Anda di halaman 1dari 36

i

PROPOSAL STUDI LITERATUR


PENGELOLAAN RESIKO INTOLERANSI AKTIVITAS PADA
PASIEN TUBERCULOSIS (TBC) PARU DI RSUD PROF. DR.
MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO

KARYA TULIS ILMIAH


pa kata

AFIFAH NELI WIDAYANTI

NIM.P1337420218118

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2020
ii

PROPOSAL STUDI LITERATUR


PENGELOLAAN KEPERAWATAN RESIKO INTOLERANSI AKTIVITAS
PADA PASIEN TUBERCULOSIS (TBC) PARU DI RSUD PROF. DR.
MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir Pada Program Studi DIII
Keperawatan Purwokerto
pa kata

AFIFAH NELI WIDAYANTI

NIM.P1337420218118

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2020
iii

LAPORAN STUDI LITERATUR

PENGELOLAAN KEPERAWATAN RESIKO INTOLERANSI AKTIVITAS


PADA PASIEN TUBERCULOSIS (TBC) PARU DI RSUD PROF. DR.
MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO

KTI

Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir Pada
Program Studi D III Keperawatan Purwokerto

AFIFAH NELI WIDAYANTI


NIM.P1337420218118

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO JURUSAN


KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2020
iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Afifah Neli Widayanti

NIM :P1337420218118
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan studi kasus yang saya tulis ini
adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan proposal laporan kasus ini
adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Purwokerto, 01 Desember 2020


Yang membuat pernyataan,

Afifah Neli Widayanti


NIM.P1337420218118
v

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal studi kasus oleh Afifah Neli Widayanti NIM. P1337420218118


dengan judul Pengelolaan Resiko Intoleransi Aktivitas pada Pasien Tuberculosis
(TBC) Paru di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto, telah diperiksa
dan disetujui untuk diuji.

Purwokerto, 01 Desember 2020


Pembimbing I Pembimbing II

Asrin, MN Subandiyo, S.Pd., S.Kep., Ns.,M.Kes


NIP. 19660523 199003 1 001 NIP.193630806 198703 1 004
vi

LEMBAR PENGESAHAN

Proposal studi kasus oleh Afifah Neli Widayanti, NIM. P1337420218118 dengan
judul Pengelolaan Resiko Intoleransi Aktivitas pada Pasien Tuberculosis (TBC)
Paru di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto, telah dipertahankan di
depan dewan penguji pada tanggal 17 Desember 2020.

Dewan Penguji :

Widjijati, MN. Ketua Penguji ( )


NIP.19760331 199803 2 033

Subandiyo, S.Pd., S.Kep.,Ns., M.Kes Penguji I ( )


NIP.193630806 198703 1 004

Asrin, MN. Penguji II ( )


NIP.19660523 199003 1 001

Mengetahui,
Ketua Prodi D III Keperawatan Purwokerto

Walin, SST., M.Kes.


NIP. 19650423 198803 2 00
vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT,


atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan proposal studi kasus
berjudul “Pengelolaan Resiko Intoleransi Aktivitas Pada Pasien Tuberculosis
(TBC) Paru di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto” Sesuai dengan
waktu yang direncanakan.

Penulis meyadari bahwa kegiatan penulisan ini dapat diselesaikan berkat


adanya dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. DR. Marsum, BE, S.Pd., MHP. Selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Semarang
2. Suharto, S.Pd., MN. Selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Semarang
3. Walin, SST., M.Kes. selaku Ketua Program Studi D III Keperawatan
Purwokerto Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
4. Asrin, MN selaku dosen pembimbing I Karya Tulis Ilmiah dan
Subandiyo, S.Pd., S.Kep., Ns., M.Kes selaku dosen pembimbing II Karya
Tulis Ilmiah yang banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan
proposal laporan kasus karya tulis ilmiah sebagai Tugas Akhir dalam
menyelesaikan Pendidikan Diploma III
5. Seluruh dosen dan tenaga kependidikan Program Studi D III Keperawatan
Purwokerto Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang yang telah
memberikan kenyamanan menuntut ilmu bagi penulis
6. Mukhadiono, SST, M.H selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan proposal laporan
kasus karya tulis ilmiah sebagai Tugas Akhir dalam menyelesaikan
Pendidikan Diploma III
7. Orangtua tercinta terkasih (Bapak Alm. Samsi Sumiardjo dan Ibu Sumiati)
yang senantiasa memberikan kasih saying, semangat serta motivasi yang
besar bagi penulis.
viii

8. Alifia Melinia Ramadhanti selaku sahabat yang membantu menyelesaikan


penyusunan proposal ini.
9. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang juga
telah membantu menyelesaikan penyusunan proposal karya tulis ilmiah
ini.
Penulis menyadari bahwa proposal karya tulis ilmiah ini masih
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan penulisan proposal ini. Semoga proposal ini
bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi penulis sendiri. Semoga
tuhan yang maha esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.

Purwokerto, 01 Desember 2020

Penulis
ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.....................................................................................i
HALAMAN JUDUL........................................................................................ii
HALAMAN KEASLIAN PENULISAN..........................................................v
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................vi
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................vii
KATA PENGANTAR......................................................................................viii
DAFTAR ISI....................................................................................................x
DAFTAR TABEL............................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN..................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan Penulisan..................................................................................3
D. Manfaat Penulisan................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................6
A. Pengkajian.............................................................................................6
B. Diagnosa Keperawatan.........................................................................9
C. Perencanaan..........................................................................................9
D. Implementasi.........................................................................................11
E. Evaluasi.................................................................................................11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................14
A. Rancangan Penelitian............................................................................14
B. Subjek Penelitian..................................................................................14
C. Focus Studi...........................................................................................14
D. Definisi Operasional.............................................................................14
E. Tempat Dan Waktu...............................................................................15
F. Pengumpulan Data................................................................................15
G. Cara Pengolahan Data...........................................................................15
H. Penyajian Data......................................................................................16
I. Etika Penelitian.....................................................................................16
x

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................17
xi

DAFTAR TABEL

Tabel
2.1 Indikator dan skala perencanaan status pernafasan 8
2.2 Kriteria hasil dan skala dalam evaluasi status pernafasan 10
xii

DAFTAR SINGKATAN

DOTS : Directly Observed Treatmant Shortcourse


HBC : High Burden Countries
HIV : Human Immunodeficiency Virus
MDR : Multi Drug Resistant
TBC : Tuberculosis
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tuberculosis (TB) paru selanjutnya disebut TBC merupakan
penyakit infeksi saluran pernapasan bawah. Penyakit ini disebabkan oleh
mycobaceterium tuberculosis, yang ditularkan melalui inhalasi percikan
ludah (droplet), dari satu individu ke individu lain dan membentuk
kolonisasi di bronkiolus atau alveolus. Daya penularan seorang pasien
ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan oleh paruparu. Setiap
pasien dengan penyakit TB paru dapat menginfeksi rata-rata 15–20 orang
lainnya. Penularan penyakit TB paru terjadi berhubungan dengan perilaku
pencegahan penderita TB paru yang kurang, seperti minum obat teratur,
kontrol dokter, buang sputum/lendir, tutup mulut saat batuk, dan lainlain
(Kemenkes RI, 2010).
Badan kesehatan dunia mendefinisikan negara dengan beban
tinggi/high burden countries (HBC) untuk TBC berdasarkan 3 indikator
yaitu TBC, TBC/HIV, dan MDR-TBC. Terdapat 48 negara yang masuk
dalam daftar tersebut. Satu negara dapat masuk dalam salah satu daftar
tersebut, atau keduanya, bahkan bisa masuk dalam ketiganya. Indonesia
bersama 13 negara lain, masuk dalam daftar HBC untuk ke 3 indikator
tersebut. Artinya Indonesia memiliki permasalahan besar dalam
menghadapi penyakit TBC. (Indah, 2018)
Penyakit tuberculosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan dunia
dimana WHO melaporkan bahwa setengah persen dari penduduk dunia
terserang penyakit ini, sebagian besar berada di Negara berkembang di
antara tahun 2009-2011 hampir 89% penduduk dunia menderita TB.
Menurut Laporan WHO tahun 2011 penderita TB di dunia sekitar 12 juta
atau 178 per 100.000 dan setiap tahunnya ditemukan 8,5 juta dengan
kematian sekitar 1,1 juta. Kondisi ini lebih baik di bandingkan dengan
tahun 2009 secara global di lakukan sekitar 39% Penyakit ini menyerang
di Asia terutama di 22 Negara beban tinggi TB setiap tahunnya di temukan
2

kasus TB baru sekitar 9,4 juta dan kematian sebesar 3,8 juta. Dimana
diperkirakan semua kasus TB yang ada di dunia sebanyak 14 Juta lebih,
pada umumnya menyerang kelompok usia produktif. (Nizar, 2017)
Jumlah kasus baru TB di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada
tahun 2017 (data per 17 Mei 2018). Berdasarkan jenis kelamin, jumlah
kasus baru TBC tahun 2017 pada laki-laki 1,4 kali lebih besar
dibandingkan pada perempuan. Bahkan berdasarkan Survei Prevalensi
Tuberkulosis prevalensi pada laki-laki 3 kali lebih tinggi dibandingkan
pada perempuan. Begitu juga yang terjadi di negara-negara lain. Hal ini
terjadi kemungkinan karena laki-laki lebih terpapar pada fakto risiko TBC
misalnya merokok dan kurangnya ketidakpatuhan minum obat. Survei ini
menemukan bahwa dari seluruh partisipan laki-laki yang merokok
sebanyak 68,5% dan hanya 3,7% partisipan perempuan yang merokok.
(Indah, 2018)
Menurut Dep. Kes RI 2003, berbagai upaya telah dilakukan oleh
pemerintah dalam penanggulangan TBC Paru salah satunya adalah
kegiatan pelaksanaan Strategi DOTS (Directly Observed Treatmant
Shortcourse). Pemberantasan TBC di Indonesia dengan strategi DOTS
bertujuan mencegah/menghindari resistensi, ketaatan dan keteraturan
pengobatan, menghindari drop out penderita TBC dengan cara melakukan
pengawasan dan pengendalian pengobatan penderita TBC. Salah satu
komponen dari Strategi DOTS adalah diagnosis TBC dengan pemeriksaan
dahak secara langsung yang cukup spesifik dan sensitif. (Irawan, 2015)
Salah satu peran perawat dalam memberikan dukungan motivasi
kepada pasien adalah peran perawat sebagai pendidik (educator). Peran
perawat sebagai educator ditujukan untuk memberikan penjelasan
informasi penyakit, kondisi klien maupun rencana pengobatan, memberi
nasehat dan memfasilitasi klien dalam pengajaran, mengajarkan perilaku
sehat dan mendukung kemampuan klien, serta memberikan contoh
perilaku terkait kesehatan, hal ini bertujuan agar klien mendapat
pengetahuan dan mampu merubah perilakunya kearah yang lebih sehat.
Program kesembuhan TB paru DOTS menekankan pentingnya
3

pengawasan terhadap penderita TB paru agar menelan obat secara teratur


sesuai ketentuan sampai dinyatakan sembuh. Strategi DOTS
direkomendasikan oleh WHO secara global untuk menanggulangi TB
paru, karena menghasilkan angka kesembuhan yang tinggi yaitu 95% (Sari,
dkk., 2020)
Keberhasilan pengobatan TB paru pada pasien juga membutuhkan
dukungan dan bantuan dari orang lain disekitarnya. Dukungan keluarga
dalam membantu pasien beraktivitas sangat diperlukan untuk
mendapatkan kesembuhan. Motivasi pasien untuk sembuh dipengaruhi
faktor lingkungan rumah sakit, dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain
serta dukungan dari keluarga.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk membuat
karya tulis ilmiah ini dengan judul “Pengelolaan Resiko Intoleran
Aktivitas pada Pasien Tuberculosis (TBC) Paru di RSUD Prof. Dr.
Margono Soekardjo Purwokerto.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah


penelitian ini adalah “Bagaimana pengelolaan resiko intoleran aktivitas
pada pasien Tuberculosis (TBC) Paru di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menggambarkan pengelolaan resiko intoleran aktivitas pada
pasien Tuberculosis (TBC) Paru di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto.
2. Tujuan Khusus

Berhubung dengan tujuan umum diatas, penulis merincikannya


dengan tujuan khusus sebagai berikut :
4

a. Menggambarkan pengkajian keperawatan resiko intoleran aktivitas


pada pasien Tuberculosis (TBC) Paru di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto
b. Menggambarkan diagnosa keperawatan resiko intoleran aktivitas
pada pasien Tuberculosis (TBC) Paru di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto
c. Menggambarkan rencana keperawatan resiko intoleran aktivitas
pada pasien Tuberculosis (TBC) Paru di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto
d. Menggambarkan implementasi keperawatan resiko intoleran
aktivitas pada pasien Tuberculosis (TBC) Paru di RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo Purwokerto
e. Menggambarkan evaluasi keperawatan resiko intoleran aktivitas
pada pasien Tuberculosis (TBC) Paru di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto
f. Menganalisis kesenjangan antara teori dan praktik resiko intoleran
aktivitas pada pasien Tuberculosis (TBC) Paru di RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo Purwokerto

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan untuk perkembangan ilmu keperawatan terutama dalam
pengelolaan keperawatan resiko intoleransi aktivitas pada pasien
Tuberculosis (TBC) paru.
2. Manfaat Praktis
a. Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian diharapkan memberikan kontribusi dalam
peningkatan kualitas pelayanan asuhan keperawatan khususnya
resiko intoleransi aktivitas pada pasien Tuberculosis (TBC) paru.
b. Peningkatan Kesehatan Masyarakat
5

Hasil penelitian diharapkan memberikan kontribusi dalam


peningkatan status kesehatan masyarakat melalui upaya promotive,
preventif, dan kuratif khususnya untuk resiko intoleransi aktivitas
pada pasien Tuberculosis (TBC) paru.
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian adalah proses mengumpulkan informasi atau dasar


tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi, mengenal masalah -
masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien, baik fisik, mental,
social dan lingkungan. Tujuan dari pengkajian adalah untuk
memperoleh informasi tentang kesehatan pasien, menentukan masalah
keperawatan pasien, menilai keadaan kesehatan pasien, membuat
keputusan yang tepat dalam menentukan langkah - langkah
berikutnya (Dermawan, 2012).

Pengkajian pada klien Tuberkulosis (TB)

a. Biodata Pasien

Biodata pasien setidaknya berisi tentang nama, umur, jenis


kelamin, pekerjaan dan pendidikan. Umur pasien dapat
menunjukkan tahap perkembangan fisik dan psikologis pasien.
Jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui
terjadinya masalah atau penyakit dan tingkat pendidikan dapat
berpengaruh terhadap pengetahuan pasien tentang penyakitnya
(Muttaqin, 2014).

b. Riwayat Kesehatan

Riwayat kesehatan yang perlu dikaji meliputi data saat ini


dan masalah yang lalu. Perawat mengkaji pasien atau keluarga dan
berfokus kepada manifestasi klinik dari keluhan utama, kejadian
yang membuat kondisi sekarang ini, riwayat kesehatan masa lalu dan
riwayat kesehatan keluarga (Muttaqin, 2014).

c. Keluhan Utama
7

Keluhan utama yang biasa muncul pada pasien Tuberkulosis


adalah sesak nafas yang sudah berlangsung lama sampai bertahun
- tahun dan semakin berat setelah beraktivitas, batuk, dahak
berwarna hijau, sesak semakin bertambah dan badan lemah
(Muttaqin, 2014).

d. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pasien dengan serangan Tuberkulosis datang mencari


pertolongan terutama dengan keluhan utama sesak nafas,
kemudian diikuti dengan gejala – gejala lain seperti wheezing,
lendir dan sekresi yang sangat banyak sehingga menyumbat jalan
nafas (Muttaqin, 2014).

e. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Pada Tuberkulosis dianggap sebagai penyakit yang


berhubungan dengan interaksi genetic dengan lingkungan, seperti
merokok atau tempat kerja yang penuh polusi (Muttaqin, 2014).

f. Riwayat Kesehatan Keluarga

Menurut Muttaqin (2014) tujuan menanyakan riwayat


kesehatan keluarga dan sosial penyakit paru - paru sekurang -
kurangnya ada tiga hal, yaitu :

1) Penyakit infeksi tertentu, manfaat menanyakan riwayat kontak


dengan orang terinfeksi akan dapat diketahui sumber penularannya.

2) Kelainan alergi

3) Tempat tinggal pasien, kondisi lingkungan misalnya adanya polusi


udara.

g. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik fokus pada klien Tuberkulosis


8

1) Inspeksi
Pada pasien dengan Tuberkulosis, terlihat adanya
peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan, serta penggunaan otot
bantu pernafasan. Pada saat inspeksi, biasanya dapat terlihat pasien
mempunyai bentuk dada barrel chest akibat udara yang
terperangkap, penipisan massa otot, bernafas dengan bibir yang
dirapatkan dan pernafasan abnormal yang tidak efektif
(Muttaqin,2014).
2) Palpasi
Dengan cara meletakkan kedua tangan pada dada pasien.
Pada palpasi, ekspansi meningkat dan taktil fremitus biasanya
menurun. Fremitus vokal menjadi lemah atau hilang jika didalam
rongga pleura terdapat air, darah, nanah atau udara, bronkus yang
tersumbat. Getaran yang terasa oleh tangan pada saat dilakukan
pemeriksaan palpasi ditimbulkan oleh adanya dahak dalam
bronkus, yang bergetar pada saat inspirasi dan ekspirasi ( Muttaqin,
2014).
3) Perkusi
Perkusi berguna untuk menentukan apakah jaringan yang
terdapat dibawahnya terisi oleh cairan, udara, bahkan padat atau
tidak. Pada perkusi, didapatkan suara normal sampai
hipersonor sedangkan diafragma mendatar atau menurun
(Muttaqin, 2014).
4) Auskultasi
Pada auskultasi, sering didapatkan bunyi suara nafas
ronkhi dan wheezing sesuai tingkat keparahan obstruktif pada
bronkhiolus (Muttaqin, 2014).

h. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang untuk diagnosis
• Pemeriksaan mikroskopis BTA atau kultur kuman dari specimen
sputum/ dahak SPS Jika laboratorium sudah terakreditasi,
9

pemeriksaan BTA dapat dilakukan 2 kali dan minimal satu bahan


berasal dari dahak pagi hari. Untuk TB ekstra paru, spesimen dapat
diambil dari bilas lambung, cairan serebrospinal, cairan pleura
ataupun biopsi jaringan.
• Radiologi dengan foto toraks PA-Lateral/ top lordotik. Contoh :
dugaan terdapat komplikasi (efusi pleura, pneumotoraks, batuk darah)

B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan yaitu proses keperawatan yang mencakup 2
fase analisis atau sintetis dasar menjadi pola yang bermakna dan
menuliskan pernyataan diagnosa (Dermawan, 2012). Salah satu masalah
keperawatan untuk Tuberkulosis dalam NANDA adalah Resiko
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Masalah Pernapasan. Definisi
Resiko intoleran aktivitas penyakit TBC adalah rentan mengalami
ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau
menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin
dilakukan, yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor risiko dari diagnosa keperawatan resiko intoleransi aktivitas antara
lain :
a. Ketidakseimbangan antara suplai/kebutuhan oksigen
b. Imobilitas
c. Tidak pengalaman dengan suatu aktivitas
d. Fisik tidak bugar
e. Gaya hidup kurang gerak
Kondisi terkait dari resiko intoleran aktivitas antaranya :
a. Masalah sirkulasi
b. Masalah Pernafasan

C. Perencanaan
Intervensi keperawatan dilakukan sebagai pedoman untuk
memberikan tindakan keperawatan berdasarkan diagnosa yang mucul.
Intervensi yang diberikan pada diagnosa :
10

Resiko intoleransi aktivitas berhubungan dengan status pernapasan.


Tujuan dan kriteria hasil :
(NOC): Status pernafasan 0415
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan klien dapat mengatasi resiko intoleran aktivitas dengan kriteria
hasil :

N Skala
Indikator
O Awal Tujuan
1 Frekuensi pernafasan 3 5
2 Dispnea saat istirahat 3 5
Dispnea dengan aktivitas
3 3 5
ringan
4 Suara nafas tambahan 2 5
5 Perasaan kurang istirahat 3 5
6 Batuk 1 5
Keterangan :
1. Deviasi berat dari kisaran normal
2. Deviasi yang cukup berat dari kisaran normal
3. Deviasi sedang dari kisaran normal
4. Deviasi ringan dari kisaran normal
5. Tidak ada deviasi dari kisaran normal

NIC :
1. Manajemen Energi 0180
1) Anjurkan pasien untuk memilih aktivitas – aktivitas yang
membangun pertahanan
2) Batasi jumlah dan gangguan pengunjung dengan tepat
3) Tingkatkan tirah baring / pembatasan kegiatan (misalnya
meningkatkan jumlah waktu istirahat pasien)
4) Bantu pasien dalam aktivitas sehari – hari yang teratur sesuai
kebutuhan
5) Monitor respon oksigen pasien
11

2. Monitor Pernafasan 3350


1) Monitor suara nafas tambahan seperti ngorok, atau mengi
2) Monitor pola nafas (misalnya, bradipneu, takipneu, hiperventilasi,
pernafasan kusmaul, apneu)
3) Monitor kemampuan batuk efektif pasien
4) Monitor keluhan sesak nafas pasien
5) Berikan bantuan terapi nafas jika diperlukan (nebulizer)
3. Monitor tanda – tanda vital 6680
1) Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernafasan
2) Monitor suara paru - paru
3) Monitor pola pernafasan abnormal
4) Identifikasi kemungkinan penyebab perubahan tanda-tanda vital
4. Manajemen nutrisi 1100
1) Tentukan status gizi pasien dan kemampuan untuk memnuhi
kebutuhan gizi
2) Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi makan
3) Beri obat-obatan sebelum makan, jika ada.

D. Implementasi

Implementasi sesuai rencana tindakan dalam intervensi


keperawatan menurut Bulechek, dkk (2016) :
1. Manajemen Energi 0180
1) Anjurkan pasien untuk memilih aktivitas – aktivitas yang
membangun pertahanan
2) Batasi jumlah dan gangguan pengunjung dengan tepat
3) Tingkatkan tirah baring / pembatasan kegiatan (misalnya
meningkatkan jumlah waktu istirahat pasien)
4) Bantu pasien dalam aktivitas sehari – hari yang teratur sesuai
kebutuhan
5) Monitor respon oksigen pasien
2. Monitor Pernafasan 3350
1) Monitor suara nafas tambahan seperti ngorok, atau mengi
12

2) Monitor pola nafas (misalnya, bradipneu, takipneu, hiperventilasi,


pernafasan kusmaul, apneu)
3) Monitor kemampuan batuk efektif pasien
4) Monitor keluhan sesak nafas pasien
5) Berikan bantuan terapi nafas jika diperlukan (nebulizer)
3. Monitor tanda – tanda vital 6680
1) Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernafasan
2) Monitor pola pernafasan abnormal
3) Identifikasi kemungkinan penyebab perubahan tanda-tanda vital
4. Manajemen nutrisi 1100
1) Tentukan status gizi pasien dan kemampuan untuk memnuhi
kebutuhan gizi
2) Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi makan
3) Beri obat-obatan sebelum makan, jika ada.

E. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan dari diagnosa resiko intoleran aktivitas
berdasarkan intervensi keperawatan menurut Moorhead, dkk (2016) dan
Bulechek, dkk (2016) adalah dengan kriteria hasil sebagai berikut :

N Skala
Indikator
O Tujuan Akhir
1 Frekuensi pernafasan 5 5
2 Dispnea saat istirahat 5 5
Dispnea dengan aktivitas
3 5 5
ringan
4 Suara nafas tambahan 5 5
5 Perasaan kurang istirahat 5 5
6 Batuk 5 5

Keterangan :
1. Deviasi berat dari kisaran normal
2. Deviasi yang cukup berat dari kisaran normal
3. Deviasi sedang dari kisaran normal
13

4. Deviasi ringan dari kisaran normal


5. Tidak ada deviasi dari kisaran normal
14

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada study ini adalah
metode studi literature. Studi literatur yaitu alat pengumpul data untuk
mengungkapkan berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang
sedang dihadapi atau diteliti sebagai bahan pembahasan hasil penelitian
(Arikunto, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengeksporasi masalah
asuhan keperawatan resiko intoleran aktivitas pada pasien TBC.

B. Subjek Penelitian
Untuk subjek penelitian dalam penulisan ini ialah pasien
dengan diagnosa medis TBC. Penulis menggunakan metoda convenience
sampling method yaitu mencari atau memilih klien sesuai keinginan
penulis dengan kriteria inklusi dan kriteria ekslusi.
1. Kriteria Inklusi
a. Pasien dewasa yang berusia 17 tahun keatas dengan TBC
b. Pasien bersedia menjadi responden
c. Jurnal internasional yang membahas TBC
d. Jurnal yang berkaitan dengan TBC dan resiko intoleran aktivitas
2. Kriteria Ekslusi
a. Rekam medik kurang lengkap
b. Pasien meninggal
c. Pasien dengan komplikasi
d. Pasien dirujuk ke Rumah Sakit lain
e. Pasien dengan resistensi

C. Fokus studi asuhan keperawatan


Resiko intoleran aktivitas pada pasien TBC di RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo Purwokerto
15

D. Definisi operasional

Definisi operasinal adalah pedoman bagi peneliti untuk


mengukur variabel penelitian sehingga memudahkan untuk
pengumpulan data, menghindari perbedaan interprestasi dan
membatasi ruang lingkup variabel (Notoatmojo, 2012). Masalah
keperawatan yang diambil pada study kasus ini adalah resiko
intoleran aktivitas pada pasien TBC. Definisi operasional Tuberkulosis
dan resiko intoleran aktivitas, Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi
paru yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis yang telah
diberi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) serta strategi penyembuhan
tuberkulosis jangka pendek dengan pengawasan langsung atau Directly
Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy (DOTS). Resiko
intoleran aktivitas adalah rentan mengalami ketidakcukupan energi
psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas
kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan, yang dapat
mengganggu kesehatan. Pengelolaan keperawatan yang dilakukan
pada masalah resiko intoleran aktivitas pada pasien TBC diberikan
secara komprehensif dan berkesinambungan, dimulai dari
pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, rencana
keperawatan, tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan untuk
menilai respon pasien pada tindakan dan rencana keperawatan yang
telah diberikan.

E. Tempat dan Waktu


Penyusunan Studi literature Pengelolaan Resiko Intoleran
Aktivitas pada Pasien TBC Paru adalah di rumah peneliti. Waktu
penelitian dilakukan ketika peneliti mulai melakukan penyusunan
proposal pada bulan Desember 2020.

F. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penyusunan laporan studi ini adalah :
16

a. Studi Dokumentasi Keperawatan


Studi ini peneliti melakukan pengumpulan data deengan melihat
atau menganalisis dokumen dokumen yang dibuat unutk proses
penelitian penulis (Notoatmojo, 2012)
b. Studi Literatur
Studi literatur yaitu alat pengumpul data untuk mengungkapkan
berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang
dihadapi atau diteliti sebagai bahan pembahasan hasil penelitian
(Arikunto, 2010).

G. Cara Pengelolaan Data


Analisa data yang dilakukan pada laporan studi literature ini dari
data hasil dari dokumentasi yang sudah ada diolah dengan menggunakan
aturan yang disesuaikan dengan pendekatan literature. Pengolahan data
yang digunakan pada penelitian ini yaitu secara naratif yang bersumber
pada fokus studi dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Analisa data dilakukan dengan membandingkan dan mencari
kesenjangan antara teori yang ada dan hasil yang didapat dari klien dengan
masalah resiko intoleran aktivitas pada pasien TBC.

H. Penyajian Data
Penyajian data yang digunakan penulis adalah menggunakan tabel,
gambar, bagan atau teks naratif. Kerahasiaan dari klien dengan cara
mengaburkan identitas klien.

I. Etika Penelitian
1. Informed Consent (persetujuan menjadi responden),
dimana subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap
tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak
untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden
(Nursalam, 2014).
2. Anonimity (tanpa nama),
17

dimana subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data


yang diberikan harus dirahasiakan. Kerahasiaan dari responden
dijamin dengan jalan mengaburkan identitas dari responden
atau tanpa nama (anonymity) (Nursalam, 2014).
3. Rahasia (confidentiality),
kerahasiaan yang diberikan kepada respoden dijamin oleh
peneliti (Nursalam, 2014)
18

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BATUK EFEKTIF

BATUK EFEKTIF
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Latihan mengeluarkan secret yang terakumulasikan dan
mengganggu di saluran nafas dengan cara dibatukkan
TUJUAN 1. membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret
2. mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostic
laboraturium
3. mengurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret
KEBIJAKAN 1. klien dengan gangguan saluran nafas akibat akumulasi
sekret
2. pemeriksaan diagnostic sputum di laboraturium
PETUGAS Perawat
PERALATAN a. tempat sputum
b. Tissu
c. Stestoskop
d. Hanscoon
e. Masker
f. Air putih hangat dalam gelas
PROSEDUR Tahap prainteraksi
PERALATAN 1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap orientasi
1. Memberikan salam dan nama klien
2. Menjelaskan tujuan dan sapa nama klien
Tahap kerja
19

1. Menjaga privasi klien


2. Mempersiapkan klien
3. Meminta klien meletakkan satu tangan di dada dan
satu tangan di perut
4. Melatih klien tuberkulosis melakukan napas perut
(menarik napas dalam melalui hidung hingga 3
hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
5. Meminta klien tuberkulosis merasakan
mengembangnya perut
6. Meminta klien tuberkulosis menahan napas hingga 3
hitungan
7. Meminta klien tuberkulosis menghembuskan napas
perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut, bibir seperti
meniup)
8. Meminta klien tuberkulosis merasakan mengempisnya
perut
9. Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan
penderita tuberkulosis bila duduk atau di dekat mulut
bila tidur miring)
10. Meminta penderita tuberkulosis untuk melakukan
napas dalam 2 kali, pada inspirasi yang ketiga tahan
napas dan batukkan dengan kuat
11. Menampung lendir ditempat pot yang telah disediakan
tadi
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Metode Peneltian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bulechek, G.M., Butcher H.K., Dotcherman J.M. 2016.Nursing Interventions


Classification (NIC) 6th Indonesian Edition.Elsevier. Singapore.

Cipta, R. Nursalam.(2014). Metodologi Penelitian.

Haris, F. A. (2020). PENGALAMAN ORANG TUA DALAM MERAWAT ANAK


DENGAN TBC (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Malang).

Indah, M. 2018. Infodatintosstb. Jakarta Selatan: Pusat Data dan Informasi


Kementerian Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan RI. (2010) Pedoman Nasional Penanggulangan


Tuberkulosis. Jakarta: 2010

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2016). Nursing
Outcomes Classification (NOC) Pengukuuuuran Outcomes Kesehatan.
Singapore: CV.Mocomedia; Elseiver Inc.

Muttaqin, Arif. 2014. Buku Ajar Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika

NANDA. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi


2018-2020 (T. H. Herdman & S. Kamitsuru, Eds.) (11th ed.) Jakarta: EGC

Nizar, M. (2017). Pemberantasan dan Penanggulangan Tuberkulosis. Yogyakarta:


Gosyen Publishing.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Prastowo, A. (2011). Metode-metode penelitian. Yogyakarta : Salemba Medika


Purnama, W. S. (2011). HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN MINUM OBAT
DAN KEBERHASILAN PENGOBATAN TBC (Doctoral dissertation,
Fakultas Kedokteran UNISSULA).
Sari, N. N., Patria, A., & Angayani, R. (2020). Peran Perawat dalam Keberhasilan
Strategi Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) pada Pasien
TB Paru. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 10(2),
169-176.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Afifah Neli Widayanti


NIM : P13374202018118
Tanggal lahir : 21 Maret 2000
Tempat lahir : Purbalingga
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat rumah : a. Jalan : Jl. Cempaka no. 08
b. kelurahan : Selabaya
c. kecamatan : Kalimanah
d. Kab/kota : Purbalingga
e. Provinsi : Jawa tengah
7. Telepon : a. Rumah :-
b. HP : 08993112004
c. E-mail : afifahnelyw@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Pendidikan Diploma III Keperawatan Purwokerto
2. Pendidikan SLTA di SMA Negeri 2 Purbalingga, lulus tahun 2018
3. Pendidikan SLTP di SMP Negeri 1 Kalimanah, lulus tahun 2015
4. Pendidikan SD di SD Negeri 1 Selabaya, lulus tahun 2012

Purwokerto, 01 Desember 2020

Afifah Neli Widayanti


NIM.P1337420218118
LEMBAR BIMBINGAN
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
JURUSAN KEPERAWATAN – POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Nama Mahasiswa : Afifah Neli Widayanti


NIM : P1337420218118
Nama Pembimbing : Asrin, MN.
Judul KTI : Pengelolaan Resiko Intoleran Aktivitas pada Pasien
Tuberculosis (TBC) Paru Di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto

NO HARI/ MATERI SARAN TANDA MNTR


TANGGAL BIMBINGAN TANGAN KAPRO
PEMBIMBIN DI
G
1
2
3
4
5

Purwokerto, 01 Desember 2020


Ketua Program Studi DIII Pembimbing
Keperawatan Purwokerto

Walin, SST., M.Kes. Asrin, MN.


NIP. 19650423 198803 2 00 NIP. 19660523 199003 1 001

KONVERSI NILAI
NO Kisaran Nilai Huruf Mutu Angka Mutu Keterangan

1 86-100 A 4 Istimewa

2 80-85 AB 3,5 Sangat baik

3 70-79 B 3 Baik

4 60-69 BC 2,5 Cukup Baik

5 56-59 C 2 Cukup

6 50-55 D 1 Kurang

7 50 E 0 Gagal

Anda mungkin juga menyukai