Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGANTAR IMPLUS
Untuk Memenuhi Tugas Ilmu Dasar keperawatan
Dosen Pengampu :

Husnul Khotimah, M.Kep.Ns

Di susun oleh :
MOH.SURYADI

SYAIFUL ISLAM

AFIFATUR RIZQIYAH

FIA MUSRIFATUL JANNAH

AMANDA VIRGA PRATIDINA

NURUL QOMARIYAH

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS NURUL JADID

PAITON - PROBOLINGGO

2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................................

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................

1.4 Manfaat....................................................................................................................

BAB II
PEMBAHASAN.............................................................................................................

2.1 Pengertian Biolistrik................................................................................................

2.2 Macam-macam Arus Gelombang Biolistrik............................................................

2.3 Biolistrik dalam Tubuh Manusia..............................................................................

2.4 Isyarat Listrik Tubuh................................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................

3.2 Saran.......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan
biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya
tarik listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno
telah mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda
kecil seperti jerami atau bulu. Sedangkan kata “Listrik” itu sendiri berasal dari bahasa
Yunani yaitu electron.

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang medis. Ada dua aspek dalam
bidang medis yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta
penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Listrik yang ada pada
tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat
pada makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata
listrik.

Beberapa penyelidikan yang telah dilakukan berhubungan dengan biolistrik antara


lain:

a) Pada tahun 1856, Caldani meneliti kelistrikan pada otot katak mati.

b) Pada tahun 1780, Luigi galvanic meneliti kelistrikan pada tubuh hewan.

c) Pada tahun 1786, Luigi Galvani meneliti tentang terangkatnya kedua kaki katak
setelah diberi aliran listrik melalui konduktor

d) Pada tahun 1892, Arons merasakan aliran frekuensi tinggi melalui dirinya dan
asistennya. e) Pada tahun 1899, Van Seynek meneliti tentang terjadinya panas pada
jaringan akibat aliran frekuensi tinggi

f) Pada tahun 1928, Schliephake meneliti tentang pengobatan dengan gelombang


pendek (short wave).
Makalah ini akan membahas bagaimana cara kerja biolistrik di dalam ilmu
keperawatan, yaitu berkaitan dengan sistem yang ada di dalam tubuh manusia. Pada
dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan listrik. Gaya-
gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik yang
berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem
saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya
adalah suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya)
menghasilkan respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di
sepanjang saraf-saraf. Saat kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak
sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi
tertentu. Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-
sinyal listrik dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari
otot dan jantung serta potensial listrik saraf.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian fisika biolistrik ?
2. Apa saja macam – macam arus gelombang biolistrik?
3. Bagaimana bisa terdapat listrikan dalam Tubuh Manusia?
4. Bagaimana hubungan kelistrikan tubuh dengan isyarat kelistrikan tubuh ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi dari biolistrik
2. Untuk mengetahui penemu Fisika biolistrik
3. Untuk mengetahui macam-macam arus gelombang listrik
4. Untuk mengetahui gambaran listrik dalam tubuh

1.4 Manfaat Penulisan


Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta
pembahasan makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-
rekan mahasiswa. Diantaranya yaitu :
1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai
kelistrikan dalam tubuh.
2. Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai perawat dalam menerapkan Fisika
Keperawatan.
3. Kita dapat memperoleh dari penulisan ini adalah dapat mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan biolistrik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP
(Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini dihasilkan oleh salah satu energi yang
bernama mitokondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik adalah listrik yang
terdapat pada makhluk hidup, tegangan listrik pada tubuh kita berbeda dengan apa
yang kita bayangkan seperti listrik di rumah tangga. Kelistrikan pada tubuh berkaitan
dengan komposisi ion yang terdapat dalam tubuh. Komposisi ion ekstra sel berbeda
dengan komposisi ion intra sel. Pada ekstra sel lebih banyak ion Na dan Cl2,
sedangkan intra sel terdapat ion H dan anion protein.

Kelistrikan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan muatan-
muatan, ion-ion yang terdapat dalam tubuh dan medan listrik yang dihasilkan oleh
ion-ion dan muatan-muatan tersebut serta tegangan yang dihasilkan.

Tegangan (voltage) listrik atau sering disebut potensial listrik dapat dihasilkan
oleh sel-sel tubuh. Tegangan yang dihasilkan disebut sebagai tegangan-bio atau
biopotensial. Tegangan yang paling besar dihasilkan oleh sel-sel saraf (nerve) dan sel-
sel otot (muscle). Tegangan yang terjadi pada sel, (selanjutnya disebut tegangan sel
(cell potentials)), terus menerus terjaga keberadaannya dan untuk menjaganya,
sejumlah besar energi dibutuhkan. Jadi, energi yang disuplai ke dalam tubuh,
sebanyak paling tidak 25% digunakan untuk menjaga kehadiran tegangan pada sel.

Tegangan sel dapat bertahan konstan dalam jangka waktu yang lama, namun
dapat pula diubah melalui suatu perlakuan internal maupun eksternal dalam bentuk
gangguan atau rangsangan (fires). Pengubahan nilai tegangan pada sel akan
menghasilkan suatu pulsa tegangan (voltage pulses). Efek yang ditimbulkan oleh
pengubahan tengangan ini sangat bergantung pada jenis selnya. Sel-sel saraf, oleh
karena pengubahan nilai tegangan selnya, dapat menghasilkan pulsa tegangan yang
dapat dirambatkan ke berbagai sel lainnya untuk memberi informasi tentang hal-hal
yang kita rasakan dari panca indra. Aktivitas sekumpulan sel-sel ditentukan oleh
keadaan tegangan yang dihasilkannya dan dapat diukur melalui suatu alat pengukur
pulsa-pulsa tegangan.

Kemampuan sel syaraf (neuron) menghantarkan isyarat biolistrik sangat


penting. Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan
Dendriet yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Stimulus
untuk mentringer neuron dapat berupa tekanan, perubahaan temperature, dan isyarat
listrik dari neuron lain. Aktifitasi bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh
tubuh seperti gelombang pada permukaan air. Pengamatan pulsa listrik tersebut dapat
dilakukan dengan memasang beberapa elektroda pada permukaan kulit. Hasil
rekaman isyarat listrik dari jantung (Electrocardiogran-ECG) diganti untuk diagnosa
kesehatan. Seperti halnya pada ECG, aktivitasi otak dapat dimonitor dengan
memasang beberapa elektroda pada posisi tertentu. Isyarat listrik yang dihasilkan
dapat untuk mendiagnosa gejala epilepsy, tumor, geger otak dan kelainan otak lainya.

2.2 Macam – Macam Arus Gelombang Biolistrik

Gelombang arus listrik bekaitan erat dengan penggunaan arus listrik untuk
merangsang saraf motoris atau saraf sensoris. Gelombang yang dimaksud diantaranya:

1. Arus bolak balik/sinosuidal

2. Arus setengah gelombang

3. Arus setengah penuh

4. Arus searah murni

5. Faradik

6. Sentakan faradik

7. Sentakan sinosuidal

8. Galvanik yang interuptus

9. Arus gigi gergaji

Sesuai dengan efek yang ditimbulkan oleh listrik, maka arus listrik di bagi
dalam 2 bentuk:
1. Listrik Berfrekuensi Rendah

Batas frekuensi antara 20 Hz sampai dengan 500.000 z frekuensi rendah


ini mempunyai efek merangsang saraf dan otot sehingga terjadi kontraksi otot.
Untuk pemakain dalam jantung waktu singkat dan bersifat merangsang
persarafan otot, maka dipakai arus faradic. Sedangkan untuk jangka waktu lama
dan bertujuan merangsang otot yang telah kehilangan persarafan maka dipakai
arus listrik yang intereptur/terputus-putus atau arus DC yang telah dimodifikasi.

Selain arus DC ada pula menggunakan arus AC dengan frekuensi 50 Hz


arus AC ini serupa dengan arus DC, mempunyai kemkampuan antara lain:
merangsang saraf sensorik, merangsang saraf motoris, dan berefk kontraksi otot.

2. Listrik Berfrekuensi Tinggi

Yang tergolong berfrekuensi tinggi adalah frekuensi arus listrik diatas


500.000 siklus perdetik (500.000 Hz). Listrik berfrekuensi tidak mempunyai sifat
merangsang saraf motoris atau saraf sensoris, kecuali dilakukan rangsangan dengan
pengulangan yang lama. Frekuensi sifat ini maka frekuensi tinggi digunakan dalam
bidang kedokteran di bagi menjadi 2 bagian yaitu:

a. Short Wave Diathermy ( Diatermi Gelombang Pendek)

b. Mikro Wave Diathermy ( Diatermi Gelombang Mkro)

2.3 Biolistrik dalam Tubuh Manusia

A. System Saraf dan Neuron

System saraf dibagi dalam 2 bagian yaitu:

1. Sistem saraf pusat


Terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf perifer ini adalah
serat saraf yang mengirim informasi sensoris ke otak atau ke Medulla spinalis
disebut Saraf Affren, sedangkan serat saraf yang menghantarkan informasi
dari otak atau medulla spinalis ke otot atau medulla spinalis ke otot serta
kelenjar disebut saraf Efferen
2. Sistem saraf otonom
Serat saraf ini mengatur organ dalam tubuh. Misalnya jantung, usus dan
kelenjar-kelenjar. Pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar. Sistem saraf
tak sadar disebut juga saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja tanpa
diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang
belakang.

Sistem saraf otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang mengatur


kegiatan organ-organ dalam, misalnya jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar
keringat, otot polos sistem pencernaan, otot polos pembuluh darah.

Berdasarkan sifat kerjanya, sistem saraf otonom dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Saraf simpatik
Saraf simptik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang
belakang yang menempel pada sumsum tulang belakang, sehingga
memiliki serabut pra-ganglion pendek dan serabut post ganglion yang
panjang. Serabut pra-ganglion yaitu serabut saraf yang yang menuju
ganglion dan serabut saraf yang keluar dari ganglion disebut serabut post-
ganglion.
b. Saraf parasimpatik
Saraf parasimpatik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan
ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Saraf parasimpatik memiliki
serabut pra-ganglion yang panjang dan serabut post-ganglion pendek.
Saraf simpatik dan parasimpatik bekerja pada efektor yang sama tetapi
pengaruh kerjanya berlawanan sehingga keduanya bersifat antagonis.
Contoh fungsi saraf simpatik dan saraf parasimpatik antara lain: Saraf
simpatik mempercepat denyut jantung, memperlambat proses pencernaan,
merangsang ereksi, memperkecil diameter pembuluh arteri, memperbesar
pupil, memperkecil bronkus dan mengembangkan kantung kemih.
Sedangkan saraf parasimpatik dapat memperlambat denyut jantung,
mempercepat proses pencernaan, menghambat ereksi, memperbesar
diameter pembuluh arteri, memperkecil pupil, mempebesar bronkus dan
mengerutkan kantung kemih.

B. Perambatan Potensial Aksi


Potensial aksi terjadi apabila suatu daerah membran saraf atau otot
mendapat rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi itu sendiri
mempunyai kemampuan untuk merangsang daerah sekitar sel membrane untuk
mencapai aksi kesegala jurusan sel membrane, keadaan ini disebut perambatan
potensial aksi atau gelombang depolarisasi. Setelah timbul potensial aksi, sel
membrane akan mengalami repolarisasi sel membrane.Sel membrane setelah
mencapai potensial membrane istirahat, sel membran tersebut telah siap untuk
menghantarkan implus yang lain. Gelombang depolarisasi setelah mencapai ujung
dari saraf atau setelah terjadi depolarisasi seluruhnya, gelombang tersebut akan
berhenti dan tidak pernah aliran balik kearah mulainya datang rangsangan.

C. Kelistrikan pada sinapsis dan neuron

Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsi, berakhirnya saraf pada sel
otot/hubungan saraf otot disebut Neuromyal junction. Baik sinapsis maupun
neuromyal junction mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi
dengan cara lompat dari satu sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi
ini penting pada sel membrane otot, oleh karena pada waktu terjadi depolarisasi.
Zat kimia yang terdapat pada otot akan tringger/bergetar/berdenyut menyebabkan
kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel otot hal mana otot akan
mengalami reaksi.

Macam-macam sel saraf dan hantarannya Secara umum ada 3 macam sel saraf,
yaitu:

1) Neuron sensorik
Neuron ini berawal dari reseptor, yang merupakan ujung dari dendrit
selanjutnya menuju dendrit, lalu badan sel, akson dan akhirnya bersinapsis
(hubungan antar neuron) dengan dendrit dari neuron penghubung
2) Neuron penghubung
Neuron ini berawal dari sinapsis dengan neuron sensorik, berlanjut ke
dendrit, lalu badan sel, akson dan diakhiri pada sinapsis dengan neuron
motorik. Umumnya neuron ini terdapat pada sistem saraf pusat.
3) Neuron motorik
Neuron ini berawal dari sinapsis dengan neuron penghubung, berlanjut
ke dendrit lalu badan sel, akson dan diakhiri pada pilihan- pilihan di bawah
ini:
a) Neuromyal junction, yang berhubungan dengan sel otot
b) Neuroglandular junction, yang berhubungan dengan kelenjar
Kedua junction di atas merupakan jenis dari neuroeffector junction.
Neuromyal junction jika efektornya berupa jaringan otot. Sedangkan
neuroglandular junction jika efektornya berupa kelenjar (misalnya kelenjar
saliva, kelenjar keringat dll.)

Neuron penghubung dan neuron motorik Impuls yang berjalan di


sepanjang neuron akan berakhir pada bagian ujung yang mengandung
vesikel sinaptik. Dengan adanya impuls tersebut maka vesikel akan
terstimuli dan akhirnya mengeluarkan neurotransmitter (misalnya
asetilkolin). Neurotransmitter inilah yang membantu meneruskan impuls
menuju sel berikutnya. Reseptor sinaptik dari sel berikutnya akan
menangkap neurotransmitter tersebut sehingga impuls dapat diteruskan ke
sel berikutnya tersebut. Hubungan antara neuron satu dengan neuron
lainnya tadi dinamakan sinapsis.

D. Kelistrikan Otot Jantung

Membran sel otot jantung (miokardium) sangat berbeda karakteristiknya


dengan membran sel otot bergaris atau sel saraf. Pada membran sel otot bergaris
atau sel saraf dalam keadaan potensial membran istirahat, jika ada rangsangan
barulah ion-ion natrium akan berdifusi ke dalam sel hingga mencapai nilai ambang
dan selanjutnya terjadi depolarisasi. Sedangkan pada sel otot jantung, mudah
terjadi kebocoran ion natrium sehingga setelah selesai potensial aksi, ion natrium
secara perlahan-lahan akan berdifusi kembali ke dalam sel. Akibatnya terjadilah
depolarisasi spontan sampai mencapai nilai ambang dan terjadilah potensial aksi
tanpa rangsangan dari luar.
2.4 Isyarat Listrik Tubuh

Isyarat listrik ( elektrical signal ) tubuh merupakan hasil perlakuan kimia


dari tipe-tipe sel tertentu. Dengan mengukur isyarat listrik tubuh secara selektif
sangat berguna untuk memperoleh informasi klinik tentang fungsi tubuh.

Yang termasuk dalam isyarat listrik tubuh :

1) EMG ( Elektromiogram ).

Pencatatan potensial otot/biolistrik selama pergerakan otot disebut


elektromiogram. EMG (Elektromiogram)adalah sebuah tes yang mengukur
aktivitas listrik dari otot atau sekelompok otot. Sebuah EMG dapat mendeteksi
aktivitas otot abnormal listrik karena penyakit dan kondisi neuromuskuler. Otot
diladeni banyak unit motor. Suatu unit motor terdiri dari cabang tunggal
neuron/saraf dari otak atau medulla spinalis. Ada 25-2.000 serat otot (sel),
dihubungkan dengan saraf via motor end plate, sehingga potensi istirahat yang
melewati serat otot serupa dengan potensi istirahat yang melewati serat
saraf. Elektromiogram berfungsi sebagai pencatat potensial otot biolistrik
selama pergerakan otot dan berfungsi untuk memperoleh informasi tentang
kelistrikan otot. Sistem kerja EMG pada beberapa serat otot yaitu Elektroda
permukaan diletakkan pada permukaan kulit dengan tujuan mengukur isyarat
listrik dari sejumlah unit motoris. Sebuah elektroda jarum kosentris
dimasukkan ke dalam kulit untuk mengukur aktivitas unit motoris tunggal.

2) ENG ( Elektroneurogrfam ).

Elektroneurogram (ENG) adalah sebuah alat untuk mengukur


kelistrikan saraf yang dapat menghasilkan data kelistrikan. Elektroneurogram
(ENG) berfungsi untuk mengetahui keadaan lengkungan refleks,mengetahui
kecepatan konduksi saraf motoris dan sensoris serta untuk menentukan
penderita miastenia gravis.
SISTEM KERJA
Sebuah elektroneurogram biasanya diperoleh dengan menempatkan elektroda
di jaringan saraf. Aktivitas listrik yang dihasilkan oleh neuron dicatat oleh
elektroda dan dikirim ke sistem akuisisi, yang biasanya memungkinkan untuk
memvisualisasikan aktivitas neuron. Setiap garis vertikal di elektroneurogram
merupakan salah satu potensial aksi saraf. Tergantung pada presisi dari
elektroda yang digunakan untuk merekam aktivitas saraf, sebuah
elektroneurogram dapat berisi aktivitas neuron tunggal untuk ribuan neuron.
Para peneliti menyesuaikan presisi elektroda mereka untuk baik fokus pada
aktivitas neuron tunggal atau aktivitas umum sekelompok neuron, kedua
strategi memiliki keuntungan mereka.

Pembuatan ENG :
a. Untuk mengetahui keadaan lengkungan reflex.
b. Untuk mengetahui kecepatan konduksi saraf motoris dan sensoris
c. Untuk menentukan penderita miastenia gravis

3) ERG ( Elektroretionogrfam ).

Elektroretinogram (ERG) adalah Suatu pencatatan bentuk kompleks


potensial biolistrik yang ada pada retina mata yang dikerjakan melalui
rangsangan cahaya pada retina. Tes mata yang mengevaluasi fungsi retina,
film yang melapisi bagian dalam mata. Uji ERG membantu mendiagnosa
penyakit pada retina. Elektroretinogram (ERG) berfungsi untuk mencatat
bentuk kompleks potensial biolistrik yang terdapat pada retina mata yang
dikerjakan melalui rangsangan cahaya pada retina.

SISTEM KERJA
Pada uji ERG,pasien akan memakai tambalan mata dan duduk dalam
ruangan gelap selama 30 menit. Kemudian peneliti akan menempelkan
elektroda ke dahi pasien dan tidak menimbulkan rasa sakit, begitu juga semua
pengguna elektroda dalam tes ini. Setelah itu tambalan pada mata dilepaskan.
Permukaan mata pasien akan mati rasa dengan tetes mata, dan lensa kontak
yang akan ditempatkan pada mata pasien. Pasien tidak dapat melihat,
kemudian disorotkan cahaya, dan mata akan berkedip. Yang berkedip adalah
lensa kontak pada mata ketika disorot cahaya.
4) EOG (Elektrookulogram ).

Elektrookulogram (EOG) adalah suatu pengukuran/pencatatan berbagai


potensial pada kornea retina sebagai akibat perubahan posisi dan gerakan mata.
Elektrookulogram (EOG), berfungsi untuk mencatat atau mengukur berbagai
potensial pada kornea-retina sebagai akibat perubahan posisi dan gerakan mata.
SISTEM KERJA
Pada pengukuran ini, sepasan elektrode dilekatkan di kedua sisi mata.
Potensian EOG didefinisikan sebagai nol untuk mata yang melihat lurus ke
depan ke titik rujukan 0 EOG memberikan informasi tentang orientasi mata,
selain itu kecepatan angular dan percepatan angularnya juga dapat ditentukan.
Elektrookulografi lebih banyak digunakan untuk penelitian. Telah dilakukan
banyak studi EOG untuk menentukan efek obat pada gerakan mata, gerakan
mata sewaktu tidur, dan sewaktu mencari sesuatu dengan mata. Salah satu
penerapan klinisnya adalah pemeriksaan gerakan mata
sewaktu nistagmusadalah suatu kondisi yang berkaitan dengan gerakan-
gerakan kecil pada mata. Sinyal EOG bergantung pada otot mata dan sistem
vestibular (keseimbangan).

5) EGG ( Elektrogastrogram )
Elektrogastrogram (EGG) adalah suatu gerakan yang terjadi pada otot-
otot pada saluran pencernaan yang berkaitan gerakan peristaltic traktus
gastrointestinalis yang menimbulkan gerakan semacam glombang sehingga
menimbulkan efek menyedot/menelan makanan yang masuk ke dalam saluran
pencernaan.

Berikut ini fungsi EGG :


 Membantu penyembuhan dispepsia atau maag.
 Bagi penderita gastroparesis memperbaiki aktivitas myoelectric pada
lambung.
SISTEM KERJA
Elektrode yang ditempelkan pada bagian atas perut memonitor aktivitas
listrik yang dihasilkan oleh otot lambung

6) EEG ( Elektroensefalogram )

Electroencephalogram ( EEG) adalah suatu test untuk


mendeteksi kelainan aktivitas elektrik otak. Pencatatan potensial
listrik otak merupakan asumsi dari potensial aksi sel saraf di dalam
otak. Dokter Darmo Sugondo membedakan antara
Electroencephalogram dan Electroencephalografi.
Electroencephalografi adalah prosedur pencatatan aktifitas listrik
otak dengan alat pencatatan yang peka sedangkan grafik yang
dihasilkannya disebut Electroencephalogram. Jadi Aktivitas otak
berupa gelombang listrik, yang dapat direkam melalui kulit kepala
disebut Elektro-Ensefalografi (EEG). Amplitudo dan frekuensi EEG
bervariasi, tergantung pada tempat perekaman dan aktivitas otak
saat perekaman. Salah satu indikasi EEG yaitu dilakukan untuk
mendiagnosa dan lokalisasi tumor otak, infeksi otak, perdarahan
otak.

SISTEM KERJA
Elektroensefalogram (EEG) dapat diukur dengan menempatkan
elektroda dikulit kepala melalui tengkorak yang tidak dibuka atau dengan
elektroda yang diletakkan diatas atau didalam otak.

7) EKG ( Elektrokardiogram )
Elektrokardiogram adalah rekaman aktivitas elektrik jantung sebagai
grafik jejak garis padakertas grafik. Jantung merupakan otot tubuh yng bersifat
unik karena mempuyai sifat membentuk impuls secara otomatis dan
berkontraksi ritmis. Pembentukan dan hantaran impuls listrik ini menimbulkan
arus yang lemah yanag menyebar melalui tubuh. Dimana kita ketahui bahwa
arus listrik adalah banyaknya muatan yang mengalir dalam sebuah penghantar
tiap satuan waktu. Sedangkan beda potesial antara ujung-ujung penghantar
dikenal dengan tegangan listrik.
Prinsip Kerja EKG
Pada dasarnya prinsip kerja alat EKG merupakan suatu penguat (amplifier) yang
berfungsi untuk memperkuat potensial listrik jantung dengan satuan mili Volt sehingga
dapat tergambar pada monitor atau terekam pada kertas grafik.
Hal-hal yang dapat diketahui dari pemeriksaan EKG adalah :
• Denyut dan irama jantung.
• Posisi jantung di dalam rongga dada.
• Penebalan otot jantung.
• Gangguan aliran darah di dalam jantung.
• Pola aktifitas listrik jantung yang dapat menyebabkan gangguan irama
jantung.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Biolistrik adalah listrik yag terdapat pada makhluk hidup, tegangan listrik pada tubuh
berbeda dengan yang kita bayangkan seperti listrik di rumah tangga. Kelistrikan pada
tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam tubuh. Kelistrikan dan
kemagnetan dalam tubuh sangat berpengaruh pada sistem saraf. Sistem saraf didalam
tubuh mempunyai listrik. Pada sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom.

3.2 Saran
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini belum sepenuhnya sempurna.
Untuk itu dapat kiranya memberikan kritik dan saran mengenai makalah ini.
Walaupun demikian penulis berharap semoga makalah ini bermaanfaat bagi kita
semua

DAFTAR PUSTAKA

Apa itu Pemeriksaan EKG. http://olvista.com/apa-itu-pemeriksaan-ekg-


elekrtokardiogram diakses pada 25 Desember 2017
Fisika Kesehatan https://nopinurh.wordpress.com/category/fisika-kesehatan/

https://www.slideshare.net/aalhardian/makalah-biolistrik

Anda mungkin juga menyukai