dahro, Ahmad. 2011. Hal 85. Psikologi Kebidanan. Bandar Lampung : Salemba Medika.