NIM.P1337420218118
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir Pada Program Studi DIII
Keperawatan Purwokerto
pa kata
NIM.P1337420218118
KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir Pada
Program Studi D III Keperawatan Purwokerto
NIM :P1337420218118
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan studi kasus yang saya tulis ini
adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan proposal laporan kasus ini
adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal studi kasus oleh Afifah Neli Widayanti, NIM. P1337420218118 dengan
judul Pengelolaan Resiko Intoleransi Aktivitas pada Pasien Tuberculosis (TBC)
Paru di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto, telah dipertahankan di
depan dewan penguji pada tanggal 17 Desember 2020.
Dewan Penguji :
Mengetahui,
Ketua Prodi D III Keperawatan Purwokerto
KATA PENGANTAR
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.....................................................................................i
HALAMAN JUDUL........................................................................................ii
HALAMAN KEASLIAN PENULISAN..........................................................v
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................vi
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................vii
KATA PENGANTAR......................................................................................viii
DAFTAR ISI....................................................................................................x
DAFTAR TABEL............................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN..................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan Penulisan..................................................................................3
D. Manfaat Penulisan................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................6
A. Pengkajian.............................................................................................6
B. Diagnosa Keperawatan.........................................................................9
C. Perencanaan..........................................................................................9
D. Implementasi.........................................................................................11
E. Evaluasi.................................................................................................11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................14
A. Rancangan Penelitian............................................................................14
B. Subjek Penelitian..................................................................................14
C. Focus Studi...........................................................................................14
D. Definisi Operasional.............................................................................14
E. Tempat Dan Waktu...............................................................................15
F. Pengumpulan Data................................................................................15
G. Cara Pengolahan Data...........................................................................15
H. Penyajian Data......................................................................................16
I. Etika Penelitian.....................................................................................16
x
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................17
xi
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Indikator dan skala perencanaan status pernafasan 8
2.2 Kriteria hasil dan skala dalam evaluasi status pernafasan 10
xii
DAFTAR SINGKATAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberculosis (TB) paru selanjutnya disebut TBC merupakan
penyakit infeksi saluran pernapasan bawah. Penyakit ini disebabkan oleh
mycobaceterium tuberculosis, yang ditularkan melalui inhalasi percikan
ludah (droplet), dari satu individu ke individu lain dan membentuk
kolonisasi di bronkiolus atau alveolus. Daya penularan seorang pasien
ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan oleh paruparu. Setiap
pasien dengan penyakit TB paru dapat menginfeksi rata-rata 15–20 orang
lainnya. Penularan penyakit TB paru terjadi berhubungan dengan perilaku
pencegahan penderita TB paru yang kurang, seperti minum obat teratur,
kontrol dokter, buang sputum/lendir, tutup mulut saat batuk, dan lainlain
(Kemenkes RI, 2010).
Badan kesehatan dunia mendefinisikan negara dengan beban
tinggi/high burden countries (HBC) untuk TBC berdasarkan 3 indikator
yaitu TBC, TBC/HIV, dan MDR-TBC. Terdapat 48 negara yang masuk
dalam daftar tersebut. Satu negara dapat masuk dalam salah satu daftar
tersebut, atau keduanya, bahkan bisa masuk dalam ketiganya. Indonesia
bersama 13 negara lain, masuk dalam daftar HBC untuk ke 3 indikator
tersebut. Artinya Indonesia memiliki permasalahan besar dalam
menghadapi penyakit TBC. (Indah, 2018)
Penyakit tuberculosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan dunia
dimana WHO melaporkan bahwa setengah persen dari penduduk dunia
terserang penyakit ini, sebagian besar berada di Negara berkembang di
antara tahun 2009-2011 hampir 89% penduduk dunia menderita TB.
Menurut Laporan WHO tahun 2011 penderita TB di dunia sekitar 12 juta
atau 178 per 100.000 dan setiap tahunnya ditemukan 8,5 juta dengan
kematian sekitar 1,1 juta. Kondisi ini lebih baik di bandingkan dengan
tahun 2009 secara global di lakukan sekitar 39% Penyakit ini menyerang
di Asia terutama di 22 Negara beban tinggi TB setiap tahunnya di temukan
2
kasus TB baru sekitar 9,4 juta dan kematian sebesar 3,8 juta. Dimana
diperkirakan semua kasus TB yang ada di dunia sebanyak 14 Juta lebih,
pada umumnya menyerang kelompok usia produktif. (Nizar, 2017)
Jumlah kasus baru TB di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada
tahun 2017 (data per 17 Mei 2018). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah
kasus baru TBC tahun 2017 pada laki-laki 1,4 kali lebih besar
dibandingkan pada perempuan. Bahkan berdasarkan Survei Prevalensi
Tuberkulosis prevalensi pada laki-laki 3 kali lebih tinggi dibandingkan
pada perempuan. Begitu juga yang terjadi di negara-negara lain. Hal ini
terjadi kemungkinan karena laki-laki lebih terpapar pada fakto risiko TBC
misalnya merokok dan kurangnya ketidakpatuhan minum obat. Survei ini
menemukan bahwa dari seluruh partisipan laki-laki yang merokok
sebanyak 68,5% dan hanya 3,7% partisipan perempuan yang merokok.
(Indah, 2018)
Menurut Dep. Kes RI 2003, berbagai upaya telah dilakukan oleh
pemerintah dalam penanggulangan TBC Paru salah satunya adalah
kegiatan pelaksanaan Strategi DOTS (Directly Observed Treatmant
Shortcourse). Pemberantasan TBC di Indonesia dengan strategi DOTS
bertujuan mencegah/menghindari resistensi, ketaatan dan keteraturan
pengobatan, menghindari drop out penderita TBC dengan cara melakukan
pengawasan dan pengendalian pengobatan penderita TBC. Salah satu
komponen dari Strategi DOTS adalah diagnosis TBC dengan pemeriksaan
dahak secara langsung yang cukup spesifik dan sensitif. (Irawan, 2015)
Salah satu peran perawat dalam memberikan dukungan motivasi
kepada pasien adalah peran perawat sebagai pendidik (educator). Peran
perawat sebagai educator ditujukan untuk memberikan penjelasan
informasi penyakit, kondisi klien maupun rencana pengobatan, memberi
nasehat dan memfasilitasi klien dalam pengajaran, mengajarkan perilaku
sehat dan mendukung kemampuan klien, serta memberikan contoh
perilaku terkait kesehatan, hal ini bertujuan agar klien mendapat
pengetahuan dan mampu merubah perilakunya kearah yang lebih sehat.
Program kesembuhan TB paru DOTS menekankan pentingnya
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menggambarkan pengelolaan resiko intoleran aktivitas pada
pasien Tuberculosis (TBC) Paru di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan untuk perkembangan ilmu keperawatan terutama dalam
pengelolaan keperawatan resiko intoleransi aktivitas pada pasien
Tuberculosis (TBC) paru.
2. Manfaat Praktis
a. Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian diharapkan memberikan kontribusi dalam
peningkatan kualitas pelayanan asuhan keperawatan khususnya
resiko intoleransi aktivitas pada pasien Tuberculosis (TBC) paru.
b. Peningkatan Kesehatan Masyarakat
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengkajian Keperawatan
a. Biodata Pasien
b. Riwayat Kesehatan
c. Keluhan Utama
7
2) Kelainan alergi
g. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
Pada pasien dengan Tuberkulosis, terlihat adanya
peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan, serta penggunaan otot
bantu pernafasan. Pada saat inspeksi, biasanya dapat terlihat pasien
mempunyai bentuk dada barrel chest akibat udara yang
terperangkap, penipisan massa otot, bernafas dengan bibir yang
dirapatkan dan pernafasan abnormal yang tidak efektif
(Muttaqin,2014).
2) Palpasi
Dengan cara meletakkan kedua tangan pada dada pasien.
Pada palpasi, ekspansi meningkat dan taktil fremitus biasanya
menurun. Fremitus vokal menjadi lemah atau hilang jika didalam
rongga pleura terdapat air, darah, nanah atau udara, bronkus yang
tersumbat. Getaran yang terasa oleh tangan pada saat dilakukan
pemeriksaan palpasi ditimbulkan oleh adanya dahak dalam
bronkus, yang bergetar pada saat inspirasi dan ekspirasi ( Muttaqin,
2014).
3) Perkusi
Perkusi berguna untuk menentukan apakah jaringan yang
terdapat dibawahnya terisi oleh cairan, udara, bahkan padat atau
tidak. Pada perkusi, didapatkan suara normal sampai
hipersonor sedangkan diafragma mendatar atau menurun
(Muttaqin, 2014).
4) Auskultasi
Pada auskultasi, sering didapatkan bunyi suara nafas
ronkhi dan wheezing sesuai tingkat keparahan obstruktif pada
bronkhiolus (Muttaqin, 2014).
h. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang untuk diagnosis
• Pemeriksaan mikroskopis BTA atau kultur kuman dari specimen
sputum/ dahak SPS Jika laboratorium sudah terakreditasi,
9
B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan yaitu proses keperawatan yang mencakup 2
fase analisis atau sintetis dasar menjadi pola yang bermakna dan
menuliskan pernyataan diagnosa (Dermawan, 2012). Salah satu masalah
keperawatan untuk Tuberkulosis dalam NANDA adalah Resiko
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Masalah Pernapasan. Definisi
Resiko intoleran aktivitas penyakit TBC adalah rentan mengalami
ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau
menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin
dilakukan, yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor risiko dari diagnosa keperawatan resiko intoleransi aktivitas antara
lain :
a. Ketidakseimbangan antara suplai/kebutuhan oksigen
b. Imobilitas
c. Tidak pengalaman dengan suatu aktivitas
d. Fisik tidak bugar
e. Gaya hidup kurang gerak
Kondisi terkait dari resiko intoleran aktivitas antaranya :
a. Masalah sirkulasi
b. Masalah Pernafasan
C. Perencanaan
Intervensi keperawatan dilakukan sebagai pedoman untuk
memberikan tindakan keperawatan berdasarkan diagnosa yang mucul.
Intervensi yang diberikan pada diagnosa :
10
N Skala
Indikator
O Awal Tujuan
1 Frekuensi pernafasan 3 5
2 Dispnea saat istirahat 3 5
Dispnea dengan aktivitas
3 3 5
ringan
4 Suara nafas tambahan 2 5
5 Perasaan kurang istirahat 3 5
6 Batuk 1 5
Keterangan :
1. Deviasi berat dari kisaran normal
2. Deviasi yang cukup berat dari kisaran normal
3. Deviasi sedang dari kisaran normal
4. Deviasi ringan dari kisaran normal
5. Tidak ada deviasi dari kisaran normal
NIC :
1. Manajemen Energi 0180
1) Anjurkan pasien untuk memilih aktivitas – aktivitas yang
membangun pertahanan
2) Batasi jumlah dan gangguan pengunjung dengan tepat
3) Tingkatkan tirah baring / pembatasan kegiatan (misalnya
meningkatkan jumlah waktu istirahat pasien)
4) Bantu pasien dalam aktivitas sehari – hari yang teratur sesuai
kebutuhan
5) Monitor respon oksigen pasien
11
D. Implementasi
E. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan dari diagnosa resiko intoleran aktivitas
berdasarkan intervensi keperawatan menurut Moorhead, dkk (2016) dan
Bulechek, dkk (2016) adalah dengan kriteria hasil sebagai berikut :
N Skala
Indikator
O Tujuan Akhir
1 Frekuensi pernafasan 5 5
2 Dispnea saat istirahat 5 5
Dispnea dengan aktivitas
3 5 5
ringan
4 Suara nafas tambahan 5 5
5 Perasaan kurang istirahat 5 5
6 Batuk 5 5
Keterangan :
1. Deviasi berat dari kisaran normal
2. Deviasi yang cukup berat dari kisaran normal
3. Deviasi sedang dari kisaran normal
13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada study ini adalah
metode studi literature. Studi literatur yaitu alat pengumpul data untuk
mengungkapkan berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang
sedang dihadapi atau diteliti sebagai bahan pembahasan hasil penelitian
(Arikunto, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengeksporasi masalah
asuhan keperawatan resiko intoleran aktivitas pada pasien TBC.
B. Subjek Penelitian
Untuk subjek penelitian dalam penulisan ini ialah pasien
dengan diagnosa medis TBC. Penulis menggunakan metoda convenience
sampling method yaitu mencari atau memilih klien sesuai keinginan
penulis dengan kriteria inklusi dan kriteria ekslusi.
1. Kriteria Inklusi
a. Pasien dewasa yang berusia 17 tahun keatas dengan TBC
b. Pasien bersedia menjadi responden
c. Jurnal internasional yang membahas TBC
d. Jurnal yang berkaitan dengan TBC dan resiko intoleran aktivitas
2. Kriteria Ekslusi
a. Rekam medik kurang lengkap
b. Pasien meninggal
c. Pasien dengan komplikasi
d. Pasien dirujuk ke Rumah Sakit lain
e. Pasien dengan resistensi
D. Definisi operasional
H. Penyajian Data
Penyajian data yang digunakan penulis adalah menggunakan tabel,
gambar, bagan atau teks naratif. Kerahasiaan dari klien dengan cara
mengaburkan identitas klien.
I. Etika Penelitian
1. Informed Consent (persetujuan menjadi responden),
dimana subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap
tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak
untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden
(Nursalam, 2014).
2. Anonimity (tanpa nama),
17
BATUK EFEKTIF
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Latihan mengeluarkan secret yang terakumulasikan dan
mengganggu di saluran nafas dengan cara dibatukkan
TUJUAN 1. membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret
2. mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostic
laboraturium
3. mengurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret
KEBIJAKAN 1. klien dengan gangguan saluran nafas akibat akumulasi
sekret
2. pemeriksaan diagnostic sputum di laboraturium
PETUGAS Perawat
PERALATAN a. tempat sputum
b. Tissu
c. Stestoskop
d. Hanscoon
e. Masker
f. Air putih hangat dalam gelas
PROSEDUR Tahap prainteraksi
PERALATAN 1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap orientasi
1. Memberikan salam dan nama klien
2. Menjelaskan tujuan dan sapa nama klien
Tahap kerja
19
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2016). Nursing
Outcomes Classification (NOC) Pengukuuuuran Outcomes Kesehatan.
Singapore: CV.Mocomedia; Elseiver Inc.
Muttaqin, Arif. 2014. Buku Ajar Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Pendidikan Diploma III Keperawatan Purwokerto
2. Pendidikan SLTA di SMA Negeri 2 Purbalingga, lulus tahun 2018
3. Pendidikan SLTP di SMP Negeri 1 Kalimanah, lulus tahun 2015
4. Pendidikan SD di SD Negeri 1 Selabaya, lulus tahun 2012
KONVERSI NILAI
NO Kisaran Nilai Huruf Mutu Angka Mutu Keterangan
1 86-100 A 4 Istimewa
3 70-79 B 3 Baik
5 56-59 C 2 Cukup
6 50-55 D 1 Kurang
7 50 E 0 Gagal