Anda di halaman 1dari 52

PEMBERIAN OBAT PADA

BAYI DAN BALITA SESUAI


STANDAR
BDN NI MADE RISNA SUMAWATI, S.SIT., M.KES
MEMBERIKAN OBAT PADA BAYI

• Gendonglah bayi ketika diberi obat. Posisi menggendongnya, kepala berada lebih
tinggi dari badan, agar si bayi tidak tersedak yang bisa berakibat obat masuk ke
dalam paru-paru.
• Karena bayi biasanya susah diam, mintalah bantuan orang dewasa atau anak yang
lebih besar untuk menenangkannya.
• Jika bayi sering memuntahkan kembali obat yang diminumnya, mintalah bantuan
seseorang untuk membuka mulutnya dengan lembut. Lalu, dengan lembut pula
masukkan kembali obat ke dalam mulut bayi
• Pemberian obat, yang biasanya berbentuk cair, itu bisa menggunakan sendok atau pipet:
* Bila menggunakan sendok, letakkan sendok yang telah disterilkan dan diisi obat pada bibir
bagian bawah. Angkat sedikit sendoknya agar obat mengalir ke dalam mulutnya.
* Bila menggunakan pipet, isilah pipet dengan sejumlah obat yang sesuai dengan petunjuk dokter.
Letakkan pipet obat di sudut mulut bayi dan keluarkan obat perlahan-lahan.
• Pemberian obat tetes untuk hidung, mata, dan telinga pada bayi juga perlu kiat khusus:
* Obat tetes hidung:
Tengadahkan sedikit kepala bayi. Perlahan teteskan obat ke setiap lubang hidung.
Hitung jumlah tetesan yang masuk ke hidung. Dua atau tiga tetes biasanya sudah cukup.
* Obat tetes mata:
Miringkan sedikit kepala bayi, hingga mata terinfeksi berada di bawah. Dengan cara
ini tetesan obat tak mengalir masuk ke mata sehat.
Perlahan tariklah kelopak mata bawah agar obat dapat mudah mengalir.

* Obat tetes telinga:


•Baringkan bayi pada salah satu sisi dengan lubang telinga terinfeksi berada di atas.
Teteskan obat ke dalam lubang telinga yang sakit.
•Buat bayi tetap diam agar obat benar-benar masuk ke lubang telinga bagian dalam.
• Sebelum obat tetes tersebut diberikan, ada baiknya hal-hal berikut ini
diperhatikan:
a. Rendam obat tetes dengan posisi tegak dalam tabung berisi air suam-suam kuku
selama beberapa menit, agar ketika diteteskan dan masuk ke lubang hidung atau
telinga, anak tidak terlalu kaget.
b. Jangan sentuhkan obat tetes ke hidung, telinga, atau mata agar bakteri tidak
berpindah ke dalam botol obat.
c. Perhatikan batas waktu pemakaian obat itu. Obat kadaluwarsa akan
memperburuk peradangan atau kondisi bayi yang diobati.
MEMBERIKAN OBAT PADA ANAK-ANAK

• Mintalah anak menutup lubang hidung saat meminum obat agar rasa obat tak
terlalu keras.
• Campurlah obat, terutama yang berupa tablet, dengan sirup atau madu agar tak
terasa pahit.
• Jangan larutkan obat dengan air di gelas karena ada kemungkinan obat mengendap
dan tak terminum si anak.
• Mintalah anak untuk menggosok gigi setelah meminum obat yang manis agar tidak
menempel di gigi.
• Dalam memberikan obat kepada bayi dan anak Anda, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1. Perhatikan aturan dosis obat. 
• Dengan dosis yang tepat sesuai berat badan bayi, penyakit si kecil dapat segera sembuh.
Jangan sungkan untuk bertanya pada dokter mengenai hal ini karena kenaikan berat
badan bayi tergolong cepat. Umumnya dosis obat disesuaikan dengan berat badan bayi.
Contoh, obat penurun panas. Semakin berat badannya maka dosisnya pun bertambah. 
2. Lihat tanggal kadaluwarsa.
• Saat akan menggunakan obat-obatan yang tersimpan di kotak obat, lihat dulu tanggal
kadaluwarsa (umumnya tercantum di kemasan). Cara lain, cermati warna, rasa dan baunya. Bila
sudah terjadi perubahan warna, rasa dan bau pertanda kualitas obat sudah tidak baik, oleh karena
itu segera buang obat tersebut. 
3. Perhatikan cara menyimpan.
• Obat-obat yang sebelumnya disimpan di lemari es, saat akan digunakan perlu dikeluarkan
terlebih dahulu pada suhu ruangan selama kurang lebih 10 menit agar bayi tidak terlalu kaget
dengan sensasi dingin yang ditimbulkannya. Khusus obat puyer simpanlah dalam wadah tertutup
rapat dan kering, jangan menyimpannya di dalam kulkas karena dapat mempengaruhi tekstur
puyer.
4. Boleh bergiliran.
• Misalnya saja bayi atau anak mendapat 3 jenis obat. Cara memberikannya bisa dilakukan
secara bergiliran dalam waktu berdekatan (tanpa jeda waktu yang panjang). 
5. Jangan mencampur obat dengan madu 
• Hingga bayi berusia 1 (satu) tahun, hindari mencampur obat dengan madu karena
dikhawatirkan mengandung bakteri clostridium botulinum yang dapat menyebabkan
terganggunya pencernaan bayi. Setelah usia 1 tahun umumnya pencernaan anak lebih
kuat, sehingga bisa menerima campuran obat dan madu. 
6. Tunggu 1/2 jam bila ingin minum susu.
• Setelah minum obat, jangan langsung minum susu. Ada beberapa obat yang tidak dapat
larut dalam susu, seperti golongan antibiotik, oleh karena itu tunggu sedikitnya sekitar
setengah jam jika ingin minum susu.
JENIS- JENIS OBAT YANG DI PERBOLEHKAN

1. Obat bebas
Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter. Di negara-negara Barat,
obat ini disebut OTC atau over the counter. Ini adalah obat yang paling aman dan bisa dibeli
bebas di warung, toko obat, maupun apotek.
Meskipun disebut aman, obat bebas tetap tidak boleh dipergunakan sembarangan.
Tapi bagaimanapun juga obat bebas juga punya kandungan "racun" yang bisa berbahaya
buat tubuh bila tidak dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kemasan obat ini ditandai dengan ''lingkaran hijau bergaris tepi hitam''. Obat bebas ini
digunakan untuk mengatasi gejala penyakit ringan, biasanya berupa vitamin atau
multivitamin.
2. Obat bebas terbatas
Obat jenis ini masih bisa dibeli tanpa resep dokter. Pada kemasan obat ini terdapat ''lingkaran
biru bergaris tepi hitam''.Contohnya,
obat antiflu atau obat antimabuk. Pada kemasannya terdapat peringatan bertanda kotak kecil
berdasar gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam, misalnya:

P.No.1: Awas! Obat keras. Baca aturan pemakaiannya


P.No.2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
P.No.3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
P.No.4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P.No.5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan.
3. Obat keras.
Obat ini harus diperoleh lewat resep dokter. Ciri khasnya adalah
terdapat tanda ''lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan huruf K
di dalamnya. '' Obat yang termasuk dalam golongan ini misalnya antibiotik,
seperti tetrasiklin, penisilin, obat-obatan yang mengandung
hormon, obat penenang, dan lain-lain. Obat jenis ini tidak bisa sembarang dikonsumsi
karena bisa berbahaya, meracuni tubuh,
memperparah penyakit, atau menyebabkan kematian.
EFEK SAMPING

• Efek samping pemberian obat pada bayi dan balita

1. Paracetamol. Obat ini tidak dianjurkan untuk bayi berusia di bawah 3 bulan, penggunaan
obat ini sebaiknya berdasarkan resep dan setelah berdiskusi dengan dokter atau setelah bayi
mendapatkan vaksinasi pertama kali. Parasetamol bisa menghambat beberapa enzim yang berbeda
di dalam otak dan ikatan tulang belakang yang terlibat dalam perpindahan rasa sakit.

2. Tablet kunyah. Jangan memberikan anak berusia di bawah 2 tahun obat ini, umumnya anak
berusia 2 sampai 4 tahun yang sudah mengerti cara minum obat ini. Jika orang tua berpikir
anaknya belum terlalu mengerti, maka hancurkan obat dan letakkan di sendok yang diberi sedikit
air. Dosis yang diberikan harus sesuai.
INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI

• Memberi obat si kecil, tidak cukup hanya membaca aturan minum saja. Cermati cara tepat memberikan, kontra indikasi
dan trik agar pemberian obat berhasil.

• Sistem kekebalan tubuh si kecil yang belum sempurna, membuatnya rentan terhadap serangan penyakit, terutama
infeksi. Tak heran bisa sebelum melewati umur 5 tahun, Anda kerap memberinya obat berupa sirup atau puyer (serbuk).
• Sudah pasti harus …

* Berikan obat sesuai aturan yang tertera pada label, misalnya 3 kali sehari. Atau, berikan sesuai anjuran
dokter/petugas kesehatan yang meresepkan obat tersebut
* Baca semua aturan pemberian obat. Penjelasan ini ada yang tercantum dalam kotak kemasan dan ada pula
yang tertulis pada lembaran kertas yang dilipat dan dimasukkan ke dalam kotak kemasan
* Berikan obat sesuai waktunya, misalnya harus diberikan sebelum atau sesudah makan
* Berikan sesuai dosis anjuran. Sebaiknya gunakan sendok takar yang ada dalam kemasan obat tersebut.
• Perhatikan …

* Apabila muncul gejala alergi, stop pemberian obat dan segera konsultasikan dengan dokter
* Berikan obat antibiotik sampai habis
* Jangan mengulang pemberian obat yang sama pada anak, walau dengan gejala dan penyakit yang sama dengan
sebelumya. Konsultasi dulu ke dokter
* Hindari pemberian obat bebas yang tidak jelas kandungan/komposisinya.
• Gunakan alat bantu:

* Resmi
o Sendok takar/gelas takar
o Alat ukur obat berupa suntikan
o Siring atau pipet (untuk obat tetes)
* “Tidak resmi”
o Jus buah, campur dalam jumlah yang tidak terlalu banyak
o Jeli/agar-agar/pudding buah untuk menyembunyikan puyer
o Sendok/alat makan yang berbentuk dan bermotif lucu
o Susu biasa atau susu cokelat. Pastikan obat bercampur dengan baik
o Makanan kesukaan si kecil. Bisa diberikan bersama potongan kue, dicampur madu (untuk
anak usia diatas setahun). Atau berikan makanan kesukaan anak sebelum atau sesudah
minum obat.
TERIMA KASIH
PENGASUHAN ORANG TUA
TERHADAP ANAK
POLA PENGASUHAN ANAK DALAM KELUARGA

• Orangtua merupakan seseorang yang mendampingi dan membimbing anak dalam beberapa
tahap pertumbuhan, yaitu mulai dari merawat, melindungi, mendidik, mengarahkan dalam
kehidupan baru anak dalam setiap tahapan perkembangannya untuk masa berikutnya
• Mengasuh anak artinya mendidik dan memelihara anak, mengurusi makan, minum, pakaian,
dan keberhasilannya dalam periode pertama sampai dewasa.
• Pengasuhan anak merupakan sebuah proses interaksi yang terus menerus antara orangtua
dengan anak yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak secara
optimal, baik secara fisik, mental maupun sosial. Dalam hal ini perlu diingat bahwa proses
interaksi dan sosialisasi tidak dapat dilepaskan dari setting sosial budaya tempat anak
dibesarkan.
3 BENTUK POLA ASUH

1. Pola Asuh Otoriter


Pola asuh otoriter merupakan pengasuhan yang dilakukan dengan cara memaksa, mengatur, dan
bersifat keras. Orang tua menuntut anaknya agar mengikuti semua kemauan dan perintahnya.
Jika anak melanggar perintahnya berdampak pada konsekuensi hukuman atau sanksi. Pola asuh
otoriter dapat memberikan dampak negatif pada perkembangan psikologis anak. Anak kemudian
cenderung tidak dapat mengendalikan diri dan emosi bila berinteraksi dengan orang lain. Bahkan
tidak kreatif, tidak percaya diri, dan tidak mandiri. Pola pengasuhan ini akan menyebabkan anak
menjadi stres, depresi, dan trauma. Oleh karena itu, tipe pola asuh otoriter tidak dianjurkan.
2. Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif dilakukan dengan. memberikan kebebasan terhadap anak Anak
bebas melakukan apapun sesuka hatinya. Sedangkan orang tua kurang peduli terhadap
perkembangan anak. Pengasuhan yang didapat anak cenderung di lembaga formal atau
sekolah. Pola asuh semacam ini dapat mengakibatkan anak menjadi egois karena orang
tua cenderung memanjakan anak dengan materi. Keegoisan tersebut akan menjadi
penghalang hubungan antara sang anak dengan orang lain. Pola pengasuhan anak yang
seperti ini akan menghasilkan anak-anak yang kurang memiliki kompetensi sosial
karena adanya kontrol diri yang kurang.
3. Pola Asuh Demokratis
Pola asuh ini, orang tua memberikan kebebasan serta bimbingan kepada anak. Anak
dapat berkembang secara wajar dan mampu berhubungan secara harmonis dengan
orang tuanya. Anak akan bersifat terbuka, bijaksana karena adanya komunikasi dua
arah. Sedangkan orang tua bersikap obyektif, perhatian, dan memberikan dorongan
positif kepada anaknya. Pola asuh demokratis ini mendorong anak menjadi mandiri,
bisa mengatasi masalahnya, tidak tertekan, berperilaku baik terhadap lingkungan, dan
mampu berprestasi dengan baik. Pola pengasuhan ini dianjurkan bagi orang tua.
FUNGSI KELUARGA DALAM MENERAPKAN
POLA PENGASUHAN ANAK

1. Fungsi Biologis
Secara biologis, keluarga menjadi tempat untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan,
sandang, dan papan dengan syara-tsyarat tertentu. Keluarga merupakan tempat yang paling
awal (primer) dan efektif untuk menjalankan fungsi Departemen Kesehatan, Pendidikan, dan
Kesejahteraan. Berkaitan dengan pola tersebut dibidang kesehatan, peran orang tua yang
dapat dilakukan adalah: 1) Memberitahukan pada anak untuk mengurangi mengonsumsi
makanan instan atau cepat saji. 2) Mengajak anak untuk rutin berolahraga. 3)
Menyeimbangkan sayuran dan buah untuk gizi dan kesehatan anak. 4) Menerapkan untuk
menjaga kebersihan.
2. Pendidikan

Keluarga diajak untuk mengkondisikan kehidupan keluarga sebagai “instusi” pendidikan, sehingga
terdapat proses saling berinteraksi antara anggota keluarga. Keluarga melakukan kegiatan melalui asuhan,
bimbingan dan pendampingan, seta teladan nyata untuk mengontrol pola pergaulan anak.

3. Fungsi Religius
Para orang tua dituntut untuk mengenalkan, membimbing, memberi teladan dan melibatkan seluruh
anggota keluarga untuk mengenal akidah-akidah agama dan perilaku beragama. Sebagai keluarga
hendaknya melakukan sholat berjamaah dirumah untuk mengembangkan dan meningkatkan kereligiusan
anak dalam beribadah.
4. Fungsi Perlindungan
Fungsi perlindungan dalam keluarga adalah untuk menjaga dan memelihara anak dan anggota keluarga
dari tindakan negatif yang mungkin akan timbul. Keluarga melindungi anggota keluarganya dalam hal
apapun. Misalnya, melindungi anak untuk tidak terpengaruh negatif dari lingkungan maupun untuk
senantiasa menjadikan keluarga sebagai pelindung bila anak mengalami suatu masalah.
5. Fungsi Sosialisasi
Para orangtua dituntut untuk mempersiapkan anak untuk menjadi anggota masyarakat yang baik, kalau
tidak mau disebut warga negara kelas satu. Dalam melaksanakan fungsi ini, keluarga berperan sebagai
penghubung antara kehidupan anak dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial, sehingga
kehidupan di sekitarnya dapat dimengerti oleh anak, sehingga pada gilirannya anak berpikir dan berbuat
positif di dalam dan terhadap lingkungannya.
6. Fungsi Kasih Sayang
Keluarga harus dapat menjalankan tugasnya menjadi lembaga interaksi dalam ikatan
batin yang kuat antara anggotanya, sesuai dengan status dan peranan sosial masing-
masing dalam kehidupan keluarga itu. Ikatan batin yang dalam dan kuat ini, harus dapat
dirasakan oleh setiap anggota keluarga sebagai bentuk kasih sayang. Dalam suasana
yang penuh kerukunan, keakraban, kerjasama dalam menghadapi berbagai masalah dan
persoalan hidup.

7. Fungsi Ekonomis
Fungsi ini menunjukkan bahwa keluarga merupakan kesatuan ekonomis. Aktivitas
dalam fungsi ekonomis berkaitan dengan pencarian nafkah, pembinaan usaha, dan
perencanaan anggaran biaya, baik penerimaan maupun pengeluaran biaya keluarga.
8. Fungsi Rekreatif
Suasana rekreatif akan dialami oleh anak dan anggota keluarga lainnya apabila dalam
kehidupan keluarga itu terdapat perasaan damai, jauh dari ketegangan batin, dan pada
saat-saat tertentu merasakan kehidupan bebas dari kesibukan sehari-hari. Fungsi
keluarga dalam pembentukan kepribadian dalam mendidik anak di rumah bisa juga
dikelompokkan menjadi beberapa bagian diantaranya: Pertama, sebagai pengalaman
pertama masa kanak-kanak. Kedua, menjamin kehidupan emosional anak. Ketiga,
menanamkan dasar pendidikan moral anak. Keempat, memberikan dasar pendidikan
sosial. Kelima, meletakan dasar-dasar pendidikan agama. Keenam, bertanggung jawab
dalam memotivasi dan mendorong keberhasilan anak.
PERANAN KELUARGA TERHADAP PENDIDIKAN
KARAKTER ANAK

• Pendidikan karakter yang pertama dan utama bagi anak adalah dalam lingkup keluarga.
• Pendidikan karakter dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tahap. Pertama, Tahap Umur
5-6 tahun. Pada tahap ini, anak diajarkan tata krama, sopan santun, yang berkaitan dengan
karakter moral. Karakter moral tersebut seperti melatih untuk bersikap jujur dan sopan.
Pada fase ini anak akan mengetahui dan membedakan hal-hal yang dianggap bermanfaat,
baik buruk, dan benar salah suatu tindakan.
• Kedua ,Tahap Umur 7-8 Tahun. Pada tahap ini anak sudah mulai aqil baliq maka dari itu
pada fase ini anak akan diajarkan bagaimana untuk beribadah dan melatih dirinya untuk
bertanggung jawab.
• Ketiga, Tahap Umur 9-10 Tahun. Pada fase ini seorang anak dididik untuk peduli
terhadap lingkungan sekitar. Menghormati satu sama yang lain, menghormati hak orang
lain, dan suka tolong menolong.
• Keempat ,Tahap umur 13 Tahun Keatas. Pada tahap ini anak sudah mulai memasuki usia
remaja maka anak dipandang siap untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, dan
masyarakat. Anak diharapkan dapat beradaptasi dengan baik dilingkungan masyarakat
dan anak mempunyai identitas diri atau jati dirinya masing-masing.
• Kualitas karakter meliputi sembilan pilar antara lain: 1) mencintai Tuhan dan semua
ciptaan-Nya, 2) tanggung jawab, disiplin, dan mandiri; 3) jujur 4) menghormati dan
sopan santun; 5) suka menolong dan gotong royong; 6) kreatif, percaya diri, dan pekerja
keras; 7) kepemimpinan dan adil; 8) baik dan rendah hati; 9) toleransi, cinta damai dan
kesatuan.
TIPS SUKSES DALAM MENDIDIK ANAK
1) Memberikan Keteladanan Karena anak usia dini sangat sensitif terhadap rangsangan
dari luar, maka perilaku dan sepak terjang orang tua sangat berpengaruh terhadap
anak. Cara orang tua dalam berbicara, berperilaku, dan bergaul dengan orang lain
menjadi cermin bagi anak. Di sinilah orang tua memberikan teladan sempurna
kepada anak-anaknya dalam bertutur sapa, berperilaku, dan bergaul. Perilaku
sesorang biasanya terpengaruh dari faktor agama. Karena itu, orang tua harus
memantapkan diri dalam hal agama dan menanamkan nilai-nilai agama yang suci
dan luhur kepada anakanaknya. Dari cahaya keimanan dan ketakwaan yang suci
inilah keagungan moral dan ketinggian budi akan menyinari perilaku seseorang
dalam kehidupan sehari-hari.
2) Menjadikan Rumah Sebagai Taman Ilmu Rumah adalah tempat lahir, tumbuh dan berkembangnya
seorang anak. Melalui rumahlah pendidikan dimulai. Jika rumah mampu menjadi sumber ilmu, amal,
dan perjuangan anak, maka anak akan tumbuh menjadi kader yang andal, mantap, dan penuh prestasi.
Menjadikan rumah sebagai taman ilmu berarti merancang dan melaksanakan kegiatan yang serat ilmu
di rumah, misalnya menyediakan ruang perpustakaan keluarga di rumah agar anak-anak rajin membaca
dengan sendirinya karena buku adalah sumber ilmu. Oleh karenaa itu, pengadaan bacaan yang
berkualiats adalah kebutuhan utama. Apa yang dibaca anak akan berpengaruh terhadap cara pandang
dan cita-cita di kemudian hari. Menyediakan komputer untuk menulis dan berkarya juga menjadi salah
satu strategi jitu melatih anak melek teknologi mutakhir yang menjadi ciri khas era informasi global
sekarang. Melibatkan anak dalam musyawarah atau diskusi menjadi media aktualisasi paling efektif
dalam menggali kemampuan anak dan mengembangkannya secara maksimal.
3) Menyediakan Wahana Kreativitas Anak membawa ciri khasnya sendiri-sendiri. Ia memiliki kelebihan dan

keunggulan yang khas yang tidak ada pada orang lain. Namun, banyak anak tidak menyadarinya, begitu

juga orang tua. Mereka tidak menyadari bakat hebat yang ada pada anak. Padahal, jika terasah dengan

baik akan menjadi faktor kesuksesan dan kegemilanganya di masa depan. Di sinilah pentignya

menyediakan wahana kreativitas anak. Anak diberi ruang penuh untuk menampakkan jati diri dan

identitasnya. Anak dibiarkan bermain komputer, membaca buku, menulis, main catur, dan apapun. Anak

harus dibimbing untuk menemukan bakat terbesar yang ada pada dirinya.
4) Menghindari Emosi yang Negatif Emosi yang negatif seperti marah, kecewa, dan tersinggung adalah

hal-hal alami yang ada pada setiap manusia. Namun, jika tidak bisa mengendalikannya, maka sanagt

berbahaya, terlebih apabila dilakukan dihadapan anak. Oleh karena itu dalam mendidik anak

(khususnya usia dini), stabilitas emosi sangat penting. Kearifan, kebijaksanaa, kematangan, dan

kecermatan didapatkan dari stabilitas emosi ini. Buncahan emosi yang ditunjukkan orang tua kepada

anak cenderung mengakibatkan trauma atau gangguan psikologis pada anak.


5) Rajin Berdoa Sesempurna apapun manusia, tetap saja ia makhluk yang memiliki

kekurangan. Manusia tidak boleh menggantungkan hasil hanya kepada kerja kerasnya.

Semua persoalan sebaiknya juga diserahkan kepada kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Oleh sebab itu manusia harus menambah kedekatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Dalam konteks ini, berdoa menjadi wahana untuk memohon pertolongan Tuhan. Berdoa

dengan tulus dan konsisiten membuat spiritualitas dan realigiusitas manusia bertambah

kuat
POLA PENGASUHAN ORANG TUA TERHADAP ANAK

•Peran Ibu, antara lain: Menumbuhkan perasaan sayang, cinta, melalui nkasih
sayang dan kelembutan seorang ibu, Menumbuhkan kemampuan berbahasa dengan baik
kepada anak, Mengajarkan anak perempuan berperilaku sesuai jenis kelaminnya dan baik.

• Peran Ayah, antara lain: Menumbuhkan rasa percaya diri dan berkompeten kepada
anak, Memumbuhkan untuk anak agar mampu berprestasi, Mengajarkan anak untuk tanggung
jawab.
• Pemberian pengasuhan pada anak usia dini akui sebagai
periode yang sangat penting dalam membangun sumber daya
manusia. Periode ini hanya datang sekali serta tidak dapat
diulang lagi, sehingga stimulasi dini salah satunya adalah pola
pengasuhan anak yang baik bersifat mutlak diperlakukan.
• Minat mengembangkan pengasuhan anak sebenarnya bersumber dari lima macam pemikiran;

• a) Meningkatkan tuntutan terhadap pengasuhan anak dari para ibu yang bekerja, yang berasal dari berbagai
tingkatan sosial ekonomi;

• b) Adanya perhatian yang dikaitkan dengan produktivitas, persaingan yang bersifat internasional, permintaan
tenaga kerja yang bersifat global, kesempatan kerja yang luas;

• c) Pandangan bahwa pengasuhan anak sebagai sesuatu kekuatan utama guna membantu para ibu untuk
meningkatkan kualitasnya, baik sebagai ibu maupun sebagai sumber daya manusia pada umumnya, sehingga dapat
bersaing dalam pasar tenaga kerja;

• d) Adanya hasrat untuk meningkatkan kualitas anak terutama bagi mereka yang orang tuanya kurang beruntung,
antara lain yang kurang mampu memasukkan anak ketaman kanak-kanak;

• e) Program untuk anak usia dini mempunyai dampak positif yang panjang terhadap peningkatan kualitas
perkembangan anak.
KESALAHAN DALAM POLA ASUH ANAK

• Memberi banyak pilihan Terlalu banyak memberikan pilihan dapat membuat anak kewalahan.
• Terlalu dimanjakan  Berusaha memenuhi setiap permintaan anak akan membuat anak sulit merasa puas dan membuat mereka suka memaksa.

•Membuat anak sibuk  Anak yang terlalu sibuk selain kelelahan juga bisa membuatnya jadi korban bullying.

• Kepintaran dianggap paling penting  Membangga-banggakan prestasi akademik anak dapat membuat anak menjadi arogan
dan merasa orang lain lebih bodoh. Kondisi ini justru membuat anak dijauhi teman-temannya.

•Menyembunyikan topik sensitif seperti seks  Kebanyakan orangtua takut


membicarakan soal seks dan percaya bahwa menghindari diskusi ini dengan anak-anak mereka bisa membuat anak terhindar dari perilaku seksual tidak
pantas. Padahal, topik tentang pendidikan seks bisa dimulai sejak dini, disesuaikan dengan pemahaman anak.
• Terlalu sering mengkritik Anak yang orangtuanya terlalu sering mengritik akan tumbuh
menjadi anak yang kurang percaya diri atau menuntut kesempurnaan dalam segala hal. Saat ia melakukan
kesalahan, mereka merasa tidak berguna dan marah.

• Membebaskan anak nonton tv atau main gadget  Batasi waktu Anda


menatap layar elektronik, entah itu televisi, ponsel, atau gadget lain. Bahkan, seharusnya anak tidak
diperkenalkan dengan gadget sebelum mereka berusia di atas dua tahun.

• Terlalu melindungi anak  Naluri orangtua adalah melindungi anak, tetapi bukan berarti
anak harus “dipagari” dari kesusahan. Pola asuh seperti ini dapat membuat anak kurang bersyukur dan
menghargai sesuatu. Terkadang anak juga perlu belajar menghadapi kehilangan atau masalah.
POLA PENGASUHAN YANG BAIK

• Memberikan pujian atas usaha yang sudah dilakukan anak. Hal ini bisa membangun rasa percaya diri
anak.

• Hindari anak dari trauma fisik dan psikis. Marah kepada anak atas kesalahan yang mereka lakukan adalah hal yang
wajar, sebatas tujuannya adalah untuk mengajarkan anak.

• Penuh kasih sayang. Dukung perkembangan anak dengan memberikan kasih sayang dan kehangatan. Sikap hangat dari
orangtua akan membantu mengembangkan sel saraf dan kecerdasan anak.

• Tidak membandingkan anak dengan anak lain. Setiap anak memiliki keunikannya masing-masing, sehingga tiap anak akan
memiliki kelebihan dan kekurangannya. Yang perlu dilakukan orangtua adalah fokus mengembangkan kelebihannya.
• Tidak otoriter. Jangan memaksakan kehendak orangtua kepada anak. Sebaliknya, orangtua harus
menjadi fasilitator yang dapat mengembangkan bakat anak.

• Berikan tanggungjawab. Mengajarkan tanggung jawab kepada anak dapat dilakukan sedini
mungkin agar anak dapat perduli terhadap sekitarnya.

• Penuhi kebutuhan gizi Makanan merupakan faktor penting yang menentukan kecerdasan anak.
• Menciptakan lingkungan yang positif. Lingkungan yang mendukung terhadap bakat dan
kreativitas anak, orangtua yang selalu memberikan pandangan positif pada anak, akan dapat membentuk anak
menjadi individu yang lebih mandiri dan tidak mudah putus asa.

• Aktif berkomunikasi dengan anak. Ada baiknya bila anak dan orangtua saling terbuka, sehingga
anak akan lebih nyaman untuk bercerita kepada orangtua.
TERIMAKASIH
BOUNDING
ATTACHMENT
PENGERTIAN

• keterikatan awal/ikatan batin adalah suatu proses dimana sebagai hasil dari
interaksi terus menerus antara bayi dan orang tua yg bersifat saling
mencintai,memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling
membutuhkan
• Keterkaitan atau ikatan batin ini tidak dimulai saat kelahiran saja, tetapi
ibu telah memelihara bayinya selama kehamilan. Kelahiran mrpkn sebuah
moment keterkaitan ibu dgn bayi nya.
PERIODE KETERIKATAN ANTARA IBU DAN BAYI

• Periode prenatal masa prenatal ini ketika wanita menerima fakta


kehamilan, berperan sbg ibu, memeriksakan kehamilan serta membuat
persiapan menjadi ibu
• peneliti menyatakan bhw melodi spt music klasik dpt membantu
menenangkan bayi. Jadi proses pembentukan ikatan batin yg begitu
penting dapat dimulai sejak kehamilan
POSTPARTUM DAN PENGASUHAN AWAL

• Ibu mulai berperan mengasuh bayinya dengan kasih sayang, kemampuan


utk mengasuh agar menghasilkan bayi yg sehat, hal ini dpt menciptakan
perasaan puas, rasa percaya diri dan perasaan berkompeten dan sukses
terhadap diri ibu
KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK

• Ikatan diperkuat oleh respon sensual ataukemampuan oleh kedua pasangan dlmmelakukan interaksi ortu-anak.
Responsensual dan kemampuan yg dipakai dlmkomunikasi ortu dan anak meliputi hal-halberikut :
• Sentuhansentuhan atau indera peraba dipakai scr ekstensif olehortu dan pengasuh sbg suatu sarana utk mengenali
BBL
• En Face adalah posisi dimana Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional untuk mempertahankan kontak mata
• Suara, saat orang tua berbicara makan bayi akan melihat wajah mereka
• Aroma, respon orang tua dan bayi terhadap aroma air susu ibunya
• Bioritme setelah bayi menangis akan tenang dipeluk oleh ibunya sehingga ia bisa menrasakan denyut jantung
ibunya
SIBLING RIVALRY

• Perasaan cemburu atau menjadi pesaing dengan bayi atau saudaranya. Perasaan inipun bisa
terjadi pada sang ayah. Pada dasarnya semua anak akan merasa terancam oleh kedatangan si
adik bayi waloupun jarak mereka jauh.
• Anak yang berusia 3 tahun ketas biasanya akan lebih cenderung menunggu kelahiran adiknya.
• Hal yang terpenting untuk meminimalkan masalah yang akan datang. Anak perlu dipersiapkan
untuk menerima sodaranya yang baru lahir sejak dari masal kehamilan dan menjamin bahwa
anak yang akan menjadi kakak pasti mendapatkan kasih saying walaupun ada adiknya nanti
• Libatkan sang kakak sejak dari kehamilan agar mengetahui adiknya
• Minta maaflah kepada kakak jika ibu mulai merasa Lelah karena kehamilanini
• Libatkan sang kakak Ketika adiknya lahir
• Untuk sang ayah yang juga merasa cemburu, maka libatkan peran ayah untuk membantu
ibu dala merawat dan mengasuh anak
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai