Anda di halaman 1dari 64

Taufan Arif, S.Kep., Ns., M.

Kep
BENCANA
• Bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor nonalam maupun faktor manusia.
• Akibatnya timbul korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis.
Penanggulangan Bencana
• UU 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana
• Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
adalah serangkaian upaya yang meliputi
penetapan kebijakan pembangunan yang
berisiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat, dan
rehabilitasi.
TIGA DASAR PB

Pra Bencana
Pemulihan (situasi tidak
terjadi bencana)

Pra Bencana
Tanggap Darurat (situasi ada
potensi
bencana)

BENCANA
Manajemen Bencana
• Kegiatan Pra Bencana  Pencegahan,
Mitigasi, Kesiapsiagaan, dan peringatan dini
• Kegiatan saat terjadi bencana (TANGGAP
DARURAT) Keg. SAR, bantuan darurat, dan
pengungsian
• Pasca Bencana  Pemulihan, rehabilitasi, dan
rekonstruksi
PENCEGAHAN BENCANA
• Pencegahan bencana adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi
atau menghilangkan risiko bencana, baik
melalui pengurangan ancaman bencana
maupun kerentanan pihak yang terancam
bencana.
MITIGASI
• Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana
KESIAPSIAGAAN
• Kesiapsiagaan adalah serangkaian yang
dilakukan untuk mengantisipasi bencana
melalui pengorganisasian serta melalui
langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
PERINGATAN DINI
• Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan
pemberian peringatan sesegera mungkin
kepada masyarakat tentang kemungkinan
terjadinya bencana pada suatu tempat oleh
lembaga yang berwenang.
DASAR HUKUM
• UU 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana
• Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
adalah serangkaian upaya yang meliputi
penetapan kebijakan pembangunan yang
berisiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat, dan
rehabilitasi.
PERENCANAAN PB
• Secara umum perencanaan dalam
penanggulangan bencana dilakukan pada
setiap tahapan dalam penyelenggaran
penanggulangan bencana.
• agar setiap kegiatan dalam setiap tahapan
dapat berjalan dengan terarah, maka disusun
suatu rencana yang spesifik pada setiap
tahapan penyelenggaraan penanggulangan
bencana.
Tahap Prabencana dalam situasi tidak
terjadi bencana
• Perlu penyusunan Rencana Penanggulangan
Bencana (Disaster Management Plan), yang
merupakan rencana umum dan menyeluruh
yang meliputi seluruh tahapan / bidang kerja
kebencanaan.
• Secara khusus untuk upaya pencegahan dan
mitigasi bencana tertentu terdapat rencana
yang disebut rencana mitigasi
Tahap Prabencana dalam situasi ada
potensi bencana
• Pada tahap Prabencana dalam situasi terdapat
potensi bencana dilakukan penyusunan
Rencana Kesiapsiagaan untuk menghadapi
keadaan darurat yang didasarkan atas
skenario menghadapi bencana tertentu (single
hazard) maka disusun satu rencana yang
disebut Rencana Kontinjensi (Contingency
Plan).
ALOKASI DAN PERAN PELAKU PB
• Sektor Pemerintahan
• Sektor Kesehatan, merencanakan pelayanan
kesehatan dan medik termasuk obat-obatan
dan para medis
• Sektor Pekerjaan Umum
• Sektor Perhubungan
• Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral
• dll
Peran Perawat dalam
Manajemen Bencana
Peran Perawat
• Perawat dalam asuhan keperawatan memiliki
tanggung jawab peran dalam membantu
mengatasi ancaman bencana baik selama tahap
preimpact, impact/emergency, dan post impact.
• Peran perawat disini bisa dikatakan
multiple; sebagai bagian dari penyusun rencana,
pendidik, pemberi asuhan keperawatan bagian
dari tim pengkajian kejadian bencana.
Peran dalam Pencegahan Primer
1. Mengenali instruksi ancaman bahaya;
2. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan saat fase
emergency (makanan, air, obat-obatan, pakaian
dan selimut, serta tenda)
3. Melatih penanganan pertama korban bencana.
4. Berkoordinasi berbagai dinas pemerintahan,
organisasi lingkungan, palang merah nasional
maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan
dalam memberikan penyuluhan dan simulasi
persiapan menghadapi ancaman bencana
kepada masyarakat
Kesiapsiagaan
Tindakan terhadap bencana menurut PBB ada 9 kerangka,
yaitu
1. pengkajian terhadap kerentanan,
2. membuat perencanaan (pencegahan bencana)
3. Pengorganisasian
4. sistem informasi,
5. pengumpulan sumber daya
6. sistem alarm.
7. mekanisme tindakan
8. pendidikan danpelatihan penduduk
9. gladi resik.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
DALAM PB PADA TAHAP
PRA BENCANA
KONSEPI UMUM
• Pengkajian risiko bencana merupakan sebuah
pendekatan untuk memperlihatkan potensi
dampak negatif yang mungkin timbul akibat
suatu potensi bencana yang ada.
Kerentanan
• Kerentanan merupakan suatu kondisi
ketidakmampuan masyarakat dalam menghadapi
ancaman.
• Kerentanan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
di antaranya adalah fisik, sosial, ekonomi dan
lingkungan.
• Kerentanan fisik merupakan kerentanan yang
paling mudah teridentifikasi karena jelas terlihat
seperti ketidakmampuan fisik (cacat, kondisi
sakit, tua, kerusakan jalan dan sebagainya).
JENIS KERENTANAN
Kerantanan Fisik

Kerentanan Ekonomi

Kerentanan Sosial

Kerentanan Lingkungan
Kerentanan Fisik
• Secara fisik bentuk kerentanan yang dimiliki
masyarakat berupa daya tahan menghadapi
bahaya tertentu
• Misalnya: kekuatan bangunan rumah bagi
masyarakat yang berada di daerah rawan
gempa, adanya tanggul pengaman banjir bagi
masyarakat yang tinggal di bantaran sungai
dan sebagainya.
Kerentanan Ekonomi
• Kemampuan ekonomi suatu individu atau
masyarakat sangat menentukan tingkat
kerentanan terhadap ancaman bahaya.
• Pada umumnya masyarakat atau daerah yang
miskin atau kurang mampu lebih rentan
terhadap bahaya, karena tidak mempunyai
kemampuan finansial yang memadai untuk
melakukan upaya pencegahan atau mitigasi
bencana.
Kerentanan Sosial
• Kondisi sosial masyarakat juga mempengaruhi
tingkat kerentanan terhadap ancaman bahaya.
Dari segi pendidikan, kekurangan
pengetahuan tentang risiko bahaya dan
bencana akan mempertinggi tingkat
kerentanan, demikian pula tingkat kesehatan
masyarakat yang rendah juga mengakibatkan
rentan menghadapi bahaya.
Kerentanan Lingkungan
• Lingkungan hidup suatu masyarakat sangat
mempengaruhi kerentanan.
• Masyarakat yang tinggal di daerah yang kering
dan sulit air akan selalu terancam bahaya
kekeringan.
• Penduduk yang tinggal di lereng bukit atau
pegunungan rentan terhadap ancaman
bencana tanah longsor dan sebagainya
PENGKAJIAN KERENTANAN
KESEHATAN
• Diskusi kelompok terfokus.
• Dilaksanakan secara partisipatif dengan
peserta dari pemerintah, non pemerintah dan
masyarakat yang didampingi oleh minimal
satu orang fasilitator.
• Diskusi kelompok dilaksanakan dengan
mengacu kepada suatu daftar pertanyaan
(kuesioner) yang diisi bersama-sama setelah
disepakati oleh seluruh peserta diskusi.
Pengkajian Kerentanan Kesehatan
• Pengkajian merupakan tahap yang sistematis
dalam pengumpulan data tentang individu,
keluarga, dan kelompok (Carpenito dan Moyet
2007)
Tujuan Pengkajian
• Dengan melakukan pengkajian perawat dapat
mengidentifikasi status kesehatan saat ini.
• Serta pengkajian adalah langkah pertama yang
penting untuk membuat rencana perawatan
individu secara tepat.
• Pengkajian bertujuan untuk menetapkan suatu
database tentang respon klien terhadap
perhatian pada kesehatan atau penyakit dan
kemampuan untuk mengatur kebutuhan
perawatan kesehatan (Kozier, 2004).
Metode Pengumpulan Data
Wawancara

Observasi Sistemik

Konsultasi

Pengkajian Fisik
Wawancara
• Wawancara merupakan pola komunikasi yang
dilakukan untuk tujuan spesifik dan difokuskan
pada area dengan isi yang spesifik.
• Ada dua tipe wawancara, yaitu wawancara
langsung dan tidak langsung.
• Wawancara langsung adalah wawancara yang
dilakukan langsung kepada klien
• Wawancara tidak langsung adalah wawancara
yang dilakukan kepada keluarga klien, perawat,
atau sumber lainnya untuk mendapatkan data
(Haryanto, 2008).
Observasi Sistematis
• Observasi adalah kegiatan mengamati perilaku
dan kegiatan klien untuk memperoleh data
tentang masalah kesehatan klien.
• Observasi memerlukan keterampilan disiplin dan
praktik klinik sebagai bagian dari tugas perawat.
• Kegiatan observasi meliputi 2S-HFT (sign, smell,
hearing, feeling, taste).
• Kegiatan tersebut mencakup aspek fisik, mental
sosial, dan spiritual
Konsultasi
• Perawat berkonsultasi dengan berbagai tenaga
kesehatan, termasuk perawat.
• Klien tidak selalu merupakan peserta aktif
dalam proses konsultasi.
• Perawat umumnya berkonsultasi untuk alasan
berikut: untuk memverifikasi temuan, untuk
menerapkan perubahan, dan untuk
mendapatkan pengetahuan tambahan.
Pengkajian Fisik
• Pemeriksaan fisik adalah melakukan
pemeriksaan fisik klien untuk menentukan
masalah kesehatan klien.
• Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan
berbagai cara, diantaranya adalah (Kozier &
Erb, 2004): inspeksi, palpasi, auskultasi, dan
perkusi.
Health services
• Health services provides essential and
preventive services to ensure the highest
quality of care to disaster victims in their time
of need.
Pengkajian Keperawatan Kerentanan
Kesehatan
• Assess health status and health care needs of
disasteraffected individuals and families.
• Assess the number of referral health facilities for
individuals/families.
• Assess provide first aid, replacement medications, and
health supplies to disaster victims.
• Assess supply health services personnel to various sites
such as shelter and service centers for client care.
• Collect, record, and provide surveillance data to the
Centers for Disease Control and Prevention
Pengkajian Kebutuhan Dasar
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR

• Bantuan Tempat Penampungan/Hunian


Sementara
• bantuan pangan
• bantuan non pangan
• bantuan sandang
• Bantuan Air Bersih dan Sanitasi
• bantuan pelayanan kesehatan

41
Kebutuhan Dasar Masyarakat
• Fasilitas kesehatan
• Dapur
• Gudang
• Tenda emergensi
• Posko Pengungsian
• dll
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Kenapa Harus Ada
Perencanaan???
Perencanaan Kesiapsiagaan
1. Pengaktifan pos-pos siaga bencana dengan segenap unsur
pendukungnya.
2. Pelatihan siaga/simulasi/gladi/teknis bagi setiap sektor
penanggulangan bencana (SAR, sosial, kesehatan, prasarana dan
pekerjaan umum).
3. Inventarisasi sumber daya pendukung kedaruratan
4. Penyiapan dukungan dan mobilisasi sumberdaya/logistik.
5. Penyiapan sistem informasi dan komunikasi yang cepat dan
terpadu guna mendukung tugas kebencanaan.
6. Penyiapan dan pemasangan instrumen sistem peringatan dini
(early warning)
7. Penyusunan rencana kontinjensi (contingency plan)
8. Mobilisasi sumber daya (personil dan prasarana/sarana peralatan)
Perencaan Kesiapan Fisik
1. Pembuatan dan penempatan tanda-tanda peringatan,
bahaya, larangan memasuki daerah rawan bencana dan
sebagainya.
2. Pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai peraturan
tentang penataan ruang, ijin mendirikan bangunan (IMB),
danperaturan lain yang berkaitan dengan pencegahan
bencana.
3. Pelatihan dasar kebencanaan bagi aparat dan masyarakat.
4. Pemindahan penduduk dari daerah yang rawan bencana
ke daerah yang lebih aman.
Perencaan Kesiapan Fisik
5. Penyuluhan dan peningkatan kewaspadaan masyarakat.
6. Memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darurat
seperti dinas kebakaran, RS dan ambulans.
7. Perencanaan daerah penampungan sementara dan jalur-
jalur evakuasi jika terjadi bencana.
8. Pembuatan bangunan struktur yang berfungsi untuk
mencegah, mengamankan dan mengurangi dampak yang
ditimbulkan oleh bencana, seperti: tanggul, dam, penahan
erosi pantai, bangunan tahan gempa dan sejenisnya.
Perencaan Kesiapan Fisik
10.Refer individuals/families to appropriate
health care resources and services.
11.Provide first aid, replacement medications,
and health supplies to disaster victims.
12.Supply health services personnel to various
sites such as shelter and service centers for
client care.
Perencaan Kesiapan Fisik
13.Provide disaster-specific health promotion and
disease prevention education.
14.Collect, record, and provide surveillance data to
the Centers for Disease Control and Prevention.
15.Collaborate with local public health authorities
for care of special medical need clients,
environmental concerns, contagious disease,
and control/reporting.
16.Follow up with clients after disaster relief
operations close.
Perencanaan Kesiapan psikis
Stresor yang terjadi pada bencana meliputi stresor
fisik, lingkungan dan pikiran.
• Stresor fisik adalah cedera fisik yang diakibatkan
oleh bencana dari tingkat ringan sampai berat,
dan dapat pula mengakibatkan korban
meninggal.
• Stresor lingkungan adalah rusak dan hilangnya
harta benda (rumah, sawah, ladang dll).
• Stresor pikiran adalah persepsi terhadap kejadian
yang dapat realistis dapat pula tidak realistik.
Gejala Ansietas dan Depresi
• Ansietas dan depressi merupakan respon yang
paling sering ditemukan sejalan dengan proses
kehilangan yang terjadi.
• Tanda dan gejala ansietas dapat dilihat dari
konsentrasi yang kurang, sakit kepala, tidak nafsu
makan, tidur yang terganggu.
• Tanda dan gejala depressi seperti sedih yang
berkepanjangan, kehilangan minat, merasa lelah
walau tidak bekerja, ada pikiran untuk mengahiri
kehidupan
Perencanaan Psikososial
• Kelompok sehat: stimulasi perkembangan
• Kelompok risiko: penjelasan perawatan penyakit
atau penyelesaian masalah, memberikan
perawatan psikososial sebagai akibat faktor risiko.
• Kelompok gangguan: memberikan perawatan
sesuai dengan kondisi kesehatan jiwanya dengan
prinsip sedapatnya dirawat di masyarakat dan jika
perlu lakukan rujukan ke puskesmas atau rumah
sakit.
Prinsip Dasar Penanganan Masalah psikologis
• Lakukan persiapan sebelum emergency ex pelatihan-
pelatihan
• Lakukan assessment: penilaian kualitatif dan kuantitatif
terhadap kebutuhan psikososial dan kesehatan mental
• Upayakan kolaboratif dengan tim kesehatan lain
• Integrasikan dalam primary health care
• Berikan akses pelayanan untuk semua
• Siapkan pelatihan dan pengawasan (jika tidak terjaga
akan menimbulkan masalah baru)
Perencanaan Psikis Pra Bencana
• Latihan nafas dalam
• Latihan relaksasi otot progresif
• Latihan perfokus pada lima jari
• Latihan menghentikan pikiran
• Kebersihan diri
• Latihan membangun interaksi
• Melakukan ibadah dan keg social
• Peran serta kegiatan di pengungsian
Kotak Persediaan Bencana (KPB)
• Idealnya seluruh keluarga
harus sudah mempunyai
daftar kebutuhan dasar
keluarga.
• Kotak Persediaan Bencana
yang disingkat dengan KPB
adalah kotak yang berisikan
bahan kebutuhan anggota
keluarga yang dapat
dipergunakan selama 3 (tiga)
hari di daerah bencana.
Tips untuk KPB
1. Simpan KPB disesuaikan dengan kebutuhan, persediaan itu dapat membantu
selama bantuan belum datang.
2. Simpan bahan-bahan dalam tas plastik yang kedap udara. Hal ini akan
membantu melindungi dari kerusakan atau jangkauan anak.
3. Ganti minuman dan makanan disesuaikan dengan tanggal kedaluwarsa di tiap
kemasan. Mengganti persediaan air dan makanan akan membantu memastikan
kesegaran bahan tersebut.
4. Pikirkan kembali kebutuhan anak dan keluarga setiap setahun sekali, seperti
mengganti baterei, pakaian, makanan siap saji, obat-obatan, air mineral, dan
lain-lain.
5. Meminta saran kepada apoteker atau dokter untuk membuat daftar resep obat
yang dibutuhkan saat bencana.
6. Gunakan kontainer yang mudah disimpan dan dibawa saat pengungsian. Beri
label dengan jelas. Kontainer yang mungkin digunakan:
a. Kontainer besar dan mempunyai penutup.
b. Ransel punggung untuk kemah.
c. Kantong kosong.
KPB Untuk Kebutuhan Dasar
1. Radio tenaga baterei dan baterei ekstra.
2. Lampu senter dan baterei ekstra.
3. Panduan P3K dan kotak P3K.
4. Persedian obat resep.
5. Kartu kredit dan uang tunai
6. Identitas pribadi beserta kopi-nya.
7. Peta wilayah dan nomor telepon di tempat kerja atau
hotel saat berada di luar kota
8. Kebutuhan khusus – resep dokter, baterei alat bantu
dengar, kursi roda, kacamata, dan lain-lain.
KPB Pengungsian
1. Kebutuhan air sesuai kebutuhan.
2. Makanan untuk tiga hari.
3. Kelengkapan dapur – pembuka botol, sambal, piring
plastik, pisau, gula, garam, lada, dan kantong plastik.
4. Pakaian ganti setiap anggota keluarga, alas kaki,
sepatu boot, topi dan sarung tangan, dan pakaian
dalam.
5. Selimut, kantong tidur atau tikar.
6. Perkakas lainnya: pisau atau carter, parang, jam, kunci
inggris, catut, sekop.
KPB Pengungsian
7. Kebutuhan kebersihan – sabun, keperluan mandi,
sikat gigi, pasta gigi, sisir, obat pembasmi hama
8. Buku, pensil, kertas, dan alat-alat permainan anak.
9. Memperhatikan kebutuhan bayi, anak, dan
penyandang disabilitas.
10. Peralatan ibadah.
11. Kebutuhan bayi: susu, pakaian, selimut, alas tidur,
perlak, popok siap pakai, dan makanan pendamping
ASI.
12. Kebutuhan wanita: pembalut.
AIR
• Air merupakan kebutuhan
utama dalam keadaan darurat.
• Menyimpan air minum di
kemasan yang lebih aman dan
menggantikannya sesuai
tanggal kedaluwarsa.
• Menyediakan air untuk waktu
tiga hari, sesuai dengan
kebutuhan
Makanan
• Kebutuhan utama lainnya
adalah persediaan makanan
untuk dua minggu.
• Simpanlah makanan yang
tahan lama, yang tidak perlu
dimasak atau didinginkan.
• Makanan itu mudah dibawa.
• Makanan dalam bentuk kaleng
– daging, buah, susu, kopi, dan
teh. Perhatikan makanan bayi
dan anak dengan disabilitas.
KOTAK P3K
1. Panduan P3K. 13. Termometer.
2. Perban lem yang steril dan 14. Aspirin.
sudah dipotong dalam ukuran
tertentu. 15. Anti diare.
3. Peniti. 16. Obat pencuci perut.
4. Sabun pembersih. 17. Vitamin.
5. Sarung tangan. 18. Ditambahkan untuk kebutuhan
6. Perban segi tiga. bayi, orang tua jompo, dan anak
7. Anti racun. dengan disabilitas.
8. Kain pembalut. 19. Obat luka.
9. Gunting. 20. Pereda nyeri (obat oles).
10. Penjepit. 21. Minyak kayu putih dan/atau
11. Jarum. balsam.
12. Antiseptik. 22. Obat turun panas.
DOKUMEN PENTING
Simpanlah dokumen penting dalam Deposit Box, antara
lain:
1. Polis asuransi, kontrak, bursa, dan obligasi.
2. Paspor, kartu jaminan sosial dan kesehatan, serta
arsip penting.
3. Buku tabungan, kartu kredit, dan kartu ATM.
4. Daftar inventaris rumah dan nomor-nomor kontak
penting.
5. Arsip keluarga – akta kelahiran, akta perkawinan,
sertifikat rumah, KTP, akta jual beli, SK, KK, ijazah, dan
transkrip nilai.

Anda mungkin juga menyukai