Anda di halaman 1dari 9

B.

Tahapan manajemen bencana


Siklus/tahap bencana:
1. Pra bencana terbagi menjadi 2 yaitu pencegahan dan mitigasi dan
kesiapsiagaan
Badan Nasional penanggulangan bencana sebagai Garda nasional terdepan
memiliki tanggung jawab untuk turut memberikan pendidikan tentang
kebencanaan bagi seluruh lapisan masyarakat terutama bagi perangkat
pemerintah di seluruh wilayah Indonesia untuk meningkatkan ketahanan
masyarakat dalam menghadapi bencana
2. Saat bencana disebut dengan tanggap darurat bencana
Tanggap darurat bencana merupakan tahap penindakan atau pengarahan
pertolongan untuk membantu masyarakat yang tertimpa bencana guna
menghindari bertambahnya korban jiwa
3. Pasca bencana: terdiri atas rehabilitasi dan rekontruksi.
Rehabilitasi adalah untuk mengembalikan kondisi daerah yang terkena
bencana yang serba tidak menentu kondisi normal yang lebih baik agar
kehidupan masyarakat dapat berjalan kembali normal
Rekontruksi bertujuan untuk membangun kembali sarana dan prasarana yang
rusak akibat bencana secara lebih baik dan sempurna
Siklus penanganan bencana:
1. Tahap tanggap Darurat: menyelematkan jiwa dan mengirim bantuan
makanan/logistik
2. Rehabilitasi: Pemulihan keadaan dan pembersihan lingkungan
3. Rekontruksi/pembangunan kembali:Perbaikan pemukiman, dan perbaikan
sarana prasarana
4. Pencegahan: pembangunan saran prasarana
5. Mitigasi: pemetaan, penyiapan perangkat lunak, penyiapan program
penanggulangan , monitoring dan evaluasi.
6. Kesiap siagaan: Penyiapan posko, publikasi, dan pelatihan mengahdapi
bencana
C. Elemen Sistem Pendukung Manajemen Bencana
1. Kebijakan Manajemen sangat penting dan bukti komitmen pimpinan setempat
terhadap penerapan manajemen bencana di lingkungan masing-masing
2. Identifikasi dan penilaian risiko/ Keadaan Darurat bencana
Analisis risiko bencana bertujuan untuk memperoleh informasi dan data
mengenai potensi bencana yang mungkin dapat terjadi di lingkungan masing-
masing serta potensi atau tingkat risiko atau keparahannya
3. Perencanaan Awal: disusun berdasarkan identifikasi dan penilaian risiko
bencana sebelumnya
Perencanaan awal meliputi strategi penanganan bencana, sumber daya yang
tersedia dan yang diperlukan, organisasi yang diperlukan. Perencanaan awal
akan membantu menajemen dalam merancang sistem manajemen bencana.
4. Prosedur Tanggap Darurat: Prosedur manajemen bencana harus disiapkan dan
ditetapkan untuk setiap tingkat organisasi
5. Organisasi Tanggap Darurat yang bertanggung jawab mengkoordiniasi
seluruh fungsi manajemen bencana yang ditetapkan
6. Sumberdaya dan sarana penanganan bencana disesuaikan dengan situasi
bencana dan skala bencana yang mugkin terjadi
7. •Pembinaan dan Pelatihan
Pendidikan dan pembinaan dilakukan secara formal maupun informal,
misal melalui tokoh-tokoh masyarakat, lembaga pendidikan, media dan
jalur lainnya.
•Pelatihan yang diperlukan a/l: pemahaman mengenai manajemen risiko
bencana
8. Komunikasi
 Komunikasi organisasi tanggap darurat
 Komunikasi anggota komunitas, misal para pekerja dalam suatu
perusahaan/organisasi
 Komunikasi kepada masyarakat umum
 Komunikasi dengan pihak eksternal baik nasional maupun internasional
9. Inspeksi dan Audit
 Inspeksi: suatu upaya pemeriksaan rutin atau berkala untuk
memeriksa kesiapan penangangan bencana dalam organisasi baik
sarana teknis maupun non teknis sehingga dapat dilakukan
perbaikan segera
 Audit: suatu upaya untuk mengevaluasi penerapan manajemen
bencana dalam suatu organisasi, apakah sudah sesuai atau telah
memenuhi persyaratan atau tolak ukur yang ditetapkan.
10. Investigasi dan Pelaporan
Setiap bencana yang terjadi di suatu daerah harus dilaporkan kepada
instansi atau pihak yang ditunjuk, misal BNPB atau BNBD.
Investigasi dan pelaporan bertujuan mengetahui:
•Penyebab bencana
•Kelemahan dan kelebihan yang terdapat dalam penanganan bencana yang
dilakukan
•Efektifitas organisasi penanganan bencana yang ada
•Langkah perbaikan atau pencegahan terulangnya suatu bencana
D. Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana
Kesiapsiagaan menghadapi bencana adalah kemampuan untuk memperkirakan
menanggapi dan menghadapi dampak sebuah bencana.
Langkah mengantisipasi suatu bencana sangat penting dilakukan utamanya dalam
mengurangi dan meminimalisasikan dampak bencana yang dihadapi upaya tersebut
dikenal sebagai kesiapsiagaan bencana.
Terdapat 9 aspek kegiatan yang dapat dilakukan dalam lingkup kesiapsiagaan
bencana yaitu melakukan pengukuran awal terhadap resiko bencana, melakukan
perencanaan yang merupakan proses untuk dapat memperjelas tujuan dan arah
aktivitas kesiapsiagaan maupun tanggung jawab serta melibatkan organisasi yang ada
di masyarakat, melakukan perencanaan institusional antara masyarakat dan institusi
penanggulangan bencana, pengembangan sistem informasi dalam penanggulangan
bencana, penyiapan pusat sumber daya, penyediaan sistem peringatan dini,
menyepakati mekanisme respon yang akan muncul terhadap terjadinya bencana,
melakukan Pendidikan dan Pelatihan kepada masyarakat terkait Apa yang harus
dilakukan pada saat bencana tiba,dan melaksanakan praktek menghadapi bencana.
E. Komunikasi dalam bencana
Komunikasi berperan sebagai penghubung semua fase
penanganan kegawatdaruratan bencana meliputi
1. Komunikasi pra rumah sakit, intra rumah sakit, antar rumah sakit
2. Komunikasi lintas sektor
Komunikasi risiko bencana perlu dilakukan setiap saat baik dari situasi tdk
terdapat bencana, pada tahap bencana, sampai dengan situasi setelah
kejadian bencana atau situasi pemulihan pasca bencana.

Kesulitan dalam komunikasi bukan hanya masalah bagaimana berbicara


tetapi bagaimana mengkomunikasikan hal-hal penting yang dapat diketahui
banyak pihak (petugas maupun korban bencana).

Permasalahan Komunikasi Di Indonesia


1.Fasilitas komunikasi yang ada belum memadai dan belum
merata (pulau terpencil tanpa fasilitas telepon, telepon satelit mahal)

2.Fasilitas komunikasi umum tidak terjamin dari terjadinya bebas


gangguan (kerusakan telepon/ gangguan teknis)

3.Toleransi minimal untuk pelayanan kasus emergensi bila terjadi


hambatan komunikasi
Prosedur Umum:
Mengirim Berita/ Laporan :
1.Sebut sifat berita (laporan umum, terbatas/rahasia)

2.Sebut tingkat prioritas ( berita penting/urgent, biasa)

3.Sebutkan jenis laporan (laporan keadaan pasien, KLB, laporan khusus,


laporan rujukan)

4.Gunakan formulir khusus (formulir pelaporan, formulir khusus,


formulir isian)

5.Gunakan sandi yang sudah disepakati (berlatih bila belum terbiasa


menggunakan komunikasi radio)

Komunikasi dengan Rumah Sakit penerima


•Rumah sakit penerima seharusnya menerima data dari Posko tentang
jumlah korban yang akan dikirim, jenis kasus dan alat transportasi yang
digunakan.
•Dari petugas dilapangan komunikasi untuk RS yang akan menerima tujuan
pasien adalah konfirmasi tentang jumlah korban yang dikirim, keadaan
pasien dan ditambahkan tindakan pertama yang diberikan serta tindakan
selama transportasi.
•Rumah sakit penerima korban bencana harus selalu menyiapkan fasilitas
walaupun pasien dikirim tanpa informasi dari lapangan.
F. RHA dalam bencana
Rapid Health Asesment Merupakan Rangkaian Siklus Manajemen
Kesehatan pada situasi bencana / kadaruratan. RHA Dilakukan
sesaat/sesegera mungkin setelah bencana
Beberapa saat setelah kejadian, informasi hasil RHA akan
dimanfaatkan sebagai Bahan untuk menetapkan & menyesuaikan strategi&
perencanaan penanggulangan.

RHA meliputi :
•Serangkaian kegiatan pengkajian mulai dari Pengumpulan Data sampai
pada Penyajian Informasi
•Mengukur besarnya masalah yg berkaitan dgn kesehatan akibat bencana
•Identifikasi kebutuhan penanggulangan
•Dilakukan secara cepat

RHA berisi Konfirmasi kejadian, Menggambarkan type, dampak dan


kemungkinan rIsiko akibat situasi, Mengukur kondisi & rIsiko kesehatan,
Identifikasi kebutuhan segera yankes bagi populasi, Menilai kemampuan
respon setempat & sumber2 kebutuhan segera, dan Membuat rekomendasi
untuk pengambilan keputusan penanggulangan segera.

Tujuan:
Memastikan ada/tdknya kedaruratan kesehatan
•Menggambarkan jenis dan besarnya masalah kesehatan
•Kemungkinan perkembangan lebih jauh akibat keadaan darurat
•Menilai kemampuan dlm merespons dan kebutuhan utk penanggulangan
•Menentukan prioritas tindakan yg perlu dilakukan utk penanggulangan
LINGKUP ASSESSMENT
• ASPEK MEDIS,
untuk menilai dampak pelayanan medis terhadap
korban & potensi pelayanan kesehatan.
• ASPEK EPIDEMIOLOGI,
untuk menilai potensi munculnya KLB penyakit
menular pada periode pasca kejadian / bencana.
• ASPEK KESEHATAN LINGKUNGAN,
untuk menilai masalah yang terkait dengan sarana
kesehatan lingkungan yang diperlukan bagi
pengungsi & potensi yang dapat dimanfaatkan

persiapan RHA :
• INFORMASI AWAL YANG ADA (kejadian)
• PENETAPAN TIM
ORGANISASI
PELAKSANA ?
• Petugas Puskesmas.
• Dinas Kesehatan Kabupaten.
Dibantu :
Dinas Kesehatan Propinsi dan Depkes.
TIM RHA? Petugas Medis, Epidemiologist, dan Sanitarian (kesehatan
lingkungan).
• Informasi apa yang akan di assess.
• Komunikasi dan koordinasi dengan daerah
bencana & tim lain (akses ke daerah, bantuan
awal yang diperlukan, dll)
• Persiapan administrasi.

Rha dilakukan ketika:


1.Dalam situasi yg memerlukan pertimbangan keamanan, waktu
pelaksanaan penilaian dapat dipersingkat
2.Bencana banjir, pengungsian, pengungsian penduduk dlm jumlah besar,
selambat-lambatnya 2 hari setelah kejadian.
3.Kedaruratan mendadak ( gempa bumi, keracunan makanan, kecelakaan
kimiawi, dll) perlu dilakukan secepat mungkin atau beberapa jam setelah
kejadian

CARA PENGUMPULAN DATA / INFORMASI:


1. Mengkaji data / informasi yang ada.
2. Observasi lapangan di daerah bencana
dan sekitarnya.
3. Wawancara
4. Survei cepat (bila perlu).

Anda mungkin juga menyukai