Anda di halaman 1dari 26

Perawatan Populasi Rentan pada

DISABILITAS
Definisi
Penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mempunyai
kelainan fisik dan/ mental yang dapat mengganggu atau
merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan
kegiatan secara selayaknya, yang terdiri dari :
 Penyandang disabilitas fisik
 Penyandang disabilitas mental
 Penyandang disabilitas fisik dan mental.
Penyandang disabilitas fisik dan mental.
Keperawatan Populasi Rentan pada
Sakit Mental
Definisi
Sakit mental atau gangguan jiwa menurut Depkes RI
adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang
menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa yang
menimbulkan penderitaan pada individu dan hambatan
dalam melaksanakan peran social.
Pemenuhan kebutuhan jangka
panjang
Penanganan Bencana
Dalam upaya menerapkan manajemen penanggulangan bencana,
dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahapan sebagai berikut:
 Tahap pra-bencana yang dilaksanakan ketika sedang tidak
terjadi bencana dan
ketika sedang dalam ancaman potensi bencana
 Tahap tanggap darurat yang dirancang dan dilaksanakan
pada saat sedang terjadi
bencana.
 Tahap pasca bencana yang dalam saat setelah terjadi
bencana.
TAHAP PRA BENCANA
Tahap Pencegahan dan Mitigasi
Tahap pencegahan dan mitigasi bencana dapat dilakukan
secara struktural maupun kultural (non struktural).
 Struktural upaya yang dilakukan untuk mengurangi
kerentanan (vulnerability) terhadap bencana adalah rekayasa
teknis bangunan tahan bencana.
 Kultural upaya untuk mengurangi kerentanan (vulnerability)
terhadap bencana adalah dengan cara mengubah
paradigma, meningkatkan pengetahuan dan sikap sehingga
terbangun masyarakat yang tangguh
Kegiatan yang secara umum dapat dilakukan pada
tahapan ini adalah:
 Membuat peta atau denah wilayah yang sangat rawan
terhadap bencana
 Pembuatan alarm bencana
 Membuat bangunan tahan terhadap bencana tertentu
 Memberi penyuluhan serta pendidikan yang
mendalam terhadap masyarakat yang berada di
wilayah rawan bencana
Tahap Kesiapsiagaan
Proses Renkon yang merupakan singkatan dari
Rencana Kontinjensi. Kontinjensi adalah suatu keadaan
atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi
mungkin juga tidak akan terjadi. Rencana Kontinjensi
berarti suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana
yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang
belum tentu tersebut.
Secara umum, kegiatan pada tahap kesiapsiagaan antara lain:
 Menyusun rencana pengembangan sistem peringatan,
pemeliharaan persediaan dan pelatihan personil.
 Menyusun langkah-langkah pencarian dan penyelamatan serta
rencana evakuasi untuk daerah yang mungkin menghadapi
risiko dari bencana berulang.
 Melakukan langkah-langkah kesiapan tersebut dilakukan
sebelum  peristiwa bencana terjadi dan ditujukan untuk
meminimalkan korban jiwa, gangguan layanan, dan kerusakan
saat bencana terjadi
TAHAP TANGGAP DARURAT
Tahap tanggap darurat dilakukan saat kejadian bencana
terjadi. Kegiatan pada tahap tanggap darurat yang secara
umum berlaku pada semua jenis bencana antara lain:
 Menyelamatkan diri dan orang terdekat
 Jangan panik
 Untuk bisa menyelamatkan orang lain, anda harus dalam
kondisi selamat
 Lari atau menjauh dari pusat bencana tidak perlu membawa
barang-barang apa pun
 Lindungi diri dari benda-benda yang mungkin melukai diri
TAHAP REHABILITASI DAN
REKONSTRUKSI
Tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi biasa dilakukan setelah
terjadinya bencana. Kegiatan inti pada tahapan ini adalah:

 Bantuan Darurat
 Mendirikan pos komando bantuan
 Berkoordinasi dengan Satuan Koordinator Pelaksana Penanggulangan Bencana
(SATKORLAK PBP) dan pemberi bantuan yang lain.
 Mendirikan tenda-tenda penampungan, dapur umum, pos kesehatan dan pos
koordinasi.
 Mendistribusikan obat-obatan, bahan makanan dan pakaian.
 Mencari dan menempatkan para korban di tenda atau pos pengungsian.
 Membantu petugas medis untuk pengobatan dan mengelompokan korban.
 Mencari, mengevakuasi, dan makamkan korban meninggal.
 Inventarisasi kerusakan
 Pada tahapan ini dilakukan pendataan terhadap berbagai kerusakan yang
terjadi, baik bangunan, fasilitas umum, lahan pertanian, dan sebagainya.
 Evaluasi kerusakan
 Pada tahapan ini dilakukan pembahasan mengenai kekurangan dan kelebihan
dalam penanggulangan bencana yang telah dilakukan. Perbaikan dalam
penanggulangan bencana diharapkan dapat dicapai pada tahapan ini.
 Pemulihan (Recovery)
 Pada tahapan ini dilakukan pemulihan atau mengembalikan kondisi
lingkungan yang rusak atau kacau akibat bencana seperti pada mulanya.
Pemulihan ini tidak hanya dilakukan pada lingkungan fisik saja tetapi korban
yang terkena bencana juga diberikan pemulihan baik secara fisik maupun
mental.
 Rehabilitasi (Rehabilitation)
 Mulai dirancang tata ruang daerah (master plan) idealnya dengan memberi
kepercayaan dan melibatkan seluruh komponen masyarakat utamanya korban
bencana. Termasuk dalam kegiatan ini adalah pemetaan wilayah bencana.
 Mulai disusun sistem pengelolaan bencana yang menjadi bagian dari sistem
pengelolaan lingkungan
 Pencarian dan penyiapan lahan untuk permukiman tetap
 Relokasi korban dari tenda penampungan
 Mulai dilakukan perbaikan atau pembangunan rumah korban bencana
 Pada tahap ini mulai dilakukan perbaikan fisik fasilitas umum dalam jangka
menengah
 Mulai dilakukan pelatihan kerja praktis dan diciptakan lapangan kerja
 Perbaikan atau pembangunan sekolah, sarana ibadah, perkantoran, rumah
sakit dan pasar mulai dilakukan
 Fungsi pos komando mulai dititikberatkan pada kegiatan fasilitasi atau
pendampingan.
 Rekonstruksi
 Kegiatan rekonstruksi dilakukan dengan program jangka menengah dan
jangka panjang guna perbaikan fisik, sosial dan ekonomi untuk
mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang lebih baik dari
sebelumnya
 Melanjutkan pemantauan
 Wilayah yang pernah mengalami sebuah bencana memiliki kemungkinan
besar akan mengalami kejadian yang sama kembali. Oleh karena itu perlu
dilakukan pemantauan terus-menerus untuk meminimalisir dampak
bencana tersebut.
Dalam keseluruhan tahapan Penanggulangan
Bencana, ada 3 (tiga) manajemen yang dipakai
yaitu :
Manajemen Risiko Bencana
Manajemen Kedaruratan
Manajemen Pemulihan
Manajemen Risiko Bencana
Adalah pengaturan upaya penanggulangan bencana dengan
penekanan pada faktor-faktor yang mengurangi risiko secara
terencana, terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh pada saat sebelum
terjadinya bencana dengan fase-fase antara lain :

 Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya


untuk menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana
 Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana
 Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan
berdaya guna. Dalam fase ini juga terdapat peringatan dini yaitu serangkaian
kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang
kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang
Manajemen Kedaruratan
Adalah pengaturan upaya penanggulangan bencana dengan
penekanan pada faktor-faktor pengurangan jumlah kerugian
dan korban serta penanganan pengungsi secara terencana,
terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh pada saat terjadinya
bencana dengan fase nya yaitu :
 Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian
bencana untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan
evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan
dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana
Manajemen Pemulihan
Adalah pengaturan upaya penanggulangan bencana dengan penekanan
pada faktor-faktor yang dapat mengembalikan kondisi masyarakat dan
lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali
kelembagaan, prasarana, dan sarana secara terencana, terkoordinasi,
terpadu dan menyeluruh setelah terjadinya bencana dengan fase-fasenya
nya yaitu :
 
 Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana  dengan sasaran
utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan
kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana
 Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan
pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat
dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan
budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam
segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai