Anda di halaman 1dari 43

By. Yuliet M.

Tindatu
AKPER Metuari Waya 2014
Defenisi
Obat adalah : senyawa/campuran senyawa untuk
mengurangi gejala atau
menyembuhkan penyakit
Obat adalah : semua zat baik dari alam (hewan &
tumbuhan), atau kimiawi yg dalam
takaran (dosis) nyg tepat dapat
menyembuhkan, meringankan,
mencegah penyakit atau gejala-
gejalanya.
Jenis & Bentuk Obat
Bentuk padat Sediaan Cair
Bubuk Sirup
Tablet Tetesan/drop
Pil Cairan infus
Kapsul Cairan suntik
Salep dan pasta
Supositoria
Enam Benar (6 B) :
1. Benar Obat
2. Benar Dosis
3. Benar Klien
4. Benar Rute
5. Benar Waktu
6. Benar Dokumentasi
1. Oral ; Sublingual, bukal
2. Parenteral ; SC, IC/ID, IM, IV
Untuk parenteral dengan pelatihan khusus :
Epidural, intratekal, intraoseosa, intraperitoneal,
intrapleura, intraarteri.
3. Topikal ; langsung, insersi, instilasi, irigasi,
penyemprotan.
4. Inhalasi ; nasal, oral
5. Endotrakhea
1. Pemberian Oral

Paling mudah dan umum digunakan, obat


diberikan melalui mulut, ditelan, lebih murah
dari preparat lain, banyak klien yg memilih
rute ini .
a. Sublingual
Obat diletakkan dibawah lidah, mudah larut dan
diabsorbsi, tidak boleh ditelan dan klien tidak boleh
minum sampai obat benar-benar larut
b. Bukal
Obat diletakkan pada membran mukosa pipi sampai
larut, klien tidak boleh menelan & mengunyah obat
atau minum air bersama obat, penempatan bergantian
pada pipi ka/ki
2. Pemberian Parenteral

Memberikan obat dengan menginjeksi ke dalam


jaringan tubuh. Tipe utama : SC, IC, IM, IV
a. Subcutan (SC) : Injeksi ke dalam jaringan
tepat di bawah lapisan kulit
b. Intradermal/Intracutan (ID/IC) : Injeksi ke
dalam dermis tepat di bawah
lapisana epidermis.
c. Intramuskular (IM) : Injeksi ke dalam otot
tubuh
d. Intravena (IV) : Injeksi ke dalam vena
e. Epidural : Obat diberikan ke dalam
ru.epidural melalui kateter
yg terpasang
f. Intratekal : diberikan melalui kateter yg
terpasang pada
ru.subarakhnoid a/ ke dalam
salah satu ventrikel otak
g. Intraseosa :
memasukkan obat langsung ke dalam
sumsum tulang, merupakan
alternatif akhir , dalam keadaan darurat,
bila akses IV tidak lagi memungkinkan

h. Intraperitoneal :
obat diberikan ke dalam rongga
peritonium
i. Intrapleural :
obat diberikan melalui slang dada yg
diinsersi langsung ke dalam ru.pleura

j. Intraarteri :
obat langsung dimasukkan ke dalam
arteri melalui infus arteri


Obat diberikan melalui kulit dan
membran mukosa, dapat menimbulkan
efek samping lokal.
Pemberian pada kulit dilakukan dengan cara :
1. Dioles
2. Memasang balutan yang lembab
3. Merendam bagian tubuh dalam larutan yg
dicampur dengan obat
Pemberian pada membran mukosa dilakukan
dengan cara :
1. Secara langsung (berkumur, mengusap)
2. Insersi obat ke dalam rongga tubuh
(supositoria pada rektum dan vagina)
3. Instilasi cairan ke dalam rongga tubuh (tetes
telinga, hidung, cairan dalam
kand.kemih/rektum)
4. Irigasi rongga tubuh (membilas mata, telinga,
kand.kemih a/rektum dengan obat cair)
5. Penyemprotan (memasukkan obat dalam
hidung atau tenggorokkan).
a. Nasal : obat diinhalasi melalui hidung dengan
menggunakan alat yg menghantar obat
seperti semprotan yang menghasilkan efek
lokal yi.vasokonstriksi jalan napas.
b. Oral : obat dihantar ke sel target a/ organisme di
parenkim paru oleh alat yg dipegang di
tangan klien, disebar melalui semprot
areosol, uap atau bubuk yg masuk kedalam
sal.udara di paru
Obat dimasukkan melalui selang yang telah ditempatkan
dalam trakhea klien, diberikan dalam keadaan darurat, perlu
pelatihan khusus.
1. Faktor genetik
2. Variabel fisiologis (usia, nutrisi, penyakit)
3. Kondisi lingkungan
4. Fa. Psikologis
Hak Klien dalam Pemberian Obat
 Mengetahui alasan pemberian obat
 Menolak Pengobatan
1. Urtikaria ; erupsi kulit yg bentuknya tidak
beraturan, meninggi, ukuran dan
bentuk bervariasi, memiliki batas
berwarna merah dan tengahnya
berwarna pucat.
2. Ruam ; vesikel kecil, meninggi, berwarna merah,
sering tersebar diseluruh permukaan tubuh
3. Pruritis ; gatal-gatal pada kulit, kebanyakan timbul
bersama ruam
4. Rinitis ; inflamasi lapisan membran mukosa hidung
, menimbulkan bengkak dan pengeluaran rabas encer dan
berair
Peran dan Tanggung jawab
Perawat b/d Pemberian obat
 Mendukung keefektifan obat
 Mengobservasi efek samping dan alergi obat
 Menyimpan, menyiapkan dan administrasi obat
 Melakukan pendidikan kesehatan tentang obat
 perawatan., pemeliharaan pemberian obat
Peran Perawat dilihat dari batas
kewenangannya
 Peran independen
 Peran dependen
 Peran interdependen
Tipe instruksi pemberian Obat
 Standing Orders
 Instruksi PRN
 Instruksi Tunggal
 Instruksi STAT
Pengetahuan Farmakologi yang
harus dimiliki Perawat
 Dosis
 Mekanisme kerja obat
 Mekanisme tubuh
 Efek obat
 Efek samping obat
 Cara pemberian obat
 Interaksi obat dengan bahan lain
 Makna pemberian obat
 Perilaku dan persepsi klien dalam menerima obat
1. Riwayat medis
2. Riwayat alergi
3. Data obat
4. Riwayat diet
5. Kondisi klien
6. Persepsi klien
7. Sikap klien
8. Pengetahuan klien
1. Kurang pengetahuan terapi obat b/d kurang informasi,
keterbatasan kognitif, tidak mengenal sumber informasi
2. Ketidakpatuhan terhadap terapi obat b/d sumber ekonomi
terbatas, pengaruh budaya
3. Hambatan mobilitas fisik b/d penurunan kekuatan, nyeri
dan ketidaknyamanan
4. Perubahan sensori b/d pandangan kabur
5. Ansietas b/d perubahan status kesehatan, perubahan status
sosial ekonomi, perubahan pola interaksi
6. Gangguan menelan b/d kerusakan neuromuskular, iritasi
rongga mulut, penurunan kesadaran.
1. Transkripsi yang benar dalam mengkomunikasikan
program
2. Berikan dosis yang benar
3. Catat setiap pemberian obat
4. Penyuluhan kesehatan
5. Pertahankan hak klien
Berfokus pada pemberian obat yang aman dan efektif

EVALUASI
1. Klien menerima efek terapeutik dari obat yang
diprogramkan
2. Klien merasa aman dan nyaman
3. Klien tidak mengalami komplikasi yg b/d rute pemberian
obat
4. Klien memahami terapi obat.
American Hospital Association (1992)
“Patien Bill Of Rights” dalam pemberian obat :
1. Mengetahui nama, tujuan, kerja obat dan efek
samping
2. Menolak obat tanpa memperhatikan konsekuensinya
3. Meminta perawatn/dokter khusus u/ mengkaji riwayat
obat termasuk rx.alergi
4. Mendapat nasihat yang benar b/d terapi obat yang
dijalani
American Hospital Association (1992)
“Patien Bill Of Rights” dalam pemberian obat :
5. Menerima obat yang berlabel dengan aman
6. Menerima terapi pendukung b/d terapi obat yang dijalani
7. Tidak menerima obat yang tidak perlu
1. Baca label obat dengan teliti
2. Pertanyakan pemberian banyak u/ dosis tunggal
3. Waspadai obat-obat bernama sama
4. Cermati angka dibelakang koma
5. Pertanyakan peningkatan dosis yang tiba-tiba dan
berlebihan
6. Konsultasikan kepada sumbernya u/ obat baru/tidak
lasim digunakan
7. Jangan menulis obat yg diprogramkan dengan singkatan
tidak resmi
8. Jangan berupaya mengartikan a/ menguraikan tulisan
yang tidak terbaca
9. Kenali klien dengan nama akhir yang sama/cermati nama
yang tertera pada tanda pengenal
10. Cermati ekuivalen
Oral
1. Bentuk cair lebih aman ditelan u/ mencegah aspirasi
2. Jus dapat ditawarkan setelah obat
3. Jangan mencampur obaat dengan makanan atau
cairan yg biasa dikonsumsi anak dgn baik
4. Alat yg paling akurat u/ menyiapkan dosis cairan
adalah spuit plastik
5. Gunakan sendok/cangkir plastik/spuit oral saat
memberikan obat cair
Injeksi
1. Perawat bersikap hati-hati saat memilih
tempat injeksi IM
2. Anak yg sangat tidak kooperatif perlu
dikerjakan 2 orang perawat
3. Bangunkan anak yg tidur sebelum injeksi
4. Alihkan perhatian anak dengan bercakap-
cakap a/ menggunakan mainan.
5. Berikan injeksi dengan cepat dan tepat
1. Kaji riwayat po. Lengkap
2. Atur jarak pemberian obat
3. Anjurkan u/ minum sedikit cairan
sebelum minum obat oral
4. Dorong klien u/ minum paling sedikit
150-180 cc air setelah minum obat
5. Ganti obat dengan cair bila mengalami
susah menelan
6. Ajarkan alternatif po. Misalnya :
a. diet yg sesuai sebagai pengganti
vitamin
b. latihan fisik sebagai pengganti
laksatif
c. menurunkan BB, garam, lemak,
stress & merokok serta
meningkaatkan latihansebagai
pengganti anti agens hipertensi
1. Polifarmasi
2. Self-prescribing of medication
3. Penggunaan obat bebas
4. Misuse
5. Noncompliance
1. Simpan obat dalam wadah aslinya yg
berlabel
2. Pastikan label dapat dibaca
3. Buang obat yg sudah kadarluasa
4. Selalu habiskan obat yg diresepkan,
kecuali instruksi sebaliknya
5. Jangan buang obat di tempat sampah yg
mudah dijangkau anak-anak
6. Jangan berikan obat yang diresepkan
kepada anggota keluarga lain/teman
7. Simpan obat yang perlu didinginkan
dalam lemari pendingin
8. Baca label dengan teliti dan diikuti
semua instruksi.

Anda mungkin juga menyukai