Anda di halaman 1dari 4

VIDANCE BASEC PRACTICE GAWAT DARURAT PASIEN DENGAN CEDERA KEPALA

BERAT POST OP KRANIATOMI

DISUSUN OLEH :

JANE BIRINGAN

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA

MANADO

2021

Cedera kepala merupakan gangguan otak karena otak mengalami trauma baik tumpul

Maupun tajam. Cedera kepala adanya deformitas penyimpangan bentuk dan garis pada tulang

Tengkorak, percepatan dan perlambatan hasi dari perubahan bentuk yang di pengaruhi oleh

Peningkatan pada percepatan dan rotasi –pada kepala yang dirasakan oeh ota sebagai efek dari

Perputaran pada pencegahan ( padila, 2012 )

Merupakan penyebab utama kematian dan kecatatan dan sering diakibatkan oleh

Kecelakaan kendaraan bermotor. Sebagian masyarakat belum mengetahui akibat dari cedera

Kepala yang dapat menyebabkan kematian. 50 % terjadi pada korban berusia 45 tahun akibat

Kecelakaan endaraan bermotor, sementara itu 21 % karena jatu7h dan 10 % akibat olahraga.

Laki –

Laki lebih sering mengalami cedera kepala dibandingkan wanita. Setelah mengalami

Cedera kepala pasien lebih rtentan mengalami kejadian yang sama 2 –

3 kali karena perhatian

Pasien yang berkurang, reaksi lambat dan sulit mengambil keputusan. Kerusakan otak

Disebabkan oleh kejadian berulang ini.

Kematian akibat kasus ini

Dari tahun-

Ketahun semakin meningkat, bertambahnya angka

Kematian akibat jumlah penderita cedera kepala semain bertambah dan penanganan yang

Kurang tepat dan tida sesuai dengan harapan. Hal ini disebekan oleh mobiitas usia produktif

Yang tinggi dan kesadaran menjaga krendah belum sesuai dengan keslamatan di jalan masih

Rendah dan penanganan masih belum sesuai dan juga rujukan yang lambat akan mengakibatkan

Penderita meninggal dunia.


Untuk menangani penderita cedera kepala berat terdapat cara dengan oprasi pada daerah

Trauma kepala yang bertujuan untuk menyelamatan nyawa penderita. Setelah penderita cedera

Kepala berat dilakuan tindakan oprasi maka tugas perawat untuk melakuan tindakan

Keperawatan luka agar penderita tidak mendapatkan penyakit tambahan yaiyu infeksi pada lua

Pasca oprasi.

Infeksi luka oprasi ( ILO ) merupakan infeksi yang terjadi pasca pembedahan. WHO

Melaporkan bahwa tingkat kejadian ILO di dunia berkisar 5 % -

15 % . Data infeksi adalahb

Infeksi luka operasi ILO dan merupaan infeksi ketiga yang sewring terjadi dirumah sakit sekitar

14 % -

16 % dari total pasien dirumah sakit mengalami ILO.

DEPKES RI pada tahun 2011 menyatakan angka kejadian ILO di rumah sakit pemerintah di

Indonesia sebanyak 55,1 %. Hal ini membuktikan bahwa ILO menjadi kejadian yang tidak biasa

Dianggap remeh. Factor kejadian ILO adalah misalnya diabetes mellitus, obesitas, malnutrisi dan

Factor luka yang meliputi pencukuran daerah operasi dan suplai darah ke area luka yang kurang.

Dan factor lain misalnya lama oprasi, antibiotic profilaksis dan ventilasi ruangan oprasi dan

Teknk oprasi. Untuk diperhatikan bahwa membersihkan daerah oprasi sangat peru dilakuan

Karna ini merupakan factor yang menyebabkan kejadian ILO pada pra operasi.

Tingkat kejadian ILO pada saat oprasi di

Sebabkan juga oleh mikroorganisme pathogen yang

Terdapat pada luka oprasi pada saat oprasi dilakukan maupaun setelah oprasi di lakukan .

Penggunaan drain juga merupakan factor yang menyebabkan ILO dapat terjadi. Luka sudah

Terinfeksi apabia luka mengeluarkan nanah dan luka tersebut mengalami inflamasi. Hal ini

Dapat menambah lama perawatan pasien . lama perawatan disebabkan oleh beberapa factor

Yaitu : ekstrinsik dan intrinsic. Factor entensik yaitru pemenuhan nutrisi yang tidak asekuat,

Tekhni oprasi, obat dan perawatan luka, sedangkan factor intrinsic yaitu usia, sirkuasi yang

Terganggu, nyeri dan mobilisasi.

Perawatan post op yang kurasng akan menghasilkan etidakpuasan dan tida memenuhi

Standart . perawatan post op bertujuan untu menghilangkan rasa nyeri, mengidentifiasi

Masalah dan mengatasinya. Hal yang perlu

Di perhatikan pada perawatan post op adalah


Memberi dukungan kepada pasien, menghilangan rasa sakit, antisipasi dan atasi segera

Komplikasi, memelihara komunikasi yang baik dengan tim perawatan, merencanaan perawatan

Dengan kebutuhan pasien.

Wound care merupaan elemen penting untu meminimalan omplikasi dan akan memberikan

Hasi yang optimal. Pengangkatan debris dari permukaan lua akan merangsang tumbuhnya

Jaringan baru. Bandage akan dapat menyokong dan menstabi8lkan luka, menampung darah

Atau cairan berlebih, memberi tekanan pada luka untu homeostasis, melindungi lua dari

Kekeringan dan terkontaminasi bakteri. Bandage diperlukan pada lua yang di jahit, salaf

Basitrasin diperlukan untuk dioleskan diatas pinggir luka dan kemudian di plester. Yang perlu di

Perhatikan pada post op care yaitu :

1.

Prevent hematoma

Meticulous homestasi after undermining

Minimize soft tissue dead space during wound closure

Aspirate hematomas

Consider pressure dressing, suction drains

2.

Control soft tissue tension

Adequate undermining

Use appropriate suture technique

Consider using steri –

Strips in addition suture

3.

Wound dressing

Antibiotic ointment

Nonadhesive gauze, gauze sponge

4.

Prevent suture tracks

Remove suture at earliest time without compromising wound integritry.

After suture removal. Steri –

Strips can be used reduce wound tension.

Metode penulisan makalah ini menggunakan metode analisis jurmal kepertawatan yang

Berkaitan dengan penanganan ifeksi lua oprasi post op kraniotomy dengan pendekatan

Evidence based practice. Dalam laporan ini berdasarkan 5 jurnal keperawatan terkait dengan

Penamganan infeksi luka oprasi post op kraniotomy .

Anda mungkin juga menyukai