Disusun Oleh
VISI
Menjadipusat pendidikan vokasi yang menghasilkan perawat trampil,
beretika, dan mampu bersaing di era global 2025
MISI
Untuk mempermudah pencapaian visi yang telah ditetapkan bersama di atas, maka
dijabarkan secara rinci dalam bentuk misi Program Studi D III Keperawatan Purwokerto,
Dasar utama penjabaran misi Program Studi D III Keperawatan sebagai berikut :
a. Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran terkini dengan menekankan
penguasaan ketrampilan dasar, mengembangkan sikap peduli (caring),
pembentukan etika perilaku berbudaya dalam rangka mewujudkan budi pekerti
luhur melalui metode pembelajaran yang dikembangkan secara terus menerus.
b. Melaksanakan kegiatan penelitian untuk merancang penerapan ilmu keperawatan
yang aplikatif.
c. Melaksanakan pengabdian masysrakat berupa tindakan keperawatan nyata yang
berdasarkan evident base ilmu keperawatan.
d. Menjalin dan melaksanakan kerjasama dengan stakelholder / instansi terkait dalam
mengembangkan pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian dan
penyaluran lulusan.
Kata Pengantar
Modul Praktik Klinik ini dibuat untuk memberikan pedoman kepada para
pembimbing klinik mata kuliah keperawatan Gerontik dalam merencanakan, menyajikan
dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran kepada mahasiswa dengan menggunakan
pendekatan kurikulum berbasis kompetensi untuk keperawatan gerontik di era pandemic.
Berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran kompetensi
digunakan dengan mempertimbangkan manfaat yang maksimal dari metode yang dipilih
dan menghasilkan output dengan kriteria unjuk kerja untuk masing-masing kompetensi dan
subkompetensi yang dibina dalam mata kuliah.
Pengembangan rencana pembelajaran mengacu kepada pencapaian indikator tujuan
pembelajaran dalam bentuk silabi praktik klinik. Pencapaian mata ajaran dilakukan dengan
berbagai pendekatan yang sesuai seperti pre-post conference, pembuatan laporan, bedside
teaching secara daring, pengelolaan kasus dan pencapaian target ketrampilan. Evaluasi
pembelajaran dilakukan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi dan
subkompetensi dengan responsi dari laporan kasus kelolaan.
Semoga modul praktik klinik ini dapat digunakan sebagai penuntun dalam
pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi Keperawatan gerontik di Program Studi
Keperawatan Purwokerto pada masa pendemi ini. Saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaan panduan ini.
Purwokerto,
Koordinator
Keperawatan Gerontik
DAFTAR ISI
Halaman
HalamanJudul ................................................................................................ ii
Kata Pengantar....................................................................................................iv
Daftarisi ...............................................................................................................v
1. Tema Modul...................................................................................................1
2. Mata Kuliah ....................................................................................................1
3. Jumlah SKS .....................................................................................................1
4. Alokasi Waktu ................................................................................................1
5. Semester ..........................................................................................................1
6. Tujuan ..............................................................................................................1
7. Gambaran Umum Modul .............................................................................1
8. Karaktristik Mahasiswa..................................................................................2
9. Target Kompetensi .........................................................................................2
10. Indikator Ketercapaian ..................................................................................2
11. Strategi Pembelajaran ....................................................................................2
12. Sarana Penunjang Pembelajaran ................................................................. 3
13. Prosedur Pelaksanaan Praktik...................................................................... 3
14. Metode Evaluasi ............................................................................................ 4
15. Metode Penilaian .......................................................................................... 4
16. Lampiran – lampiran
17. Daftar Pustaka
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08
A. PENDAHULUAN
B. TUJUAN
a. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Umum :
Setelah menyelesaikan praktik keperawatan Gerontik mahasiswa mampu
melaksanakan asuhan keperawatan gerontik melalui langkah-langkah proses
keperawatan tahap pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, implementasi,
dan evaluasi keperawatan gerontik ( dengan fokus utama klien individu)
2. Tujuan Khusus :
Setelah menyelesaikan kegiatan praktik lapangan keperawatan gerontik,
peserta didik kompeten dalam :
a. Mengkaji secara paripurna terhadap kebutuhan dan masalah keperawatan pada
lansia meliputi : identifikasi data, pengumpulan data dengan metoda dan
strategi yang sesuai, analisa data dan penentuan masalah keperawatan sesuai
prioritas pada individu, yang ada lansia.
b. Menetapkan diagnose keperawatan pada individu gerontik.
