Anda di halaman 1dari 23

DAGUSIBU I

Penanggungjawab : Zuzun Wahyu Anggraeni


Anggota : Rohana Yulia Rahmah
: Linda Delima
: Hesti Setyarini
: Fazula Ratu Anir
Hari/Tanggal : 1. Jumat / 04 September 2015
Waktu : 19.00 - 20.05 WIB
Lokasi : Ruang Serba guna Kelurahan Singonegaran Kecamatan
Pesantren Kota Kediri.
Sasaran : Ibu-ibu PKK
Perkiraan jumlah peserta : ± 27 Orang
Tujuan
Untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran kepada masyarakat tentang
pentingnya mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat dengan benar.
Manfaat
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan pada ibu-ibu PKK di Kelurahan
Singonegaran, diharapkan para ibu-ibu dapat mengerti dan menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Dasar pemikiran
Dari hasil penyuluhan pada ibu-ibu PKK Kelurahan Singonegaran pada tanggal 04
September 2015 didapatkan ibu-ibu ada yang sudah mengerti dan sebagian belum mengerti
tentang bagaimana cara membuang obat dengan benar.
Materi Penyuluhan
Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk
memengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan
kontrasepsi (Kebijakan Obat Nasional, 2005).
Pengertian obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit,
serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan (Ansel, 1985). Peran obat
secara umum adalah untuk menetapkan diagnosa, mencegah penyakit, menyembuhkan,
memulihkan (rehabilitasi) kesehatan, mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu,
meningkatkan kesehatan dan mengurangi rasa sakit (Chaerunisaa, dkk, 2009).
A. Penggolongan obat berdasarkan jenisnya
1. Obat bebas
Obat bebas merupakan obat yang bisa dibeli bebas di apotek dan toko obat berijin,
tanpa resep dokter, dengan ditandai lingkaran hijau bergaris tepi hitam.
2. Obat bebas terbatas
Obat bebas terbatas (dulu disebut dengan W = Waarschuing = peringatan), yakni
obat-obatan yang dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep
dokter, ditandai dengan lingkaran biru bergaris tepi hitam.
3. Obat keras
Obat keras (dulu disebut obat daftar G = Gevaarlijk = berbahaya), yaitu obat
berkhasiat keras yang untuk mendapatkannya harus dengan resep dokter, memakai
tanda lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K di dalamnya.

Gambar 1. Contoh peringatan pada obat

4. Obat Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bahkan tanaman, baik
sintesis maupun semi sintesis yang dapat menimbulkan pengaruh- pengaruh tertentu bagi
mereka yang menggunakan dengan memassukkannya ke dalam tubuh manusia
(Chareunisaa dkk, 2009).
5. Obat Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau
merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku (Chareunisaa dkk,
2009).
B. Penggunaan obat yang baik dan benar
1. Sebelum penggunaan obat
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan obat,
a. Memastikan obat yang akan digunakan sudah betul atau benar
b. Memastikan obat masih baik
c. Membaca peringatan dalam kemasan
d. Memastikan apakah obat bisa langsung digunakan atau adda hal tertentu yang
hasrus dilakukan dulu
e. Menggunakan obat dengan benar
2. Selama pengggunaan obat
Hal-hal yang harus diperhatikan selama penggunaan obat
a. Memerlukan bantuan orrang lain
b. Penggunaan sudah tepat (seperti tertelan, menempel pada luka, obat tetes sudah
masuk atau mengenai pada bagian tubuh yang sesuai).
Obat tetes mata
1. Cuci tangan sebelum menggunakan, jangan menyentuh ujung pipet
2. Mata dibuka lebar, kepala didongakkan, pandangan mata diarahkan ke atas
3. Pelupuk mata bawah ditarik sampai membentuk “parit”
4. Pipet didekatkan dan diteteskan pada parit tersebut
5. Mata dibiarkan terbuka beberapa saat, tutup perlahan dan dikejap perlahan,
jangan terlalu kuat
6. Pangkal hidung dijepit dengan tangan
7. Apabila ada dua macam tetes mata, selisih penetesan 5 menit
8. Larutan yang merembes keluar dibersihkan dengan kasa steril
9. Bayi atau anak kecil, tidak perlu membuka mata. Meneteskan pada sudut
mata (batas antara mata dan hidung).
Salep mata
1. Cuci tangan dan jangan menyentuh ujung tube
2. Tarik pelupuk mata
3. Oleskan tipis
4. Pejamkan selama 2 menit
5. Kelebihan dibersihkan dengan kasa steril
Suppositoria
1. Cuci tangan, membuka bungkusnya atau keraskan dulu
2. Apabila ada bagian yang keras harus dihaluskan dengan tangan
3. Apabila terlalu kering dilembabkan terlebih dahulu
4. Posisikan tubuh berbaring miring, lutut ditarik, memasukkan bagian yang
runcing
5. Tubuh tetap berbaring beberapa menit
Tetes hidung
1. Membersihkan hidung, duduk dan dongakkan kepala kebelakang atau
berbaring dengan bantal pada bahu
2. Pipet dimasukkan 1 cm ke daalam hidung, lalu teteskan
3. Menahan posisi kepala selama beberapa menit agar obat masuk ke lubang
hidung
4. Membilas ujung pipet dengan air panas dan keringkan dengan tisu bersih
5. Mencuci tangan dari sisa obat
Semprot hidung
1. Membersihkan hidung, tengkuk kepala sedikit ke depan
2. Kocok kuat obat semprot, ujung spray dimasukkan ke dalam sslah satu
lubang hidung
3. Lubang hidung yang satu dan mulut ditutup
4. Menghirup udara perlahan dan mensemprotkan obat dengan menekan kuat
botol spray
5. Ujung spray ditarik dan kepala ditekuk ke depan sampai posisi diantara
lutut
Obat tetes telinga
1. Membersihkan bagian dalam telinga
2. Obat tetes telinga bila perlu dihangatkan dengan menggenggam beberapa
saat
3. Menarik telinga melebarkan lubang telinga, kepala miring sehingga
telinga yang akan ditetesi berada di atas
4. Meneteskan, memastikan obat tersebut sudah masuk dan biarkan beberapa
menit
3. Sesudah penggunaan obat
Hal-hal yang harus diperhatikan sesudah penggunaan
a. Apakah timbul gejala khusus setelah penggunaan obat tersebut, misal : kantuk,
gatal, perih lambung, pusing dan sebagainya.
b. Mengembalikan obat pada tempat atau wadah yang sesuai
Penyimpanan obat yang benar
Adapun tips menyimpan obat dengan benar
1. Membaca aturan penyimpanan obat pada kemassan
2. Menjauhkan dari jangkauan anak-anak
3. Menjauhkan dari sinar matahari langsung atau lembab atau suhu tinggi dan
sebagainya
4. Menyimpan dalam kemasan asli dan dengan etiket yang masih lengkap
5. Memeriksa tanggal kadaluarsa dan kondisi obat
Membuang obat dengan benar
Tips membuang obat dengan benar
1. Menghilangkan semua label dari wadah obat
2. Sediaan kapsul, tablet atau bentuk padat lain, dihancurkan terlebih dahulu dan
dicampur dengan tanah, atau bahan kotor lainnya, lalu dimasukkan kedalam
plastik dan dibuang ke tempat sampah
3. Sediaan cair, dibuang ke kloset, kecuali sediaan yang berupa antibiotik yang harus
dibuang bersama wadahnya dengan menghilamnngkan label
4. Intinya : obat harus dimusnahkan dan tidak tersisa.
Adapun ciri-ciri obat yang rusak
1. Obat tersebut sudah melampaui batas kadaluarsa
2. Kemasannnya rusak
3. Obat sudah mengalami perubahan bau, warna daan rasa
4. Obat tetes mata yang sudah terbuka lebih dari satu bulan.

