DISUSUN OLEH:
CRISCHIA LUMI
a. Tersedianya system dan tersedianya system dan akses komunikasi yang akses komunikasi yang memadai
dan memadai dan mencakup seluruh daerah khususnya didaerah resiko tinggi bencana alam seperti daerah
yang dilewati lempeng/patahan pemicu gempa dan tsunami, dataran tinggi yang rawan longsor, dan
daerah dataran rendah yang berdekatan dengan sungai yang rawan banjir bandang.
b. Pengetahuan masyarakat dalam pengetahuan masyarakat dalam menerima informasi ben menerima
informasi bencana yang akan terjadi yang termasuk didalamnya menjangkau tempat perlindungan yang
aman secepatnya setelah peringatan diberikan.
c. System sensor pendeteksi (peralatan EWS) gempa, tsunami dan letusan gunung berapi yang dipasang di
area area patahan apakah bekerja baik dan real time. Sehingga mempercepat penyampaian informasi.
PERSIAPAN (PREPAREDNESS)
a. Tersedianya jalur evakuasi tersedianya jalur evakuasi yang jelas dan yang jelas dan bisa
dijangkau oleh bisa dijangkau oleh Masyarakat.
b. Fasilitas pelayanan public terutama fasilitas kesehatan yang akan menjadi tempat rujukan bila
terjadi bencana.
c. Kesiapan dan pengetahuan masyarakat di daerah rawan bencana dalam menghadapi dan
menyelamatkan diri saat terjadi bencana. Kegiatannya berisi simulasi dan pelatihan bencana.
PENILAIAN SAAT BENCANA
• Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat
kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan,
pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan sarana prasarana.
• Langkah-langkah yang dilakukan dalam kondisi tanggap darurat antara lain:
a. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumberdaya, sehingga
dapat diketahui dan diperkirakan magnitude bencana, luas area yang terkena dan perkiraan
tingkat kerusakannya.
b. Penentuan status keadaan darurat bencana.
c. Berdasarkan penilaian awal dapat diperkirakan tingkat bencana sehingga dapat pula
ditentukan status keadaan darurat. Jika tingkat bencana terlalu besar dan berdampak luas,
mungkin bencana tersebut dapat digolongkan sebagai bencana nasional.
PENILAIAN KORBAN
a. Tag Triase
1) Prioritas Nol (Hitam)
2) Prioritas Pertama (Merah)
3) Prioritas Kedua (Kuning)
4) Prioritas Ketiga (Hijau)
5) Prioritas Keempat (Biru)
6) Prioritas Kelima (Putih)
1. Mengurangi Jumlah Kesakitan, Resiko Mengurangi Jumlah Kesakitan, Resiko Kecacatan Dan
Kecacatan Dan Kematian Saat Kematian Saat Terjadi Terjadi Bencana.
3. Mencegah Atau Mengurangi Resiko Dan Mengatasi Dampak Kesehatan Lingkungan Akibat
Bencana(misalnya Perbaikan Sanitasi.
PERAN SURVEILENS
1) Saat Bencana
2) Setelah Bencana
3) Menentukan Arah Respon/Penanggulangan Dan Menilai Keberhasilan Respon/Evaluasi.
4) Managemen Penanggulangan Bencana Meliputi Fase I Untuk Tanggap Darurat, Fase Ii Untuk
Fase Akut, Fase Iii Untuk Recovery (Rehabilitasi Dan Rekonstruksi). Prinsip Dasar
Penaggunglangan Bencana Adalah Pada Tahap Preparedness Atau Kesiapsiagaan Sebelum
Terjadi Bencana.
SURVEILENS BENCANA
6. Analisis Epidemiologi