Tentang Perawatan
Paliatif
Mk Keperawatan Menjelang Ajal
Ns. Ferdinand Wowiling, S.Kep.,
M.Kes
Oleh Kelompok 2 :
-Dewiana P. Ilata
-Mevlin Porajow
-Andrew Boseke
-Hana Mait
-Chelsy Sondakh
-Devyane Dolika
-Pricilia Kalele
Perawatan paliatif Perawatan palatif bertujuan untuk
Perawatan Paliatif adalah perawatan yang meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa
dilakukan secara aktif pada penderita yang
sedang sekarat atau dalam fase terminal dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi
akibat penyakit yang dideritanya. Pasien
sudah tidak memiliki respon terhadap penyakit yang mengancam jiwa, dengan cara
terapi kuratif yang disebabkan oleh
meringankan penderitaan rasa sakit melalui
keganasan ginekologis. Perawatan ini
mencakup penderita serta melibatkan identifikasi dini, pengkajian yang sempurna,
keluarganya (Aziz, Witjaksono, & Rasjidi,
2008). dan penatalaksanaan nyeri serta masalah
2016).
Sosial Budaya
Perilaku manusia dari tingkat kesehatan dipengaruhi
Sosial adalah segala sesuatu yang mengenai oleh 2 faktor (Green dalam Notoatmodjo 2007)
masyarakat atau kemasyarakatan. • faktor perilaku (behaviour cause)
• faktor di luar perilaku (non-behaviour cause)
Budaya adalah yang dapat membentuk Perilaku itu sendiri terbentuk dari tiga factor,
yaitu :
kebiasaan dan respons terhadap kesehatan 1. Faktor Predisposisi (predisposing factors),
dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,
memandangtingkatanya kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan
sebagainya.
2. Faktor pendukung (enabling factors), yang
terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia
Kebudayaan adalah keseluruhan berupa atau tidak tersedianya fasilitasfasilitas atau
kesenian, moral, adat istiadat, hukum, sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas,
pengetahuan, kepercayaan, dan kemampuan obat-obatan, air bersih dan sebagainya.
olah pikir dalam bentuk lain yang didapat 3. Faktor pendorong (reinforcing factors) yang
terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
seseorang sebagai anggota masyarakat dan kesehatan atau petugas lain, yang merupakan
keseluruhan bersifat kompleks kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Aspek budaya yang mempengaruhi perilaku
kesehatan
1. Persepsi masyarakat terhadap sehat dan sakit
2. Kepercayaan.
3. Pendidikan.
4. Nilai Kebudayaan
5. Norma. Terjadi perbedaan norma antara kebudayaan 1 dengan
kebudayaan yang lain.
6. Inovasi Kesehatan.
1. Penghasilan
2. Jenis kelamin
3. Jenis pekerjaan
4. Self Consept (Self concept adalah faktor yang penting dalam
kesehatan, karena mempengaruhi perilaku masyarakat dan perilaku
petugas kesehatan.)
5. Image Kelompok. Image seorang individu sangat dipengaruhi oleh image
kelompok (Misalnya masyarakat yang sangat mempercayai dukun yang
memiliki kekuatan gaib sebagai penyembuh ketika mereka sakit, dan bayi
yang menderita demam atau diare berarti pertanda bahwa bayi
tersebut akan pintar berjalan)
Tinjauan Sosial dan Budaya Pada Perawatan Paliatif
Indonesia yang terdiri dari Sosial budaya sering kali dijadikan
beragam etnis tentu memiliki petunjuk dan tata cara berperilaku
banyak budaya dalam dalam bermasyarakat, hal ini dapat
masyarakatnya. Terkadang, berdampak positif namun juga
budaya suatu etnis dengan etnis dapat berdampak negative
yang lain dapat berbeda jauh. Hal (Misalnya, cara masyarakat
ini menyebabkan suatu budaya memandang tentang konsep sehat
yang positif, dapat dianggap dan sakit dan persepsi masyarakat
budaya negatif di etnis lainnya. tentang penyebab terjadinya
Sehingga tidaklah mengherankan penyakit disuatu masyarakat akan
jika permasalahan kesehatan di berbeda-beda tergantung dari
Indonesia begitu kompleksnya. kebudayaan yang ada dalam
masyarakat tersebut.)
Sosial budaya yang mempengaruhi kesehatan adalah pandangan suatu
masyarakat terhadap tindakan yang mereka lakukan ketika mereka mengalami sakit,
ini akan sangat dipengaruhi oleh budaya, tradisi, dan kepercayaan yang ada dan
tumbuh dalam masyarakat tersebut.
Dalam kajian sosial budaya, perawatan paliatif bertujuan untuk mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya, meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga
dalam menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang mengancam
kehidupan. Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki
kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan
penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan membantu
meringankan penderitaan, identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta
penanganan nyeri dan masalah lain baik fisik, psikososial dan spiritual (WHO 2011).
Menurut Kepmenkes RI No 812 (2007), jenis kegiatan perawatan paliatif meliputi
tatalaksana nyeri, tatalaksana keluhan fisik lain, asuhan keperawatan, dukungan
psikologis, sosial, kultural dan spiritual serta dukungan persiapan dan selama masa
dukacita.
Menurut Kepmenkes RI No 812 (2007), jenis kegiatan
perawatan paliatif meliputi tatalaksana nyeri, tatalaksana keluhan
fisik lain, asuhan keperawatan, dukungan psikologis, sosial, kultural
dan spiritual serta dukungan persiapan dan selama masa dukacita.