Konsep Pelaksanaan :
1. Pembukaan
a) Kegiatan penyuluh:
1. Perkenalan
2. Menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan
b) Kegiatan peserta:
sebagian peserta memperhatikan dengan seksama pengarahan yang diberikan oleh
pemateri. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta kepada
pemateri. Ibu-ibu PKK sangat antusias dengan penjelasan tentang DAGUSIBU
2. Pengembangan
a) Kegiatan penyuluh:
Menanyakan seputar pengetahuan ibu-ibu tentang DAGUSIBU obat yang benar.
Memberikan penyuluhan tentang DAGUSIBU serta memberikan contoh-contoh
obatnya serta penggolongan obat secara langsung. Memberikan kesempatan sesi tanya
jawab kepada ibu-ibu.
b) Kegiatan peserta:
1. Mendengarkan dan memperhatikan instruksi pemandu
2. Menanyakan hal-hal yang kurang jelas dan kurang dipahami
c) Penutupan :
a) Kegiatan penyuluh:
Memberikan ucapan terima kasih

Alat/bahan : Contoh Sediaan Obat


1. 1tb salep mata
2. 1tb salep kulit
3. 3st tablet mixagrip
4. 1fls sirup omedom
5. 1pc Suppositoria
6. 1pc Enema
7. 1fls tetes mata
8. 1fls tetes hidung
9. 1fls tetes telinga
Nb :
Pertanyaan :
1. Apakah boleh mengonsumsi obat dengan menggunakan air teh ?
2. Apakah masyarakat umum (ibu-ibu PKK) sudah mengetahui cara penggunaan obat
tetes mata dan penyimpanan obat tetes mata setelah dibuka kemasannya?
3. Apakah ibu-ibu sudah mengetahui macam-macam penggolongan obat?
4. Apakah masyarakat sudah tahu bagaimana cara membuang obat dengan baik dan
benar?
5. Mengapa membuang obat dalam bentuk tablet harus dikeluarkan dari wadahnya atau
kemasannya?
Jawaban :
1. Boleh mengonsumsi obat dengan menggunakan air teh tetapi lebih baik mengonsumsi
dengan air putih.
2. Masyarakat umum (ibu-ibu PKK) belum mengetahui cara penggunaan obat tetes mata
dengan benar. Ibu-ibu biasanya menggunakan obat tetes matalangsung mengenai
kornea mata. Ibu-ibu membuang obat tetes mata apabila sudah kadaluarsa atau sudah
tidak layak pakai.
3. Ibu-ibu belum mengetahui macam penggolongan obat seperti obat bebas, obat bebas
dan obat keras, tetapi sudah mengetahui penggolongan obat yang hanya dapat dibeli
dengan resep dokter dan yang dapat dibeli tanpa resep dokter.
4. Masyarakat belum mengetahui cara membuang obat dengan baik dan benar.
Masyarakat biasanya membuang obat sekaligus kemasannya.
5. Karena, obat merupakan racun jadi obat yang akan dibuang seharusnya dikeluarkan
dari kemasannya. Dikhawatirkan obat tersebut dapat disalahgunakan.
DAGUSIBU II

Penanggungjawab : Zuzun Wahyu Anggraeni


Anggota : Ternavia Faruk Vrima Priminanda
: Necta Irmadani
: Elisa Dwi Restiana
Hari/Tanggal : 1. Minggu / 20 September 2015
Waktu : 19.30 – 20.20 WIB
Lokasi : Rumah Bapak RT 40/RW 09Lingkungan Grogol
Kelurahan Singonegaran Kecamatan Pesantren Kota Kediri.
Sasaran : Bapak - Ibu PKK
Perkiraan jumlah peserta : ± 20 Orang
Tujuan
Untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran kepada masyarakat tentang
pentingnya mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat dengan benar.
Manfaat
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan pada Bapak-ibu PKK RT 40/RW 09,
diharapkan para Bapak-ibu dapat mengerti dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dasar pemikiran
Dari hasil penyuluhan pada Bapak-ibu PKK PKK RT 40/RW 09 pada tanggal 20
September 2015 didapatkan Bapak-ibu ada yang sudah mengerti dan sebagian belum
mengerti tentang bagaimana cara membuang obat dengan benar.
Materi Penyuluhan
Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk
memengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan
kontrasepsi (Kebijakan Obat Nasional, 2005).
Pengertian obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit,
serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan (Ansel, 1985). Peran obat
secara umum adalah untuk menetapkan diagnosa, mencegah penyakit, menyembuhkan,
memulihkan (rehabilitasi) kesehatan, mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu,
meningkatkan kesehatan dan mengurangi rasa sakit (Chaerunisaa, dkk, 2009).
A. Penggolongan obat berdasarkan jenisnya
1. Obat bebas
Obat bebas merupakan obat yang bisa dibeli bebas di apotek dan toko obat berijin,
tanpa resep dokter, dengan ditandai lingkaran hijau bergaris tepi hitam.
2. Obat bebas terbatas
Obat bebas terbatas (dulu disebut dengan W = Waarschuing = peringatan), yakni
obat-obatan yang dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep
dokter, ditandai dengan lingkaran biru bergaris tepi hitam.
3. Obat keras
Obat keras (dulu disebut obat daftar G = Gevaarlijk = berbahaya), yaitu obat
berkhasiat keras yang untuk mendapatkannya harus dengan resep dokter, memakai
tanda lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K di dalamnya.

Gambar 1. Contoh peringatan pada obat

4. Obat Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bahkan tanaman, baik
sintesis maupun semi sintesis yang dapat menimbulkan pengaruh- pengaruh tertentu bagi
mereka yang menggunakan dengan memassukkannya ke dalam tubuh manusia
(Chareunisaa dkk, 2009).
5. Obat Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau
merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku (Chareunisaa dkk,
2009).
B. Penggunaan obat yang baik dan benar
1. Sebelum penggunaan obat
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan obat,
a. Memastikan obat yang akan digunakan sudah betul atau benar
b. Memastikan obat masih baik
c. Membaca peringatan dalam kemasan
d. Memastikan apakah obat bisa langsung digunakan atau adda hal tertentu yang
hasrus dilakukan dulu
e. Menggunakan obat dengan benar
2. Selama pengggunaan obat
Hal-hal yang harus diperhatikan selama penggunaan obat
a. Memerlukan bantuan orrang lain
b. Penggunaan sudah tepat (seperti tertelan, menempel pada luka, obat tetes
sudah masuk atau mengenai pada bagian tubuh yang sesuai).
Obat tetes mata
1. Cuci tangan sebelum menggunakan, jangan menyentuh ujung pipet
2. Mata dibuka lebar, kepala didongakkan, pandangan mata diarahkan ke atas
3. Pelupuk mata bawah ditarik sampai membentuk “parit”
4. Pipet didekatkan dan diteteskan pada parit tersebut
5. Mata dibiarkan terbuka beberapa saat, tutup perlahan dan dikejap perlahan,
jangan terlalu kuat
6. Pangkal hidung dijepit dengan tangan
7. Apabila ada dua macam tetes mata, selisih penetesan 5 menit
8. Larutan yang merembes keluar dibersihkan dengan kasa steril
9. Bayi atau anak kecil, tidak perlu membuka mata. Meneteskan pada sudut
mata (batas antara mata dan hidung).
Salep mata
1. Cuci tangan dan jangan menyentuh ujung tube
2. Tarik pelupuk mata
3. Oleskan tipis
4. Pejamkan selama 2 menit
5. Kelebihan dibersihkan dengan kasa steril
Suppositoria
1. Cuci tangan, membuka bungkusnya atau keraskan dulu
2. Apabila ada bagian yang keras harus dihaluskan dengan tangan
3. Apabila terlalu kering dilembabkan terlebih dahulu
4. Posisikan tubuh berbaring miring, lutut ditarik, memasukkan bagian yang
runcing
5. Tubuh tetap berbaring beberapa menit
Tetes hidung
1. Membersihkan hidung, duduk dan dongakkan kepala kebelakang atau
berbaring dengan bantal pada bahu
2. Pipet dimasukkan 1 cm ke daalam hidung, lalu teteskan
3. Menahan posisi kepala selama beberapa menit agar obat masuk ke lubang
hidung
4. Membilas ujung pipet dengan air panas dan keringkan dengan tisu bersih
5. Mencuci tangan dari sisa obat
Semprot hidung
1. Membersihkan hidung, tengkuk kepala sedikit ke depan
2. Kocok kuat obat semprot, ujung spray dimasukkan ke dalam sslah satu
lubang hidung
3. Lubang hidung yang satu dan mulut ditutup
4. Menghirup udara perlahan dan mensemprotkan obat dengan menekan kuat
botol spray
5. Ujung spray ditarik dan kepala ditekuk ke depan sampai posisi diantara
lutut
Obat tetes telinga
1. Membersihkan bagian dalam telinga
2. Obat tetes telinga bila perlu dihangatkan dengan menggenggam beberapa
saat
3. Menarik telinga melebarkan lubang telinga, kepala miring sehingga
telinga yang akan ditetesi berada di atas
4. Meneteskan, memastikan obat tersebut sudah masuk dan biarkan beberapa
menit
3. Sesudah penggunaan obat
Hal-hal yang harus diperhatikan sesudah penggunaan
a. Apakah timbul gejala khusus setelah penggunaan obat tersebut, misal : kantuk,
gatal, perih lambung, pusing dan sebagainya.
b. Mengembalikan obat pada tempat atau wadah yang sesuai
Penyimpanan obat yang benar
Adapun tips menyimpan obat dengan benar
1. Membaca aturan penyimpanan obat pada kemassan
2. Menjauhkan dari jangkauan anak-anak
3. Menjauhkan dari sinar matahari langsung atau lembab atau suhu tinggi dan
sebagainya
4. Menyimpan dalam kemasan asli dan dengan etiket yang masih lengkap
5. Memeriksa tanggal kadaluarsa dan kondisi obat
Membuang obat dengan benar
Tips membuang obat dengan benar
1. Menghilangkan semua label dari wadah obat
2. Sediaan kapsul, tablet atau bentuk padat lain, dihancurkan terlebih dahulu dan
dicampur dengan tanah, atau bahan kotor lainnya, lalu dimasukkan kedalam
plastik dan dibuang ke tempat sampah
3. Sediaan cair, dibuang ke kloset, kecuali sediaan yang berupa antibiotik yang harus
dibuang bersama wadahnya dengan menghilamnngkan label
4. Intinya : obat harus dimusnahkan dan tidak tersisa.
Adapun ciri-ciri obat yang rusak
1. Obat tersebut sudah melampaui batas kadaluarsa
2. Kemasannnya rusak
3. Obat sudah mengalami perubahan bau, warna daan rasa
4. Obat tetes mata yang sudah terbuka lebih dari satu bulan.

Konsep Pelaksanaan :
1. Pembukaan
a). Kegiatan penyuluh:
1. Perkenalan
2. Menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan
b). Kegiatan peserta:
sebagian peserta memperhatikan dengan seksama pengarahan yang diberikan oleh
pemateri. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta kepada
pemateri. Bapak-ibu PKK sangat antusias dengan penjelasan tentang DAGUSIBU
2. Pengembangan
a). Kegiatan penyuluh:
Menanyakan seputar pengetahuan ibu-ibu tentang DAGUSIBU obat yang benar.
Memberikan penyuluhan tentang DAGUSIBU serta memberikan contoh-contoh
obatnya serta penggolongan obat secara langsung. Memberikan kesempatan sesi
tanya jawab kepada ibu-ibu.
b). Kegiatan peserta:
1. Mendengarkan dan memperhatikan instruksi pemandu
2. Menanyakan hal-hal yang kurang jelas dan kurang dipahami
c). Penutupan :
a. Kegiatan penyuluh:
Memberikan ucapan terima kasih

Alat/bahan : Contoh Sediaan Obat


1. 1tb salep mata
2. 1tb salep kulit
3. 3st tablet mixagrip
4. 1fls sirup omedom
5. 1pc Suppositoria
6. 1pc Enema

NB

Pertanyaan :

1. Sebelumnya dapat obat dari puskesmas lalu dapat obat lagi dari posyandu lansia,
dengan jenis obat yang sama, bagaimana tetap diminum atau dibuang?

Jawaban :

1. Jika obat yang sebelumnya masa kadaluarsa masih lama, bisa dikonsumsi kembali,
tetapi jika sudah memasuki masa kadaluarsa lebih baik obat segera dimusnahkan.
PEMBERIAN VITAMIN

Penanggung jawab : Zuzun Wahyu Anggraeni


Anggota : Rohana Yulia Rahmah
: Necta Irmadani
: Ternavia Faruk Vrima Priminanda
: Elisa Dwi Restiana
Hari/tanggal : Minggu / 20 September 2015
Waktu : 19.00 - 20.20 WIB
Lokasi : Rumah Bapak RT 40/RW 09Lingkungan Grogol
Kelurahan Singonegaran Kecamatan Pesantren Kota Kediri.
Sasaran : Bapak dan Ibu PKK RT 40
Perkiraan jumlah peserta : ± 20 orang
Tujuan
Untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran kepada masyarakat tentang
pentingnya mengonsumsi vitamin.
Manfaat
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan pada ibu-ibu PKK RT 40 Lingkungan Grogol,
kelurahan Singonegaran,diharapkan para Bapak-ibu dapat mengerti dan menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Dasar pemikiran
Dari hasil penyuluhan pada ibu-ibu PKK RT 40/RW 09 pada tanggal 20 September
2015 didapatkan dari 20orang dari bapak-ibu PKK, yang mengerti tentang vitamin supravit
10 orang.
Materi Penyuluhan
Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil
dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh (Almatsier 2009:151).
Supravit adalah multivitamin dan suplemen makanan, yang baik untuk tubuh.
Manfaatnya untuk meningkatkan daya tahan tubuh, dan kesehatan, bisa digunakan pria dan
wanita. Kandungan didalam suplemen,terdapat multivitamin dan mineral plus Vit B 12.
Berguna untuk memelihara kesegaran dan kesehatan tubuh (Sensors, 2008).
Konsep Pelaksanaan :
1. Pembukaan
a. Kegiatan penyuluh:
1) Perkenalan.
2) Menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan.
3) Menanyakan hal-hal yang tidak di mengerti oleh audiens.
b. Kegiatan peserta:
1) Memperhatikan instruksi penyuluh.
2. Pengembangan
a. Kegiatan penyuluh:
1) Memberikan wawasan tentang pengetahuan seputar vitamin.
2) Memberikan kesempatan audiens untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas.
3) Menjawab pertanyaan yang diajukan audiens seputar vitamin.
b. Kegiatan peserta:
1) Mendengarkan, Menulis dan memperhatikan.
2) Menanyakan hal-hal yang kurang jelas.
3. Penutupan :
a. Kegiatan penyuluh :
1) Memberikan vitamin kepada audiens.
2) Memberikan salam penutup.
b. Kegiatan peserta :
1) Menerima dan mejawab salam penutup.
Alat/bahan : Vitamin supravit
Anggaran : Vitamin supravit @Dos Rp 32.000
Jumlah 2 Dos Rp 64.000
Nb :
Pertanyaan :
1. Apakah boleh mengonsumsi obat dengan menggunakan air teh ?
2. Cara mengkonsumsi vitamin ?
3. Siapa saja yang dapat mengkonsumsi vitamin tersebut ?
4. Berapa kali sehari mengkonsumsi vitamin ?
5. Apakah aman dikonsumsi untuk penderita Maag ?

Jawaban :
1. Boleh mengonsumsi obat dengan menggunakan air teh tetapi lebih baik mengonsumsi
dengan air putih.
2. 1 tablet sebelum tidur pada malam hari.
3. Untuk orang dewasa.
4. Satu kali sehari.
5. Aman, dikondisikan pengkonsumsian vitamin 30 menit setelah makan.
PENYERAHAN TOGA

Penanggung Jawab : Rohana Yulia Rahmah


Anggota : Seluruh Mahasiswa KKN IIK 2015
Hari/tanggal : Minggu 20 September 2015
Waktu : 08.30-08.40 WIB
Lokasi : TK Wijaya Kusuma III Lingkungan Grogol Kelurahan
Singonegaran, Kecamatan Pesantren Kota Kediri
Sasaran : Srikandi lingkungan Grogol
Tujuan :
Untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran kepada masyarakat tentang
pentingnya menanam dan memanfaatkan tanaman obat keluarga (TOGA)
Manfaat :
Setelah dilakukan kegiatan penanaman toga pada seluruh masyarakat lingkungan
grogol, kelurahan singonegaran,diharapkan para masyarakat dapat mengerti apa manfaat
tumbuhan obat keluarga tersebut, sehingga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dasar pemikiran :
Tujuan melakukan penanaman tumbuhan obat keluarga supaya masyarakat Grogol
mengetahui manfaat tanaman tersebut dan bisa menggunakannya dengan baik dan benar.
Materi Penyuluhan :
TOGA adalah singkatan dari tanaman obat keluarga, yaitu berbagai jenis tanaman
yang dibudidayakan baik di halaman, pekarangan rumah, ladang atau di kebun. Tanaman
tersebut sebagai Apotek Hidupyang dapat memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan.
Jenis tanaman yang dibudidayakan sebagai TOGA adalah tanaman yang tidak memerlukan
perawatan khusus, tidak mudah diserang hama penyakit, bibitnya mudah didapat, mudah
tumbuh dan tidak termasuk jenis tanaman terlarang dan berbahaya/beracun. Pemanfaatan
TOGA lazimnya untuk pengobatan gangguan kesehatan keluarga menurut gejala-gejala
umum seperti demam panas, batuk, sakit perut, gatal-gatal (Ridwan. 2007)
Tanaman Obat :
1. Kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth)
Sebagai peluruh air seni,rematik,asam urat dan diabetes.
Bagian yang digunakan : Daun.
2. Sirsak (Annona muricata)
Sebagai anti kanker,wasir,asam urat,kolestrol.
Bagian yang digunakan : Daun
3. Sambung Nyawa (Gynura procumbens)
Sebagai obat maag,kolestrol,ambeien, diabetes militus, hipertensi, gigitan
hewan berbisa.
Bagian yang digunakan : Daun.
4. Dandang gendis (Clinacanthus nutans Lindau)
Sebagai obat ginjal,diabetes,disentri.
Bagian yang digunakan : Daun
5. Keji beling (Strobilantes crispus)
Sebagai obat diabetes militus,liver,kencing batu,senbelit,wasir,batu ginjal.
Bagian yang digunakan : Daun.
6. Daun ungu (Graptophyllum pictum)
Sebagai anti inflamasi,anti diabetes,mengobati wasir.
Bagian yang digunakan : Daun
7. Mahkota Dewa ()
Bagian yang digunakan : Daun
8. Pecut Kuda ()
Bagian yang digunakan : Daun
Konsep Pelaksanaan :
1. Pembukaan
a. Kegiatan pengajar:
1). Perkenalan
2). Menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan
3). Menanyakan hal-hal yang tidak di mengerti oleh audiens
b. Kegiatan peserta:
Menerima Tanaman TOGA dari Panitia yang diwakilkan oleh Ketua Srikandi
2. Pengembangan
a. Kegiatan penyuluh:
1). Memberikan wawasan tentang pengetahuan seputar tanaman
2). Memberikan kesempatan audiens untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas
3). Menjawab pertanyaan yang diajukan audiens seputar tanaman obat keluarga
b. Kegiatan peserta:
1). Mendengarkan, Menulis dan memperhatikan
2). Menanyakan hal-hal yang kurang jelas
3. Penutupan :
a. Kegiatan penyuluh :
1). Memberikan manfaat dan cara mengolah tanaman obat keluarga tersebut
2). Memberikan salam penutup
b. Kegiatan peserta :
Menerima dan mejawab salam penutup

Alat/bahan : tanaman : -kumis kucing


-daun ungu
-keji beling
-Mahkota Dewa
-Pecut Kuda
-dandang gendis
-sambung nyawa
-tanaman sirsak

Anggaran : Laminating nama-nama tanaman Rp. 52.000


Tanaman 50 jenis @ 4000 Rp. 200.000
Kardus 5 @500 Rp. 2.500
Jumlah = Rp. 338.000

Nb :
Pertanyaan :
1. Amankah mengkonsumsi wedang Jahe untuk penderita maag?
2. Bagaimana cara membuat jamu tradisional yang benar itu seperti apa?
3. Bagaimana cara menggunakan tanaman Daun Ungu sebagai anti wasir?
Jawaban :

1. Aman, tetapi tetap dikondisikan perut tidak kosong saat mengkonsumsi wedang jahe
2. Membuat obat tradisional yang benar dengan cara merebus atau mengodoknya dalam
kuali yang sudah disiangi terlebih dahulu atau sudah digunakan sebelumnya sehingga
pori-porinya sudah menutup, dan jangan merebus dengan menggunakan panci
alumunium. Suhu yang digunakan untuk merebus tidak boleh lebih dari 100 C
3. Daun ungu dapat dikonsumsi sebagai lalapan.
SOSIALISASI SANITASI

Penanggung Jawab : Rohana Yulia Rahmah


Anggota : Ternavia Faruk Vrima Priminanda
: Aland Novrian
Hari/tanggal : Kamis 14 September 2015
Waktu : 15.00-16.30 WIB
Lokasi : Rumah warga yang sanitasinya kurang baik (jamban)
Sasaran : Masyarakat lingkungan Grogol
Perkiraan jumlah KK : ± 20 KK
Tujuan :
Untuk memberikan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran kepada masyarakat
tentang pentingnya arti sanitasi bagi kesehatan jangka panjang.
Manfaat :
Setelah dilakukan kegiatan sosialisasi sanitasi pada warga yang belum memiliki
jamban lingkungan Grogol, kelurahan Singonegaran,diharapkan para masyarakat dapat
mengerti efek buruk dari perilaku BABS, mengerti pentingmya sanitasi yang baik untuk tetap
menjaga lingkungan yang sehat.
Dasar pemikiran :
Tujuan melakukan sosialisasi sanitasi supaya masyarakat grogol menerapkan perilaku
hidup sehat dengan adanya sanitasi yang baik maka kesehatan warga juga akan menjadi lebih
baik.
Materi Penyuluhan :
Sanitasi, personal higiene dan lingkungan yang buruk berkaitan dengan
penularan beberapa penyakit infeksi yaitu penyakit diare, kolera, typhoid fever dan
paratyphoid fever, disentri, penyakit cacing tambang, ascariasis, hepatitis A dan E,
penyakit kulit, trakhoma, schistosomiasis, cryptosporidiosis, malnutrisi dan penyakit
yang berhubungan dengan malnutrisi. (WHO/UNICEF, 2010)
Penyebab penyakit Infeksi yang berhubungan dengan sanitasi buruk adalah
bakteri, virus, parasit dan jamur. Proses transmisi agent penyebab infeksi tersebut
melalui ” 4 F “ yaitu Fluids, Fields, Flies dan Fingers, siklus ini dimulai dari
kontaminasi tinja manusia melalui pencemaran air dan tanah, penyebaran serangga dan
tangan kotor yang dipindahkan ke makanan sehingga dikonsumsi oleh manusia atau
fecal - oral transmission.
Proses penularan penyakit tersebut dipengaruhi oleh karakteristik penjamu (imunitas,
status gizi, status kesehatan, usia dan jenis kelamin) dan perilaku penjamu (kebersihan
diri dan kebersihan makanan). (WHO/UNICEF, 2010)
Sebuah penelitian di Indonesia menyebutkan bahwa keluarga yang buang air besar
sembarangan (BABS) dan tidak mempunyai jamban berrisiko 1,32 kali anaknya
terkena diare akut dan 1,43 kali terjadi kematian pada anak usia dibawah lima tahun.
(Rokhimah,2008)

Konsep Pelaksanaan :
1. Pembukaan
1). Perkenalan
2). Menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan
3). Menanyakan hal-hal yang tidak di mengerti oleh audiens
2. Kegiatan peserta:
Memperhatikan instruksi penyuluh
3. Pengembangan
a. Kegiatan penyuluh:
1). Memberikan wawasan tentang pengetahuan sanitasi
2). Memberikan kesempatan warga untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas
3). Menjawab pertanyaan yang diajukan warga mengenai Efek buruk dari perilaku
BABS dan pentingnya memiliki sanitasi yang baik.
b. Kegiatan peserta:
1). Mendengarkan, Menulis dan memperhatikan
2). Menanyakan hal-hal yang kurang jelas
4. Penutupan :
a. Kegiatan penyuluh :
1). Menjelaskan dengan bahasa yang santun, secara singkat, jelas sehingga warga
mudah memahami dengan apa yang dijelaskan oleh penyuluh.
2). Memberikan salam penutup
b. Kegiatan peserta :
Menerima dan mejawab salam penutup
Alat/bahan : - leaflet
- Kamera (dokumentasi)
Nb :
Pertanyaan :
1. Bagaimana caranya untuk sanitasi baik, kami berekonomi buruk?
Jawaban :

1. Untuk solusi sanitasi, akan dibuatkan sanitasi bersama oleh Bapak lurah
Singonegaran.

Anda mungkin juga menyukai