Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH MANAGEMENT PATIENT SAFETY

SKP 4 (KETEPATAN PASIEN, LOKASI DAN PROSEDUR OPERASI)

Mata Kuliah : Management Patient Safety


Kelas : 1 A

Disusun Oleh :
KELOMPOK 04
1. RINDI PURBANINGRUM (P17250191018)
2. RESKY KIRANA A.S (P17250191019)
3. WAHIDA PUTRI A. (P17250192020)
4. ESTU NING FITRI (P17250192021)
5. M. ALDI RAMADHAN (P17250192022)
6. WINDY FRESYA BESTARI (P17250192023)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN PONOROGO


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
Jl.Dr. Ciptomangunkusumo No.82 A Ponorogo
Telp (0352)461792, Fax (0352)462819
Web: www.akperponorogo.ac.id
TAHUN AKADEMIK 2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Segala puji syukur
bagi Allah swt yang dengan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan lancar. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhhamad
SAW yang kita tunggu syafa’atnya di akhirat kelak.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Management Patient Safety.
Dalam makalah ini kami membahas tentang “SKP 4 (Ketepatan Pasien, Lokasi, Dan Prosedur
Operasi)” yang kami susun menurut referensi yang telah kami cari dan kumpulkan. Makalah
ini diharapkan dapat membantu menambah wawasan tentang Ketepatan Pasien, Lokasi, Dan
Prosedur Operasi.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna
baik dari segi teknik maupun isi. Atas segala kekurangan dalam penulisan maklah ini, mohon
untuk dimaklumi. Saya mengharap kritik dan saran dari pembaca agar dapat memperbaiki
kesalahan yang ada di lain kesempatan.

Ponorogo, 10 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................................iii


Daftar Isi ................................................................................................................................iiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
C. Tujuan .............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3


A. Definisi .......................................................................................................................... 3
B. Tujuan ........................................................................................................................... 3
C. Elemen ......................................................................................................................... 3
D. Prinsip .......................................................................................................................... 4
E. Prosedur ........................................................................................................................ 5
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 9
A. Kesimpulan....................................................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10


LAMPIRAN ............................................................................................................................. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesalamatan pasien merupakan upaya yang terencana dalam mencegah segala
kemungkinan buruk yang terjadi dalam proses keperawatan yang melibatkan pasien.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691 Tahun 2011 mengenai keselamatan pasien
di rumah sakit, menjelaskan bahwa keselamatan pasien merupakan asuhan yang diberikan
kepada pasien untuk mengurangi resiko dan pelaporan atas insiden yang tidak diharapkan.
Berdasarkan hal tersebut akan diketahui keselamatan pasien memiliki peranan penting
dalam memenuhi kebutuhan pasien sehingga ditetapkannya beberapa standart keselamatan
pasien yang meliputi identifikasi pasien dengan benar, meningkatkan komunikasi yang
efektif, menggunakan obat secara aman, ketepatan lokasi prosedur dan tepat pasien,
menurunkan resiko infeksi dan mengidentifikasi pasien resiko jatuh (Joint Commission
International, 2016). Selain itu peraturan pemerintah menetapkan enam sasaran
keselamatan pasien di rumah sakit meliputi sasaran pertama ketepatan identifikasi pasien,
sasaran kedua peningkatan komunikasi yang efektif, sasaran ketiga penilaian keamanan
obat yang perlu diwaspadai, sasaran keempat ketepatan pasien, lokasi, dan prosedur
operasi, sasaran kelima pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dan
sasaran yang terakhir pengurangan resiko pasien jatuh. Dari keenam sasaran keselamatan
pasien tersebut, kami disini akan membahas mengenai skp yang keempat yaitu ketepatan
pasien, lokasi, prosedur operasi.
Sebelum masuk pada SKP 4, perlu diketahui, Pembedahan atau operasi merupakan
semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara cara infasive dengan membuka atau
menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani (R. Sejamsuhidajat dan Wim D Jong,
2005). Proses operasi merupakan tindakan pembukaan bagian tubuh untuk dilakukan
perbaikan dan diakhiri dengan penutupan bagian tubuh dan luka.
Salah lokasi, salah prosedur, dan pasien pada operasi adalah suatu yang
mengkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah sakit. Selain hal tersebut, assesment
pasien yang tidak kuat, kurangnya komunikasi antar anggota tim bedah, permasalahan
yang berhubungan dengan tulisan tangan yang tidak terbaca ( illegible handwriting) dan
pemakaian singkatan merupakan faktor-faktor kontribusi yang sering terjadi.
Untuk menghindari terjadinya hal tersebut supaya menjamin lokasi operasi yang
tepat, prosedur yang tepat, serta pasien yang tepay dengan penerapan check list
keselamatan pasien atau tindakan berisiko maka sebelum pasien dilakukan tindakan akan
melalui prosedur check in, sign in, time out, dan check out.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Ketepatan pasien, lokasi dan prosedur operasi ?
2. Apa tujuan dari Ketepatan pasien, lokasi dan prosedur operasi?
3. Apa saja elemen yang terdapat pada Ketepatan pasien, lokasi dan prosedur operasi?
4. Apa saja prinsip dari Ketepatan pasien, lokasi dan prosedur operasi?
5. Bagaimana prosedur dari diterapkannya Ketepatan pasien, lokasi dan prosedur operasi?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang definisi dari SKP ketepatan
pasien, lokasi dan prosedur operasi.
2. Untuk memahami tujuan, elemen, prinsip dari ketepatan pasien, lokasi, dan prosedur
operasi.
3. Dan untuk memahami secara komprehensif prosedur dari diterapkannya SKP ketepatan
pasien, lokasi, dan prosedur operasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Ketepatan pasien, lokasi dan prosedur operasi adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan di rumah sakit untuk menjamin pasien yang akan menjalani suatu
tindakan operasi mendapatkan tindakan operasi yang sesuai dengan lokasi keadaan yang
perlu ditindak, prosedur yang tepat untuk melakukan tindakan dan diberikan pada pasien
yang benar membutuhkan tindakan operasi.
Ketepatan pasien, lokasi dan prosedur operasi dapat dapat dipenuhi dengan
menggunakan standar prosedur operasional yang dapat dibuktikan dengan surgical
checklist dan data pasien yang sudah dilakukan operasi. Namun pelaksanaannya masih
belum optimal, apabila ada pasien yang tidak terisi checklistnya.

