Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR MAMMAE

Disusun guna memenuhi tugas praktek klinik keperawatan medikal bedah II

Dosen pembimbing : Handoyo, MN

ANNISAH FITRY PANGESTIKA

NIM.P1337420218121

TINGKAT 3C

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2021
1. DEFINISI PENYAKIT

Tumor mammae adalah gangguan dalam pertumbuhan sel normal


mammae di mana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembangbiak dan
menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah. (Kusuma, 2015). Tumor
mammae merupakan kelainan mammae yang sering terjadi pada wanita. Tumor
terbagi memjadi dua, tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak memiliki ciri-
ciri tumbuh secara terbatas, memiliki selubung, tidak menyebar dan bila
dioperasi dapat dikeluarkan secara utuh sehingga dapat sembuh sempurna,
sedangkan tumor ganas memiliki ciri-ciri yaitu dapat menyusup ke jaringan
sekitarnya, dan sel kanker dapat ditemukan pada pertumbuhan tumor tersebut.
Fibroadenoma merupakan tumor jinakyang sering ditemukan, pada kelainan ini
terjadi pertumbuhan jaringan ikat maupun kelenjar, yang banyak ditemukan
pada wanita usia muda 10-30 tahun (Kemenkes, 2014).

2. PATOFISIOLOGI
Tumor merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri:
proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti
pengaruh struktur jaringan sekitarnya.Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-
sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang
mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya
dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel
tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir
semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi
maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
a. Fase induksi: 15-30 tahun Sampai saat ini belum dipastikan sebab
terjadinya kanker, tapi factor lingkungan mungkin memegang peranan
besar dalam terjadinya kanker pada manusia.Kontak dengan karsinogen
membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa merubah jaringan displasi
menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi
zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena,
adanya zat-zat karsinogen atau kokarsinogen lain, kerentanan jaringan dan
individu.
b. Fase in situ: 1-5 tahun 9 Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi
suatu lesi precancerous yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut,
paruparu, saluran cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di
mammae.
c. Fase invasi Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi
melalui membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta
limfe.Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberapa minggu
sampai beberapa tahun.
d. Fase diseminasi: 1-5 tahun Bila tumor makin membesar maka kemungkinan
penyebaran ke tempat-tempat lain bertambah.

3. DATA SYSTEM PENGKAJIAN


a. Wawancara
1. Identitas Klien
Nama, umur, suku/bangsa, status perkawinan, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat, tanggal masuk rs, tanggal pengkajian
2. Riwayat keluhan utama meliputi
Adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna
merah dan mengeras, bengkak, nyeri.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya
benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan
mengeras, bengkak dan nyeri.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada
mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada
bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada,
ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau
kanker serviks.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker
serviks.

b. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala: normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
2. Rambut: biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu
berminyak.
3. Mata: biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis,
tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
4. Telinga: normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi
dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
5. Hidung: bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
6. Mulut: mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
7. Leher: biasanya terjadi pembesaran KGB.
8. Dada: adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau
tanda-tanda radang.
9. Hepar: biasanya tidak ada pembesaran hepar.
10. Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.

c. Pengkajian Pola Fungsional Gordon


1. Persepsi dan Manajemen : Biasanya klien tidak langsung memeriksakan
benjolan yang terasa pada payudaranya kerumah sakit karena menganggap
itu hanya benjolan biasa.
2. Nutrisi – Metabolik : Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami
anoreksia, muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat
mengkonsumsi makanan mengandung MSG.
3. Eliminasi ; Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami
melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
4. Aktivitas dan Latihan : Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas
dan lathan klien terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
5. Kognitif dan Persepsi : Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah
sehingga kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun
motorik.
6. Istirahat dan Tidur : Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena
nyeri.
7. Persepsi dan Konsep Diri : Payudara merupakan alat vital bagi wanita.
Kelainan atau kehilangan akibat operasi akan membuat klien tidak percaya
diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita normal.
8. Peran dan Hubungan : Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami
gangguan dalam melakukan perannya dalam berinteraksi social.
9. Reproduksi dan Seksual : Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan
perubahan pada tingkat kepuasan.
10. Koping dan Toleransi Stres: Biasanya klien akan mengalami stress yang
berlebihan, denial dan keputus asaan.
11. Nilai dan Keyakinan : Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima
kondisinya dengan lapang dada.
4. ANALISA DATA

N0 DATA ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN
1. Batasan karakteristik: Genetik, gang hormonal; Nyeri
estrogen, makanan
‐ Perubahan selera makan
berkarsinogen, dll
‐ Perubahan tekanan
Reseptor meningkat estradikal
darah, frekuensi
pernafasan dan jantung Pertumbuhan sel-sel epitel
payudara yg abnormal
‐ Mengekpresikan prilaku
(gelisah, merengek, Maligna
menangis, mendesah Tumor mamae
dan waspada)
pembedahan
‐ Masker wajah
(meringis, mata kurang terputusnya jaringan
bercahaya/tetap pada Stimulasi saraf nyeri
satu fokus)
Sensasi nyeri ke SSP
‐ Prilaku terjaga
melindungi lokasi nyeri Hipotalamus
‐ Indikasi nyeri yang Saraf motorik
dapat diatasi
Nyeri dipersepsikan
‐ Perubahan posisi yang
dapat diamati Nyeri
‐ Melaporkan nyeri
secaraverbal
‐ Gangguan pola tidur
2. Batasan karakteristik Genetik, gang hormonal; Gangguan pola tidur
estrogen, makanan
- Kesulitan berfungsi
berkarsinogen, dll
sehari-hari
Reseptor meningkat estradikal
- Kesulitan memulai tidur
- Kesulitan Pertumbuhan sel-sel epitel
payudara yg abnormal
mempertahankan tetap
tidur Maligna
- Ketidakpuasan tidur
Tumor mamae
- Tidak merasa cukup
pembedahan
istirahat
- Terjaga tanpa jelas terputusnya jaringan
sebabnya
Stimulasi saraf nyeri

Sensasi nyeri ke SSP

Hipotalamus

Saraf motorik

Nyeri dipersepsikan

Nyeri

Gangguan pola tidur

5. DIAGNOSE KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (00132)
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pola tidur tidak sehat (00198)
6. PERENCANAAN
Diagnosa
No NOC NIC Rasional
Keperawatan

1. Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (1400)  Supaya dapat mengetahui intensitas
Agen cedera fisik Keperawatan 2x24 jam nyeri pasien nyeri pasien
 Lakukan pengkajian nyeri
(00132) berkurang dengan kriteria hasil :  Agar obat diberikan kepada pasien
secara komprehensif
yang tepat dan benar
Kontrol nyeri (1605 )  Pastikan perawatan analgesic
 Dapat mendukung pengkajian
diberikan secara tepat
Indikator A T
komprehensif pasien
 Observasi adanya petunjuk
Mengenali kapan 5 1  Supaya pasien dapat mengatasi nyeri
nonverbal mengenai
nyeri terjadi secara mandiri
ketidaknyamanan
 Teknik nafas dalam sangat
Menggambarkan 5 1  Ajarkan prinsip manajemen
membantu untuk penyembuhan
factor penyebab nyeri
dapat pasien yang mengalami nyeri
 Ajarkan Teknik non
Melaporkan nyeri 5 1  Untuk mengatasi nyeri dengan
farmakologis relaksasi ketika
yang terkontrol efektif
melakukan aktivitas yang
Keterangan : menimbulkan nyeri muncul

1. Tidak pernah menunjukan  Berikan individu penurun

2. Jarang menunjukan nyeri yang optimal dengan resep

3. Kadang menunjukan analgesic


4. Sering menunjukan
5. Secara konsisten menunjukan
2. Gangguan pola Setalah dilakuakan tindakan Peningkatan Tidur (1805)
 untuk membantu pasien
tidur b.d pola tidur keperawatan selama 2x24 jam,
 Tentukan pola tidur/aktivitas mengatur pola tidur pasien agar
tidak menyehatkan diharapkan pasien tidak terganggu
pasien lebih efektif
(00198) dalam pola tidurnya dengan kriteria
 Jelaskan pentingnya tidur  Untuk meningkatkan kepuasan
hasil:
yang cukup selama sakit tidur
Tidur (0004)  Monitor pola tidur pasien dan  Untuk meningkatkan kualitas
jumlah tidur pasien tidur pasien
Indikator A T
 Anjurkan pasien bagaimana  Agar dapat meningkatkan
Kualitas tidur 1 5
menlakukan relaksasi kualitas tidur pasien
Pola tidur 1 5  Anjurkan pasien untuk  Agar tidur pasien lebih teratur
memantau pola tidur lagi.
Nyeri 1 5

Keterangan :

1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
7. EVALUASI YANG DIHARAPKAN

Evaluasi merupakan hasil akhir dari asuhan keperawatan yang telah dilakukan.
Hasil yang diharapkan dapat memenuhi kriteria hasil dan dapat terselesaikan
dengan baik dan tepat yaitu masalah nyeri akut dapat teratasi dan masalah
gangguan pola tidur dapat teratasi.
DAFTAR PUSTAKA

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. 2016. Nursing

Outcomes Classification (NOC) Pengukuran Outcomes Kesehatan.

Singapore: CV. Mocomedia; Elseiver Inc.

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. 2016.

Nursing Interventions Classification (NIC), edisi keenam. Singapore:

CV. Mocomedia; Elsevier Inc.

Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. 2018. NANDA-1 Diagnosis Keperawatan

Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Elsando, P. 2015. Laporan Pendahuluan Tumor Mammae. Palembang :

STIKES Palembang diakses pada Kamis, 3 Maret 2021 pukul 00.29

WIB

https://www.academia.edu/38022627/PRINT_LP_TUMOR_MAMMA

E_docx

Kusuma Amin. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis

Medis dan NANDA NIC NOC. Penerbit Mediaction

Balitbang kemenkes RI. 2014. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Balitbang

Kemenkes RI

Anda mungkin juga menyukai