Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI

DAMPAK MASIF KORUPSI


Disusun guna memenuhi tugas PBAK
Dosen pembimbing : Mukhadiono, SST, MH

Disusun oleh :
Ika Sofi Inggarsari (P1337420218117) Riska Dwi L. (P1337420218130)
Fikri Izzul Khaq P.A (P1337420218119) Septina Isna I. (P1337420218132)
Annisah Fitry P. (P1337420218121) Eska Putri D. (P1337420218134)
Aniq Muflihah (P1337420218123) Nofita Sari (P1337420218136)
Latifah Nurul K. (P1337420218126) Risma N. A. (P1337420218139)
Apriliana Wahyu N. (P1337420218128)

Tingkat 3C

KEMENTRIAN KESEHATAN REPULI INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Makalah Pendidikan Budaya Anti Korupsi: Dampak Masif Korupsi”
dengan baik. Dalam penyusunan makalah mungkin ada sedikit hambatan. Namun,
berkat bantuan dan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen
pembimbing, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga
tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan,
dukungan, dan doanya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.
Makalah ini tentu saja jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis mengharap
kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah selanjutnnya.

Purwokerto, 15 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Salah satu persoalan kebangsaan terberat saat ini adalah masalah
korupsi. Korupsi dapat menghancurkan berbagai segi kehidupan, terutama
kehidupan sosial ekonomi sebagai faktor kunci untuk kesejahteraan setiap
orang dalam suatu masyarakat, bangsa dan negara (Wilhelmus, 2017). Ibarat
warisan haram tanpa syarat wasiat korupsi di negara ini, sebab korupsi tetap
saja lestari sekalipun diharamkan oleh aturan hukum yang dibuat dan berlaku
dari satu periode ke periode pemerintahan berikutnya. Korupsi di Indonesia
sudah membudaya sejak dulu, sebelum dan sesudah kemerdekaan, di era orde
lama, orde baru, berlanjut hingga era reformasi. Berbagai upaya telah
dilakukan untuk memberantas korupsi, namun hasilnya masih jauh panggang
dari api (Listiyanawati, 2018).
Korupsi tidak hanya terjadi di negara ini. Data Corruption Perception
Index (CPI) tahun 2019 mengukur korupsi sektor publik di 180 negara dan
teritori. Data menunjukkan lebih dari 60 % negara berada di bawah skor 50
dengan skor rata-rata global 43, sedangkan rerata CPI ASEAN berada di 46
(Transparency International, 2019). CPI Indonesia tahun 2019 berada di skor
40/100 dan di peringkat 85 dari 180 negara yang disurvei. Tahun 2018 lalu di
lingkup ASEAN meskipun peringkat korupsi Indonesia jauh di bawah
Singapura (85), dan Malaysia (50), Indonesia merupakan satu-satunya negara
yang mengalami kenaikan ganda yaitu kenaikan skor dan kenaikan ranking.
Indonesia berada pada posisi 88 (naik 19 posisi) dari 168 negara yang diukur,
dengan skor 36 (naik 2 poin) dibandingkan tahun sebelumnya; dan dalam CPI
2019 pun skor Indonesia naik 2 poin. Dinamika ini cukup menggembirakan
karena menunjukkan terjadinya peningkatan hasil dalam upaya
pemberantasan korupsi di Indonesia. Meskipun demikian pihak manapun
tidak dapat mengabaikan fakta masih demikian tingginya korupsi sektor
publik di Indonesia.
Kebanyakan kasus korupsi yang dipublikasikan media, seringkali
perbuatan korupsi tidak lepas dari kekuasaan, birokrasi, ataupun
pemerintahan. Korupsi juga dikaitkan pemaknaannya dengan politik.
Sekalipun sudah dikategorikan sebagai tindakan yang melanggar hukum,
pengertian korupsi dipisahkan dari bentuk pelanggaran hukum lainnya. Selain
mengkaitkan korupsi dengan politik, korupsi juga dikaitkan dengan
perekonomian, kebijakan publik, kebijakan internasional, kesejahteraan
sosial, dan pembangunan nasional. Begitu luasnya aspek-aspek yang terkait
dengan korupsi hingga organisasi internasional seperti PPB memiliki badan
khusus yang memantau korupsi dunia.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan dampak masif ?
2. Apakah yang dimaksud dengan korupsi ?
3. Apakah dampak masif dari korupsi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan dampak masif.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan korupsi.
3. Untuk mengetahui dampak masif dari korupsi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Dampak Masif


Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian
dampak adalah benturan, pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik
negatif maupun positif), benturan yang cukup hebat antara dua benda
sehingga menyebabkan perubahan yang berarti dalam momentum (pusa)
sistem yang mengalami benturan itu. Sedangkan kata masif menurut KBBI
berarti utuh dan padat, di dalamnya tidak berongga, kuat, kukuh.
B. Definisi Korupsi
Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan,
kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian . Istilah korupsi yang telah diterima dalam perbendaharaan kata
bahasa Indonesia, adalah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang,
penerimaan uang sogok, dan sebagainya” (WJS Poerwadarminta: 1976,
dalam Puspito, N.T dkk: 2011 ).
C. Dampak Masif Korupsi
D. Analisa Kasus
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Wilhelmus, O.R. 2017. Korupsi: Teori, Faktor Penyebab, Dampak, dan


Penanganannya. Jurnal Pendidikan Agama Katolik, Vol. 17, Tahun ke-9,
April 2017: Stikes Keguruan dan Ilmu Pendidikan Widya Yuwana Madiun

Sofia, A.I. 2020. Masyarakat Sebagai Korban Sekaligus Pelaku dalam Korupsi di
Sektor Pelayanan Publik. Penelitian Mandiri: Universitas Paramadina

Sofhian, S. 2020. Penyebab dan Pencegahan Korupsi: Kasus Indonesia. Jurnal


Diklat Keagamaan, Volume XIV Nomor 1 Tahun 2020: 65-76

Puspito, N.T., dkk. 2011. Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan Tinggi/Anti
Korupsi. Jakarta: Kemendikbud

Anda mungkin juga menyukai