B. TUJUAN KETEPATAN PASIEN, LOKASI DAN PROSEDUR OPERASI


1. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tepat pasien, lokasi dan prosedur
operasi pada pasien-pasien yang menjalani operasi di rumah sakit.
2. Mengurangi kejadian atau kesalahan yang berhubungan dengan salah pasien, lokasi
dan operasi operasi yang akan dioperasi.

C. ELEMEN PENILAIAN SKP KETEPATAN PASIEN, LOKASI DAN PROSEDUR


OPERASI
1. Ada regulasi untuk melaksanakan penandaan lokasi operasi (site marking).
2. Ada bukti rumah sakit menggunakan satu tanda di empat sayatan opersasi pertama
atau tindakan invasif yang segera dapat dikenali dengan cepat sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan prosedur.
3. Ada bukti bahwa penandaan lokasi operasi atau tindakan invasif dilakukan oleh staf
medis yang melakukan operasi yang melibatkan pasien.
4. Ada regulasi untuk prosedur bedah aman dengan menggunakan “surgical check list”
5. Sebelum operasi atau tindakan invasif yang dilakukan, rumah sakit menyediakan
“check list” atau proses lain untuk mencatat, apakah informed consent sudah benar
dan lengkap, tepat prosedur dan tepat pasien sudah teridentifikasi, apakah semua
dokumen dan peralatan yang dibutuhkan sudah siap tersedia dengan lengkap dan
berfungsi dengan baik.

3
6. Rumah sakit menggunakan komponen time-out terdiri atas identifikasi tepat pasien,
tepat prosedur dan tepat lokasi, persetujuan atas operasi dan konfirmasi bahwa proses
verifikasi sudah lengkap dilakukan sebelum memulai tindakan.
7. Rumah sakit menggunakan ketentuan yang sama tentang tepat lokasi, tepat prosedur
dan tepat pasien, jika operasi dilakukan di luar kamar operasi termasuk prosedur
tindakan medis dan gigi.

D. PRINSIP KETEPATAN PASIEN, LOKASI DAN PROSEDUR OPERASI


1. Sebelum tindakan operasi, petugas melakukan pengecekan ulang terhadap
kelengkapan berkas atau dokumentasi milik pasien.
2. Semua pasien yang menjalani suatu tindakan prosedur operasi, harus diidentifikasi
dan dijamin sisi operasi yang tepat, posedur yang tepat serta pasien yang tepat
sebelum, saat dan setelah operasi.
3. Menggunakan tanda yang mudah dikenali untuk identifikasi lokasi operasi dan
mengikutsertakan pasien dalam proses penandaan. Menurut WHO Guidelines for Safe
Surgery (2009) menyebutkan bahwa penandaan lokasi operasi harus dilakukan
sebelum operasi. Hal ini bertujuan untuk mencegah kesalahan lokasi, pasien dan
prosedur ketika akan operasi. Penandaan lokasi operasi dapat dilakukan dengan
menggunakan spidol hitam permanen dan menuliskan tanda centang. Penulisan tanda
kurang tepat apabila menggunakan tanda silang karena dapat menimbulkan
ambiguitas antara lokasi diinsisi atau tidak di insisi.
4. Menggunkan check list atau proses lain untuk verifikasi lokasi yang tepat, prosedur
yang tepat sebelum operasi dan seluruh dokumen serta peralatan yang dibutuhkan
tersedia, benar dan berfungsi.
5. Seluruh tim kesehatan yang ikut dalam operasi melakukan, membuat dan
mendokumentasikan prosedur, sign in, sesaat sebelum pasien di induksi, time out
sesaat sebelum prosedur operasi dimulai serta sign out sebelum menutup luka operasi.
6. Petugas melakukan penyelidikan dan melakukan verifikasi apabila terjadi kesalahan
dalam melakukan tindakan operasi.
7. Dalam pelaksanaan tindakan operasi petugas melakukan tindakan operasi berdasarkan
SOP.

4
E. PROSEDUR
1. Lakukan serah terima pasien oleh perawat ruangan dan perawat bedah dengan
melengkapi lembar check list praoperasi dan lembar catatan keperawatan perioperatif
(pra-operasi) tentang :
a. Identitas pasien
b. Kelengkapan dokumen : lembar persetujuan tindakan kedokteran, persetujuan
tindakan pembiusan.
c. Penandaan area atau lokasi operasi (marking site).
Penandaan lokasi operasi ini menurut Guide To Surgical Site Marking (2012) harus
melibatkan dokter bedah, pasien dan keluarga.
d. Keadaan umum pasien.
e. Pemeriksaan pre-anestasi.
f. Pemberian anti biotik profilaksis bila diperlukan diberikan satu jam pre-operasi.
g. Hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi, dll).
h. Perlengkapan khusus alat atau implan.
i. Persiapan darah.
j. Dokumentasikan kedalam check list.
k. Pasien masuk ke ruang operasi
2. Lakukan sign in
Pelaksanaan sign in dilakukan sebelum tindakan induksi dan tim dinyatakan
siap, dipimpin oleh oleh dokter anestasi, minimal dihadiri oleh penata anestesi dan
perawat.
3. Prosedur Lanjutan (Surgical Safety Check List)
Surgical Safety Check List dibuat dan disusun oleh World Health
Organization (WHO) yang bertujuan membantu tim operasi dalam mengurangi
pangkal kejadian tidak diharapkan (KTD). Pembuatan checklist ini sebelumnya telah
berkonsultasi dengan para ahli bedah, anastesi, dan perawat untuk mengidentifikasi
hal-hal penting dalam tindakan keselamatan operasi.
Tujuan program ini untuk mengatasi isu-isu keselamatan pasien termasuk
tidak memadainya keselamatan pasien dalam tindakan anastesi, menghindari infeksi
nosokomial, meningkatkan komunikasi saat operasi antar anggota tim. Dalam
prakteknya checklist ini berfungsi untuk membina kerjasama dan komunikasi yang
lebih antara tim operasi, membantu memastikan setiap langkah yang ada dichecklist
telah dijalankan secara konsisten sehingga meminimalkan dan menghindari resiko

5
cidera terhadap pasien. Checklist memberikan panduan dengan cara melakukan
interaksi secara lisan (komunikasi) kepada seluruh tim untuk mengkonfirmasi apakah
standart pelayanan sudah sesuai untuk setiap pasien yang akan dioperasi.
Surgical Safety Check List terbagi menjadi 3 tahap diantaranya : sebelum
dilakukan induksi anastesi (sign in), setelah induksi dan sebelum dilakukan sayatan
bedah (time out), dan paeriode selama atau segera setelah penutupan luka dan sebelum
mengeluarkan pasien dari ruang operasi (sign out).
a. Sign in
1.) Siapkan rekam medis pasien dan hasil pemeriksaan penunjang.
2.) Siapkan formulir check list keselamtan pasien operasi dan lengkapi sebelum
induksi dimulai :
a.) Pastikan pasien sudah dikonfirmasi identitas dengan mencocokkan
pada gelang : menanyakan nama pasien, tanggal lahir atau umur dan
mengkonfirmasi No. RM dan RM pasien.
b.) Pastikan pasien sudah dikonfirmasi area operasi, prosedur yang akan
dilakukan dan adanya persetujuan operasi.
c.) Pastikan apakah lokasi operasi sudah ditandai.
d.) Tanyakan kesiapan mesin dan obat anestasi pada petugas
e.) Tanyakan apakah pulse oxymeter berfungsi dan pasien.
f.) Tanyakan pada pasien, apakah memilki alergi.
g.) Pastikan, adakah kemungkinan resiko kesulitan jalan napas atau
inspirasi, bila ia pastikan alat bantu tersedia
h.) Pastikan adakah kemungkinan kehilangan darah lebh dari 500 ml (pada
anak : 7 ml/kg BB), apabila terjadi, pastikan kesiapan akses IV / sental
line dan kesiapan darah atau komponen cairan yang dibutuhkan.
i.) Pasien dipindahkan ke kamar operasi.
3.) Tindakan induksi dimulai
b. Time Out
1.) Lanjutkan melengkapi check list safety surgery sebelum dilakukan insisi
pada pasien yang dilakukan oleh :
a. Perawat circulating dengan membacakan secara verbal pada semua
untuk memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama dan perannya.
b. Konfimasi pada semua tim nama pasien, prosedur, dan area dimana
insisi akan dilakukan.

