Anda di halaman 1dari 27

Asuhan Ibu Bersalin kala II

I GUSTI AGUNG MANIK KARUNIADI, S.ST.,


M.KES
DEFINISI

Persalinan kala II dimulai dengan pembukaan


lengkap dari serviks dan berakhir dengan lahirnya
bayi.
berlangsung 2 jam pada primi (Rata2 1,5 jam) dan 1
jam pada multi (rata2 1 jam)
1. Perubahan Fisiologis Kala II

A. TANDA – TANDA VITAL


1. tekanan darah
Meningkat 15 – 25 mmHg  kontraksi
Upaya mendorong janin  TD meningkat
Peningkatan tekanan darah 10 mmHg diantara kontraksi  normal
2. Denyut Nadi
Frekuensi meningkat  takikardi
3. Suhu
Suhu meningkat selama dan setelah kala II. Peningkatan normal 1 -2 0
F (0,5-1 C)
0

4. Pernafasan
Mengalami sedikit peningkatan frekuensi (Normal)  metabolisme
B. Metabolisme :
Peningkatan metabolisme disertai upaya mendorong
pd ibu  menambah aktivitas otot-otot rangka
C. Gastrointestinal
Penurunan motilitas lambung
FISIOLOGI KALA II

1. His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 -100 detik,


datangnya tiap 2-3 menit
2. Ketuban biasanya pecah
3. Pasien mulai mengejan
4. Akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai di dasar
panggul, perineum menonjol, vulva menganga dan rectum terbuka
5. Pada puncak his, bagian kecil kepala nampak di vulva dan hilang
lagi waktu his berhenti, begitu terus hingga nampak lebih besar.
Kejadian ini disebut “Kepala membuka pintu”
6. Pada akhirnya lingkaran terbesar kepala terpegang oleh vulva
sehingga tidak bisa mundur lagi, tonjolan tulang ubun-ubun telah
lahir dan subocciput ada di bawah symphisis disebut “Kepala keluar
pintu
7. Pada his berikutnya dengan ekstensi maka lahirlah ubun-
ubun besar, dahi dan mulut pada commissura posterior.
8. Setelah kepala lahir dilanjutkan dengan putaran paksi luar,
sehingga kepala melintang, vulva menekan pada leher dan dada
tertekan oleh jalan lahir sehingga dari hidung anak keluar lendir
dan cairan
9. Pada his berikutnya bahu belakang lahir kemudian bahu
depan disusul seluruh badan anak dengan fleksi lateral, sesuai
dengan paksi jalan lahir
10. Setelah anak lahir, sering keluar sisa air ketuban, yang tidak
keluar waktu ketuban pecah, kadang-kadnag bercampur darah
2. Fase-fase dalam Persalinan

Terdiri dari 3 fase ditandai dengan perubahan perilaku


verbal dan non verbal, kondisi aktivitas uterus, keinginan
mengedan dan penurunan bagian terbawah janin
Fase I :
 mulai : keinginan meneran pd puncak kontraksi
 peningkatan nyeri (puncak kontraksi), tenang diantara
kontraksi, dan sering memejamkan mata
Fase II
 Semakin ingin meneran
 Srg berubah posisi  nyaman
 Usaha mengedan lbh ritmik
 Srg memberitahu saat awal kontraksi dan semakin bersuara
sewaktu mengedan
Fase III
 Bagian persentasi sudah di perineum
 Usaha mengedan plg efektif utk
melahirkan
 Lbh banyak pengungkapan nyeri scr
verbal dgn menjerit dan bertindak di
luar kendali
3. Tanda gejala kala II

Keinginan untuk meneran (dorongan meneran)


Perineum mnonjol
Vulva vagina membuka
Adanya tekanan pada anus
Jumlah pengeluaran air ketuban semakin
meningkat
Memingkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
Kepala janin telah turun di dasar panggul
Ibu merasa ingin buang air besar
4. Diagnosa pasti

Pembukaan lengkap (10cm)


Tampak bagian kepala janin melalui bukaan
introitus vagina
5. Mekanisme Persalinan

A.Penurunan kepala ke PAP


 Kepala janin masuk PAP: Primi  bulan terakhir
menjelang persalinan, multi  permulaan persalinan
 Penurunan kepala  kala I dan II  kontraksi dan
retraksi dari segman atas rahim  memberikan tekanan
ke bokong janin
 Waktu yg sama  relaksasi SBR  penipisan dan
dilatasi serviks
 Penurunan kepala terjadi karena :
 Tekanan cairan intrauterin, kekuatan ibu meneran,
kontraksi otot-otot abdomen dan melurusnya badan janin
B. Penguncian (Engagement)

Diameter biparietal kepala janin melewati PAP dengan sutura


sagitalis melintang di jalan lahir dan sedikit fleksi
C. Fleksi
awal persalinan  fleksi ringan  diameter plg kecil  kepala
janin bergerak melalui panggul dan terus menuju dasar panggul
D. Putaran Paksi Dalam
Pemutaran dari bagian depan shg bagina terendah dari bagian
depan janinn memutar ke bawah simfisis. Pd presentasi belakang
kepala, bagian terendah UUK (ini yg berada di simfisis).
Rotasi  menyseuaikan kepala janin  PBP dan bidang tengah
panggul
E. Lahirnya kepala (ekstensi)
Sumbu jalan lahir pd PBP mengarah ke depan dan ke atas 
kepala fleksi
F. Restitusi

Perputaran kepalua sebsar 450, memutar kembali ke


arah punggung janin  menghilangkan torsi di
leher krn rotasi dalam
G. Putaran Paksi Luar
Bahu menyesuaikan diri dgn panggul stl kepala lahir.
Kepala bayi melanjutkan putaran hingga belakang
kepala dgn tuber isciadikum sepihak
H. Lahirnya bahu dan seluruh anggota badan bayi
4. Posisi Persalinan
a. Posisi Berbaring Miring

KEUNTUNGAN
Dapat digunakan untuk beristirahat
di sela kontraksi
Dapat digunakan dalam persalinan
epidural
Mengurangi tekanan dari organ-
organ internal ke tali pusat yang
memungkinkan pengurangan
jumlah suplai oksigen yang
mengalir ke bayi
Menjaga denyut jantung janin tetap stabil
selama kontraksi  oksigenasi janin
maksimal

Menghemat energy

Menguntungkan bagi ibu yang memiliki


tekanan darah rendah

Mencegah terjadinya laserasi

KEKURANGAN
 Tidak membantu penurunan bagian terendah

janin
 Memerlukan bantuan untuk memegangi paha

kanan ibu
2. Posisi Berbaring terlentang

KEKURANGAN:
1. Mengganggu pemasangan kateter, infus, kateter
epidural atau monitor internal janin

2. Pembukaan panggul sempit tidak maks.

3. Tekanan di tulang ekor sangat banyak

4. Ibu harus mengejan dengan melawan gravitasi

5. Meningkatkan tekanan pada perineum yg dapat

meningkatkan robekan dan derajat episiotomi


Gerakan ibu terbatas
Meningkatkan resiko persalinan dengan vakum
ataupun forsep
Meningkatkan resiko episiotomy
Tekanan pada pembuluh darah menuju rahim dan
janin
Meningkatkan resiko terjadinya distosia bahu
3. Berjongkok

KEUNTUNGAN
membuka panggul hingga 30% 
terasa kurang menyakitkan
meluruskan jalan lahir 
membantu tulang panggul untuk
sejajar dengan jalan lahir
Memaks. Sudut dlm lengkungan
carus  bahu turun ke panggul
bukan ke simfisis pubis
Memanfaatkan gravitasi bumi
Memperpendek tahap mengedan
Mengurangi kejadian induksi oksitosin dan
forsep
Memberikan ruang yang lebih banyak kepada
bayi untuk masuk ke posisi yg lebih baik
Menurunkan tingkat episiotomi
Kerugian
Risiko kepala bayi cedera
Menyulitkan pemantauan kemajuan
persalinan
4. Setengah Duduk

KEUNTUNGAN :
a. Mebantu dalam penurunan janin

dgn gravitasi
b. Tidak menggangu pada

penggunaan epidural, pemasangan


kateter, infus atau CTG

c. Dapat digunakan untuk istirahat


d. Penolong lebih leluasa
5. Merangkak

KEUNTUNGAN
1. Baik utk persalinan dgn sakit punggung
2. Lebih sedikit resiko robekan perineum
3. Posisi bagus utk bayi besar
4. Membantu jika terjadi prolaps tali pusat dan distosia bahu
5. Peregangan minimal pd perineum
6. Membantu penurunan kepala janin
6. Berdiri Tegak

KEUNTUNGAN :

a. Mempercepat tahap persalinan

b. Kontraksi lebih efektif

c. Membantu bayi bergerak turun

d. Ibu mudah bergerak

e. Memudahkan pendamping

persalinan memberikan pijatan


PEMANTAUAN KALA II

Kemajuan persalinan Kondisi PASIEN Kondisi Janin


TENAGA PENUMPANG
Usaha mengedan Periksa nadi dan tekanan Periksa detak jantung
darah setiap 30 menit janin setiap 15 menit atau
Palpasi kontraksi uterus lebih sering dilakukan
(setiap 10 menit) Respons keseluruhan dengan makin dekatnya
- Frekuensi pada kala II: kelahiran
- Lama (durasi) - Keadaan dehidrasi
- Kekuatan - Perubahan Penurunan presentasi
sikap/perilaku dan perubahan posisi
- Tingkat tenaga (yang
memiliki) Warna cairan tertentu
Pemantauan Ibu selama Kala II

Nadi setiap 30 menit


Pantau frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit
Memastikan kandung kemih kosong melalui bertanya kpd ibu secara
langsung sekaligus dgn melakukan palpasi
Penuhi kebutuhan hidrasi, nutrisi ataupun keinginan ibu
Periksa penurunan kepala bayi melalui pemeriksaan abdomen
(pemeriksaan luar) setiap 30 mnt dan pemeriksaan dalam setiap 60 menit
atau jika ada indikasi
Upaya meneran
Apakah ada presentasi ganda atau penumbungan tali pusat di samping
kepala
Putaran paksi luar segera stlh kepala bayi lahir
Mengecek fundus, untuk memastikan tidak adanya janin kedua setelah
bayi pertama lahir
Asuhan Sayang Ibu

Asuhan dalam membantu ibu agar merasa nyaman


dan aman selama proses persalinan , dengan
menghargai kebiasaan budaya, praktik keagamaan
dan kepercayaan dan melibatkan ibu dan keluarga
dalam mengambil keputusan dalam asuhan
10 langkah asuhan sayang ibu

Pendamping persalinan  dukungan emosional dan fisik scr


berkesinambungan
Informasi asuhan kebidanan intervensi dan hasil asuhan
Asuhan yg peka dan responsif dgn kepercayaan, nilai dan adat
istiadat
Kebebasan memilih posisi persalinan
Kebijakan dan prosedur yg jelas
Praktik dan prosedur  penelitian ilmiah
Metode pengurangan rasa nyeri dengan ataupun tanpa obat2an
ASI
Tidak menyunat BBL
ASI Eksklusif

Anda mungkin juga menyukai