Anda di halaman 1dari 18

Penyelenggaraan penanggulangan

bencana
 Secara umum, penyelenggaraan
penanggulangan bencana dapat dikelompokan
menjadi 3 yakni
🞑 Pencegahan sebelum bencana/prabencana,
🞑 Penanggulangan saat bencana/tanggap darurat dan

🞑 Penanggulangan sesudah terjadinya


bencana/pascabencana.
1. Sebelum bencana/Prabencana

 Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada


tahapan prabencana meliputi:
🞑 Situasi tidak terjadi bencana
🞑 Situasi trdpt potensi terjadinya bencana
Dalam situasi tidak terjadi bencana

 1. Perencanaan penanggulangan
bencana terdiri atas :
 pengenalan dan pengkajian ancaman bencana;
 pemahaman tentang kerentanan masyarakat;
 analisis kemungkinan dampak bencana;
 pilihan tindakan pengurangan risiko bencana;
 penentuan mekanisme kesiapan dan
penanggulangan dampak bencana; dan
 alokasi tugas, kewenangan, dan sumber daya yang
tersedia.
 2. Pengurangan risiko bencana teridiri atas :
 pengenalan dan pemantauan risiko bencana;
 perencanaan partisipatif penanggulangan bencana;
 pengembangan budaya sadar bencana;
 peningkatan komitmen terhadap pelaku penanggulangan
bencana; dan
 penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan
penanggulangan bencana.
 3. Pencegahan terdiri atas:
 identifikasidan pengenalan secara pasti terhadap
sumber bahaya atau ancaman bencana;
 kontrol terhadap penguasaan dan pengelolaan sumber
daya alam yang secara tiba-tiba dan/atau
berangsur berpotensi menjadi sumber bahaya bencana;
 pemantauan penggunaan teknologi yang secara tiba-
tiba dan/atau berangsur berpotensi menjadi sumber
ancaman atau bahaya bencana;
 penataan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup; dan
 penguatan ketahanan sosial masyarakat.
 4. Pemaduan dalam
perencanaan pembangunan
🞑 dilakukan
dengan cara mencantumkan unsur-unsur
rencana penanggulangan bencana ke dalam
rencana pembangunan pusat dan daerah,
dilakukan secara berkala dikoordinasikan oleh
suatu Badan.
 5. Analisis resiko bencana
 6. Pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang
🞑 dilakukan untuk mengurangi resiko bencana yang
mencakup pemberlakuan peraturan tentang penataan
ruang, standar keselamatan, dan penerapan sanksi
terhadap pelanggar.
 7. Pendidikan dan pelatihan; dan
 8. Persyaratan standar teknis penanggulangan
bencana.
Dlm situasi trdpt potensi trjdinya bencana.

 1. Kesiapsiagaan, kegiatan terdiri dari :


🞑 penyusunan peta rawan bencana,
🞑 membuat sistem peringatan dini,
🞑 pelaksanaan anaiisis risiko bencana,
🞑 menyusun cara pemeliharaan logistik,
🞑 melakukan pelatihan terhadap personil tim penyelamat,
🞑 peningkatan kemampuan tenaga kesehatan masyarakat,
🞑 penyusunan pedoman dan standar prosedur,
🞑 Perencanaan rute evakuasi,
🞑 Langkah- langkah dalam proses pencarian dan
penyelamatan korban bencana.
 Mitigasi dengan kegiatan menfokuskan pada
bahaya atau ancaman bencana itu sendiri.
🞑 Misalnya,membangun rumah yang tahan terhadap
goncangan gempa dan
🞑 membuat sistem pengairan di daerah yang sering
dilanda bencana kekeringan.
2. Saat bencana/Tanggap Darurat

 penyelenggaraan kegiatan Ketika sedang


berlangsung bencana yakni :
🞑 Menyelamatankan dan mengevakuasi korban serta
harta bendanya (termasuk binatang
ternak/peliharaan),
🞑 Memenuhi kebutuhan dasar korban bencana,

🞑 Memberikan perlindungan,

🞑 Pengurusan pengungsi, serta

🞑 Menyelamatkan dan memperbaiki prasarana.


 Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat
tanggap darurat meliputi:
🞑 Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi,
kerusakan, dan sumber daya; untuk
mengidentifikasi: cakupan lokasi bencana; jumlah korban;
kerusakan prasarana dan sarana; gangguan terhadap
fungsi pelayanan umum serta pemerintahan; dan
kemampuan sumber daya alam maupun buatan.
🞑 Penentuan status keadaan darurat bencana;
🞑 Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana
melalui upaya: pencarian dan penyelamatan
korban; pertolongan darurat; dan/atau evakuasi korban.
🞑 pemenuhan kebutuhan dasar yang meliputi : kebutuhan air
bersih dan sanitasi; pangan; sandang; pelayanan
kesehatan; pelayanan psikososial; dan penampungan dan
tempat hunian.
🞑 Perlindungan terhadap kelompok rentan yaitu dengan
memberikan prioritas kepada kelompok rentan (bayi,
balita, dan anak-anak; ibu yang sedang mengandung atau
menyusui; penyandang cacat; dan orang lanjut usia)
berupa penyelamatan, evakuasi, pengamanan, pelayanan
kesehatan, dan psikososial.
🞑 pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital,
dilakukan dengan memperbaiki dan/atau mengganti
kerusakan akibat bencana.
3. Setelah bencana/Pascabencana

 Secara umum, kegiatan pasca bencana dapat


dibedakan menjadi 2 yakni Rehabilitasi dan
Rekonstruksi.
 Rehabilitasi merupakan usaha untuk memperbaiki
dan memulihkan semua bidang pelayanan publik
sehingga dapat digunakan atau berfungsi kembali.
 Rekonstruksi merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk membangun kembali semua
sarana dan prasarana, serta kelembagaan di
daerah yang terkena bencana.
 Kegiatan yang dilakukan dalam tahap
rehabilitasi adalah :
🞑 perbaikan lingkungan daerah bencana;
🞑 perbaikan prasarana dan sarana umum;
🞑 pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat;
🞑 pemulihan sosial psikologis; pelayanan kesehatan;
🞑 rekonsiliasi dan resolusi konflik;
🞑 pemulihan sosial ekonomi budaya;
🞑 pemulihan keamanan dan ketertiban;
🞑 pemulihan fungsi pemerintahan; dan
🞑 pemulihan fungsi pelayanan publik
 Kegiatan yang dilakukan pada tahap rekonstruksi
adalah :
🞑 Pembangunan kembali prasarana dan sarana;
🞑 Pembangunan kembali sarana sosial masyarakat;
🞑 Pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya
masyarakat;
🞑 Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan
peralatan yang lebih baik dan tahan bencana;
🞑 Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi
kemasyarakatan, dunia usaha, dan masyarakat;
peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya;
🞑 Peningkatan fungsi pelayanan publik; dan peningkatan
pelayanan utama dalam masyarakat.
Kebijakan Penanggulangan Bencana

 UU 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana


🞑 Urusan bersama, hak dan kewajiban seluruh stakeholder diatur
🞑 Pemerintah sebagai penanggungjawab PB dengan peran serta aktif
masyarakat dan lembaga usaha => Platform Nasional
🞑 Merubah paradigma respons menjadi Pengurangan Risiko Bencana
🞑 Perlindungan masyarakat terhadap bencana dimulai sejak Pra bencana,
pada saat dan pasca bencana, secara terencana, terpadu, dan
terkoordinasi
🞑 Membangun masyarakat yang tangguh/tahan dalam menghadapi
bencana
🞑 Membangun sistem penanggulangan bencana yang handal melalui
Kelembagaan yang kuat, pendanaan yang memadai
🞑 Integrasi PB dalam Rencana Pembangunan (RKP/D, RPJM/D, RPJP/D)

Anda mungkin juga menyukai