• 1. Identitas
Cenderung terjadi pada usia muda kurang
dari 20 tahun (Dotters-Katz et al., 2017).
D. Mual muntah
Pada beberapa ibu yang mengalami
tromboflebitis mengeluhkan mual dan muntah
(Govaerts et al., 1994).
3. Riwayat Obstetri
A. Tromboplebitis 5 X lebih berisiko terjadi
pada masa postpartum dibandingkan saat
kehamilan (Fiengo, Leslie et al. 2013).
1. Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis Kooperatif
www.googleslidesppt.com _ 30+ Ready Made Google Slides & PowerPoint Presentation for Free
3. Inspeksi
C. Ekstremitas:
ekstremitas bawah bengkak, putih, sedikit dalam keadaan
fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak.
www.googleslidesppt.com _ 30+ Ready Made Google Slides & PowerPoint Presentation for Free
4. Palpasi
A. Abdomen:
Pada pelviothrombophlebitis terdapat gejala
adanya nyeri pada perut bagian bawah (Amer, et al,
2017), terutama pada perut bagian kanan bawah
(Sinha, et al, 2005).
www.googleslidesppt.com _ 30+ Ready Made Google Slides & PowerPoint Presentation for Free
4. Palpasi……..
B. Ekstremitas
Pada kasus Tromboflebitis Femoralis : ekstremitas bawah teraba keras,
tegang, lebih panas dibandingkan kaki lainnya (jika pada salah satu kaki),
oedema dan telapak kaki teraba dingin dan pulsasi menurun
www.googleslidesppt.com _ 30+ Ready Made Google Slides & PowerPoint Presentation for Free
Gambar: pemeriksaan tanda homan
www.googleslidesppt.com _ 30+ Ready Made Google Slides & PowerPoint Presentation for Free
5. Pemeriksaan Penunjang
A. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah: Pelviotromboflebitis terjadi Leukositosis
(meskipun setelah endotoksin menyebar ke sirkulasi, dapat
segera terjadi leukopenia).
www.googleslidesppt.com _ 30+ Ready Made Google Slides & PowerPoint Presentation for Free
5. Pemeriksaan Penunjang ……..
D. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
E. Pemeriksaan Koagulasi
U/ menunjukkan hiperkoagulabilitas.
www.googleslidesppt.com _ 30+ Ready Made Google Slides & PowerPoint Presentation for Free
1. PELVIO TROMBOFLEBITIS
2. Terapi medik
A.B (Ertapenem or gentamicin, ampicillin,
clindamycin (7 days) (Garcia et al., 2006).
Antikoagulansi/heparin jika terdapat tanda-
tanda atau dugaan adanya emboli pulmonum.
U/↓ terjadinya trombus dan ↓ bahaya
emboli (UNPAD, 2005).
3. Terapi operatif pengikatan vena kava
inferior dan vena ovarika jk emboli septik terus
berlangsung sampai mencapai paru-paru;
meskipun sedang dilakukan hipernisasi>>>
siapkan untuk menjalani pembedahan.
(Abdul Bari Saifudin, dkk., 2002)
2. Tromboflebitis Femoralis
1. Anjurkan ambulasi dini
2. Posisi litotomi dan menggantung kaki lebih dari 1 jam
3. Stocking u/ meningkatkan sirkulasi vena & mencegah kondisi
stasis (sebelum&melepaskan 2x seharu u/ kai ikulit bawah )
4. Tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena
5. Nilai pembekuan darah sebelum diberi obat antikoagulan
6. Profilaksis fondaparinux 2,5 mg atau heparin
7. Alat pamanas / kompres hangat basah
8. Bed cradle untuk mencegah selimut menekan kaki yang
terkena
9. Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis melihat
peningkatan/ penurunan ukuran.
10. Kaji Lokea & pendarahan jk dlm terapi antikoagulan.
11. Kaji tanda pendarahan, misalnya: pendarahan pada
gusi, bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang keluar
dari jahitan episiotomi.
12. Heparin yang diterimanya dapat dilanjutkan pada
masa menyusui
13. Siapkan pemberian protamin sulfat sebagai
antagonis heparin.
14. Jelaskan keamanan pemberian heparin Garcia et al.,
(2006
15. Kehamilan selanjutnya klien harus beritahu
NaKes yg menangani, U/ pencegahan trombofrebitis
kembali.
PELAKSANAAN ASUHAN
1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan
ibu saaat ini yaitu mengalami tromboflebitis femoralis
sehingga kaki ibu bengkak dan tegang dan terasa nyeri,
suhu tubuh 37,5o C
2. Menjelaskan dan mengajarkan pada ibu tentang cara
mengurangi nyeri yaitu:
• Tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena
• Menyediakan stoking pendukung untuk meningkatkan
sirkulasi vena dan membantu mencegah kondisi statis
• Memakai stoking pendukung sebelum bangun pagi dan
melepasnya 2x sehari untuk mengkaji keadaan kulit
dibawahnya
• Kaki dikompres dengan air hangat
3. Menjelaskan pada ibu untuk melakukan
ambulasi dini agar dapat meningkatkan
sirkulasi pada ekstremitas bawah dan
menurunkan kemungkinan pembentukan bekuan
darah, misalnya: jika ibu sudah merasa tidak
lelah anjurkan untuk kekamar mandi namun tetap
ditemani. Menjelaskan pada ibu untuk tidak
berada pada posisi litotomi dan tidak
menggantung kaki lebih dari 1 jam dan memberi
alas penyokong kaki guna mencegah adanya
tekanan yang kuat pada betis.
4. Memberikan terapi antipiretik parasetamol
3x1mg untuk mengatasi demam
5. Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya
pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi ibu nifas
seperti mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung protein, mineral, vitamin, cukup
(sayur-sayuran, tempe, tahu, telur, ikan,
buah-buahan, apabila ibu mampu membeli susu
dan mencobanya walau tidak suka susu)
6. Menjelaskan dan menganjurkan ibu untuk
minum 3 liter setiap hari (8-12 gelas setiap
hari) untuk mencegah dehidrasi dan
menurunkan panas dengan adanya peningkatan
pengeluaran urine
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian terapi
Terima kasih