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada individu gerontik.
d. Melaksanakan intervensi keperawatan pada individu gerontik.
e. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada individu gerontik.
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada individu gerontik.
C. KARAKTERISTIK MAHASISWA
Mahasiswa reguler dengan persayaratan mata kuliah pendukung keperawatan
gerontik, perawatan gerontik dan Promosi Kesehatan.
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08
D. TARGET KOMPETENSI
a. Mahasiswa diharapkan mampu memberdayakan lansia, maupun pemberian asuhan
keperawatan lansia dengan masalah yang lazim terjadi.
b. Sub kompetensi Puskesmas :
1. Laporan pendahuluan sesuai dengan kasus
2. Membuat Asuhan keperawatan gerontik lengkap ( individu) / 1 kasus kelolaan.
3. Melaksanakan Terapi modalitas dan pendokumentasi dimasing-masing tempat
berdomisili/bisa dikerjakan secara individu
4. Terapi Modalitas dikerjakan pada saat praktek, dan didokumentasikan melalui
vidio di daringkan
5. Terapi modalitas disesuaikan masalah yang muncul pada saat pengkajian
(individu)
E. INDIKATOR KETERCAPAIAN
Mahasiswa setelah melaksanakan praktek keperawatan gerontik mampu :
1. Mahasiswa mampu memandirikan lansia untuk pemenuhan kebutuhan dasar
2. Mahasiswa mampu memberikan penyuluhan kesehatan sehingga lansia sehat dan
produktif
3. Mahasiswa mampu memberikan pendidikan therapi modalitas supaya dalam
ADL dan kognitif tidak tergantung pada orang lain
4. Mahasiswa mampu memberikan pertolongan pertama bila lansia mengalami sakit
5. Mahasiswa mampu membuat askep keperawatan gerontik dan dapat memberikan
informasi kesehatan untuk persiapan hari akhir (spiritual,psikologis)
F. MATERI PEMBELAJARAN
1. Konsep pengkajian paripurna (P3G : fisik, mental, sosial spiritual / screening
ADL, IADL, MMSE,SPSMQ, GDS, APGAR, )
2. Perumusan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada lansia ( fisik,
mental, sosial, spiritual ) pada indi dan kelg lansia
3. Intervensi ( NIC NOC, dengan masalah –masalah fisik, mental, sosial, spiritual
pada lansia)
4. Praplanning Terapi Modalitas di Posyandu lansia
5. Membuat media penyuluhan kesehatan dan Promosi Kesehatan pada lansia
G. STRATEGI PEMBELAJARAN
PELAKSANAAN
1. Waktu praktik ;
Praktek keperawatan gerontik (1 sks) dilaksanakan dengan kketentuan :
Kelompok :
a. Pelaksanaan praktek Keperawatan gerontik 1 minggu Mulai tanggal 8 Februari
2021 sampai dengan 13 Februari 2021
b. Jumlah : 6 kelompok ( Daftar mahasiswa terlampir)
c. Tempat : Wilayah Tinggal masing-masing
d. Kelompok : 1 s/d 6
Jadwal dan daftar nama mahasiswa / kelompok praktek dalam lampiran
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08
2. Tempat praktik
- Lampiran
3. Pembimbing
Dosen Pembimbing :
1. Taat Sumedi, S.Kep, Ns. MH. (Koordinator Gerontik)
2. Sugeng Riyadi S.Kep.Ns. M.Si
3. Ani Kuswati S.Kep.Ns MH
4. Esti Dwi Widayanti S.Kep.Ns. M.Kep
5. Maesye M .Kuhu SKM. MPH
6. Ulfah Agus Sukrilah S.Kep.Ns.MH
I. PROSEDUR
METODA KEGIATAN PRAKTIK
Selama kegiatan praktik keperawatan gerontik, proses praktik dan bimbingan akan
dilakukan melalui tahapan orientasi, latihan dan pemberian umpan balik. Tahapan
tersebut secara rinci dapat dilihat pada table beriktu ini :
Table 1
Tahapan Kegiatan
Orientasi Penjelasan praktik
Kompetensi Pengelolaan : Individu (askep lansia lengkap di wilayah
Puskesmas masing-masing.
Membuat Praplanning Therapi modalitas di masing -masing
secara individu lansia dan pendokumentasian.melalui Vidio
Penilaian/ Evaluasi 1. Laporan pendahuluan sesuai dengan kasus.
2. Membuat Asuhan keperawatan dan melaksanakan promosi
kesehatan/prosedur gerontik lengkap ( individu)
3.Pelaksanaan terapi modalitas dan pendokumentasi
dikumpulkan dengan vidio dikumpulkan 2 hari pasca
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08
praktek .
SIKLUS PRAKTIK
Tabel II
Kegiatan Hari ke
1 2 3 4 5 6
1. Orientasi
a. Pembekalan X
Persiapan praktik
2. Pengelolaan kasus
a. Pengkajian X
b. POA X
c. Askep dan Promkes X
d. Therapi modalitas
X
dimasing-masing secara
individu
3. Pengumpulan laporan X
dengan vidio secara
daring dikumpulkan 2
hari pasca praktek .
J. METODE EVALUASI
1. Penilaian dilaksanakan secara komprehensif selama proses dari mulai persiapan
sampai dengan akhir kegiatan praktik.
2. Kedisiplinan dalam jadwal dan kegiatan menjadi indikator penting dalam penilaian.
3. Keaktifan setiap mahasiswa dalam kegiatan mandiri.
4. Partisipasi keluarga dan masyarakat dalam setiap kegiatan baik melalui
penggerakkan massa, sumberdaya masyarakat.
5. Proses bimbingan dan konsultasi dilakukan selama proses berdasarkan pembimbing
yang sesua dengan pembagian kelompok dilakukan secara : daring (zoom)
6. Kehadiran 100 %
K. METODE PENILAIAN
Pembimbing melakukan penilaian :
1. Etika, Kehadiran, Keaktifan, Kedisiplinan : 10 %
3. Individu : a. Laporan Pendahuluan 20 %
: b. Askep lansia 30%)
4. Therapi Modalitas Lansia secara individu dan Pendokumentasian Individu (40%)
Ketentuan lain.
1. Mahasiswa harus mematuhi tata tertib parktik
2. Mahasiswa memenuhi tugas yang telah ditetapkan
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08
3. Mahasiswa yang tidak masuk karena sakit mengganti praktik sesuai jumlah hari/jam
yang ditinggalkan
4. Mahasiswa yang tidak hadir tanpa keterangan harus mengganti dua kali jumlah
hari/jam yang ditinggalkan
5. Mahasiswa wajib memenuhi 100% kehadiran dan kompetensi yang ditetapkan
6. Mahasiswa wajib mengenakan dan menerapkan (Jaga jarak 1 s/d 2 meter, Pakai
mascer, Cuci tangan, Kurangi Mobilitas dan hindari kerumunan
7. Hal-hal yang belum diatur akan ditentukan kemudian
8. Tata Tertib Praktek di Era Pandemi Covid-19 :
L. DAFTAR PUSTAKA
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08
Arwani, (2002), a. Carol,K.R & Sue Ann., Adulth Health Nursing, A Biopsicho Social
Approach, Addison-Wesley, Publis.Co, Philladelphia.
Dep Kes R.I., (2001), Pedoman Pembinaan Kesehatan Usila Bagi Petugas Kesehatan .
Dep Kes R.I ., (2003), Pedoman Perawatan Usila di Rumah.
Eliopoulus, Charlotte ( 2005 ), Gerontologikal Nursing, 6 th edition, Philladelpia,
Lippincott Williams & Wilkins.
Luckenotte Anette, (2000), Gerontologikal Nursing, 2 nd editions, Mosby Years Book
Inc, Philladelphia, St.Louis.
M.Aniek., (1998). , Pengkajian Gerontologi, EGC Jakarta.
Nugroho W., ( 2000). Keperawatan Gerontik, EGC.Jakarta.
Mace, Nancy L., (2005) Teaching Dementia Care Skill And Understnding, Baltimore :
John Hopkins.
Mayer, Brena H. (Ed), (2002), Better Elder Care : A Nurse’s Guide To Caring For
Older Adults,. Pennysylvania, Springhouse.
Lampiran 1.
Kriteriapenilaian :
20
Lampiran 2 :
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08
Lampiran 3.
FORMAT PENILAIAN
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08
LAPORAN PENDAHULUAN
Nama Mahasiswa :
NIM :
JudulKasus:…………………………………………………………….
………………………………………………………………………………
Rentangnilai 0 - 100
Pembimbing.
Lampiran 4
Pembimbing Mahasiswa
(.........................................) (.........................................)
Lampiran 5.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA :
1. PENGKAJIAN RIWAYAT KESEHATAN
1) Identitas / data biografis klien
Nama :
Tempat Tgl Lahir :
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08
Pendidikan terakhir :
Gol. Darah :
Agama :
Status perkawinan :
Alamat : telepon.
Jenis Kelamin :
Orang yang paling dekat dihubungi :
Hubungan dengan usila :
Alamat & jenis kelamin orang dan keluarga tersebut :
2) Riwayat keluarga
a. Pasangan : hidup/mati.
b. Kesehatan :
c. Umur :
d. Pekerjaan :
e. Alamat :
f. Kematian :
g. Sebab kematian :
h. Tahun meninggal :
i. Anak : hidup/mati.
j. Nama :
k. Alamat :
l. Kematian, :
m. Sebab kematian :
3) Riwayat pekerjaan
Status pekerjaan saat ini :
Pekerjaan sebelumnya :
Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan :
Alamat :
Pekerjaan :
Jarak tempat kerja dari rumah :
Alat transportasi.
Kondisi panti :
5) Riwayat rekreasi.
Hoby/minat :
Keanggotaan organisasi :
Liburan perjalanan :
Kegiatan dipanti :
7) Kebiasaan ritual
Agama :
Istirahat tidur :
Kebiasaan ibadah :
Kepercayaan :
Ritual makan :
b. integument.
Lesi/luka, pruritus, perubahan pigmentasi, perubahan struktur, perubahan
nevi,sering memar, perubahan rambut, kuku, katimumul pada jari kaki &
kallus, pola penyembuhan lesi & memar, elastisitas/turgor.
c. Hemopoetik
Perdarahan/memar abnormal, pembengkakan kelenjar limfe, anemia,riwayat
tranfusi darah
d. Kepala
Sakit kepala, trauma masa lalu, pusing, gatal kulit kepala, lesi/luka.
e. Mata
Perubahan penglihatan, pemakaian kaca mata/lensa kontak, nyeri, air mata
berlebihan, pruritus, bengkak sekitar mata, floater, diplopia, kabur, fotopobia,
skoamata, riwayat infeksi, tanggal pemeriksaan paling akhir, dampak pada
penampilan ADL.
f. Telinga
Perubahan pendengaran, rabas, tinnitus, vertigo, sensitivitas pendengaran, alat-
alat protesa, riwayat infeksi, tanggal pemeriksaan paling akhir, kebiasaan
perawatan telinga, dampak pada penampilan ADL.
i. Leher
Kekakuan, nyeri tekan, benjolan/ massa, keterbatasan gerak, pembesaran
kelenjar tiroid.
j. Payudara
Benjolan/massa, nyeri/nyeri tekan, bengkak, keluar cairan dari putting susu,
perubahan pada putting susu, pola pemeriksaan payudara, tanggal mamografi
paling akhir.
k. Pernafasan
Batuk, sesak nafas, hemoptisis, sputum, mengi,asma/alergi,frekuensi,
auskultasi,palpasi, perkusi, wheezing.
l. Kardiovaskuler
Nyeri/ketidaknyamanan dada,palpitasi, sesak nafas,dispnea pada aktivitas,
dispnea nocturnal paroksimal, ortopnea, murmur, edema, varises, kaki
timpang, parestesia, perubahan warna kaki.
m. Gastrointestinal
Dysfagia, tidak dapat mencerna, nyeri ulu hati, pembesaran hepar,
mual/muntah, hematemesis, perubahan nafsu makan, intoleransi
makanan,ulkus, nyeri, ikterik,benjolan/massa, perubahan kebiasaan
defekasi,konstipasi, melena, hemoroid, perdarahan rectum, pola defekasi
biasanya.
n. Perkemihan
Disuria, frekuensi, menetes, ragu-ragu, dorongan, hematuria, poliuria, oliguria,
nokturia, inkontinensia, nyeri saat berkemih, batu, infeksi.
p. Musculoskeletal
Nyeri sendi, kaku, pembengkakan sendi, deformitas, spasme kram, kelemahan
otot, masalah cara berjalan, nyeri punggung, dampak pada penampilan ADL.
r. System endokrin
Intolerasni panas/dingin,goiter, pigmentasi kulit/tekstur, perubahan rambut,
polifagia,polidipsi, poliuria.
s. System immune
Kerentanan & sering terkena penyakit, imunisasi.
INDEKS KATZ
Score Criteria
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar
kecil, berpakaian dan mandi.
B Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari – hari, kecuali
satu dari fungsi tersebut.
C Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi dan satu fungsi tambahan.
D Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan.
E Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil, dan satu fungsi tambahan.
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08
Penilaian SPMSQ
1. Kesalahan 0 - 2 fungsi intelektual utuh
2. Kesalahan 3 – 4 fungsi intelektual ringan
3. Kesalahan 5 – 7 fungsi intelektual sedang
4. Kesalahan 8 – 10 fungsi intelektual berat
a. Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan SD
b. Bisa dimaklumi bila kurang dari satu kesalahan bila subyek kulit hitam
dengan menggunakan criteria pendidikan yang sama.
c. Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan untuk subyek kulit hitam
dengan menggunakan criteria pendidikan yang sama.
Nilai kemungkinan paling tinggi adalah 30, nilai 21 atau 21 / kurang menunjukkan
adanya kerusakan kognitif yang memerlukan penyelidikan lanjut.
Ikuti perintah 3-langkah “ambil kertas di tangan kanan anda, lipat dua, dan taruh di lantai”(3
poin)
Baca dan turuti hal berikut:”tutup mata anda” (1 poin)
Tulis satu kalimat (1 poin)
Menyalin gambar (1poin )
Kaji tingkat kesadaran sepanjang kontinum :
composmentis..apatis…somnolen…suporus…koma
Alat pengukur status afektif digunakan untuk membedakan jenis depresi serius yang
mempengaruhi fungsi – fungsi dari suasana hati rendah umum pada banyak orang .
Depresi umum pada lansia dan sering dihubungkan dengan kacau mental dan disorientasi,
sehingga seorang lansia depresi sering disalah mengertikan dengan demensia. Pemeriksaan
status mental tidak dengan jelas membedakan antara depresi dan demensia, sehingga
pengkajian afektif adalah alat tambahan yang penting.
Inventaris depresi Beck berisi 13 hal yang menggambarkan berbagai gejala dan sikap yang
berhubungan dengan depresi
Skore Uraian
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih / tidak bahagia di mana saya tak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya.
1 Saya merasa sedih/galau
0 Saya tidak merasa sedih
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan saya adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat
membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang ke depan.
1 Saya mersa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis /kecil hati tentang masa depan
C. Rasa Kegagalan
3 Saya merasa saya benar-benar gagal sebagai seseorang ( orang tua, suami, istri )
2 Saya melihat ke belakang hidup saya, semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan
1 Saya merasa saya telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah-olah saya sangat buruk / tak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk/ tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah
F. Tidak menyukai diri sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sndiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membehayakan diri sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh dir
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran – pikiran mengenai membahayakan diri sendiri
H. Menarik diri dari social
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli pada
mereka semua
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit
perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain daripada sbelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain.
I. Keragu – raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan.
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08
Penilaian :
0-4 depresi tidak ada/minimal.
5 – 7 depresi ringan
8 – 15 depresi sedang
>16 depresi berat
Selain itu depresi lansia dapat diukur dengan menggunakan Skala Depresi Geriatrik
Yesavage dengan penilaian jika jawaban pertanyaan sesuai indikasi dinilai poin 1 (nilai 1
poin untuk setiap respons yang cocok dengan jawaban ya atau tidak setelah pertanyaan), nilai
5 atau lebih dapat menandakan depresi
11. Apakah anda merasa saya sangat tidak berguna dengan keadaan anda sekarang?.(ya)
12. Apakah anda merasa penuh berenergi ? ( tidak )
13. Apakah anda berfikir bahwa situasi anda tak ada harapan? (ya)
14. Apakah anda berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik daripada Anda? (ya)
APGAR KELUARGA
No Fungsi Uraian Skore
1 Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada 2 = selalu
keluarga(teman-teman) saya untuk membantu pada 1= kadang-2
waktu sesuatu menyusahkan saya 0= tdk pernah
2 Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya
3 Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas / arah baru
4 Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan berespons terhadap emosi-
emosi saya, seperti marah, sedih, atau mencintai
5 Pemecahan Saya puas dengan cara – cara teman saya dan saya
menyediakan waktu bersama-sama.
DATA PENUNJANG :
- Hasl Laboratorium :
- Radiologi :
- Dsb…
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08
Lampiran 6.
Contoh dalam penyusunan SAP
Lampiran : SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TB
Pokok Bahasan : Pencegahan Penularan Penyakit TB
Sub Pokok Bahasan : Mencegah penularan TB
Sasaran : Masyarakat RW. X
Hari/Tanggal : Kamis, Mei 20'
Waktu : 15 menit
Tempat : Balai R.W. X
A. Latar Belakang :
Tuberculosis (TBC) adalah penyakit lama, namun sampai saat ini masih belum bisa
dimusnahkan. Jika dilihat secara global, TBC membunuh 2 juta penduduk dunia setiap
tahunnya, dimana angka ini melebihi penyakit infeksi lainnya. Bahkan Indonesia adalah
negara terbesar ketiga dengan jumlah pasien TBC terbanyak didunia setelah cina dan
india. Sulit memusnahkan penyakit yang disebabkan oleh bamteri Myobacterium
Tuberculosisi ini disebabkan obat yang digunakan, karena itu ,upaya penemuan obat baru
terus dilakukan.
B. Tujuan
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pelatihan tentang TBC klien beserta masyarakat apat memahami
mengenai pentingnya menjaga kesehatan keluarga.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pelatihan tentang TBC diharapkan masyarakt RW. X dapat :
1. menjelaskan kembali pengertian TBC
2. menyebutkan penyebab TBC
3. menyebutkan tanda dan gejala TBC
4. Menjelaskan penanganan TBC
5. menjelaskan cara pencegahan TBC.
C. Pelaksanaan ;
1. Hari/ tanggal : 17 Mei 20'
2. Waktu : 30 menit
3. Sasaran : Masyarakat RW X
4. Tempat : Balai RW X
5. Pemberi Penyuluh : Bp TT S.
6. Metode : Ceramah , demonstrasi
7. Media : Standar Opersional Prosedur (SOP) ,leaflet
8. Materi :
9. Kegiatan Penyuluhan
2 Inti : 20Menit
- Melakukan appersepsi
- Menjelaskan pengertian
tentang TBC
- Menjelaskan Penyebab TBC
- menyebutkan tanda-tanda dan
gejala TBC
- Menjelaskan cara penangan
TBC
- Menjelaskan pencegahan TBC
- memberikan kesempatan
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08
E. Evaluasi :
1. Secara Formati dan Sumatif
2. Disesuaikan SOP
I. TOPIK KEGIATAN
Terapi Modalitas
II. TUJUAN
A. Tujuan Umum
1. Pasien mampu memperkenalkan dirinya dengan baik.
2. Pasien dapat berorientasi pada waktu, tempat, orang dan situasi dengan baik
B. Tujuan Khusus
1. Pasien mampu menyebutkan namanya sendiri.
2. Pasien mampu menyebutkan tempat, waktu, orang dan situasi.
3. Pasien mampu meningkatkan hubungan interpersonal antara anggota kelompok,
berkomunikasi dan saling memperhatikan antar anggota kelompok.
Demensia adalah nama lain dari penyakit pikun. Penyakit ini muncul seiring
bertambahnya usia dan biasanya menimpa pada orang-orang tua yang sering kita
sebut kakek/nenek. Secara garis besar keadaan demensia dibagi atas dua
golongan, yakni demensia primer dan sekunder. Demensia alzheimer tergolong
dalam demensia primer. Sedangkan demensia sekunder antara lain disebabkan
karena penyakit stroke, cidera otak berat (pada petinju), infeksi otak,
menggunakan narkoba, dan lain sebagainya. Selain faktor usia, faktor keturunan
juga disebut-sebut menyebabkan munculnya penyakit ini.
Gejala Demensia
Gejala gangguan perilaku lain yang sering dialami penderita penyakit ini adalah
mereka jadi mudah tersinggung, sering merasa cemas, sulit tidur, pencuriga,
sering keluyuran, bahkan berperilaku memalukan, misalnya telanjang di depan
umum, pergi ke kantor dengan pakaian tidur, dan sebagainya. Lansia sering kali
menutup-nutupi hal tersebut dan meyakinkan diri sendiri bahwa itu adalah hal
yang biasa pada usia mereka. Kejanggalan berikutnya mulai dirasakan oleh
orang-orang terdekat yang tinggal bersama, mereka merasa khawatir terhadap
penurunan daya ingat yang semakin menjadi, namun sekali lagi keluarga merasa
bahwa mungkin Lansia kelelahan dan perlu lebih banyak istirahat. Mereka
belum mencurigai adanya sebuah masalah besar di balik penurunan daya ingat
yang dialami oleh orang tua mereka.
Gejala demensia berikutnya yang muncul biasanya berupa depresi pada Lansia,
mereka menjaga jarak dengan lingkungan dan lebih sensitif. Kondisi seperti ini
dapat saja diikuti oleh munculnya penyakit lain dan biasanya akan memperparah
kondisi Lansia. Pada saat ini mungkin saja Lansia menjadi sangat ketakutan
bahkan sampai berhalusinasi. Di sinilah keluarga membawa Lansia penderita
demensia ke rumah sakit di mana demensia bukanlah menjadi hal utama fokus
pemeriksaan.
b. Komunikasi
1. Membina hubungan saling percaya
2. Umpan balik yang positif
3. Tentramkan hati
4. Ulangi kontrak
5. Respek, pendengaran yang baik
6. Jangan terdesak
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08
7. Jangan memaksa
8. Komunikasi verbal
Jelas, Ringkas, Tidak terburu buru,Topik percakapan dipilih oleh pasien,
Topik buat spesipik, Waktu cukup untuk pasien, Pertanyaan tertutup,
Pelan dan diplomatis dalam menghadapi persepsi yang salah, Empati,
Gunakan tehnik klarifikasi, Summary, Hangat, Perhatian
c. Pengaturan koping
Koping yang selama dipakai ini yang positif positif dimaksimalkan dan
yang negatif diminimalkan,Bantu mencari koping baru yang positif
d. Kurangi agitasi
Ddidorong melakukan sesuatu yang tidak biasa dan tidak jelas, beri
penjelasan, - beri pilihan.
penyaluran energi
Perawatan mandiri , Menggunakan kekuatan dan kemampuan dengan tepat,
misalnya berolahraga, Saat agitasi :
Tetap senyum ,Tujukkan sikap bersahabat, Empati
- Therapi relaksasi
• Untuk mengurangi ketegangan dan stres
• Deep Breathing
• Konsentrasi
- Kelompok pendukung dan konseling
• Ekspres filling
• Pemecahan masalah yang dilakukan dengan cara :
1. Meningkatkan harga diri
2. Meningktkan percaya diri
3. Meningkatkan simpati
4. Meningkatkan empati
l. Isolasi sosial
- Mulai kotak dengan keluarga
- Teman dekat
- Dorong berhubungan dengan orang lain
- Masukkan dalam kelompok aktifitas
- Buat jadwal kontak sosial secara teratur
B. Waktu
± 30 menit
= Fasilitator
= Klien
= Observer
B. Hari/tanggal
Kamis,tgl.
C. Waktu
000 s.d 000
D. Pengorganisasian
1. Jumlah dan nama klien
4 orang: Dian, Ambal, Eka, Triya
2. Leader dan uraian tugas: Badrus
Tugas:
Memimpin jalanya Terapi Modalitas Orientasi Realita
Merencanakan, mengontrol dan mengendalikan jalanya terapi
Membuka acara
Menjelaskan aturan main (cara permainan dan waktu permainan)
Memimpin terapi modalitas
Menutup acara diskusi
3. Fasilitator
Gina, Ayu, Marita
Tugas:
Memfalisitasi pasien dalam terapi modalitas orientasi realita
Mengarahkan pasien yang kurang kooperatif
4. Observer
Ima
Tugas:
Mengobservasi jalannya terapi modlitas orientasi realita, mulai dari
persiap an, proses dan penutup dengan format evaluasi perilaku
Menilai aspek kemampuan pasien dalam memperkenalkan diri
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08
E. Langkah-langkah
Tahap pre interaksi :
1. Melakukan pengecekan program terapi dokter dan validitas data.
2. Mencuci tangan.
Tahap Orientasi :
1. Memberikan salam terapeutik.
2. Klarifikasi perasaan klien.
3. Melakukan kontrak (waktu,tempat, topik)
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Tahap Kerja :
1. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman.
2. Duduk berhadapan (untuk kelompok disesuaiakan).
3. Leader : memimpin langkah-langkah pelaksanaan terapi orientasi realita.
• Memandu satu klien untuk melihat jam atau kalender, tempat atau ruangan
dengan tata letak perabotan (meja kursi, ruang tidur dan seterusnya secara satu
per satu dan perlahan –lahan (metode bisa variasi).
• Pertama-tama satu topik dulu, misalnya mengenai waktu, selanjutnya ke
orientasi tempat /orang.
• Mengajurkan klien tersebut untuk menjelaskan kembali waktu yang telah
disampaikan perawat, dan tanggal serta ruang yang tadi telah disampaikan.
• Memandu pada lansia lain secara bergantian untuk memberitahukan jam dan
tanggal, orang, tempat, saat ini.
• Secara bergantian juga pada lansia yang lainnya.
4. Fasilisator : memfasilitasi kemampuan hubungan sosial masing-masing klien
pada saat dilakukan terapi.
5. Leader : mengobservasi kemampuan klien dalam terapi modalitas.
6. Observer : Mengobservasi kemampuan klien dalam pelaksanaan terapi.
Memberi penelitian terhadap masing-masing lansia yang dilakukan terapi.
Tahap Terminasi :
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08
setiap pertemuan.
V. TATA TERTIB
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan terapi modalitas orientasi realita
b. Berpakaian rapi dan bersih
c. Peserta tidak diperkenankan makan dan merokok selama terapi
d. Peserta tidak meninggalkan kegiatan sebelum kegiatan selesai
e. Peserta hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai
f. Peserta yang ingin mengajukan pertanyaan mengangkat tangan terlebih
dahulu dan berbicara setelah dipersiapkan.
g. Apabila peserta akan meninggalkan tempat kegiatan ijin terlebih dahulu pada
terapis
Beritahu pasien bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti oleh
pasien tersebut
VIII. PENUTUP
Demikian protokol ini kami susun, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam
proses penulisan. Atas perhatian dan dukungannya kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA