Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DISIPLIN MINUM OBAT

Oleh :

RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

S1 ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2021/2022
Masalah keperawatan : Ketidaktahuan klien tentang disiplin minum obat
Mata Kuliah : Keperawatan Jiwa
Pokok Bahasan : Disiplin Minum Obat
Sasaran : Klien
Waktu : 20 menit.
Tanggal : 25 September 2014
Tempat : Ruang Madrim RSJD dr.Amino Gondohutomo

I. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah diberikan penyuluhan tentang penyuluhan kesehatan jiwa selama 20 menit
diharapkan keluarga mampu memahami tentang pemberian obat.

II. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah diberi penyuluhan /pendidikan kesehatan/pembelajaran selama 20 menit diharapkan
sasaran dapat:
1. Menyebutkan manfaat obat
2. Menyebutkan akibat dari ketidakpatuhan minum obat
3. Menyebutkan 5 benar pemberian obat
4. Menyebutkan tanda-tanda kekambuhan

III. Pokok Materi Penyuluhan


1. Manfaat Obat
2. Akibat dari ketidakpatuhan minum obat
3. 5 benar pemberian obat
4. Tanda-tanda kekambuhan

IV. Kegiatan Belajar Mengajar


Metode: Ceramah dan tanya jawab
Media: leaflet
Langkah-langkah kegiatan
1. Kegiatan Pra PembelajaranMempersiapkan materi, media dan tempat
2. Membuka Pembelajaran (5 menit )
a. Memberi salam
b. Perkenalan
c. Kontrak waktu
d. Menjelaskan Tujuan Pembelajaran
e. Apersepsi/menggali kemampuan tentang materi yang akan dijelaskan
3. Kegiatan Inti (15 menit)
a. Sasaran menyimak penjelasan materi melalui metode ceramah tanya jawab dan
penggunaan media leaflet.
b. Sasaran mengajukan pertanyaan terkait materi-materi yang belum dipahami, kemudian
dijawab oleh penyuluh
4. Penutup (5 menit)
a. Moderator Mengajukan pertanyaan secara lisan sebagai evaluasi
b. Moderator memberikan kesempatan untuk bertanya kepada responden.
c. Moderator Menyimpulkan materid. Memotivasi untuk menyusui
e. Memberi salam.

V. Sumber
1. Dharmadi. 2002. Skizoprenia. Diakses pada 12 Agustus 2010 dari
http://www.resep.web.id/kesehatan/mengenal-penyakit-skizofrenia-salah-satu-gangguan-
psikosis-fungsional.html
2. Siswono. 2003. Dinamika keluarga dengan skizoprenia. Diakses pada 12 Agustus 2010
dari http://onlineassociate.net/pdf/angka-kejadian-skizofrenia-di-indonesia/
3. http://nursingbegin.com/prinsip-enam-benar-dalam-pemberian-obat/
4. Pariwisata. 2006. Skizofrenia. (http://faktor-kekambuhan-skizofrenia.com, Diakses 23
September 2014).

VI. Evaluasi

Prosedur: Pre dan Post tes Bentuk : Pertanyaan Jenis tes: Demonstrasi Butiran soal1.
Sebutkan manfaat Obat2. Sebutkan akibat dari ketidakpatuhan minum obat3. Sebutkan 5
benar pemberian obat4. Sebutkan tanda-tanda kekambuhanVII. Lampiran Materi1. Manfaat
Obat2. Akibat dari ketidakpatuhan minum obat3. 5 benar pemberian obat4. Tanda-tanda
kekambuhan
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian Displin Minum ObatPrilaku pasien yang menaati semua ketentuan dan
peraturan dalam penggunaan obat sesuai dengan petunjuk medis yang telah diberikan oleh
tenaga kesehatan. Hal ini merupakan syarat utama tercapainya keberhasilan dalam
pengobatan yang dilakukan.
B. Manfaat dan Tujuan Pemberian Obat1. Membantu klien menjadi lebih tenang sehingga
dapat beristirahat2. Membantu klien dalam mengendalikan emosi3. Membantu
mengendalikan perilaku klien4. membantu klien dalam berinteraksi dengan orang lain5.
Membantu proses pikir (konsentrasi)
C. Akibat Ketidakpatuhan Minum Obat1. Bertambah parahnya penyakit yang diderita2.
Penyakit menjadi kronis dan susah disembuhkan3. Berkurangnya efektivitas obat yang
dikonsumsi4. Penyakit yang diderita sering kambuh kembali sehingga harus rawat inap
ulang5. Terjadi overdosis (untuk penggunaan yang berlebihan)
D. Prinsip Lima benar Pemberian ObatYang dimaksud dengan 5 benar itu yaitu : Benar
pasien,benar Obat,Benar dosis,benar cara dan benar waktu1. Benar PasienSebelum obat
diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat tidur, gelang identitas)
atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup
berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika
pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus
dicari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi
harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.
2. Benar ObatObat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama
dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila
perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum
memberi obat kepada pasien, label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali.
Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol
dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya
tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.Jika
pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat
harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama obat dan kerjanya.
3. Benar DosisSebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat
harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke
pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat
baik ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.
4. Benar Cara/RuteObat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon
yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat
diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.
a. Oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai yaitu melalui
rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN.b. Parenteral, yaitu melalui vena
(perset / perinfus).c. Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa.
Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata.d. Rektal, yaitu pemberian obat melalui anuse.
Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki epitel
untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal
pada salurannya, misalnya salbotamol (ventolin), combivent, berotek untuk asma, atau dalam
keadaan darurat misalnya terapi oksigen.
5. Benar WaktuIni sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk
mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum
sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum
makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena
susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus
diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya
asam mefenamat.
E. Tanda-tanda Kekambuhan1. Ada penawaran minum obat (menolak minum obat)2. Sulit
tidur dan mondar-mandir3. Malas berbicara dengan orang lain 4. Banyak menyendiri dan
melamun5. Malas melakukan aktifitas harian6. Malas perawatan diri7. Malas cemas dan
khawatir yang berlebihan8. Cepat marah dan mudah tersinggung9. Keluyuran/pergi tanpa
tujuan10. Merusak tanaman dan mengganggu lingkungan11. Merusak alat-alat rumah
tangga12. Memukul atau melukai orang lain13. Melukai diri sendiri (mencoba bunuh diri)14.
Mengatakan keinginan untuk mati/bunuh diri15. Mengancam orang lain16. Teriak-teriak17.
Bicara dan tertawa sendiri
F. Tindakan yang dilakukan saat muncul tanda-tanda kekambuhanDalam pemberian obat
oleh tenaga medis, ada jangka waktu yang diperkirakan oleh tenaga medis hingga obat habis.
namun jika dalam prosesnya ternyata obat belum habis dan tanda-tanda kekambuhan muncul,
maka keluarga wajib mengantarkan kembali pasien untuk kontrol sehingga dapat dilihat
perkembangan dan diproses mana obat tersebut tidak efektif.

Anda mungkin juga menyukai