Anda di halaman 1dari 19

PERENCANAAN PENANGGULANGAN

BENCANA
PERTEMUAN 3
Jenis-jenis Perencanaan dalam
Penanggulangan Bencana

• Perencanaan Penanggulangan Bencana adalah


serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
• Secara umum perencanaan dalam penanggulangan
bencana dilakukan pada setiap tahapan dalam
penyelenggaran penanggulangan bencana
Rencana Penanggulangan bencana
Dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, agar setiap kegiatan
dalam setiap tahapan dapat berjalan dengan terarah, maka disusun suatu
rencana yang spesifik pada setiap tahapan penyelenggaraan
penanggulangan bencana

1. Pada tahap Prabencana dalam situasi tidak terjadi bencana, dilakukan


penyusunan Disaster Management Plan yang merupakan rencana
umum dan menyeluruh yang meliputi seluruh tahapan / bidang kerja
kebencanaan. Secara khusus untuk upaya pencegahan dan mitigasi
bencana tertentu terdapat rencana yang disebut rencana mitigasi
misalnya Rencana Mitigasi Bencana Banjir
Pada tahap ini juga direncanakan semua kegiatan untuk semua jenis
ancaman (hazard) yang dihadapi oleh suatu wilayah dan kerentanan
(vulnerability).
2. Pada tahap Prabencana dalam situasi terdapat potensi bencana dilakukan penyusunan Rencana
Kesiapsiagaan untuk menghadapi keadaan darurat yang didasarkan atas skenario menghadapi
bencana tertentu (single hazard) maka disusun satu rencana yang disebut Rencana Kontinjensi
(Contingency Plan)

3. Pada Saat Tangap Darurat dilakukan Rencana Operasi (Operational Plan) yang merupakan
operasionalisasi/aktivasi dari Rencana Kedaruratan atau Rencana Kontinjensi yang telah disusun
sebelumnya.

4. Pada Tahap Pemulihan dilakukan Penyusunan Rencana Pemulihan (Recovery Plan) yang meliputi
rencana rehabilitasi dan rekonstruksi yang dilakukan pada pasca bencana. Sedangkan jika bencana
belum terjadi, maka untuk mengantisipasi kejadian bencana dimasa mendatang dilakukan
penyusunan petunjuk /pedoman mekanisme penanggulangan pasca bencana.
Mitigation Plan

Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik


melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana
Rencana Mitigasi : rencana kegiatan yang diintegrasikan dengan kegiatan rutin
yang berorientasi pada PB dan upaya pengurangan risiko bencana.
Contoh :
– Rencana kegiatan akses yankes
– Rencana kegiatan imunisasi
– Rencana kegiatan penanggulangan Gizi
– Pelatihan nakes
Rencana Kontingensi (Contingency Plan)
• Kontingensi
Adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera
terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi.

• Rencana Kontingensi :
Suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan
pada keadaan kontinjensi (tidak menentu). Tujuannya untuk
mencegah, atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi
darurat atau kritis . Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak selalu
pernah diaktifkan, jika keadaan yang diperkirakan tidak terjadi
Kedudukan Rencana Kontingensi dalam
Penanggulangan Darurat Bencana

• Kesiapsiagaan kesehatan pada bencana:


“Suatu proses yang mengarah pada kesiapan dan kemampuan
kesehatan untuk:
– memperkirakan dan jika mungkin,
– mencegah bencana,
– mengurangi dampak kesehatan akibat bencana
– menanggulangi secara efektif
– memulihkan diri dari dampaknya
• Waktu Penyusunan Rencana Kontingensi
Disusun utk mengantisipasi keadaan darurat
Berlaku utk satu jenis ancaman yg mungkin muncul berdasarkan skenario
tertentu
Disusun pd tahap sebelum bencana terjadi
Jangka waktunya khusus masa tanggap darurat (tdk pasti)

Tidak ada peraturan mengenai kapan persisnya perencanaan


kontinjensi harus di mulai, yg jelas pada saat kita ragu-ragu
maka saat itulah yg tepat utk memulai menyusun rencana kontinjensi”

“Lebih baik merencanakan pada saat rencana tidak


diperlukan, dari pada tidak mempunyai rencana
ketika diperlukan”
Rencana Operasional (Operational Plan)

• Merupakan penerapan dari rencana kontinjensi


yang diberlakukan pada saat terjadi kedaruratan.
• Rencana Operasi Kedaruratan tidak selalu sesuai
dengan keadaan nyata di lapangan, sehingga
rencana kontijensi perlu disesuaikan secara berkala
• Rencana Pemulihan (Recovery Plan)
Pemulihan merupakan awal upaya pembangunan kembali dan
menjadi bagian dari pembangunan pada umumnya. Oleh karena itu
perencanaannya merupakan bagian dari perencanaan
pembangunan.
Penyusunan rencana ini harus terintegrasi dalam perencanaan
pembangunan sektor.
Penyusunan rencana berdasarkan skala prioritas
• Sebagaimana diuraikan di atas bahwa langkah
pertama adalah pengenalan bahaya / ancaman
bencana yang mengancam wilayah tersebut.
Kemudian bahaya / ancaman tersebut di buat
daftar dan di disusun langkah-langkah / kegiatan
untuk penangulangannya. Sebagai prinsip dasar
dalam melakukan Penyusunan Rencana
Penanggulangan Bencana ini adalah menerapkan
paradigma pengelolaan risiko bencana secara
holistik. Pada hakekatnya bencana adalah sesuatu
yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan.
Pandangan ini memberikan arahan bahwa
bencana harus dikelola secara menyeluruh sejak
sebelum, pada saat dan setelah kejadian bencana.
TERIMA KASIH
Beberapa istilah
1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh factor alam dan/atau
factor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

2. Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi


penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan
bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.

3. Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau
menghilangkan resiko bencana, baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun
kerentanan pihak yang terancam bencana.
4. Kesiapsiagaan adalah serangkaian yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. 2014, No.1088 18

5. Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada
masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang
berwenang.

6. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

7.Resiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan
kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman,
mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat.
8. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta
benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
9. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik
atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana
dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua
aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
10.Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan
maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan
bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat
pada wilayah pascabencana.
STUDI KASUS
• Desa Tambakrejo di Kecamatan Sumbermanjing Kabupaten Malang merupakan salah satu desa
yang rentan terhadap bencana alam karena lokasi dipesisir yang berbatasan langsung dengan
Samudra Indonesia, Desa Tambakrejo pernah mengalami bencana alam berupa Tsunami,
Gempa dan Gelombang Pasang. Oleh karena itu Kabupaten Malang sebagai pembuat kebijakan
harus memiliki perencanaan dalam kesiapsiagaan terhadap bencana alam di wilayah pesisir.
Perencanaan skenario dengan menggunakan metode TAIDA merupakan cara untuk mencapai
kesiapsiagaan terhadap bencana alam di wilayah pesisir kabupaten Malang.
• Pada tahap awal Tracking melihat masalah utama yang pernah terjadi saat terjadi bencana,
tahap kedua analysis merupakan analisis resiko terbaik dan resiko terburuk terhadap pengaruh
aspek sosial, politik, lingkungan, teknologi dan ekonomi, tahap ketiga yaitu imaging yang
merupakan analisis terhadap Visi Kabupaten Malang, tahap keempat yaitu deciding yaitu
analisis misi untuk mentukan kebijakan dalam melakukan tindakan, tahap terakhir action yang
merupakan tindakan atau sebagai program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten
Malang dalam kesiapsiagaan terhadap bencana alam
“Mandiri, Agamis, Demokratis, Produktif, Siaga, Maju,
Aman, Tertib dan Berdaya Saing “

Anda mungkin juga menyukai