Anda di halaman 1dari 8

Narasi Materi Apoteker

1. Pengenalan sediaan dan cara penggunaan obat


Definisi :
1. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan
dan kontrasepsi, untuk manusia
Obat jadi adalah obat yang sudah dalam bentuk siap pakai, dibedakan antara obat generik
dan obat merek dagang.
Obat generik adalah obat jadi terdaftar yang menggunakan nama generik yaitu nama obat
internasional atau nama lazim yang sering dipakai. Penulisan obat generik menunjukkan :
1. Nama generik lebih informatif dari pada nama dagang
2. Memberi kemudahan pemilihan produk
3. Produk obat generik pada dasarnya lebih murah daripada produk nama dagang
4. Resep/order dengan nama generik mempermudah substitusi produk yang sesuai

Obat nama dagang adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama pembuat
atau yang dikuasakannya, dan dijual dalam bungkus asli pabrik yang memproduksinya.

Obat palsu adalah obat jadi yang diproduksi oleh pabrik obat yang tidak terdaftar, obat yang
tidak terdaftar atau obat jadi yang kadarnya menyimpang 20 % atau lebih dari persyaratan
yang ditentukan.

2. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan
tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

Sumber : Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Cara memilih obat

Baca dengan cermat dan pahami informasi pada kemasan obat

1. Komposisi obat
2. Indikasi
3. Dosis dan cara pakai
4. Efek samping
5. Kontra indikasi
6. Kadaluarsa
7. Petunjuk penyimpanan
8. Produsen
9. Nomor registrasi

Penggolongan

Berdasarkan cara penggunaan :

- obat luar (obat yang digunakan tidak melalui mulut)


contoh : salep mata, salep kulit, suppositoria, ovula, injeksi, tetes telinga
- obat dalam (obat yang digunakan melalui mulut)
contoh : tablet, kapsul, sirup, drop

Cara penggunaan obat


1. tetes mata
Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Mata
1. Ujung alat penetes jangan tersentuh oleh benda apapun (termasuk mata) dan selalu
ditutup rapat setelah digunakan.
2. Untuk glaukoma atau inflamasi, petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan
harus diikuti dengan benar.
3. Cara penggunaan adalah cuci tangan, kepala ditengadahkan, dengan jari telunjuk
kelopak mata bagian bawah ditarik ke bawah untuk membuka kantung konjungtiva,
obat diteteskan pada kantung konjungtiva dan mata ditutup selama 1-2 menit,
jangan mengedip.
4. Ujung mata dekat hidung ditekan selama 1-2 menit
5. Tangan dicuci untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar pada tangan

2. Salep mata

1. Ujung tube salep jangan tersentuh oleh benda apapun (termasuk mata).
2. Cuci tangan, kepala ditengadahkan, dengan jari telunjuk kelopak mata bagian bawah
ditarik ke bawah untuk membuka kantung konjungtiva, tube salep mata ditekan
hingga salep masuk dalam kantung konjungtiva dan mata ditutup selama 1-2 menit.
Mata digerakkan ke kiri-kanan, atas-bawah.
3. Setelah digunakan, ujung kemasan salep diusap dengan tissue bersih (jangan dicuci
dengan air hangat) dan wadah salep ditutup rapat.
4. Cuci tangan untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar pada tangan.
3. Tetes telinga
1. Hidung dibersihkan dan kepala ditengadahkan bila penggunaan obat dilakukan
sambil berdiri dan duduk atau penderita cukup berbaring saja.
2. Kemudian teteskan obat pada lubang hidung dan biarkan selama beberapa menit
agar obat dapat tersebar di dalam hidung

3. Untuk posisi duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha

4. Setelah digunakan, alat penetes dibersihkan dengan air panas dan keringkan dengan
tissue bersih.
4. Obat tetes telinga
1. Ujung alat penetes jangan menyentuh benda apapun termasuk telinga ƒ
2. Cuci tangan sebelum menggunakan obat tetes telinga ƒ
3. Bersihkan bagian luar telinga dengan ”cotton bud” ƒ
4. Jika sediaan berupa suspensi, sediaan harus dikocok terlebih dahulu ƒ
5. Cara penggunaan adalah penderita berbaring miring dengan telinga yang akan
ditetesi obat menghadap ke atas.
6. Untuk membuat lubang telinga lurus sehingga mudah ditetesi maka bagi penderita
dewasa telinga ditarik ke atas dan ke belakang, sedangkan bagi anak-anak telinga
ditarik ke bawah dan ke belakang. Kemudian obat diteteskan dan biarkan selama 5
menit ƒ
7. Bersihkan ujung penetes dengan tissue bersih.

5. Suppositoria
1. Cuci tangan, suppositoria dikeluarkan dari kemasan, suppositoria dibasahi dengan
air
2. Penderita berbaring dengan posisi miring dan suppositoria dimasukkan ke dalam
rektum.

3. Masukan supositoria dengan cara bagian ujung supositoria didorong dengan ujung
jari sampai melewati otot sfingter rektal; kira-kira ½ - 1 inchi pada bayi dan 1 inchi
pada dewasa. ƒ
4. Jika suppositoria terlalu lembek untuk dapat dimasukkan, maka sebelum digunakan
sediaan ditempatkan dalam lemari pendingin selama 30 menit kemudian tempatkan
pada air mengalir sebelum kemasan dibuka ƒ
5. Setelah penggunaan suppositoria, tangan penderita dicuci bersih.
6. Obat Krim/Salep rektal
1. Bersihkan dan keringkan daerah rektal, kemudian masukkan salep atau krim secara
perlahan ke dalam rektal. ƒ
2. Cara lain adalah dengan menggunakan aplikator. Caranya adalah aplikator
dihubungkan dengan wadah salep/krim yang sudah dibuka, kemudian dimasukkan
ke dalam rektum dan sediaan ditekan sehingga salep/krim keluar. Buka aplikator dan
cuci bersih dengan air hangat dan sabun.

3. Setelah penggunaan, tangan penderita dicuci bersih


7. Vaginal/ovula
1. Cuci tangan sebelum menggunakan obat dan gunakan aplikator sesuai dengan
petunjuk penggunaan dari industri penghasil sediaan. ƒ
2. Jika penderita hamil, maka sebelum menggunakan obat sebaiknya berkonsultasi
terlebih dahulu dengan profesional perawatan kesehatan. ƒ
3. Penderita berbaring dengan kedua kaki direnggangkan dan dengan menggunakan
aplikator obat dimasukkan ke dalam vagina sejauh mungkin tanpa dipaksakan dan
biarkan selama beberapa waktu.
4. Setelah penggunaan, aplikator dan tangan penderita dicuci bersih dengan sabun dan
air hangat.
Tujuan materi : kader mengetahui konsep sediaan dan cara penggunaan obat

2. Pengenalan penyimpanan dan pembuangan obat

DaGuSiBu
Dapatkan obat dari tempat yang terpercaya (apotek/rumah sakit)

Gunakan obat sesuai kebutuhan dan indikasi pemberian obat


1. Setiap obat punya efek yang baik, namun juga mempunyai efek samping yang merugikan
jika digunakan tidak sesuai dosis.
2. Minta pendampingan orang lain untuk minum obat jika dirasakan akan mengalami
kesulitan, jangan minum obat sendiri.
3. Gunakanlah Obat sesuai dengan aturan pakainya.
Contoh Aturan Pakai Obat:
a. Sehari 2 x 1 tablet Artinya sehari obat tersebut digunakan 2 kali (misalnya pagi dan
malam) dan setiap kali minum obat sebanyak 1 tablet.
b. Sehari 3 x 1 Sendok teh Artinya sehari obat tersebut digunakan sebanyak 3 kali
(misalnya pagi, siang dan malam) dan setiap kali minum obat sebanyak 1 sendok teh.
Takaran dalam obat:
1 sendok teh = 5 ml
1 sendok bubur = 8 ml
1 sendok makan = 15 ml
Gunakan sendok takar obat yang telah disediakan, jangan menggunakan sendok teh,
sendok makan atau sendok bubur yang ada di rumah karena volumenya tidak
terukur.
c. Sehari 2 x 2 kapsul Artinya sehari obat tersebut diminum sebanyak 2 kali (misalnya
pagi dan malam) dan setiap kali minum obat sebanyak 2 kapsul.
Simpan obat sesuai dengan arahan dokter atau apoteker dan sesuai dengan yang tertera
dalam kemasan
1. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
2. Simpan obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari langsung atau seperti
yang tertera pada kemasan.
3. Simpan obat ditempat yang tidak panas atau tidak lembab karena dapat menimbulkan
kerusakan.
4. Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak beku, kecuali jika
tertulis pada etiket obat.
5. Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak.
6. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
7. Baca aturan penyimpanan obat pada kemasan.
8. Simpan dalam kemasan asli dan dengan etiket yang masih lengkap.
9. Periksa tanggal Kedaluwarsa dan kondisi obat.
Buang obat dengan cara dihancurkan (tablet/kapsul/puyer) atau dilarutkan ke dalam air
(sirup/drop)
1. Hilangkan semua label dari wadah obat.
2. Untuk kapsul, tablet atau bentuk padat lain, hancurkan dahulu dan campur obat
tersebut dengan tanah,atau bahan kotor lainnya, masukkan plastik dan buang ke tempat
sampah
Sumber : MATERI EDUKASI TENTANG PEDULI OBAT DAN PANGAN AMAN, GNPOPA (Gerakan
Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman), 2015
Tujuan : kader mengetahui tentang penyimpanan dan pembuangan obat
3. Pengenalan logo dan golongan obat
Penandaan adalah keterangan yang lengkap mengenai khasiat, keamanan, cara
penggunaannya serta informasi lain yang dianggap perlu yang dicantumkan pada etiket,
brosur dan kemasan primer dan sekunder yang disertakan pada obat (Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 10101menkes/Per/Xi/2008).

Penggolongan Obat
Penggolongan obat dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan
serta pengamanan distribusinya. Penggolongan obat menurut Permenkes No. 917/1993
adalah :
1. Obat Bebas Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa
resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau
dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Parasetamol
2. Obat Bebas Terbatas Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat
keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan
tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah
lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : CTM

Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas, berupa empat
persegi panjang berwarna hitam berukuran panjang 5 (lima) centimeter, lebar 2 (dua)
centimeter dan memuat pemberitahuan berwarna putih sebagai berikut :

3. Obat Keras dan Psikotropika


- Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter.
Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah
dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Asam Mefenamat
- Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh :
Diazepam, Phenobarbital

4. Obat Narkotika Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
menimbulkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin

Tujuan : kader mengetahui kode dan golongan obat

Anda mungkin juga menyukai