Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KEPATUHAN MINUM OBAT DI POLIK JIWA RSD MADANI

Oleh :

KELOMPOK 4

Fitria 201601107
Frangki Saputra 201601108
Furqan Julfiarto S 201601109
Imelda 201601111
Indah Damayanti Amrun 201601112
Jihan Pratiwi Wulandari 201601115
Lucky Arisandi 201601117
Seril 201601037
Siti Nurhaliza .S 201601039
Suhastin Agaman 201601041
Wahida Nurhasanah 201601046
Yusran 201601047
Adhel Cristi Towinangku 201601049
Ady Saputra 201601051

PROGRAM STUDI ILMUI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Pokok Bahasan : Minum Obat


Sub Pokok Bahasan : Patuh Minum Obat
Sasaran : Keluarga Klien Gangguan Jiwa
Tempat : Polik Jiwa RSD Madani
Waktu : 30 menit

A. Latar Belakang
Menurut Dharmadi (2002) mengemukakan bahwa, skizofrenia
merupakan penyakit gangguan jiwa terberat yang dialami manusia, bahkan bisa
dinilai lebih buruk dibanding penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV),
bukan karena tidak bias diobati, tetapi penyembuhannya yang membutuhkan waktu
yang lama. Sedangkan menurut Siswono (2003) mengemukakan bahwa, Sekitar 1%
sampai 2% dari seluruh penduduk dunia akan mengidap skizofrenia pada suatu
waktu dalam hidupnya. Ada beberapa hal yang bisa memicu kekambuhan
skizofrenia, antara lain penderita tidak minum obat dan tidak kontrol ke dokter
secara teratur, menghentikan sendiri obat tanpa persetujuan dari dokter, kurangnya
dukungan dari keluarga dan masyarakat, serta adanya masalah kehidupan yang berat
yang membuat stress, sehingga penderita kambuh dan perlu dirawat di rumah sakit.
Oleh karena itu pengawasan minum obat oleh keluarga dengan gangguan jiwa
sangat penting demi kesembuhan pasien gangguan jiwa.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umun
Setelah diberikan penyuluhan tentang penyuluhan kesehatan jiwa selama 20
menit diharapkan keluarga mampu memahami tentang pemberian obat.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa selama 20 menit diharapkan
keluarga klien mampu :
a. Menyebutkan manfaat obat
b. Menyebutkan 5 benar pemberian obat
c. Menyebutkan akibat jika putus obat

C. Kegiatan Pembelajaran

No Tahap Waktu Kegiatan pengajaran Kegiatan peserta


1 Pembukaan (5 menit)  Mengucapkan salam Menjawab salam
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan maksud dan Mendengarkan
tujuan
 Apersepsi dengan menggali
pengetahuan yang dimiliki Menjawab pertanyaan

peserta tentang kepatuhan


minum obat
2 Pelaksanaan (20 menit)  Menjelaskan materi tentang Mendengarkan
kepatuhan minum obat Memperhatikan
(manfaat, 5B pemberian
obat, akibat putus obat)
 Tanya jawab Menanyakan hal-hal
yang belum dimengerti

Memperhatikan dan
mendengarkan
3 Penutup (5 menit)  Mengevaluasi peserta Merespon
tentang materi yang telah di
berikan
 Menutup dengan salam Menjawab salam

D. Materi
Terlampir
E. Media dan Alat
1. Leaflet
2. Banner

F. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

G. Evaluasi
1. Standart Persiapan
a. Menyiapkan materi penyuluhan
b. Menyiapkan materi penyuluhan, leaflet dan banner
2. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu mengetahui tentang manfaat patuh minum obat
b. Peserta mampu mengetahui 5B pemberian obat
c. Peserta mampu mengetahui tentang akibat putus obat
Lampiran : Materi

PMO atau PENGAWAS MINUM OBAT adalah orang yang ditunjuk untuk mengawasi
dan mengingatkan pasien untuk minum obat untuk menjamin seseorang menyelesaikan
pengobatan. PMO sebaiknya adalah seseorangyang dekat dan dipercaya oleh klien
sehingga klien akan menuruti ketika minum obat.

A. Obat-obatan yang sering digunakan untuk pasien gangguan jiwa


1. Anti psikotik
Fungsi obat: sebagai penenang, menurunkan aktivitas motorik,mengurangi
insomnia, sangat efektif untuk mengatasi: delusi, halusinasi, ilusi dan gangguan
proses berpikir.
2. Anti depresi
Fungsi obat
a. Mengurangi gejala depresi
b. Penenang
Efek samping: yaitu meliputi mulut kering, penglihatan kabur, susah buang air
besar.
3. Anti maniak
Manfaat obat
a. Mengurangi hiperaktivitas
b. Tidak menimbulkan efek sulit tidur
c. Mengontrol pola tidur dan perasaan mudah tersinggung
d. Anti cemas
e. Anti insomnia
f. Anti panic

B. Manfaat Obat
1. Membantu istirahat
2. Membantu mengendalikan emosi
3. Membantu mengendalikan perilaku
4. Membantu proses pikir (konsentrasi)
C. Reaksi Obat Efektif
1. Emosional stabil
2. Kemampuan berhubungan interpersonal meningkat
3. Halusinasi, agresi, delusi, menarik diri menurun
4. Perilaku mudah diarahkan
5. Proses berpikir ke arah logika
6. Efek samping obat
7. Tanda-tanda vital: tekanan darah, denyut nadi dalam batas normal

D. Prinsip Lima benar Pemberian Obat


1. Benar Pasien
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas
ditempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien
atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon
non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak
sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus
dicari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada
keluarganya. Bayi harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.
2. Benar Obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama
dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama
generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya
atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada botol
atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca
permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol
dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak
obat.
Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus
dikembalikan ke bagian farmasi.Jika pasien meragukan obatnya, perawat
harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat harus ingat untuk apa
obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama obat dan kerjanya.
3. Benar Dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu,
perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker
sebelum dilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat
harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet
memiliki dosisyang berbeda tiap ampul atau tabletnya.
4. Benar Cara/Rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum
pasien,kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta
tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual,
parenteral, topikal, rektal, inhalasi.
a. Oral adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak
dipakai,karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga
diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet
ISDN.
b. Parenteral kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping,
enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui
saluran cerna, yaitu melalui vena (perset / perinfus).
c. Topikal yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa.
Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata.
d. Rektal obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau
supositoria yang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal
dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax
supp), hemoroid(anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid
supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat
dibandingkan pemberian obatdalam bentuk oral, namun sayangnya tidak
semua obat disediakan dalam bentuk supositoria.
e. Inhalasi yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas
memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian
berguna.
5. Benar Waktu
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung
untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat
harusdiminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan,
harus diberisatu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang
tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian
besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah
makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya
asam mefenamat.

E. Tanda-tanda Kekambuhan
1. Ada penawaran minum obat (menolak minum obat)
2. Sulit tidur dan mondar-mandir
3. Malas berbicara dengan orang lain
4. Banyak menyendiri dan melamun
5. Malas melakukan aktifitas harian
6. Malas perawatan diri
7. Malas cemas dan khawatir yang berlebihan
8. Cepat marah dan mudah tersinggung
9. Keluyuran/pergi tanpa tujuan
10. Merusak tanaman dan mengganggu lingkungan
11. Merusak alat-alat rumah tangga
12. Memukul atau melukai orang lain
13. Melukai diri sendiri (mencoba bunuh diri)
14. Mengatakan keinginan untuk mati/bunuh diri
15. Mengancam orang lain
16. Teriak-teriak
17. Bicara dan tertawa sendiri
DAFTAR PUSTAKA

Kaplan, Harold I. (1998). Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta : Widya


Medika.
Keliat, B.A. Diktat Kuliah FK. UI : Terapi Aktifitas Kelompok, Jakarta 1994.
Keliat, Budi A. (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta :
EGC
Stuart, Gail W. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa . Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai