Anda di halaman 1dari 42

IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

MODUL PRAKTIK KEPERAWATAN GERONTIK


MASA PANDEMI COVID -19

MATA KULIAH : PRAKTEK KEPERAWATAN GERONTIK


BEBAN STUDI : 1 SKS

Disusun Oleh

1. Taat Sumedi, S.Kep, Ns. MH.


2. Sugeng Riyadi,S,Kep. Msi.
3. Maisje M.Kuhu.MPH
4. Esti DwiW,S.Kep.Ns.M.Kep
5. Ani Kuswati,S.Kep.Ns. M.H
6. UlfahAgusSukrilah,S.Kep. M.H

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI KEPERAWATAN PURWOKERTO
TAHUN 2020/2021
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

VISI
Menjadipusat pendidikan vokasi yang menghasilkan perawat trampil,
beretika, dan mampu bersaing di era global 2025

MISI
Untuk mempermudah pencapaian visi yang telah ditetapkan bersama di atas, maka
dijabarkan secara rinci dalam bentuk misi Program Studi D III Keperawatan Purwokerto,
Dasar utama penjabaran misi Program Studi D III Keperawatan sebagai berikut :
a. Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran terkini dengan menekankan
penguasaan ketrampilan dasar, mengembangkan sikap peduli (caring),
pembentukan etika perilaku berbudaya dalam rangka mewujudkan budi pekerti
luhur melalui metode pembelajaran yang dikembangkan secara terus menerus.
b. Melaksanakan kegiatan penelitian untuk merancang penerapan ilmu keperawatan
yang aplikatif.
c. Melaksanakan pengabdian masysrakat berupa tindakan keperawatan nyata yang
berdasarkan evident base ilmu keperawatan.
d. Menjalin dan melaksanakan kerjasama dengan stakelholder / instansi terkait dalam
mengembangkan pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian dan
penyaluran lulusan.

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO


Jl.Pertiwi, Mersi PO BOX 122,Purwokerto
Telp. ( 0281 ) 627961
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

Kata Pengantar

Modul Praktik Klinik ini dibuat untuk memberikan pedoman kepada para
pembimbing klinik mata kuliah keperawatan Gerontik dalam merencanakan, menyajikan
dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran kepada mahasiswa dengan menggunakan
pendekatan kurikulum berbasis kompetensi untuk keperawatan gerontik di era pandemic.
Berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran kompetensi
digunakan dengan mempertimbangkan manfaat yang maksimal dari metode yang dipilih
dan menghasilkan output dengan kriteria unjuk kerja untuk masing-masing kompetensi dan
subkompetensi yang dibina dalam mata kuliah.
Pengembangan rencana pembelajaran mengacu kepada pencapaian indikator tujuan
pembelajaran dalam bentuk silabi praktik klinik. Pencapaian mata ajaran dilakukan dengan
berbagai pendekatan yang sesuai seperti pre-post conference, pembuatan laporan, bedside
teaching secara daring, pengelolaan kasus dan pencapaian target ketrampilan. Evaluasi
pembelajaran dilakukan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi dan
subkompetensi dengan responsi dari laporan kasus kelolaan.
Semoga modul praktik klinik ini dapat digunakan sebagai penuntun dalam
pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi Keperawatan gerontik di Program Studi
Keperawatan Purwokerto pada masa pendemi ini. Saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaan panduan ini.

Purwokerto,
Koordinator
Keperawatan Gerontik

Taat Sumedi S.Kep.NS MH


IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

DAFTAR ISI

Halaman

HalamanJudul ................................................................................................ ii

Visi Misi Prodi Keperawatan Prodi Keperawatan Purwokerto...................iii

Kata Pengantar....................................................................................................iv

Daftarisi ...............................................................................................................v

1. Tema Modul...................................................................................................1
2. Mata Kuliah ....................................................................................................1
3. Jumlah SKS .....................................................................................................1
4. Alokasi Waktu ................................................................................................1
5. Semester ..........................................................................................................1
6. Tujuan ..............................................................................................................1
7. Gambaran Umum Modul .............................................................................1
8. Karaktristik Mahasiswa..................................................................................2
9. Target Kompetensi .........................................................................................2
10. Indikator Ketercapaian ..................................................................................2
11. Strategi Pembelajaran ....................................................................................2
12. Sarana Penunjang Pembelajaran ................................................................. 3
13. Prosedur Pelaksanaan Praktik...................................................................... 3
14. Metode Evaluasi ............................................................................................ 4
15. Metode Penilaian .......................................................................................... 4
16. Lampiran – lampiran
17. Daftar Pustaka
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

MODUL PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN GERONTIK

1. Tema modul : Praktek Klinik Keperawatan gerontik


2. Mata Kuliah : Keperawatan Gerontik
3. Jumlah SKS : 1SKS
4. Alokasi Waktu : 1 minggu
5. Tahun Ajaran : 2020/1021

A. PENDAHULUAN

Peningkatan Angka Harapan Hidup (AHH) di Indonesia merupakan salah satu


indikator keberhasil di Indonesia. AHH tahun 2014 pada penduduk perempuan adalah
72,6 tahun dan laki-laki adalah 68,7 tahun. Kondisi ini akan meningkatkan jumlah lanjut
usia di Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa ( 7,6% dari total penduduk). Pada tahun 2014
jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia menjadi 18,781 juta jiwa dan diperkrakan pada
tahun 2015, jumlah akan mencapai 36 juta jiwa. Usia lanjut akan menimbulkan maslah
kesehatan karena terjadi kemunduran fungsi tubuh apabila tidak dilakukan upaya
pelayanan kesehatan dengan baik.
Proses menua merupakan universal dan alami terjadi pada semua orang yang
memasuki usia tua. Namun proses menua ini secara pengalaman nyata setiap orang
mempunyai pengalaman yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh beberapa factor
seperti latar belakang keluarga, komunitas, Kesehatan, Agama (spiritual) dan social,
ekonomi, budaya.
Di Indonesia tipe keluarga luas (extended family) masih mendominasi tipe
keluarga yang ada di masyarakat, sehingga pelayanan keperawatan lansia atau
keperawatan gerontik.
Pelayanan keperawatan ini diberikan dengan focus keperawatan adalah
respons seseorang dalam menghadapi situasi kesehatannya tidak hanya pada kondisi
sakit atau kecacatan, tetapi kondisi sehat juga merupakan perhatian dalam pelayanan
keperawatan sehingga lansia tetap produktif dan bahagia. Lingkup pelayanan
keperawatan ini meliputi : 1) Pencegahan terhadap ketidakmampuan akibat proses
penuaan ; 2) Perawatan yang ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan akibat proses
penuaan dan 3) Pemulihan yang ditujukan untuk upaya mengatasi keterbatasan akibat
proses penuaan.4) Lansia masa yang akan datang lebih produktif.5) Pada lansia dapat
menikmati kehidupan yang lebih layak dan tidak terjadi ketergantungan, keluarga,
kelompok, masyarakat, instansi menjadi lansia yang sukses lahir dan batin.
Sejalan dengan hal tersebut diatas maka sesuai dengan bidang ilmu dan
kompetensi yang harus dimiliki oleh perawatan maka pengalaman praktik lapangan
merupakan proses yang perlu diberikan kepada mahasiswa keperawatan guna mencapai
kompetensi tersebut. Praktek keperawatan gerontik ini memiliki beban studi 1 sks,
merupakan kegiatan dalam rangka menerapkan konsep dasar dan teori terkait
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

kepereawatan gerontik dan melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan masalah


kesehatan yang lazim terjadi pada lansia di berbagai tatanan pelayanan kesehatan di
keluarga, yang dapat menerima dan mengelola lansia, puskesmas sebagai bahan rujukan
perawatan dan pengobatan lansia.

B. TUJUAN

a. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Umum :
Setelah menyelesaikan praktik keperawatan Gerontik mahasiswa mampu
melaksanakan asuhan keperawatan gerontik melalui langkah-langkah proses
keperawatan tahap pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, implementasi,
dan evaluasi keperawatan gerontik ( dengan fokus utama klien individu)
2. Tujuan Khusus :
Setelah menyelesaikan kegiatan praktik lapangan keperawatan gerontik,
peserta didik kompeten dalam :
a. Mengkaji secara paripurna terhadap kebutuhan dan masalah keperawatan pada
lansia meliputi : identifikasi data, pengumpulan data dengan metoda dan
strategi yang sesuai, analisa data dan penentuan masalah keperawatan sesuai
prioritas pada individu, yang ada lansia.
b. Menetapkan diagnose keperawatan pada individu gerontik.
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada individu gerontik.
d. Melaksanakan intervensi keperawatan pada individu gerontik.
e. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada individu gerontik.
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada individu gerontik.

b. GAMBARAM UMUM MODUL


Praktek keperawatan gerontik dilaksanakan sejalan dengan bidang ilmu dan
kompetensi yang harus dimiliki oleh perawat maka pengalaman praktik lapangan
merupakan proses yang perlu diberikan kepada mahasiswa keperawatan guna
mencapai kompetensi tersebut. Praktik keperawatan gerontik ini memiliki beban studi
1SKS, merupakan kegiatan dalam rangka menerapkan konsep dasar dan teori terkait
keperawatan gerontik dan melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan masalah
kesehatan yang lazim terjadi pada lansia di berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
Kegiatan ini dilaksanakan di wilayah daerah binaan puskesmas secara individu
dan kelompok. Adapun kegiatannya mengaplikasikan askep lansia, therapy modalitas
pada lansia, penyuluhan kesehatan lansia yang bermasalah dengan kesehatan.

C. KARAKTERISTIK MAHASISWA
Mahasiswa reguler dengan persayaratan mata kuliah pendukung keperawatan
gerontik, perawatan gerontik dan Promosi Kesehatan.
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

D. TARGET KOMPETENSI
a. Mahasiswa diharapkan mampu memberdayakan lansia, maupun pemberian asuhan
keperawatan lansia dengan masalah yang lazim terjadi.
b. Sub kompetensi Puskesmas :
1. Laporan pendahuluan sesuai dengan kasus
2. Membuat Asuhan keperawatan gerontik lengkap ( individu) / 1 kasus kelolaan.
3. Melaksanakan Terapi modalitas dan pendokumentasi dimasing-masing tempat
berdomisili/bisa dikerjakan secara individu
4. Terapi Modalitas dikerjakan pada saat praktek, dan didokumentasikan melalui
vidio di daringkan
5. Terapi modalitas disesuaikan masalah yang muncul pada saat pengkajian
(individu)

E. INDIKATOR KETERCAPAIAN
Mahasiswa setelah melaksanakan praktek keperawatan gerontik mampu :
1. Mahasiswa mampu memandirikan lansia untuk pemenuhan kebutuhan dasar
2. Mahasiswa mampu memberikan penyuluhan kesehatan sehingga lansia sehat dan
produktif
3. Mahasiswa mampu memberikan pendidikan therapi modalitas supaya dalam
ADL dan kognitif tidak tergantung pada orang lain
4. Mahasiswa mampu memberikan pertolongan pertama bila lansia mengalami sakit
5. Mahasiswa mampu membuat askep keperawatan gerontik dan dapat memberikan
informasi kesehatan untuk persiapan hari akhir (spiritual,psikologis)

F. MATERI PEMBELAJARAN
1. Konsep pengkajian paripurna (P3G : fisik, mental, sosial spiritual / screening
ADL, IADL, MMSE,SPSMQ, GDS, APGAR, )
2. Perumusan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada lansia ( fisik,
mental, sosial, spiritual ) pada indi dan kelg lansia
3. Intervensi ( NIC NOC, dengan masalah –masalah fisik, mental, sosial, spiritual
pada lansia)
4. Praplanning Terapi Modalitas di Posyandu lansia
5. Membuat media penyuluhan kesehatan dan Promosi Kesehatan pada lansia

G. STRATEGI PEMBELAJARAN

PELAKSANAAN
1. Waktu praktik ;
Praktek keperawatan gerontik (1 sks) dilaksanakan dengan kketentuan :
Kelompok :
a. Pelaksanaan praktek Keperawatan gerontik 1 minggu Mulai tanggal 8 Februari
2021 sampai dengan 13 Februari 2021
b. Jumlah : 6 kelompok ( Daftar mahasiswa terlampir)
c. Tempat : Wilayah Tinggal masing-masing
d. Kelompok : 1 s/d 6
Jadwal dan daftar nama mahasiswa / kelompok praktek dalam lampiran
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

(Lebih Jelas Melihat jadwal Praktek (lampiran )

2. Tempat praktik
- Lampiran
3. Pembimbing
Dosen Pembimbing :
1. Taat Sumedi, S.Kep, Ns. MH. (Koordinator Gerontik)
2. Sugeng Riyadi S.Kep.Ns. M.Si
3. Ani Kuswati S.Kep.Ns MH
4. Esti Dwi Widayanti S.Kep.Ns. M.Kep
5. Maesye M .Kuhu SKM. MPH
6. Ulfah Agus Sukrilah S.Kep.Ns.MH

Dosen Pembimbing Lapangan :


1. Pembimbing CI masing- masing puskesmas dimana tinggal
4. Jumlah mahasiswa
Terlampir

H. SARANA PENUNJANG PEMBELAJARAN


Penunjang pembelajaran dilapang meliputi :
1. LCD
2. ATK
3. Media alam/klasikal
4. Bag kit

I. PROSEDUR
METODA KEGIATAN PRAKTIK
Selama kegiatan praktik keperawatan gerontik, proses praktik dan bimbingan akan
dilakukan melalui tahapan orientasi, latihan dan pemberian umpan balik. Tahapan
tersebut secara rinci dapat dilihat pada table beriktu ini :
Table 1

KEGIATAN PRAKTIK LAPANGAN KEPERAWATAN GERONTIK

Tahapan Kegiatan
Orientasi Penjelasan praktik
Kompetensi Pengelolaan : Individu (askep lansia lengkap di wilayah
Puskesmas masing-masing.
Membuat Praplanning Therapi modalitas di masing -masing
secara individu lansia dan pendokumentasian.melalui Vidio
Penilaian/ Evaluasi 1. Laporan pendahuluan sesuai dengan kasus.
2. Membuat Asuhan keperawatan dan melaksanakan promosi
kesehatan/prosedur gerontik lengkap ( individu)
3.Pelaksanaan terapi modalitas dan pendokumentasi
dikumpulkan dengan vidio dikumpulkan 2 hari pasca
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

praktek .

SIKLUS PRAKTIK
Tabel II

Kegiatan Hari ke
1 2 3 4 5 6
1. Orientasi
a. Pembekalan X
Persiapan praktik
2. Pengelolaan kasus
a. Pengkajian X
b. POA X
c. Askep dan Promkes X
d. Therapi modalitas
X
dimasing-masing secara
individu
3. Pengumpulan laporan X
dengan vidio secara
daring dikumpulkan 2
hari pasca praktek .

J. METODE EVALUASI
1. Penilaian dilaksanakan secara komprehensif selama proses dari mulai persiapan
sampai dengan akhir kegiatan praktik.
2. Kedisiplinan dalam jadwal dan kegiatan menjadi indikator penting dalam penilaian.
3. Keaktifan setiap mahasiswa dalam kegiatan mandiri.
4. Partisipasi keluarga dan masyarakat dalam setiap kegiatan baik melalui
penggerakkan massa, sumberdaya masyarakat.
5. Proses bimbingan dan konsultasi dilakukan selama proses berdasarkan pembimbing
yang sesua dengan pembagian kelompok dilakukan secara : daring (zoom)
6. Kehadiran 100 %

K. METODE PENILAIAN
Pembimbing melakukan penilaian :
1. Etika, Kehadiran, Keaktifan, Kedisiplinan : 10 %
3. Individu : a. Laporan Pendahuluan 20 %
: b. Askep lansia 30%)
4. Therapi Modalitas Lansia secara individu dan Pendokumentasian Individu (40%)

Ketentuan lain.
1. Mahasiswa harus mematuhi tata tertib parktik
2. Mahasiswa memenuhi tugas yang telah ditetapkan
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

3. Mahasiswa yang tidak masuk karena sakit mengganti praktik sesuai jumlah hari/jam
yang ditinggalkan
4. Mahasiswa yang tidak hadir tanpa keterangan harus mengganti dua kali jumlah
hari/jam yang ditinggalkan
5. Mahasiswa wajib memenuhi 100% kehadiran dan kompetensi yang ditetapkan
6. Mahasiswa wajib mengenakan dan menerapkan (Jaga jarak 1 s/d 2 meter, Pakai
mascer, Cuci tangan, Kurangi Mobilitas dan hindari kerumunan
7. Hal-hal yang belum diatur akan ditentukan kemudian
8. Tata Tertib Praktek di Era Pandemi Covid-19 :

a.Mahasiswa mengikuti praktek dengan total kehadiran 100%.


b.Mengikuti jadwal praktek sesuai yang sudah dijadwalkan dan mengisi absensi
mahasiswa yang sudah disediakan dari Prodi Keperawatan Purwokerto.

L. DAFTAR PUSTAKA
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

Arwani, (2002), a. Carol,K.R & Sue Ann., Adulth Health Nursing, A Biopsicho Social
Approach, Addison-Wesley, Publis.Co, Philladelphia.
Dep Kes R.I., (2001), Pedoman Pembinaan Kesehatan Usila Bagi Petugas Kesehatan .
Dep Kes R.I ., (2003), Pedoman Perawatan Usila di Rumah.
Eliopoulus, Charlotte ( 2005 ), Gerontologikal Nursing, 6 th edition, Philladelpia,
Lippincott Williams & Wilkins.
Luckenotte Anette, (2000), Gerontologikal Nursing, 2 nd editions, Mosby Years Book
Inc, Philladelphia, St.Louis.
M.Aniek., (1998). , Pengkajian Gerontologi, EGC Jakarta.
Nugroho W., ( 2000). Keperawatan Gerontik, EGC.Jakarta.
Mace, Nancy L., (2005) Teaching Dementia Care Skill And Understnding, Baltimore :
John Hopkins.
Mayer, Brena H. (Ed), (2002), Better Elder Care : A Nurse’s Guide To Caring For
Older Adults,. Pennysylvania, Springhouse.

Disiapkan oleh : Diperiksa oleh : Disahkan oleh :


Koordinator Mata Kuliah Sekretaris Program Studi Ka.Prodi/Perwakilan jurusan
Mata Kuliah

Taat Sumedi. S.Kep.,Ns.,M.H Sugeng Riyadi, S.Kep,Ns,M.Si


NIP.196601151998031001 NIP: 197011231998031004 Walin, SST, M.Kes
NIP: 196504231988032002

Lampiran 1.

FORMAT EVALUASI SIKAP PRAKTEK KEPERAWATAN GERONTIK


IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

N Aspek Yang Dinilai Nil


O ai
1. Disiplin
- Hadirtepatwaktusesuaijadwal dan
tepatwaktudalammenyelesaikantugassesuaidenganketentuandenganefektifdalam
menggunkanwaktupraktekuntukmencapaikompetensi.
2. Tanggung Jawab
- Melaksanakan proses asuhankeperawatan yang
menjaditanggungjawabnyadenganbaik.
- Mengerjakanseluruhtugasdenganbaik.
- Mentaati tata tertib yang diterapkan
- Tidakmelempartanggungjawab pada orang lain.
3. Inisiatif
- Mengikuti proses praktikklinikdengansungguh-sungguh.
- Memiliikemauantinggiuntukmencapaitujuankompetensidalampraktekklinik.
- Proaktifselamamengikutipraktekklinik.
- Mandiridalammengerjakantugas
4. Kreatifitas
- Dapatmemanfaatkansarana yang
adauntukmencapaitujuankompetensidalampraktik.
- Menggunakanberbagaisumberbelajaruntukmencapaikompetensipraktik
- Dapatmenyelesaikanmaslah/kesulitan yang ada.
- Mampu memodifikasilingkunganuntukmencapaitujuanpraktik.
5. Kerjasama
- Dapatbekerjasamadenganbaikdengantim.
- Dapatbekerjasamadenganbaikdengankeluargakelolaan
- Dapatbekerjasamadenganbaikdenganpembimbing dan tim Kesehatan terkait.

Kriteriapenilaian :

Nilai 4 Anda memenuhi 4 aspek yang dinilai.

Nilai 3 Anda memenuhi 3 aspek yang dinilai.

Nilai 2 Anda memenuhi 2 aspek yang dinilai.

Nilai 1 Anda memenuhihanya 1 aspek yang dinilai.

Nilai:jumlahnilai yang ada = ……… =

20

Lampiran 2 :
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

PETUNJUK PEMBUATAN LAPORA PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

1. Halaman cover berisi judu lkasus, nama mahasiswa dan NIM


2. Sistematika dan isi LP meliputi:
a. Konsep dasar respon Lansia terhadap masalah Kesehatan Lansia yang terjadi (baik
lansia sehat maupun sakit dan proses penyakitnya kalau terjadi gangguan Kesehatan,
daridefinisi, etiologi, penyebab dan penatalaksanaannya.
b. Konsep dasar keperawatan lansia dengan focus yang sesuai dengan kasus yang akan
diambil.
c. Laporan pendahuluan diketik dengan font 12, 1,5 spasi, huruf Times New Roman dan
soft file dikirimkan lansung kedosen pembimbing untuk dilakukan proses bimbingan
pre conference, sebelum mulai melakukan kelolaan kasus.

Lampiran 3.

FORMAT PENILAIAN
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

LAPORAN PENDAHULUAN
Nama Mahasiswa :
NIM :
JudulKasus:…………………………………………………………….
………………………………………………………………………………

No Komponen Bobot Nilai


1 Pendahuluan :Latar belakang 8
2 Respon Lansia terhadap masalah 20
yang dihadapi
3 Etiologi 6
4 Tanda dan gejala 6
5 Patofisiologi 8
6 Komplikasi 6
7 Konsep askep gerontik 18
8 Patway keperawatan 8
13 Daftar pustaka: lebih dari 5 mutahir 7
14 Sistematika penulisan 6
15 Ketepatan waktu pengumpulan 7
TOTAL 100

Rentangnilai 0 - 100

Pembimbing.

Lampiran 4

FORMAT EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

Aspek yang dinilai Nilai Nilai Ket


Maksimum didapat
A. Pengkajian 10
1. Menetapkan data dasar yang lengkap (10)
a. Menggunakan sumber data yang sesuai
b. Menggunakan metode pengumpulan
data yang sesuai
c. Mengumpulkan data dasar dan data yang
berorientasi pada masalah dengan
menggunakan indicator penentu
d. Menggali persepsi Lansia terhadap
masalah
e. Mengkaji kemampuan lansia tentang
kesehatan dan pelayanan kesehatan
sesuai dengan dasar teori tentang
kerangka kerja pengkajian
f. Mencatat data dasarsecara :
1) Sistem
2) Ringkas
3) Akurat
2. Analisa Data (5) 5
a. Mengartikan hubungan antar faktor yang
terkait dengan kemampuan lansia
tentangkesehatan dan pelayanan
kesehatan
b. Mengidentifikas i pola dan/atau
kesenjangan antara hasil pengkajian
dengan kemampuan yang dimiliki lansia
tentang kesehatan dan pelayanan
kesehatan
B. Menetapkan diagnose Keperawatan kesehatan 15
lansia
1. Menetapkan diagnosa/masalah keperawatan
kesehatan lansia berdasarkan:
a. Data pengkajian yang akurat
b. Organisasi data mendukung dengan
tepat
2. Penapisan masalah kesehatan/diagnose
berdasarkan serangkaian kriteria
3. Mengubah/memperbaiki diagnose sesuai
dengan data yang didapat
4. Mencatat masalah/diagnose keperawatan
lansia
a. Sistematis
b. Ringkas
c. Akurat
C. Perencanaan (20) 20
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

1. Menyertakan lansia dalam membuat


rencana keperawatan
2. Merumuskan tujuan dengan :
a. Spesifik
b. Dapatdiukur
c. Relevan
d. Batas waktu
3. Sasaran dan tujuan diarahkan pada
pencapaian kemandirian lansia dalam
kesehatan dan pelayanan kesehatan
4. Mengidentifikasi intervensi keperawatan
yang sesuai
5. Menetapkan kriteria dan standar evaluasi
D. ImplementasiKeperawatan (24) 24
1. Memberdayakanlansia dalam melaksanakan
intervensi keperawatan
2. Menggunakan teknik yang tepat dalam
melaksanakan intervensi keperawatan
3. Menggunakan strategi pendidikan
kesehatan
4. Mendemonstrasikan ketrampilan
komunikasi efektif
5. Mendiskusikan konsep kesehatan dan
pelayanan kesehatan yang kuat
6. Berfungsi sebagai coordinator dengan
mengidentifikasi, mengartikan, memulai dan
memelihara hubungan antara pelayanan
yang ada dan sesuai dengan yang ada
7. Mencatat intervensi keperawatan dengan
respon lansia :
a. Sistematis
b. Ringkas
c. Akurat
E. Evaluasi (14) 14
1. Menyertakan lansia dalam mengevaluasi
asuhan keperawatan lansia
2. Mengevaluasi asuhan keperawatan dengan
menggunakan kriteria dan standar evaluasi
3. Memodifikasi prioritas sasaran tujuan dan
intervensi keperawatan sesuai dengan hasil
evaluasi
4. Mendokumentasikan hasil evaluasi dan
perbaikanrencana
a. Sistematis
b. Ringkas
c. Akurat
F. Ketrampilan Profesional (12) 12
1. Mengevaluasi dampak perasaan, nilai, sikap
dan tingkah laku sendiri terhadap asuhan
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

keperawatan dan hubungan profesional


2. Menggunakan konsultasi intra professional
dalam mengambil keputusan
3. Menerima accountability (tanggung gugat)
terhadap praktik professional diri sendiri
a. Mencari dan menerima supervisi yang
sesuai
b. Teliti dan tepat dalam melaporkan tugas
1) Melaporkan tugas
2) Menyerahkan tugas
c. Segera melaporkan jika ada kesalahan
JUMLAH 100
EvaluasiPenilaian
Nilai Mentah Nilai Akhir
90 – 100 A Angka :
80 – 89 B
65 – 79 C Huruf :
55 – 64 D
< 55 E

Pembimbing Mahasiswa

(.........................................) (.........................................)

Lampiran 5.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA :
1. PENGKAJIAN RIWAYAT KESEHATAN
1) Identitas / data biografis klien
Nama :
Tempat Tgl Lahir :
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

Pendidikan terakhir :
Gol. Darah :
Agama :
Status perkawinan :
Alamat : telepon.
Jenis Kelamin :
Orang yang paling dekat dihubungi :
Hubungan dengan usila :
Alamat & jenis kelamin orang dan keluarga tersebut :

2) Riwayat keluarga
a. Pasangan : hidup/mati.
b. Kesehatan :
c. Umur :
d. Pekerjaan :
e. Alamat :
f. Kematian :
g. Sebab kematian :
h. Tahun meninggal :
i. Anak : hidup/mati.
j. Nama :
k. Alamat :
l. Kematian, :
m. Sebab kematian :

3) Riwayat pekerjaan
Status pekerjaan saat ini :
Pekerjaan sebelumnya :
Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan :
Alamat :
Pekerjaan :
Jarak tempat kerja dari rumah :
Alat transportasi.

4) Riwayat lingkungan hidup


Type tempat tinggal / panti :
Jumlah kamar :
Jumlah orang yang tinggal di rumah/panti :
Derajat privacy :
Tetangga terdekat :
Alamat /telepon :
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

Kondisi panti :

5) Riwayat rekreasi.
Hoby/minat :
Keanggotaan organisasi :
Liburan perjalanan :
Kegiatan dipanti :

6) Sumber/system pendukung yang digunakan


Dokter/perawat/bidan/fisioterapi, dll :
RS, klinik, yankes lain :
Jarak dari rumah/panti :
Makanan yang dihantar :
Perawatan sehari-hari oleh keluarga :

7) Kebiasaan ritual
Agama :
Istirahat tidur :
Kebiasaan ibadah :
Kepercayaan :
Ritual makan :

8) Status kesehatan saat ini


Status kesehatan selama 1 tahun dan 5 th yang lalu :
Keluhan kesehatan utama (PQRST) :Pengetahuan/pemahaman
dan penatalaksaan masalah kesehatan :
Derajat keseluruhan fungsi relative terhadap masalah kesehatan & fungsi relative
terhadap masalah kesehatan :
Diagnose medis.
Alasan masuk panti :
- Obata-obatan : nama dan dosis obat, waktu & cara penggunaan, dokter yang
memberi tanggal resep dan masalah karena obat-obatan.
- Status imunisasi
Tanggal terbaru imunisasi tetanus, difteria, influenza, dll.
- Alergi (catat agen & reaksi spesifik) : obat, makanan, kontak substansi, factor
lingkungan.
- Penyakit yang diderita.
- Nutrisi.
Diet 24 jam, riwayat peningkatan & penurunan BB, masalah dalam pemenuhan
nutrisi, kebiasaan.
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

9) Status kesehatan masa lalu


Penyakit masa kanak-kanak, penyakit serius/kronik, trauma, perawatan di RS
(alasan, tgl, tempat, durasi, dokter, perawat), operasi (jenis, tanggal, tempat, alas
an, dokter, hasil, perawat), riwayat obstetric.

10) Tinjauan system


Kaji ada tidaknya tanda-tanda/setiap gejala berikut ini :
a. Keadaan umum
Kelelahan, perubahan BB setahun lalu, perubahan nafsu makan, demam,
keringat malam, kesulitan tidur, sering pilek & infeksi, penilaian diri terhadap
status kesehatan, kemampuan melakukan ADL, tingkat kesadaran, TTV.

b. integument.
Lesi/luka, pruritus, perubahan pigmentasi, perubahan struktur, perubahan
nevi,sering memar, perubahan rambut, kuku, katimumul pada jari kaki &
kallus, pola penyembuhan lesi & memar, elastisitas/turgor.

c. Hemopoetik
Perdarahan/memar abnormal, pembengkakan kelenjar limfe, anemia,riwayat
tranfusi darah

d. Kepala
Sakit kepala, trauma masa lalu, pusing, gatal kulit kepala, lesi/luka.

e. Mata
Perubahan penglihatan, pemakaian kaca mata/lensa kontak, nyeri, air mata
berlebihan, pruritus, bengkak sekitar mata, floater, diplopia, kabur, fotopobia,
skoamata, riwayat infeksi, tanggal pemeriksaan paling akhir, dampak pada
penampilan ADL.

f. Telinga
Perubahan pendengaran, rabas, tinnitus, vertigo, sensitivitas pendengaran, alat-
alat protesa, riwayat infeksi, tanggal pemeriksaan paling akhir, kebiasaan
perawatan telinga, dampak pada penampilan ADL.

g. Hidung & sinus


Rinorea, rabas, epistaksis, obstruksi, mendengkur, nyeri pada sinus, drip
postnasal, alergi, riwayat infeksi, penilaian diri pada kemampuan olfaktorius.

h. Mulut & tenggorok


Sakit tenggorokan, lesi/ulkus, serak, perubahan suara, kesulitan menelan,
perdarahan gusi, karies, alat-alat protesa, riwayat infeksi, tgl pemeriksaan
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

paling akhir,pola menggosok gigi, pola flossing, masalah & kebiasaan


kebersihan gigi palsu.

i. Leher
Kekakuan, nyeri tekan, benjolan/ massa, keterbatasan gerak, pembesaran
kelenjar tiroid.

j. Payudara
Benjolan/massa, nyeri/nyeri tekan, bengkak, keluar cairan dari putting susu,
perubahan pada putting susu, pola pemeriksaan payudara, tanggal mamografi
paling akhir.

k. Pernafasan
Batuk, sesak nafas, hemoptisis, sputum, mengi,asma/alergi,frekuensi,
auskultasi,palpasi, perkusi, wheezing.

l. Kardiovaskuler
Nyeri/ketidaknyamanan dada,palpitasi, sesak nafas,dispnea pada aktivitas,
dispnea nocturnal paroksimal, ortopnea, murmur, edema, varises, kaki
timpang, parestesia, perubahan warna kaki.

m. Gastrointestinal
Dysfagia, tidak dapat mencerna, nyeri ulu hati, pembesaran hepar,
mual/muntah, hematemesis, perubahan nafsu makan, intoleransi
makanan,ulkus, nyeri, ikterik,benjolan/massa, perubahan kebiasaan
defekasi,konstipasi, melena, hemoroid, perdarahan rectum, pola defekasi
biasanya.

n. Perkemihan
Disuria, frekuensi, menetes, ragu-ragu, dorongan, hematuria, poliuria, oliguria,
nokturia, inkontinensia, nyeri saat berkemih, batu, infeksi.

o. Genito reproduksi pria.


Lesi, rabas, dispareunia, perdarahan pasca senggama, nyeri pelvic,
sistokel,/rektokel/prolaps, penyakit kelamin, infeksi, masalah aktivitas seksual,
riwayat menstruasi, pap smear terakhir.

p. Musculoskeletal
Nyeri sendi, kaku, pembengkakan sendi, deformitas, spasme kram, kelemahan
otot, masalah cara berjalan, nyeri punggung, dampak pada penampilan ADL.

q. System syaraf pusat


IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

Sakit kepala, kejang/sinkop, serangan jatuh, paralysys, paresis, masalah


koordinasi, tic/tremor/spasme, parestesia, cedera kepala, masalah memori.

r. System endokrin
Intolerasni panas/dingin,goiter, pigmentasi kulit/tekstur, perubahan rambut,
polifagia,polidipsi, poliuria.

s. System immune
Kerentanan & sering terkena penyakit, imunisasi.

t. System pengecapan berkurangnya rasa asin & panas.

u. System penciuman  peningkatan system penciuman.

v. Psikososial = cemas, depresi, insomnia, menangis, gugup, takut, masalah


dalam kehidupan, kesulitan berkonsentrasi, masalah dalam keputusan, stress,
kematian/kehilangan, dampak terhadap ADL.

11) Pengkajian status fungsional, kognitif, afektif, social.


Meliputi observasi kemampuan klien untuk melakukan aktifitas kehidupan sehari-
hari / Actvity dayli Leaving, fungsi kognitif, afektif dan social.
A. Pengkajian status fungsional
Mengukur kemampuan lansia untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara
mandiri.
Penentuan kemandirian fungsional dapat mengidentifikasi kemampuan dan
keterbatasan klien, menimbulkan pemilihan intervensi yang tepat.
Kemandirian pada aktivitas kehidupan sehari-hari berdasarkan pada evaluasi
fungsi mandiri/tergantung dari klien dalam mandi, berpakaian, pergi kekamar
mandi, berpindah, kontinen dan makan.

INDEKS KATZ
Score Criteria
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar
kecil, berpakaian dan mandi.
B Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari – hari, kecuali
satu dari fungsi tersebut.
C Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi dan satu fungsi tambahan.
D Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan.
E Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil, dan satu fungsi tambahan.
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

F Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari – hari, kecuali


mandi, berpakaian, berpindah dan satu fungsi tambahan.
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut.
Lain- Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat
lain diklasifikasikan sebagai C,D,E,F, dan G

B. Pengkajian status kognitif & afektif.


Menggunakan Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ) untuk
mendeteksi adanya dan tingkat kerusakan intelektual, terdiri dari 10 prtanyaan
mengetes orientasi, memori dalam hubungannya dengan kemampuan
perawatan diri, memori jauh, kemampuan matematis.

Short Portable Mental Status Questionnaire


Skore No Pertanyaan Jawaban
+ -
1 Tanggal berapa hari ini?
2 Hari apa sekarang ini?, (hari, tanggal, tahun)
3 Apa nama tempat ini ?
4 Berapa nomor telepon anda?
4a. Dimana alamat anda? (tanyakan hanya bila klien tidak
mempunyai telepon).
5 Berapa umur anda?
6 Kapan anda lahir?
7 Siapa presiden Indonesia sekarang?
8 Siapa presiden sebelumnya?
9 Siapa nama kecil ibu anda?
10 Kurangi 3 dari 10 dan tetap pengurangan 3 dari setiap
angka baru, semua secara menurun.
Jumlah kesalahan total

Penilaian SPMSQ
1. Kesalahan 0 - 2 fungsi intelektual utuh
2. Kesalahan 3 – 4 fungsi intelektual ringan
3. Kesalahan 5 – 7 fungsi intelektual sedang
4. Kesalahan 8 – 10 fungsi intelektual berat
a. Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan SD
b. Bisa dimaklumi bila kurang dari satu kesalahan bila subyek kulit hitam
dengan menggunakan criteria pendidikan yang sama.
c. Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan untuk subyek kulit hitam
dengan menggunakan criteria pendidikan yang sama.

Selain menggunakan form di atas, untuk mengujiaspek-aspek kognitif dari fungsi


mental : orientasi, registrasi, perhatian dan kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa
dapat digunakan Mini Mental Status Exam (MMSE).
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

Nilai kemungkinan paling tinggi adalah 30, nilai 21 atau 21 / kurang menunjukkan
adanya kerusakan kognitif yang memerlukan penyelidikan lanjut.

Mini Mental Status Exam


Nilai Max Pasien Pertanyaan
Orientasi
5 (tahun) (musim) (tanggal) (hari) ( bulan) apa sekarang?
5 Dimana kita : (Negara bagian) (wilayah) (kota) rumah sakit
(lantai)
Registrasi
3 Nama 3 obyek:1 detik untuk mengatakan masing-masing.
Kemudian tanyakan klien ketiga obyek setelah anda telah
mengatakannya. Beri 1 poin untuk setiap jawaban yang benar,
kemudian ulangi sampai ia mempelajari ketiganya. Jumlahkan
percobaan dan catat.
Percobaan …….
Perhatian & kalkulasi
5 Seri 7”s. 1 poin untuk setiap kebenaran
Berhenti setelah 5 jawaban. Bergantian eja “kata”ke belakang
Mengingat
3 Minta untuk mengingat ketiga obyek di atas
Berikan 1 poin untuk setiap kebenaran
Bahasa
9 Nama pensil, dan melihat (2 poin)
Mengulang hal berikut :”tak ada jika, dan, akan tetapi” (1 poin)
Nilai total

Ikuti perintah 3-langkah “ambil kertas di tangan kanan anda, lipat dua, dan taruh di lantai”(3
poin)
Baca dan turuti hal berikut:”tutup mata anda” (1 poin)
Tulis satu kalimat (1 poin)
Menyalin gambar (1poin )
Kaji tingkat kesadaran sepanjang kontinum :
composmentis..apatis…somnolen…suporus…koma

Alat pengukur status afektif digunakan untuk membedakan jenis depresi serius yang
mempengaruhi fungsi – fungsi dari suasana hati rendah umum pada banyak orang .
Depresi umum pada lansia dan sering dihubungkan dengan kacau mental dan disorientasi,
sehingga seorang lansia depresi sering disalah mengertikan dengan demensia. Pemeriksaan
status mental tidak dengan jelas membedakan antara depresi dan demensia, sehingga
pengkajian afektif adalah alat tambahan yang penting.
Inventaris depresi Beck berisi 13 hal yang menggambarkan berbagai gejala dan sikap yang
berhubungan dengan depresi

Inventaris Depresi Beck

Skore Uraian
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih / tidak bahagia di mana saya tak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya.
1 Saya merasa sedih/galau
0 Saya tidak merasa sedih
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan saya adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat
membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang ke depan.
1 Saya mersa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis /kecil hati tentang masa depan
C. Rasa Kegagalan
3 Saya merasa saya benar-benar gagal sebagai seseorang ( orang tua, suami, istri )
2 Saya melihat ke belakang hidup saya, semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan
1 Saya merasa saya telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah-olah saya sangat buruk / tak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk/ tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah
F. Tidak menyukai diri sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sndiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membehayakan diri sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh dir
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran – pikiran mengenai membahayakan diri sendiri
H. Menarik diri dari social
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli pada
mereka semua
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit
perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain daripada sbelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain.
I. Keragu – raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan.
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

0 Saya membuat keputusan yang baik


J. Perubahan gambaran diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek/ tampak menjijihkan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan perubahan yang permanen dalam penampilan
saya dan ini membuat saya tak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua/tidak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada sebelumnya
K. Kesulitan kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Ini memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya lelah lebih dari yang biasanya
0 Saya tidak lebih lelah dari biasanya
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya

Penilaian :
0-4 depresi tidak ada/minimal.
5 – 7 depresi ringan
8 – 15 depresi sedang
>16 depresi berat

Selain itu depresi lansia dapat diukur dengan menggunakan Skala Depresi Geriatrik
Yesavage dengan penilaian jika jawaban pertanyaan sesuai indikasi dinilai poin 1 (nilai 1
poin untuk setiap respons yang cocok dengan jawaban ya atau tidak setelah pertanyaan), nilai
5 atau lebih dapat menandakan depresi

Skala depresi Geriatrik Yesavage , bentuk singkat


1. Apakah pada dasarnya Anda puas dengan kehidupan Anda? (tidak)
2. Sudahkan anda mengeluarkan aktivitas dan minat anda? (Ya)
3. Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong? (Ya)
4. Apakah anda sering bosan ? (ya)
5. Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap waktu ? (tidak)
6. Apakah anda takut sesuatu akan terjadi pada anda? (ya)
7. Apakah anda merasa nahagia di setiap waktu? (tidak)
8. Apakah anda lebih suka tinggal di rumah pada malam hari, daripada pergi dan
melakukan sesuatu yang baru?.
9. Apakah anda merasa bahwa anda mempunyai lebih banyak masalah dengan ingatan
anda daripada yang lainnya?.
10. Apakah anda berfikir saat menyenangkan hidup sekarang ini? (tidak )
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

11. Apakah anda merasa saya sangat tidak berguna dengan keadaan anda sekarang?.(ya)
12. Apakah anda merasa penuh berenergi ? ( tidak )
13. Apakah anda berfikir bahwa situasi anda tak ada harapan? (ya)
14. Apakah anda berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik daripada Anda? (ya)

C. Pengkajian Status Sosial


Status sosial lansia dapat diukur dengan menggunakan APGAR Keluarga. Penilaian jika
pertanyaan-pertanyaan yang dijawab selalu (poin 2 ), kadang-kadang (poin 1), hampir
tidak pernah (poin 0).

APGAR KELUARGA
No Fungsi Uraian Skore
1 Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada 2 = selalu
keluarga(teman-teman) saya untuk membantu pada 1= kadang-2
waktu sesuatu menyusahkan saya 0= tdk pernah
2 Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya
3 Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas / arah baru
4 Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan berespons terhadap emosi-
emosi saya, seperti marah, sedih, atau mencintai
5 Pemecahan Saya puas dengan cara – cara teman saya dan saya
menyediakan waktu bersama-sama.

DATA PENUNJANG :
- Hasl Laboratorium :
- Radiologi :
- Dsb…
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

Lampiran 6.
Contoh dalam penyusunan SAP
Lampiran : SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TB
Pokok Bahasan : Pencegahan Penularan Penyakit TB
Sub Pokok Bahasan : Mencegah penularan TB
Sasaran : Masyarakat RW. X
Hari/Tanggal : Kamis, Mei 20'
Waktu : 15 menit
Tempat : Balai R.W. X

A. Latar Belakang :
Tuberculosis (TBC) adalah penyakit lama, namun sampai saat ini masih belum bisa
dimusnahkan. Jika dilihat secara global, TBC membunuh 2 juta penduduk dunia setiap
tahunnya, dimana angka ini melebihi penyakit infeksi lainnya. Bahkan Indonesia adalah
negara terbesar ketiga dengan jumlah pasien TBC terbanyak didunia setelah cina dan
india. Sulit memusnahkan penyakit yang disebabkan oleh bamteri Myobacterium
Tuberculosisi ini disebabkan obat yang digunakan, karena itu ,upaya penemuan obat baru
terus dilakukan.
B. Tujuan
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pelatihan tentang TBC klien beserta masyarakat apat memahami
mengenai pentingnya menjaga kesehatan keluarga.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pelatihan tentang TBC diharapkan masyarakt RW. X dapat :
1. menjelaskan kembali pengertian TBC
2. menyebutkan penyebab TBC
3. menyebutkan tanda dan gejala TBC
4. Menjelaskan penanganan TBC
5. menjelaskan cara pencegahan TBC.
C. Pelaksanaan ;
1. Hari/ tanggal : 17 Mei 20'
2. Waktu : 30 menit
3. Sasaran : Masyarakat RW X
4. Tempat : Balai RW X
5. Pemberi Penyuluh : Bp TT S.
6. Metode : Ceramah , demonstrasi
7. Media : Standar Opersional Prosedur (SOP) ,leaflet
8. Materi :
9. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Waktu Respon Audien Metode/media


.
1. Pembukaan : 5 Menit Jawab Salam dan Ceramah/
- Salam menyimak Laptop dan
- Perkenalan penjelasan , MIC
- Menjelaskan Tujuan bertanya
- Memberikan kesempatan untuk
bertanya

2 Inti : 20Menit
- Melakukan appersepsi
- Menjelaskan pengertian
tentang TBC
- Menjelaskan Penyebab TBC
- menyebutkan tanda-tanda dan
gejala TBC
- Menjelaskan cara penangan
TBC
- Menjelaskan pencegahan TBC
- memberikan kesempatan
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

audien untuk bertanya

E. Evaluasi :
1. Secara Formati dan Sumatif
2. Disesuaikan SOP

Lampiran 7. Contoh aplikasi therapi modakitas

TERAPI MODALITAS LANSIA DENGAN DIMENSIA

I. TOPIK KEGIATAN

Terapi Modalitas

II. TUJUAN

A. Tujuan Umum
1. Pasien mampu memperkenalkan dirinya dengan baik.
2. Pasien dapat berorientasi pada waktu, tempat, orang dan situasi dengan baik
B. Tujuan Khusus
1. Pasien mampu menyebutkan namanya sendiri.
2. Pasien mampu menyebutkan tempat, waktu, orang dan situasi.
3. Pasien mampu meningkatkan hubungan interpersonal antara anggota kelompok,
berkomunikasi dan saling memperhatikan antar anggota kelompok.

III. LANDASAN TEORI


A. Latar Belakang
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

Demensia adalah nama lain dari penyakit pikun. Penyakit ini muncul seiring
bertambahnya usia dan biasanya menimpa pada orang-orang tua yang sering kita
sebut kakek/nenek. Secara garis besar keadaan demensia dibagi atas dua
golongan, yakni demensia primer dan sekunder. Demensia alzheimer tergolong
dalam demensia primer. Sedangkan demensia sekunder antara lain disebabkan
karena penyakit stroke, cidera otak berat (pada petinju), infeksi otak,
menggunakan narkoba, dan lain sebagainya. Selain faktor usia, faktor keturunan
juga disebut-sebut menyebabkan munculnya penyakit ini.

Demensian adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penurunan


kemapuan daya ingat dan piker tanpa adanya penurunan fungsi kesadaran.
Demensia atau kepikunan sering kali dianggap wajar pada lansia karena
merupakan bagian dari penuaan yang normal. Faktor ketidaktahuan, baik dari
pihak keluarga , masyarakat, maupun oihak kesehatan mengenai tanda gejala
demensia, dapat menyebabkan demensia sering tidak terdeteksi dan lambat
ditangani. Seiring dengan meningkatnya jumlah lansia, masalah demensia ini
semakin sering dijumpai. Pemahaman yang benar tentang penyakit ini petng
dimiliki agar penyakit demensia dapat dideteksi dan ditangani sedini mungkin.

Gejala Demensia

Gejala penderita demensia adalah adannya perubahan kepribadian dan tingkah


laku sehingga mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Lansia dengan usia enam
puluh lima tahun keatas. Lansia penderita demensia tidak memperlihatkan gejala
yang menonjol pada tahap awal, mereka sebagaimana Lansia pada umumnya
mengalami proses penuaan dan degeneratif. Kejanggalan awal dirasakan oleh
penderita itu sendiri, mereka sulit mengingat nama cucu mereka atau lupa
meletakkan suatu barang.
Tanda-tanda demensia alzheimer antara lain
1. Lupa akan kejadian yang baru dialami
2. Kesulitan dalam berbahasa
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

3. Kesulitan melakukan pekerjaan sehari-hari


4. Sering salah menaruh barang-barang
5. Tidak dapat membuat keputusan
6. Serta kesulitan dalam hitung-menghitung sederhana.
7. Sering mengulang kata-kata
8. Tremor
9. Kurang koordinasi gerakan
10. Risiko kecelakaan
11. Kurang konsentrasi

Gejala gangguan perilaku lain yang sering dialami penderita penyakit ini adalah
mereka jadi mudah tersinggung, sering merasa cemas, sulit tidur, pencuriga,
sering keluyuran, bahkan berperilaku memalukan, misalnya telanjang di depan
umum, pergi ke kantor dengan pakaian tidur, dan sebagainya. Lansia sering kali
menutup-nutupi hal tersebut dan meyakinkan diri sendiri bahwa itu adalah hal
yang biasa pada usia mereka. Kejanggalan berikutnya mulai dirasakan oleh
orang-orang terdekat yang tinggal bersama, mereka merasa khawatir terhadap
penurunan daya ingat yang semakin menjadi, namun sekali lagi keluarga merasa
bahwa mungkin Lansia kelelahan dan perlu lebih banyak istirahat. Mereka
belum mencurigai adanya sebuah masalah besar di balik penurunan daya ingat
yang dialami oleh orang tua mereka.

Gejala demensia berikutnya yang muncul biasanya berupa depresi pada Lansia,
mereka menjaga jarak dengan lingkungan dan lebih sensitif. Kondisi seperti ini
dapat saja diikuti oleh munculnya penyakit lain dan biasanya akan memperparah
kondisi Lansia. Pada saat ini mungkin saja Lansia menjadi sangat ketakutan
bahkan sampai berhalusinasi. Di sinilah keluarga membawa Lansia penderita
demensia ke rumah sakit di mana demensia bukanlah menjadi hal utama fokus
pemeriksaan.

Gangguan Orientasi Realita


IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

Orientasi adalah kemampuan seseorang untuk mengenal lingkungannya serta


hubungannya dengan waktu, ruang, dan terhadap dirinya serta orang lain. Disorientasi
atau gangguan orientasi dapat timbul sebagai gangguan dari kesadaran, mengenai
waktu, tempat, dan orang. Disorientasi dapat terjadi pada setiap gangguan jiwa yang
mana ada kerusakan yang hebat dari ingatan, persepsi, dan perhatian.
Intervensi pada Demensia
a. Orientasi
Tujuan : Membentuk pasien berfungsi dilingkungannya
1. Tulis nama petugas pada kamar pasien jelas, besar, sehingga dapat
dibaca pasien
2. Orientasikan pada situasi lingkungan
3. Perhatikan penerangan terutama dimalam hari
4. Kontak personal dan fisik sesring mungkin
5. Libatkan dalam kegiatan terapi modalitas
6. Tanamkan kesadaran ;
a) Mengapa pasien dirawat
b) Memberikan percaya diri
c) Berhubungan dengan orang lain
d) Tanggap situasi lingkungan dengan menggunakan panca indera
e) Inyteraksi personal
f) Identifikasi proses pulang

b. Komunikasi
1. Membina hubungan saling percaya
2. Umpan balik yang positif
3. Tentramkan hati
4. Ulangi kontrak
5. Respek, pendengaran yang baik
6. Jangan terdesak
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

7. Jangan memaksa
8. Komunikasi verbal
Jelas, Ringkas, Tidak terburu buru,Topik percakapan dipilih oleh pasien,
Topik buat spesipik, Waktu cukup untuk pasien, Pertanyaan tertutup,
Pelan dan diplomatis dalam menghadapi persepsi yang salah, Empati,
Gunakan tehnik klarifikasi, Summary, Hangat, Perhatian
c. Pengaturan koping
Koping yang selama dipakai ini yang positif positif dimaksimalkan dan
yang negatif diminimalkan,Bantu mencari koping baru yang positif
d. Kurangi agitasi
Ddidorong melakukan sesuatu yang tidak biasa dan tidak jelas, beri
penjelasan, - beri pilihan.
penyaluran energi
Perawatan mandiri , Menggunakan kekuatan dan kemampuan dengan tepat,
misalnya berolahraga, Saat agitasi :
Tetap senyum ,Tujukkan sikap bersahabat, Empati

e. Keluarga dan masyarakat


- Siapkan keluarga untuk menerima keadaan pasien
- Siapkan fasilitas dalam berinteraksi dengan dimasyarakat
- Perlu bantuan dalam merawat 24 jam dirumah, yang diprogramkan
melalui ; Puskesmas, Pos-pos pelayanan kesehatan dirumah sakit
f. Farmakologi
- Tergantung penyebab gangguan, seperti Penyakit Alzheimer’s
- Pada orang tua harus hati-hati, karena keadaan yang sensitif
g. Wandering
Perilaku yang harus diperhatikan oleh pemberi perawatan
h. Therapeutik Milieu
Melakukan aktifitas yang berfungsi untuk perbaikan kognitif misalnya
diskusi kelompok /Stimulasi kognitif
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

Dukung perasaan aman, Situasi yang tenang, Rancangai fisik


konsisten, Struktur yang teratur, Fokus pada kekuatan dan
kemampuan, Minimalkan perilaku destruktif
i. Intervensi interpersonal
- Psychotherapi
- Life review therafi
Untuk menyelesaikan masalah yang melibatkan individu dan kelompok
dengan saling menceritakan riwayat hidup
- Latihan dan terafi kognitif
• Latihan daya ingat
• Memelihara inteligensia

- Therapi relaksasi
• Untuk mengurangi ketegangan dan stres
• Deep Breathing
• Konsentrasi
- Kelompok pendukung dan konseling
• Ekspres filling
• Pemecahan masalah yang dilakukan dengan cara :
1. Meningkatkan harga diri
2. Meningktkan percaya diri
3. Meningkatkan simpati
4. Meningkatkan empati

j. Gangguan daya ingat :


- Mulai percakapan dengan menyebut nama anda dan panggil nama pasien
- Hindarkan konfrontasi atas pernyataan pasien yang salah
- Penataan barang pribadi jangan dirubah
- Lakukan progran orientasi
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

k. G angguan perawatan diri :


- Buat jadwal mandi dengan teratur
- Tempatkan pakaian yang kemungkinan mudah dijangkau pasien
- Ajarkan cara mandi secara bertahap :
• Peralatan mandi
• Langkah-langkah mandi
• Perhatikan privacy
- Ajarkan cara berpakaian
• Buat langkah berpakaian yang rutin
• Hindarkan kancing dan resleting
• Beri instruksi yang sederhana
• Lakukan berulang-ulang
• Tetap perhatikan privacy
- Ajarkan BAB dan BAK pada tempatnya

l. Isolasi sosial
- Mulai kotak dengan keluarga
- Teman dekat
- Dorong berhubungan dengan orang lain
- Masukkan dalam kelompok aktifitas
- Buat jadwal kontak sosial secara teratur

B. Waktu
± 30 menit

IV. STRUKTUR KELOMPOK


A. Setting Tempat
Ruangan Terbuka
= Leader
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

= Fasilitator
= Klien
= Observer
B. Hari/tanggal
Kamis,tgl.
C. Waktu
000 s.d 000
D. Pengorganisasian
1. Jumlah dan nama klien
4 orang: Dian, Ambal, Eka, Triya
2. Leader dan uraian tugas: Badrus
Tugas:
Memimpin jalanya Terapi Modalitas Orientasi Realita
Merencanakan, mengontrol dan mengendalikan jalanya terapi
Membuka acara
Menjelaskan aturan main (cara permainan dan waktu permainan)
Memimpin terapi modalitas
Menutup acara diskusi
3. Fasilitator
Gina, Ayu, Marita
Tugas:
Memfalisitasi pasien dalam terapi modalitas orientasi realita
Mengarahkan pasien yang kurang kooperatif
4. Observer
Ima
Tugas:
Mengobservasi jalannya terapi modlitas orientasi realita, mulai dari
persiap an, proses dan penutup dengan format evaluasi perilaku
Menilai aspek kemampuan pasien dalam memperkenalkan diri
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

E. Langkah-langkah
Tahap pre interaksi :
1. Melakukan pengecekan program terapi dokter dan validitas data.
2. Mencuci tangan.
Tahap Orientasi :
1. Memberikan salam terapeutik.
2. Klarifikasi perasaan klien.
3. Melakukan kontrak (waktu,tempat, topik)
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan

Tahap Kerja :
1. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman.
2. Duduk berhadapan (untuk kelompok disesuaiakan).
3. Leader : memimpin langkah-langkah pelaksanaan terapi orientasi realita.
• Memandu satu klien untuk melihat jam atau kalender, tempat atau ruangan
dengan tata letak perabotan (meja kursi, ruang tidur dan seterusnya secara satu
per satu dan perlahan –lahan (metode bisa variasi).
• Pertama-tama satu topik dulu, misalnya mengenai waktu, selanjutnya ke
orientasi tempat /orang.
• Mengajurkan klien tersebut untuk menjelaskan kembali waktu yang telah
disampaikan perawat, dan tanggal serta ruang yang tadi telah disampaikan.
• Memandu pada lansia lain secara bergantian untuk memberitahukan jam dan
tanggal, orang, tempat, saat ini.
• Secara bergantian juga pada lansia yang lainnya.
4. Fasilisator : memfasilitasi kemampuan hubungan sosial masing-masing klien
pada saat dilakukan terapi.
5. Leader : mengobservasi kemampuan klien dalam terapi modalitas.
6. Observer : Mengobservasi kemampuan klien dalam pelaksanaan terapi.
Memberi penelitian terhadap masing-masing lansia yang dilakukan terapi.
Tahap Terminasi :
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

1. Mengevaluasi perasaan klien.


2. Beri pujian atas keberhasilan klien.
3. Rencanakan tindak lanjut yang dapat klien lakukan sehari-hari sesuai dengan
kegiatan yang telah dilakukan. Dapat dibuat jadwal kegiatan.
4. Kontrak yang akan datang :
• Topik : sepakati kegiatan yang akan dating
• Waktu: sepakati waktu pertemuan yang akan dating
• Tempat : sepakati tempat pertemuan yang akan datang.

F. Perilaku yang diharapkan


1. Persiapan
a. Terapis/perawat
Identifikasi masalah pasien sebelum pelaksanaan
Eksplorasi perasaaan diri sebelum bertemu pasien dan menjalankan terapi
aktifitas kelompok
Siapkan alat dan media yang diperlukan
Tempat dan waktu ditentukan
b. Klien
Siap mengikuti terapi modalitas orientasi realita
Hadir 5 menit sebelum acara dimulai
Mengetahui tata tertib yang telah ditentukan
2. Proses
a. Perawat melakukan kegiatan terapi modalitas orientasi realita sesuai dengan
perencanaan
b. Perawat dapat mengantisispasi hal-hal yang terjadi saat dilakukan terapi
c. Pasien dapat mengikuti terapi sampai selesai
3. Hasil
a. Perawat dapat menjalankan tugasnya terapi sesuai terapis
b. Klien dapat memahami tujuan dari terapis dan mencapai kriteria hasil pada
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

setiap pertemuan.

V. TATA TERTIB
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan terapi modalitas orientasi realita
b. Berpakaian rapi dan bersih
c. Peserta tidak diperkenankan makan dan merokok selama terapi
d. Peserta tidak meninggalkan kegiatan sebelum kegiatan selesai
e. Peserta hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai
f. Peserta yang ingin mengajukan pertanyaan mengangkat tangan terlebih
dahulu dan berbicara setelah dipersiapkan.
g. Apabila peserta akan meninggalkan tempat kegiatan ijin terlebih dahulu pada
terapis

VI. ALAT BANTU


a. Pemutar musik
b. Lembar observasi pasien
VII. ANTISIPASI MASALAH
a. Penanganan klien yang tidak aktif
Memanggil pasien,
Memberi kesempatan,kepada pasien untuk menjawab sapaan perawat
b. Bila pasien meninggalkan permainan tanpa pamit
Panggil nama pasien
Tanya alasan pasien meninggalkan permainan
Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada
pasien bahwa pasien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu pasien
boleh kembali lagi
c. Bila ada klien lain ingin ikut
Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada pasien yang telah
dipilih
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

Beritahu pasien bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti oleh
pasien tersebut

VIII. PENUTUP
Demikian protokol ini kami susun, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam
proses penulisan. Atas perhatian dan dukungannya kami ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Budiana, keliat. 1999. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta, EGC


Endang Trianto, S.Kep.Ns.dkk.2007.Modul Skill Lab Semester V.
Jurusan Keperawatan FKIK UNSOED. Purwokerto.
Kaplan & Sadock. 1998. Ilmu kedokteran jiwa darurat. Jakarta : Widya Medika
Rasmun. 2001.
Keperawatan kesehatan mental psikiatri terintegrasi dengan keluarga.
Jakarta Fajar Interpratama
Stuart, Gail Wiscart dan Sandra J Sundeen. 1998. Keperawatan Jiwa.
EGC: Jakarta.
No name. http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatansiti%20 saidah
2.pdf
Yosep Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama
IK-POLTEKKES-SMG-01010-03-UPM-08

Anda mungkin juga menyukai