Kewaspadaan Bencana
Dosen :Nova Maulana S.kep.,Ns, M.kep
Kelas A/KP/ V
Dalam menyelesaikan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini kami ingin
menyampaikan terimakasih kepada:
1 Dosen mata kuliah disaster management
2 Keluarga dari kami yang telah memberikan berbagai semangat dan dukungan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu saran dan
kritik yang membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi masyarakat Indonesia secara umum terutama para mahasiswa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kewaspadaan/kesiapsiagaan Menghadapi Bencana
B. Penilaian resiko bencana
C. Menyusuan rencana darurat bencana
BAB III PENUTUP
D. Kesimpulan
E. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana merupakan kejadian yang tiba-tiba atau musibah yang besar yang
menganggu susunan dasar dan fungsi normal dari suatu masyarakat (atau komunitas).
Satu kejadian atau serangkaian kejadian yang menimbulkan korban dan atau kerusakan
atau kerugian harta benda, infrastruktur, pelayanan-pelayanan yang penting atau sarana
kehidupan pada satu skala yang brada diluar kapasitas normal dari komunitas-komunitas
yang terlanda untuk mengatasinya.
Bencana kadang kala juga dapat menggambarkan situasi bencana besar dimana
pola-pola normal khidupan (atau ekosistim) teah terganggu dan intervensi-intervensi
darurat dan luar biasa diperlukan untuk menyelamatkan dan mengamankan kehidupan
manusia dan atau lingkungan. Bencana-bencana sering dikategorikan sesuai dengan
penyebab-penyebab yang dirasakan dan kecepatan dampak.
Bencana alam merupakan peristiwa luar biasa yang dapat menimbulkan penderitaan
luar biasa pula bagi yang mengalaminya. Bencana alam juga tidak hanya menimbulkan
luka atau cedera fisik, tetapi juga menimbulkan dampak psikologis atau kejiwaan.
Hilangnya harta benda dan nyawa dari orang-orang yang dicintainya, membuat sebagian
korban bencana alam mengalami stress atau gangguan kejiwaan. Hal tersebut sangat
berbahaya terutama bagi anak-anak yang dapat terganggu perkembangan jiwanya.
Mengingat dampak yang luar biasa terebut, maka penanggulangan bencana alam
harus dilakukan dengan menggunakan prinsip dan cara yang tepat. Selain itu,
penanggulangan bencana alam juga harus menyeluruh tidak hanya pada saat terjadi
bencana tetapi pencegahan sebelum terjadi bencana dan rehabilitas serta rekonstruksi
setelah terjadi bencana.
B. Rumusan masalah
a. Apa yang di maksud dengan kewaspadaan/kesiapsiagaan menghadapi bencana?
b. Apa yang dimaksud dengan resiko rawan bencana?
c. Apa yang di maksud dengan penyusunan rencana darurat?
C. Tujuan penulisan
Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan kewaspadaan/kesiapsiagaan menghadapi
bencana, resiko rawan bencana,dan penyusunan rencana darurat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kewaspadaan/kesiapsiagaan bencana
Pengertian kesiapsiagaan berdasarkan UU RI No. 24 Tahun 2007, International
Federation Red Cross (IFCR) dan UN-ISDR (United Nation-International Strategy for
Disaster Reduction) yaitu: Segala upaya untuk menghadapi situasi darurat serta
mengenali berbagai sumber daya untuk memenuhi kebutuhan saat itu. Hal ini bertujuan
agar masyarakat memiliki persiapan yang baik saat menghadapi bencana (IFRC, 2000).
Segala upaya untuk menghadapi situasi darurat serta mengenali berbagai sumber
daya untuk memenuhi kebutuhan saat itu (UU RI No.24 Tahun 2007).
Pengetahuan dan kapasitas yang dikembangkan oleh pemerintah, profesional
kebencanaan, komunitas dan individu untuk secara efektif mengantisipasi, merespon dan
mengatasi kejadian bencana (UN-ISDR, 2007).
Kesiapsiagaan bisa diartikan sebagai: Kesiapan masyarakat di semua lapisan
untuk mengenali ancaman yang ada di sekitarnya serta mempunyai mekanisme dan cara
untuk menghadapi bencana. Kesiapsiagaan dilakukan tahapan PB dan bertujuan untuk
membangun kapasitas yang diperlukan untuk secara efektif mampu mengelola segala
macam keadaan kedaruratan dan menjembatani masa transisi dari respon ke pemulihan
yang berkelanjutan (Nugroho, 2012). persiapan yang baik saat menghadapi bencana
(IFRC, 2000).
Tujuan kewaspadaan/kesiapsiagaan bencana untuk meminimalkan korban jiwa
dan kerusakan sarana-sarana umum. Kesiapsiagaan bencana meliputi upaya mengurangi
tingkat resiko, formulasi Rencana Darurat Bencana (Disasters Plan), pengolahan sumber
daya masyarakat, pelatihan warga di lokasi bencana ( Deutsche Humanitare, 2015).
Upaya kesiapsiagaan bencana meliputi: penyiapan sarana dan prasarana
kesehatan, penyiapan dana operasional, pembentukan tim reaksi cepat (brigade siaga
bencana), pengembangan sistem peringatan dini, penyebaran informasi masalah
kesehatan akibat bencana, upaya penyelamatan, cara menolong, rencana bantuan, cara
bertahan sebelum bantuan datang (Pusat Kajian Pembangunan Kesehatan SekJen Depkes,
2009).
Unsur kegiatan PRB (Pengurangan Resiko Bencana) dalam hal kesiapsiagaan
menghadapi bencana sebagai berikut:
1. Keperluan untuk keadaan darurat, seperti barang pasokan kebutuhan dasar untuk
darurat bencana
2. Pengetahuan tentang prosedur tetap dalam keadaan darurat yang meliputi:
Lokasi evakuasi, jalur ke lokasi evakuasi, papan tanda menuju lokasi
evakuasi, dan peta jalan menuju lokasi evakuasi serta komponen evakuasi
lainnya
Perlengkapan dan fasilitas di lokasi evakuasi
Prosedur evakuasi pada saat bencana
Tim SAR
Sistem keamanan pada saat bencana
Layanan medis di lokasi evakuasi
Kendaraan transportasi menuju lokasi evakuasi
Sarana mandi, cuci, kakus (MCK) di lokasi evakuasi
Air bersih di lokasi evakuasi
Makanan di lokasi evakuasi
Pertolongan pertama, pengobatan darurat dan obat-obatan penting di lokasi
evakuasi
3. Peringatan dini yang meliputi:
Pengelolaan peringatan dini
Pengamatan gejala bencana secara sederhana
Penyebaran informasi peringatan dini
Ketersediaan alat penyebaran informasi peringatan dini (telepon, radio baterai,
handy talky)
Uji coba dan latihan sistem peringatan dini
4. Manajemen informasi bencana yang meliputi:
Sistem informasi yang mudah diakses, dimengerti dan disebarluaskan dimana
informasinya akurat, tepat waktu, dapat dipercaya dan mudah dikomunikasikan
Informasi penting terkini berkaitan dengan kesiapsiagaan bencana, seperti daftar
nama, alamat, nomor telepon orang-orang penting dan keluarga, lembaga, Kantor
Polisi, Tim SAR, Palang Merah, Rumah Sakit, Pemadam Kebakaran, relawan
yang bisa dihubungi pada saat bencana
Geladi atau Simulasi (simulation), khususnya tentang peringatan dini dan
evakuasi yang dilakukan secara berkala dan rutin di lapangan untuk menguji
tingkat kesiapsiagaan dan membiasakan diri para petugas dan masyarakat (Pusat
Kajian Pembangunan Kesehatan SekJen Depkes, 2009).
B. Penilaian resiko rawan bencana
Definisi Suatu metodologi untuk menentukkan proses dan keadaan risiko melalui
analisis potensi bahaya (hazards) dan evaluasi kondisi kini dari kerentanan yang dapat
berpotensi membahayakan orang, harta, kehidupan, dan lingkungan tempat tinggal. (ISDR
Living withRisk, 2004)
Identifikasi Risiko (Risk identification) Merupakan analisis menyeluruh terhadap
kerentanan, lokasi, daya rusak dan intensitas bahaya. Aktivitas dalam identifikasi risiko
bencana :
Pengumpulan data bahaya dan pemetaan (frekuensi, besaran, dan lokasi)
Penilaian kerentanan (populasi dan asset yang terpapar)
Penilaian kapasitas dan sumber daya
Penilaian risiko (probabilitas dari kerugian yang diharapkan)
Definisi Operasional
Risiko (Risk) : Besarnya kemungkinan bencana akan terjadi
Penilaian Risiko (Risk Assessment) : Evaluasi thd semua unsur yg berhubungan dengan
pengenalan bahaya serta dampaknya
Bahaya (Hazard;) : Faktor-faktor yang dapat mengganggu kehidupan manusia
Kerentanan (Vulnerability): Kondisi dalam masyarakat yang menggambarkan
ketidakmampuan untuk menanggulangi masalah kedaruratan
Lingkup Kegiatan
Pengumpulan, pengolahan dan analisa data
Penetapan variabel penilaian risiko
Pelaksanaan penilaian risiko
Langkah-Langkah
Pembuatan Peta Rawan : melengkapi peta topografi, kota, sungai, danau, gunung
berapi
Ancaman : penambangan, pabrik(kebocoran pipa), Banjir , gunung meletus, longsor
dan industry.
Kerentanan dengan melengkapi rawan ancaman dengan kerentanan masyarakat :
1) Data demografi (jumlah bayi dan balita)
2) Sarana dan prasarana kesehatan (puskesmas, rumah sakit, rumah sakit jiwa)
3) Ketenagaan kesehatan (Dokter, Perawat, Bidan dll)
4) Data cakupan yankes (imunisasi ,KIA, gizi)
Menetapkan jenis bahaya dan variable
Kelompok jenis Bahaya
1) Tsunami
2) Gempa bumi
3) Letusan gunung berapi
4) Angin puyuh
5) Banjir
6) Tanah longsor
7) Kebakaran hutan
8) Kekeringan
9) KLB penyakit menular
10) Kecelakaan transportasi/industri
11) Konflik dg kekerasan
Menetapkan variabel
Karakteristik bahaya, manajemen
Frekuensi :Suatu bahaya/ancaman seberapa sering terjadi
Intensitas : Diukur dari kekuatan dan kecepatan secara
Karakteristik bahaya
Dampak : Pengukuran seberapa besar akibat terhadap kehidupan rutin
Keluasan :Luasnya daerah yg terkena
Komponen uluran waktu: Rentang waktu peringatan gejala awal-hingga terjadinya
dan lamanya proses bencana berlangsung
Kerentanan
1) Fisik
Kekuatan struktur bangunan fisik (lokasi, bentuk, material, konstruksi,
pemeliharaannya)
Sistem transportasi dan telekomunikasi (akses jalan, sarana angkutan, jaringan
komunikasi dll)
2) Sosial
Meliputi unsur demografi (proporsi kel. rentan, status kesehatan, budaya, status sosek
dll)
3) Ekonomi
Meliputi dampak primer (kerugian langsung) dan sekunder (tidak langsung)
Penetapan cara penilaian
1) Jenis bahaya/ancaman
2) Penilaian sesuai dengan kelompok variabel
3) Berdasarkan data, pengalaman dan taksiran
4) Saling terkait satu sama lain
5) Nilai berkisar antara 1 s/d 3
1 = risiko terendah
2 = risiko sedang
3 = risiko tertinggi
6) Penilaian berdasarkan :
Untuk penilaian manajemen dinilai dengan skala yang berbalik
1 = kemampuan tinggi
2 = kemampuan sedang
3 = kemampuan rendah
penilaian
No Variable Gempa bumi Banjir Kerusuhan
1 Bahaya
Frekuensi
Intensitas
Dampak
Keluasan
Uluran waktu
Total
2 Kerentanan
Fisik
Social
Ekonomi
Total
3 Manajemen
Kebijakan
Kesiapsiagaan
Total
Nilai
a. Tindakan Awal
1. Mengaktifkan rencana kontinjensi yang terkait yang disesuaikan dengan kondisi
bencana yang terjadi.
2. Pada status siaga darurat, rencana tindakan operasi darurat bencana didasarkan atas
asumsi kejadian dan pembuatan skenario sesuai dengan jenis bencana yang akan
dihadapi.
3. Tindakan operasi setelah bencana terjadi, yaitu pada status tanggap darurat bencana
dan status transisi darurat ke pemulihan, diawali dengan analisis keadaan darurat
bencana termasuk mengkaji kejadian dan perkembangan kejadian bencana atas dasar
masukan dari:
a. Informasi umum kejadian awal, yang dapat bersumber dari pemerintah daerah,
instansi/lembaga, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.
b. Informasi resmi yang berasal dari sumber-sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan sesuai dengan kewenangannya, seperti Badan Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika (BMKG), Badan Geologi Departemen Eenergi Sumber Daya Mineral
(ESDM), Departemen Pekerjaan Umum (PU), Departemen Kehutanan, dan
Departemen Pertanian.
c. Informasi dari TRC yang ditugaskan baik oleh BNPB maupun oleh BPBD yang
meliputi :
1) Cakupan lokasi bencana
2) Jumlah korban bencana
3) Kerusakan prasarana dan sarana
4) Gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta pemerintahan
5) Kemampuan sumberdaya alam maupun sumberdaya buatan
6) Upaya-upaya yang telah dilakukan
7) Kebutuhan mendesak yang harus segera dipenuhi
4. Kepala Bidang Perencanaan menuangkan semua informasi kejadian awal ke dalam
Formulir Informasi Bencana (Formulir 1a-1d, Lampiran 03-06), yang memuat
informasi mengenai:
a. Sketsa/peta darurat bencana, peta sumberdaya dan peta evakuasi
b. Permintaan bantuan sumberdaya yang dibutuhkan
c. Sumber bantuan sumberdaya (BNPB/BPBD, instansi/lembaga, dunia usaha dan
masyarakat)
d. Lokasi tujuan bantuan
e. Ringkasan tindakan operasi
f. Ringkasan bantuan sumberdaya
5. Formulir Informasi Bencana ditujukan untuk memberikan informasi dasar kepada
Komandan dan seluruh Staf Komando dan Staf Umum Komando Darurat Bencana
mengenai situasi bencana dan kebutuhan bantuan sumberdaya yang diperlukan
dalam penanganan darurat bencana.
6. Informasi Bencana didistribusikan kepada Staf Komando dan Staf Umum Komando.
Daftar Pustaka
Risk awareness and assessment. Living with risk A global review of disaster reduction
initiative.International Strategy for Disaster Reduction.
kurt Hollenstein : Natural hazards, risk analysis and management, disaster and
emergency management research. Swiss Federal Institute of Technology Zurich.