Asuhan Kebidanan
Pada
Ibu Bersalin Kala 2
Oleh :
TATI ROHAYATI, SST, MM.Kes
ASUHAN PERSALINAN KALA II
Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi, Kala II dikenal juga sebagai Kala
Pengeluaran.
3. Denyut Nadi
Frekuensi Denyut Nadi Ibu bervariasi untuk setiap upaya
meneran Ibu. Secara keseluruhan, frekuensi nadi meningkat
selama Kala II Persalinan disertai takikardi yang nyata ketika
telah mencapai puncak pada saat proses melahirkan.
4. Suhu
Peningkatan suhu tertinggi terjadi pada saat proses melahirkan
dan segera setelahnya. Peningkatan Suhu normal 0,5 – 1 OC
5. Perubahan Gastrointestinal
Perubahan motilitas lambung dan absorbsi yang hebat berlanjut
sampai kala II. Biasanya mual dan muntah pada transisi mereda
selama Kala II persalinan tetapi dapat terus ada pada beberapa
wanita.
Rasionalisasi :
Memudahkan melahirkan kepala bayi, nyaman bagi ibu
karena bisa beristirahat dengan mudah diantara kontraksi
jika ia merasa lelah.
2. Posisi Merangkak
Rasionalisasi :
Baik bagi Ibu yang mengalami nyeri punggung saat
persalinan, membantu bayi melakukan rotasi, peregangan
minimal pada perineum
3. Posisi Berjongkok atau berdiri
Rasionalisasi :
Membantu penurunan kepala bayi, mempercepat
kemajuan Kala II persalinan dan mengurangi rasa nyeri
yang hebat.
4. Posisi Berbaring miring ke kiri
Rasionalisasi :
Memberi rasa santai bagi ibu yang letih, karena ibu bisa
beristirahat dengan mudah di antara kontraksi, memberi
oksigenisasi yang baik bagi bayi, lebih nyaman dan efektif
untuk meneran, membantu mencegah terjadinya laserasi
Bersalin dalam posisi terlentang terus menerus tidak
diperbolehkan karena :
1. Dapat menyebabkan hipotensi yang mengakibatkan ibu
pingsan dan hilangnya suplai oksigen bagi bayi
2. Dapat menambah rasa sakit
3. Bisa memperlama proses persalinan
4. Lebih sulit bagi ibu untuk melakukan pernafasan
5. Membuat buang air lebih sulit
6. Membatasi pergerakan Ibu
7. Bisa membuat Ibu tak berdaya
8. Bisa membuat proses meneran menjadi lebih sulit
9. Bisa menambah kemungkinan terjadinya laserasi pada
perineum
10. Menimbulkan kerusakan syaraf pada kaki dan punggung
D. Mekanisme Persalinan
1. Penurunan
a. Masuknya kepala ke dalam PAP, biasanya dengan
suturu sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan.
Sinklitismus : Sutura sagitalis terdapat ditengah-
tengah jalan lahir dan tepat diantara simfisis dan
promontorium
Asinklitismus : Sutura sagitalis agak ke depan
mendekati sympisis atau agak ke belakang
mendekati promontorium
Asinklitismus Anterior : Sutura ssgitalis mendekati
promontorium sehingga os parietal depan lebih
rendah dari os parietal belakang
Asinklitismus posterior : Sutura sagitalis mendekati
simfisis dan os parietal belakang lebih rendah dari os
parietal depan.
b. Majunya Kepala
Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu
atas panggul biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir
dari kehamilan, tetapi pada multigravida biasanya baru
terjadi pada permulaan persalinan.
Majunya kepala disebabkan oleh :
1) Tekanan cairan amnion
2) Tekanan langsung fundus pada bokong
3) Kontraksi otot-otot abdomen
4) Ekstensi dan pelurusan badan janin
9. Tarik keluar dengan tangan kiri 1/2 klem kocher/kelly dan rendam
dalamlarutan klorin 0,5%. Tetap pertahankan jari2 tangan kanan anda di
dalam vagina untuk merasakan turunnya kepala janin dan memastikan tetap
tidak teraba adanya tali pusat, setelah yakin bahwa kepala turun dan tidak
teraba talipusat, keluarkan jari tangan kanan dari vagina secara perlahan.
10. Evaluasi warna cairan ketuban, periksa apakah ada mekonium
atau darah keluarnya mekonium atau air ketuban yang
bercampur mekonium pervaginam pada presentasi kepala
merupakan gejala gawat janin (fetal distress). Apabila terjadi
pengeluaran mekonium maka DJJ harus diamati dengan ketat.
Kalau ada perubahan yang berarti dalam irama dan frekuensinya
maka mungkin diperlukan persalinan segera
untuk menyelamatkan bayinya. Meskipun demikian pengeluaran
mekonium sendiri bukan merupakan indikasi untuk penyelesaian
persalinan secara operatif.