Anda di halaman 1dari 15

PENILAIAN SISTEMATIS SEBELUM, SAAT DAN SETELAH BENCANA

PADA KORBAN, SURVIVOR, POPULASI RENTAN,


DAN BERBASIS KOMUNITAS

DISUSUN OLEH:

SRIKANDI TINNEKE POTABUGA

NIA SANTI CHRISTINE SANGKOY

SISKA OLVIE MANURIP

TRYANTI AGNES SASIWU

CRISCHIA LUMI

PRISCILLA JESSICA KALELE

ELDIO ELIEZER ENGKA


PENGERTIAN
• Menurut Eko Putro Widoyoko, tahun 2012 Penilaian ialah sebagai kegiatan menafsirkan data hasil
pengukuran berdasarkan kriteria dan aturan-aturan tertentu. Penilaian merupakan kegiatan mengambil
keputusan dalam menentukan sesuatu berdasarkan kriteria baik dan buruk serta bersifat kualitatif.
• Sistematis adalah bentuk usaha menguraikan serta merumuskan sesuatu hal dalam konteks hubungan
yang logis serta teratur sehingga membentuk system secara menyeluruh, utuh dan terpadu yang
mampu menjelaskan berbagai rangkaian sebab akibat yang terkait suatu objek tertentu.
• Penilaian sistematis adalah kegiatan dan proses pengumpulan data-data dan informasi yang bersifat
kualitatif yang disusun secara berurutan, utuh dan terpadu untuk menjelaskan berbagai rangkaian
sebab akibat terkait suatu objek tertentu.
• Penilaian sistematis pada bencana ialah kegiatan mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan
dengan bencana yang termasuk didalamnya bentuk bencana, lokasi, dampak, korban, dan usaha
dalam menghadapi bencana sebelum, saat dan setelah terjadinya bencana
PENILAIAN SEBELUM BENCANA PADA KORBAN, SURVIVOR,
POPULASI RENTAN DAN BERBASIS MASYARAKAT.

MITIGASI BENCANA YANG EFEKTIF MEMILIKI 3 UNSUR UTAMA, YAITU:


a. Penilaian Bahaya (Hazard)
b. Peringatan (Warning)
c. Persiapan (Preparedness)
PENILAIAN BAHAYA (HAZARD)

1. Penyebab : alam atau ulah manusia


2. Frekuensi : berapa sering terjadinya
3. Durasi : Beberapa durasinya terbata seperti pada ledakan sedang lainnya mungkin lebih lama seperti
banjir dan epidemic.
4. Kecepatan onset : kecepatan onset : bisa muncul mendadak bisa muncul mendadak hingga sedikit
atau hingga sedikit atau tidak ada pemberitahuan yang bisa diberikan atau bertahap seperti pada
banjir (kecuali banjir bandang) memungkinkan cukup waktu untuk pemberitahuan dan mungkin
tindakan pencegahan atau peringatan.
5. Luasnya dampak : bisa terbatas dan mengenai hanya area tertentu atau kelompok masyarakat tertentu
atau menyeluruh mengenai masyarakat luas mengakibatkan kerusakan merata pelayanan dan fasilitas.
6. Potensi Potensi merusak merusak : kemampuan kemampuan penyebab penyebab bencana bencana
menimbulkan tingkat kerusakan tertentu (berat, sedang atau ringan) serta jenis (cedera manusia atau
kerusakan harta benda) dari kerusakan.
PERINGATAN (WARNING)

HAL-HAL YANG PERLU DINILAI DALAM PROSES PERINGATAN/WARNING SEBELUM BENCANA

a. Tersedianya system dan tersedianya system dan akses komunikasi yang akses komunikasi yang memadai
dan memadai dan mencakup seluruh daerah khususnya didaerah resiko tinggi bencana alam seperti daerah
yang dilewati lempeng/patahan pemicu gempa dan tsunami, dataran tinggi yang rawan longsor, dan
daerah dataran rendah yang berdekatan dengan sungai yang rawan banjir bandang.

b. Pengetahuan masyarakat dalam pengetahuan masyarakat dalam menerima informasi ben menerima
informasi bencana yang akan terjadi yang termasuk didalamnya menjangkau tempat perlindungan yang
aman secepatnya setelah peringatan diberikan.

c. System sensor pendeteksi (peralatan EWS) gempa, tsunami dan letusan gunung berapi yang dipasang di
area area patahan apakah bekerja baik dan real time. Sehingga mempercepat penyampaian informasi.
PERSIAPAN (PREPAREDNESS)

PENILAIAN DALAM KEGIATAN PERSIAPAN INI MELIPUTI:

a. Tersedianya jalur evakuasi tersedianya jalur evakuasi yang jelas dan yang jelas dan bisa
dijangkau oleh bisa dijangkau oleh Masyarakat.

b. Fasilitas pelayanan public terutama fasilitas kesehatan yang akan menjadi tempat rujukan bila
terjadi bencana.

c. Kesiapan dan pengetahuan masyarakat di daerah rawan bencana dalam menghadapi dan
menyelamatkan diri saat terjadi bencana. Kegiatannya berisi simulasi dan pelatihan bencana.
PENILAIAN SAAT BENCANA

• Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat
kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan,
pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan sarana prasarana.
• Langkah-langkah yang dilakukan dalam kondisi tanggap darurat antara lain:
a. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumberdaya, sehingga
dapat diketahui dan diperkirakan magnitude bencana, luas area yang terkena dan perkiraan
tingkat kerusakannya.
b. Penentuan status keadaan darurat bencana.
c. Berdasarkan penilaian awal dapat diperkirakan tingkat bencana sehingga dapat pula
ditentukan status keadaan darurat. Jika tingkat bencana terlalu besar dan berdampak luas,
mungkin bencana tersebut dapat digolongkan sebagai bencana nasional.
PENILAIAN KORBAN

a. Tag Triase
1) Prioritas Nol (Hitam)
2) Prioritas Pertama (Merah)
3) Prioritas Kedua (Kuning)
4) Prioritas Ketiga (Hijau)
5) Prioritas Keempat (Biru)
6) Prioritas Kelima (Putih)

b. Triase System Penuntun Lapangan START


Berupa penilaian pasien 60 detik dengan mengamati ventilasi, perfusi, dan status mental (RPM : R=
status respirasi ; P = status perfusi ; M = status mental) untuk memastikan kelompok korban (lazimnya
juga dengan tagging) yang memerlukan transport segera atau tidak, atau yang tidak mungkin
diselamatkan atau mati

c. Triase System Kombinasi METTAG Dan START


PENILAIAN LINGKUNGAN

Adapun penilaian penilaian lingkungan pada saat bencana adalah :


1. Daerah rawan yang kemungkinan akan terjadi bencana susulan. Seperti tsunami setelah gempa,
tanah longsor setelah banjir atau hujan deras, aliran lava dan abu vulkanik saat terjadi letusan
gunung berapi dan rubuhnya bangunan setelah terkena guncangan gempa.
2. Tempat pengungsian yang aman untuk pertolongan pertama pada korban bencana
PENILAIAN SETELAH BENCANA
Penilaian damage and loss assessment meliputi sebagai berikut :
a. Kerusakan dihitung kerusakan dihitung sebagai sebagai pengganti nilai pengganti nilai aset fisik yang fisik
yang rusak total atau sebagian;
b. Kerugian secara kerugian secara ekonomi yang ekonomi yang timbul akibat timbul akibat adanya aset adanya
aset yang rusak sementara;
c. Dampak yang dihasilkan dihasilkan pada pasca bencana bencana kinerja kinerja makro-ekonomi, ekonomi,
dengan referensi khusus untuk pertumbuhan ekonomi/GDP, neraca pembayaran dan situasi fiskal pemerintah
Penilaian pasca bencana meliputi :
1. Jumlah korban baik yang selamat maupun meninggal. Termasuk populasi rentan lansia, ibu hamil, anak-anak
dan penderita disabilitas.
2. Kerugian harta benda
3. Kerusakan sarana dan prasarana
4. Cakupan luas wilayah yang terkena bencana
5. Dampak social ekonomi yang ditimbulkan
SURVEILENS BENCANA
a. DEFINISI
Surveilens adalah kegiatan alisis” “analisis” yang sistematis sistematis dan berkesinambungan
melalui kegiatan pengumpulan dan pengolahan data serta penyebar luasan informasi untuk
pengambilan keputusan dan tindakan segera.
Surveilens Bencana adalah mengumpulkan data pada situasi bencana, data yang dikumpulkan
berupa jumlah korban meninggal, luka sakit, jenis luka, pengobatan yang dilakukan, kebutuhan
yang belum dipenuhi, jumlah korban anak-anak, dewasa, lansia. Surveilans sangat penting untuk
monitoring dan evaluasi dari sebuah proses, sehingga dapat digunakan untuk menyusun kebijakan
dan rencana program.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa surveilans adalah pengamatan secara teratur dan
terus menerus terhadap semua aspek penyakit tertentu, baik keadaan maupun penyebarannya dalam
suatu masyarakat tertentu untuk kepentingan pencegahan dan penganggulangannya.
TUJUAN SURVEILENS

1. Mengurangi Jumlah Kesakitan, Resiko Mengurangi Jumlah Kesakitan, Resiko Kecacatan Dan
Kecacatan Dan Kematian Saat Kematian Saat Terjadi Terjadi Bencana.

2. Mencegah Atau Mengurangi Resiko Munculnya Penyakit Menular Dan Penyebarannya.

3. Mencegah Atau Mengurangi Resiko Dan Mengatasi Dampak Kesehatan Lingkungan Akibat
Bencana(misalnya Perbaikan Sanitasi.
PERAN SURVEILENS

1) Saat Bencana
2) Setelah Bencana
3) Menentukan Arah Respon/Penanggulangan Dan Menilai Keberhasilan Respon/Evaluasi.
4) Managemen Penanggulangan Bencana Meliputi Fase I Untuk Tanggap Darurat, Fase Ii Untuk
Fase Akut, Fase Iii Untuk Recovery (Rehabilitasi Dan Rekonstruksi). Prinsip Dasar
Penaggunglangan Bencana Adalah Pada Tahap Preparedness Atau Kesiapsiagaan Sebelum
Terjadi Bencana.
SURVEILENS BENCANA

1. Surveilans Penyakit-penyakit Terkait Surveilans Penyakit-penyakit Terkait Bencana, Terut


Bencana, Terutama Penyakit Menular
2. Surveilens Data Pengungsi
3. Surveilens Kematian
4. Surveilens Rawat Jalan
5. Surveilens Air dan Sanitasi
6. Surveilens Gizi dan Pangan
7. Surveilens Epidemologi pengungsi
MASALAH EPIDEMIOLOGI DALAM SURVEILANS BENCANA

1. Pertolongan Terhadap Kelaparan

2. Kontrol Epidemic/Kantor Pengaduan

3. Surveilens Pencegahan Kematian, Sakit Dan Cedera

4. Surveilens Kebutuhan Perawatan Kesehatan

5. Penelitian Untuk Menghindari Tindakan Tidak Perlu

6. Analisis Epidemiologi

7. Analisis Peringatan Dari Usaha Pertolongan

Anda mungkin juga menyukai