6
c. Pastikan apakah antibiotik profilaksis sudah dilakukan 60 menit terakhir.
d. Antisipasi adanya kejadian kritis :
1.) Dokter bedah menyampaikan :
a.) Step tindakan kritis atau tahapan tindakan tidak biasa yang
mungkin dilakukan.
b.) Waktu penyelesaian tindakan.
c.) Kemungkinan kekurangan darah pada pasien.
2.) Dokter anestesi menyampaikan :
Kemungkinan ada perhatian khusus pada saat operasi
3.) Tim perawat menyampaikan :
a.) Kesterilan alat dan bahan yang dipakai.
b.) Adakah masalah pada alat yang akan dipakai atau hal lain yang
perlu diperhatikan.
e. Pastikan apakah dibutuhkan “display imaging” (hasil radiologi yang
perlu dipajang).
2.) Insisi dimulai

c. Sign out
1.) Lanjutkan mengisi cheklist safety surgely sesaat sebelum penutupan luka
operasi dengan:
a. Perawat icrculating menyampaikan:
1.) Nama prosedur yang sudah dilakukan.
2.) Jumlah instrumen, gas, jarum dan alat lain sama (sebutkan jumlah
angka untuk tiap alat/bahan) sebelum dan sesudah pembedahan.
3.) Pelabelan spesimen bahan PA (baca label spesimen dan nama
pasien).
4.) Bila ada masalah pada alat yang harus ditekankan selama periode
operasi.
b. Dokter bedah, dokter anastesi dan perawat menyampaikan:
Bila ada perhatian khusus yang harus dilakukan untuk recovery
maupun perawat pada pasien ini.
2.) Dokter bedah, dokter anestesi dan perawat menandatangi check list safety
surgery untuk pasien.
3.) Pasien dikirim ke RR.

7
4. Unit Terkait
Unit Rawat Inap, Unit Kamar Bedah, Ruang Recovery Room, Unit Rawat
Jalan, Unit Gawat Darurat, Unit Rawat Intensif, Unit Kamar Bersalin.

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keselamatan pasien adalah proses suatu rumah sakit dalam memberikan
pelayanan kesehatan secara aman. Proses tersebut meliputi pengkajian risiko,
identifikasi, manajemen risiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden serta menerapkan solusi untuk
mengurangi timbulnya risiko termasuk dengan memperhatikan ketepatan pasien, lokasi
dan prosedur operasi dalam memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
standar operasional prosedur dan harapan pasien.

B. SARAN
Sebagai tenaga kesehatan wajib melakukan tindakan dengan baik dab benar
sesuai standar pelayanan kesehatan pada pasien, sehingga akan terjamin keselamatan
pasien dari segala aspek tindakan yang diberikan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ponorogo. 2012. Buku Panduan Standart


Operasional Prosedur (SOP) Kompetensi Kebutuhan Dasar Manusia. Ponorogo.
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ponorogo.

Awaludin Muhammad. 2015. Panduan Pelayanan Bedah Mengenai Tepat Lokasi, Tepat
Prosedur, Tepat Pasien. Education. Banten.

Hidayat Samsu. 2015. Gambaran Pelaksanaan Penandaan Lokasi Operasi Pada Pasien Pre
Operasi Diinstalasi Bedah Sentral Rsup Dr Sardjito Yogyakarta. Naskah Publikasi
226/1, digilib.unisayogya.ac.id. Yogyakarta.

Iskandar Edy. 2017. Tata Kelola Dan Kepatuhan Penerapan Standar Patient Safety
Penyakitstroke Di Rumah Sakit Dr. Kanujoso Djatiwibowo Tahun 2015. Jurnal
ARSI/Juni 2017, Vol. 3, No. 3. Depok.

Nurkhasanah W.S. 2014. Analisis Pelaksanaan Surgical Safety Checklist.


respository.ump.ac.id. Ponorogo.

Ratih R. Semara. 2017. Tepat Prosedur dan Tepat Pasien Operasi. academia.edu. Bali.

Yusri’abidin. 2016. Panduan Tepat Lokasi, Tepat Prosedur Serta Tepat Pasien Yang Akan
Menjalani Suatu Operasi. id.scribd.com.

10
LAMPIRAN

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Anda mungkin juga menyukai