Anda di halaman 1dari 20

BAB III

PEMBAHASAN

A. Identifikasi daerah rawan bencana


1. Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta

Gunung Merapi merupakan salah satu gunung di Indonesia yang masih aktif dan
memiliki siklus erupsi yang cukup teratur yakni 2-5 tahun untuk siklus pendek dan 5-7 tahun
untuk siklus erupsi yang panjang. Karena seringkali mengalami aktifitas vulcanik dan sering
meletus, menyebabkan gunung Merapi mendapat julukan sebagai gunung teraktif di dunia.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa gunung Merapi setidaknya pernah mengalami erupsi
sebanyak 100 x. Gunung Merapi memang menjadi salah satu gunung di Indonesia yang masih
aktif dan sering mengalami letusan yang cukup dahsyat, namun letusan gunung Merapi
merupakan letusan yang berada di tingkat sedang saja, bukan letusan yang bersifat katastrofik
( letusan yang dapat menghanjurkan dirinya sendiri ) seperti yang dialami oleh gunung
Krakatau di selat sunda.
Gunung Merapi kembali bererupsi pada Jumat (11/5/2018). Tinggi letusannya
mencapai 5.500 meter dari puncak kawah disertai suara gemuruh. Letusan kali ini melontarkan
abu vulkanik, pasir, dan material piroklatik. Status Gunung Merapi masih tetap normal dengan
radius berbahaya adalah 3 km dari puncak kawah.
Status Gunung Merapi, Jawa Tengah ditingkatkan dari normal (level 1) menjadi
waspada (level 2) sejak 21 Mei 2018, pukul 23.00 WIB. Kenaikan status Gunung Merapi
itu berdasarkan surat dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan
Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Nomor 271/45/BGV.kg/2018 tanggal 21 Mei 2018.

2. Gunung Kelud di Jawa Timur


Pada tahun 2014 lalu, masyarakat khususnya di Jawa Timur dihebohkan dengan adanya
hujan abu vulcanik yang mengharuskan aktifitas masyarakat terhenti untuk beberapa hari.
Hujan abu vulcanik tersebut berasal dari erupsi gunung Kelud yang secara administratif berada
di perbatasan antara Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri Propinsi Jawa Timur. Hujan abu
vulcanik yang dihasilkan oleh letusan gunung Kelud tidak hanya dirasakan masyarakat Jawa
Timur saja, melainkan juga dirasakan oleh masyarakat di Yogyakarta. Pasalnya akibat erupsi
gunung Kelud, ribuan ton abu vulcanik terlempar membumbung tinggi ke angkasa dan
menyebar ke berbagai wilayah yang berjarak ratusan kilometer dari Kota Kediri termasuk di
Kota Yogyakarta yang jaraknya ratusan kilometer dari kota Kediri. Gunung Kelud termasuk
gunung aktif yang jarang meletus, namun setiap kali meletus kekuatan yang dihasilkan cukup
besar yakni 5 Volcanix Explosif Index (VEI)

3. Gunung Sinabung di Dataran Tinggi Karo


Tidak lengkap rasanya jika tidak memasukkan gunung Sinabung yang berada di
Dataran Tinggi Karo ke dalam daftar gunung di Indonesia yang masih dan paling aktif. Gunung
Sinabung dalam beberapa tahun ini menjadi pusat perhatian terutama bagi ahli geologi,
pasalnya gunung Sinabung sudah lama tidak ada aktifitas vulcanik namun dalam beberapa
tahun lalu gunung ini mengalami erupsi terlama di Indonesia yang sebelumnya dipegang oleh
gunung Bromo. Selama tujuh bulan lebih gunung ini mengalami erupsi, sedangkan erupsi
terakhir tercatat sekitar 800 tahun yang lalu. Siapa sangka, justru gunung ini mengeluarkan
letusan yang dahsyat. Peristiwa 800 tahun lalu tetap menjadi misteri yang pelan-pelan dikupas
menjadi fakta.

4. Anak gunung Krakatau di Selat Sunda

Keberadaan anak Gunung Krakatau tidak lepas dari sejarah Gunung Krakatau Purba
yang tercatat pernah meletus dengan tipe letusan katastrofik pada tahun 1883 dan
mengakibatkan tsunami, serta menewaskan setidaknya 36.000 jiwa. Bahkan suara letusan
gunung ini sampai terdengar di Alice Spring Australia serta pulau Rodrigues Afrika 4.653 km
dari lokasi letusan. Krakatau mencetak sejarah sebagai gunung aktif di Indonesia yang
letusannya bardampak pada perubahan iklim dunia. Bumi ini pernah mengalami kegelapan
selama setidaknya dua hari karena material dan debu vulcanik dari letusan krakatau menutupi
atmosfer bumi pada masa itu. Kini gunung Krakatau purba telah tergantikan dengan anak
gunung Krakatau yang muncul 40 tahun setelah letusan dahsyat. Anak gunung Krakatau
muncul sebagai sebuah gunung muda yang aktif mengeluarkan material dan memiliki
pertumbuhan ketinggian setidaknya 0,5 meter dalam satu bulan. Menurut beberapa riset yang
dilakukan oleh beberapa ilmuwan dari negera Jepang, gunung Krakatau memungkinkan akan
mengalami erupsi yang besar pada rentang tahun 2030-2050.
5. Gunung Galunggung di Jawa Barat

Gunung Galunggung merupakan salah satu gunung yang masih aktif dan terletak di
Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Gunung yang memiliki ketinggian 2.176 meter ini tercatat
pernah mengalami letusan hebat yakni di tahun 1822. Setelah itu gunung ini seringkali
mengalami erupsi yang menyebabkan hujan pasir panas serta meluncurkan awan panas yang
mengakibatkan setidaknya 4.011 jiwa melayang dan menyebabkan setidaknya 122 desa harus
hancur. Tidak hanya awan panas dan hujan abu vulkanik saja, ancaman banjir lahar dingin
juga mengakibatkan terputusnya jaringan jalan dan aliran sungai serta areal perkampungan
akibat melimpahnya aliran lava dingin berupa material batuan-kerikil-pasir.

6. Gunung Bromo di Jawa Timur

Siapa yang tidak kenal dengan gunung Bromo di Jawa Timur. Keindahan kawasan
gunung ini tidak hanya terkenal di Indonesia saja melainkan juga di mancanegara. Hal itu
dibuktikan dengan banyaknya kunjungan turis mancanegara ke gunung yang memiliki
ketinggian 2.329 MDPL ini. Gunung Bromo secara administratif masuk dalam kawasan Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru dan wilayahnya masuk ke dalam empat wilayah Kabupaten
sekaligus yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang dan
Kabupaten Malang. Gunung Bromo menjadi sangat menarik karena gunung ini termasuk
gunung yang masih aktif serta pengunjung dapat melihat dengan jelas lembah serta kalderanya
yang seringkali mengeluarkan asap putih. Dalam catatannya gunung ini pernah mengalami
setidaknya 4 x erupsi dengan interval yang cukup teratur yakni 30 tahun. Letusan gunung
Bromo yang terbesar tercatat pada tahun 1974 sedangkan letusan terakhir tercatat pada tahun
2015.

7. Gunung Lokon Sulawesi Utara

Siapa yang menyangka gunung yang hanya memiliki ketinggian 1.580 MDPL ini
masuk dalam 15 gunung di Indonesia yang masih aktif. Gunung yang lebih rendah
dibandingkan dengan gunung Andong di Kabupaten Magelang Jawa Tengah ini tercatat
mengalami letusan sebanyak 5 x terhitung sejak tahun 1941. Letusan terbesar tercatat pada
tahun 1991 yang berakibat menimbulkan kerugian hingga milyaran rupiah serta menewaskan
korban jiwa karena longsoran material vulcanik.

8. Gunung Kerinci di Propinsi Jambi

Gunung Kerinci selain terkenal dengan alamnya yang masih perawan, juga terkenal
sebagai salah satu gunung yang masih aktif mengalami aktifitas vulcanik. Gunung yang
memiliki puncak tertinggi di Pulau Sumatera ini memiliki sebuah kawah aktif selebar 400 x
120 meter di bagian puncaknya dan berisi air berwarna hijau. Gunung Kerinci tercatat
mengalami erupsi terakhir pada tahun 2009. Gunung Kerinci seakan menjadi magnet tersendiri
bagi kalangan pendaki gunung karena alamnya yang masih sangat alami. Kawasan lereng
gunung menjadi habitat alami harimau Sumatera, Gajah, Babi hutan serta hewan liar lainnya.

9. Gunung Egon Pulau Flores Nusa Tenggara Timur

Mungkin belum banyak yang mendengar gunung aktif yang satu ini. Gunung Egon
merupakan gunung berapi dan masih aktif yang terletak di Pulau Flores. Gunung Egon sendiri
berada di wilayah timur dari Maumere atau sekitar tiga puluh kilometer dari ibu kota Kabupaten
Sikka. Gunung yang memiliki ketinggian 1703 ini pernah mengalami erupsi dahsyat pada tahun
1925. Setelah vakum sekian puluh tahun, pada tahun 2006 lalu status gunung ini dinaikkan
menjadi siaga. akibat dari aktivitas vulkanik yang meningkat pada saat itu. Gunung Egon
layaknya gunung yang cantik untuk di jawamah terutama di kalangan pendaki, pasalnya
kawasan ini menawarkan panorama yang eksotis. Pendaki dapat melihat kawah yang seringkali
menyemburkan asap putih sebagai tanda bahwa gunung ini masih memiliki aktifitas vulcanik
di dalamnya.

10. Gunung Awu di Kepulauan Sangihe


Jauh di Propsnsi Sulawesi utara terdapat sebuah gunung dengan ketinggian 1.320
MDPL yang masih aktif. Gunung yang dimaksud adalah gunung Awu. Dari catatan sejarah
diketahui, dari tahun 1640 sampai dengan 1966 telah terjadi 5 kali erupsi yang menelan korban
serta kerugian yang cukup besar. Korban manusia yang tewas akibat letusan Gunung Awu
sebelum tahun 1711 tidak diketahui, namun yang tercatat sejak tahun 1711 sampai dengan
erupsi 1966 adalah 7.377 orang ( tahun 1966 korban tewas 39 orang, lebih dari 1.000 orang
luka-luka ringan).

11. Gunung Karangetan Kabupaten Siau


Gunung Karangetang yang terletak di Kepulauan Siau, Sulawesi Utara. Gunung ini
merupakan salah satu gunung api yang cukup aktif di Indonesia. Gunung Karangetan
merupakan gunung yang bertipe stratovolcano yang hampir setiap tahunnya
meletus. Terbentuknya gunung ini mirip dengan gunung api Krakatau yang telah tenggelam
akibat erupsi hebat. Karena adanya zona subduksi dan tumbukan maka magma yang terdapat
di perut bumi naik melalui celah subduksi sehingga terbentuklah gunung api ini. Letusan yang
cukup besar tercatat pada tahun 2011 dimana gunung ini meluncurkan awan panas yang
merusak pemukiman warga sekitarnya.

12. Gunung Soputan Sulawesi Utara


Gunung Soputan merupakan gunung aktif yang terletak di Propinsi Sulawesi Utara dan
berjarak kurang lebih 50 km di sebelah barat daya Kota Manado. Gunung Soputan akhir-akhir
ini juga menjadi perhatian ahli kegunung apian karena dalam beberapa tahun terakhir
menunjukkan adanya peningkatan kegiatan vulcanik. Gunung yang memiliki ketinggian 1.784
MDPL ini tercatat mengalami erupsi pada tanggal 7 maret tahun 2015 dan menyemburkan
awan panas yang membumbung tinggi sejauh 2.500 meter dan menyebabkan hujan debu di
Kecamatan Touluaan, Kecamatan Tombatu, dan Kecamatan Ratahan di Kabupaten Mihanasa
Tenggara.

13. Gunung Semeru Propinsi Jawa Timur

Tiada yang bisa menyangkal keindahan gunung Semeru yang berada di Jawa Timur.
Mendaki Gunung Semeru bagi sebagian pendaki merupakan suatu impian. Gunung yang
terkenal dengan adanya danau alaminya ini juga termasuk gunung yang aktif mengeluarkan
meterial dan gas beracun dari kawah Jonggring Saloka. Gunung Semeru seolah menjadi magnet
bagi sebagian pendaki baik itu di wilayah Jawa maupun bagi pendaki yang berasal dari luar
Pulau Jawa. Beberapa kali gunung ini mengalami buka tutup jalur pendakian dikarenakan
aktifitas vulcanik gunung ini dirasa cukup membahayakan para pendaki yang nekad mendaki
sampai wilayah Kalimati.

14. Gunung Agung di Propinsi Bali


Gunung agung merupakan gunung tertinggi di Bali dan memiliki ketinggian 3.031 mdpl.
Gunung ini termasuk gunung yang masih aktif ditandai dengan adanya asap yang keluar dari
kawahnya yang sangat besar dan dalam, Bagi masyarakat Bali gunung Agung merupakan
tempat bersemayam para dewa dan tempat bersemayamnya Dewata. Dari atas ketinggian di
gunung Agung dalam kondisi yang cukup cerah kita dapat melihat puncak gunung-gunung
lainnya di pulau seberang yakni gunung Rinjani di pulau Lombok. Gunung Agung tercatat
mengalami letusan terakhir pada tahun 1963 dimana erupsi yang terjadi meluncurkan lahar
sejauh 7 km selama 20 hari.

15. Gunung Talang Propinsi Sumatera Barat

Gunung yang memiliki ketinggian 2.957 mdpl ini berjarak 40 km dari kota Padang.
Gunung ini menjadi surganya pendaki di Sumatera Barat berkat adanya hamparan kebun teh di
awal pendakian, serta terdapat hutan Mati yang eksotis, Di bagian puncak gunung, pendaki
akan menyaksikan indahnya 3 danau dari ketinggian 2.597 mdpl. Danau yang ada sebenarnya
merupakan bekas dari kawah gunung Talang.

Itulah tadi gunung di Indonesia yang masih aktif. Erupsi ataupun kegiatan vulcanik memang
seringkali mengakibatkan korban jiwa maupun korban materi. Namun kita dapat mengambil
sisi positif dari fenomena tersebut. Hutan yang tumbuh dengan lebat, jutaan material yang dapat
dimanfaatkan manusia serta tanah yang subur di daerah lereng gunung merupakan berkah
tersendiri.
Status Gunung Api 2018
Gunung Api Status Waspada (Level II)
1) Merapi Jawa Tengah
2) Ili Lewotolok NTT
3) Banda Api Maluku
4) Dempo Sumsel
5) Bromo Jatim
6) Rinjani Lombok
7) Lokon Sulsel
8) Soputan Sulut
9) Karangetang Sulut
10) Gamalama Maluku Utara
11) Sangeangapi NTB
12) Rokatenda NTT
13) Ibu Maluku Utara
14) Gamkonora Maluku Utara
15) Semeru Jatim
16) Anak Krakatau Lampung
17) Marapi Sumbar
18) Dukono Maluku Utara
19) Kerinci Sumbar

Gunung Api Status Level III (Siaga)


Sinabung Sumut

Gunung Api Status Level IV (Awas)


Agung Bali

B. Alat dan bahan medis penanggulangan bencana gunung berapi


Standar minimal peralatan penanggulangan bencana yang tersedia apabila terjadi bencana
Gunung Api meliputi: Standar Minimal Peralatan Penanggulangan Bencana ditambah,
Standar Peralatan bencana Gunung Api, meliputi:

NO NAMA ALAT INSTANSI


1. Masker dan Topi BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
2. Buldozer BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
3. Baju Pelindung Abu BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
4. Baju anti Api BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
5. Tabung Oksigen BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga

Alat transportasi: truk dan mobil siaga disediakan untuk mengevakuasi korban. Serta tidak lupa
menyiapkan alat-alat medis, dan obat-obatan.

C. Kebutuhan Tenaga Kesehatan Berdasarkan Bencana Gunung Berapi


Kebutuhan tenaga kesehatan disesuaikan dengan jumlah pengungsi yang ada pada suatu
daerah. Pada saat bencana jenis tenaga kesehatan yang diperlukan antara lain:
1. Dokter Umum
Kompetensi tenaga yang dibutuhkan antara lain PPGD/ATLS/ACLS. Tenaga dokter
umum diperlukan pada saat tanggap darurat hingga recovery pada saat bencana untuk
penanganan korban pasca bencana terjadi.
2. Apoteker dan asisten apoteker
Kompetensi tenaga dibutuhkan untuk pengelolaan obat dan alat kesehatan yang
tentunya sangat banyak diperlukan untuk penanganan korban bencana gubung berapi
yang tengah terjadi. Apoteker dan asisten apoteker berperan dalam mengatur dan
mengelola keseluruhan penggunaan dari obat-obatan yang diperlukan beserta alat
medis yang dibutuhkan pada saat bencana dan pasca bencana.
3. Perawat D3/Sarjana Keperawatan
Kompetensi tenaga yang diperlukan diantaranya emergency nursing /PPGD /BTLS
/PONED /PONEK /ICU.
4. Perawat Mahir
Kompetensi tenaga yang diperlukan antara lain utnuk anastesi ataupun emergency
nursing.
5. Bidan
Kompetensi yang dibutuhkan adalah untuk APN dan PONED
6. Sanitarian (D3 kesling/sarjana Kesmas)
Kompetensi tenaga yang diperlukan pada saat terjadi bencana terutama gunung berapi
adalah sanitarian yang ditujukan untuk penanganan kualitas air bersih dan penyediaan
sarana sanitasi.
7. Ahli Gizi
Kompetensi yang dibutuhkan antara lain penanganan gizi darurat pada saat terjadi
gunung meletus, hal ini dapat menanggulangi kekurangan gizi akibat adanya
kekurangan bahan makanan.
8. Dokter spesialis
Kompetensiyang dibutuhkan antara lain bedah umum, penyakit dalam hal ini terkait
dengan abu vulkanik yang disebabkan oleh letusan gunung berapi memicu banyaknya
penyakit pernapasan, anastesi dan ahli intensive care, bedah plastic, forensic, dental
forensic, kesehatan jiwa.
D. Contoh Kasus Terbaru

Gunung Sinabung yang berada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, masih menunjukkan
aktivitasnya. Gunung tersebut kembali meletus hebat pada sekitar pukul 09.00 WIB.

"Gunung Sinabung meletus pagi ini dengan tinggi kolom abu mencapai kurang lebih 5.000
meter," tulis Kepala Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam akun twitternya,
@Sutopo_PN, Senin (19/2/2018).

Dia menambahkan, dalam letusan tersebut terdengar suara yang bergemuruh. Selain itu, juga
disertai awan panas dengan jangkauan ke arah timur laut.

"Sejauh 3,5-4,9 km dan ke arah selatan sejauh 4.900 m. Tidak ada korban jiwa," lanjut dia.

Kepala Pos Pemantau Gunung Api Sinabung, Armen Putra sebelumnya mengatakan, dalam
waktu lebih kurang satu jam setengah, Sinabung enam kali menyemburkan abu vulkanik pada
Sabtu 20 Januari 2018.

Semburan paling tinggi terjadi sejauh 3.000 meter atau 3 kilometer (km). Erupsi Gunung
Sinabung terjadi sejak pukul 07.27 WIB hingga 08.41 WIB.

"Gunung Sinabung erupsi sebanyak enam kali pagi tadi. Rentang waktunya sangat berdekatan," kata
Armen.

Dijelaskan, erupsi Gunung Sinabung pertama terjadi pukul 07.27 WIB dengan tinggi kolom
abu 1.000 meter, amp 20 mm dan lama gempa 130 detik, angin lemah ke arah barat-barat
daya. Erupsi kedua terjadi pukul 07.37 WIB dengan tinggi kolom abu 3.000 meter, amp 34
mm dan lama gempa 545 detik, angin lemah ke arah barat daya.

Erupsi ketiga, terjadi pukul 08.03 WIB dengan tinggi kolom abu 700 meter, amp 21 mm dan
lama gempa 137 detik, angin lemah ke arah barat daya. Semburan keempat terjadi sekitar
pukul 08.34 WIB dengan tinggi kolom abu 1.000 meter, amp 23 mm dan lama gempa 141
detik, angin lemah ke arah barat daya.

Kelima terjadi sekitar pukul 08.37 WIB dengan tinggi kolom abu 700 meter disertai guguran
lava sejauh 500 meter ke arah sektor timur tenggara, amp 25 mm dan lama gempa 131 detik,
angin lemah ke arah barat daya.

"Erupsi keenam, terjadi sekitar pukul 08.41 WIB dengan tinggi kolom abu 1.000 meter, amp
25 mm dan lama gempa 125 detik, angin lemah ke arah barat daya," sebut Armen.

E. Perencanaan Keperawatan dalam Penanggulangan Bencana pada Tahap saat Bencana

No Aspek Peran

Pencarian dan
1 penyelamatan Melokalisasi korban.
Memindahkan korban dari daerah berbahaya ke tempat
pengumpulan/penampungan.
Memeriksa status kesehatan korban (triase di tempat
kejadian).
Memberi pertolongan pertama jika diperlukan.
Memindahkan korban ke pos medis lapangan jika
diperlukan.

Identifikasi secara cepat korban yang membutuhkan


2 Triase stabilisasi segera
(perawatan di lapangan).
Identifikasi korban yang hanya dapat diselamatkan dengan
pembedahan darurat (life saving surgery).
Pasien harus diidentifikasi dan diletakkan secara cepat dan
tepat,
mengelompokkan korban sesuai dengan keparahan pada
masing-
masing warna tag yaitu kuning dan merah.
Area tindakan harus ditentukan sebelumnya dan diberi
tanda.
Penemuan, isolasi dan tindakan pasien
terkontaminasi/terinfeksi
harus diutamakan.

Mengobati luka ringan secara efektif dengan melakukan


3 Pertolongan pertama teknik
pertolongan pertama, seperti kontrol perdarahan,
mengobati shock
dan menstabilkan patah tulang.
Melakukan pertolongan bantuan hidup dasar seperti
manajemen
perdarahan eksternal, mengamankan pernafasan, dan
melakukan
teknik yang sesuai dalam penanganan cedera.
Mempunyai keterampilan Pertolongan pertama seperti
membersihkan
jalan napas, melakukan resusitasi dari mulut-mulut,
melakukan
CPR/RJP, mengobati shock, dan mengendalikan
perdarahan.
Membuka saluran udara secepat mungkin dan memeriksa
obstruksi
saluran napas harus menjadi tindakan pertama, jika perlu
saluran
udara harus dibuka dengan metode Head-Tilt/Chin-Lift.
Mengalokasikan pertolongan pertama pada korban dengan
perdarahan, maka perawat harus mnghentikan perdarahan,
karena
perdarahan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan
kelemahan dan
apabila akhirnya shock dapat menyebabkan korban
meninggal.

Proses pemindahan Pemeriksaan kondisi dan stabilitas pasien dengan


4 korban memantau tanda-
tanda vital;
Pemeriksaan peralatan yang melekat pada tubuh pasien
seperti infus,

pipa ventilator/oksigen, peralatan immobilisasi dan lain-‐


lain.

Perawatan di rumah
5 sakit Mengukur kapasitas perawatan rumah sakit.
Lokasi perawatan di rumah sakit
Hubungan dengan perawatan di lapangan.

Arus pasien ke RS harus langsung dan terbuka.

Arus pasien harus cepat dan langsung menuju RS, harus


ditentukan, tempat tidur harus tersedia di IGD, OK,
ruangan dan ICU.
Vol. VI
Idea Nursing Journal No. 1

Menilai kesehatan secara cepat melalui pengumpulan


6 RHA informasi
cepat dengan analisis besaran masalah sebagai dasar
mengambil
keputusan akan kebutuhan untuk tindakan penanggulangan
segera.

Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek


7 Peran perawat di dalam kesehatan
posko pengungsian dan sehari-hari.
posko bencana
Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan
harian.
Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang
memerlukan
penanganan kesehatan di RS.
Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian.
Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan,
makanan khusus
bayi, peralatan kesehatan.
Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan
penyakit
menular maupun kondisi kejiwaan labil hingga
membahayakan diri
dan lingkungannya berkoordinasi dengan perawat jiwa.
Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada
korban
(ansietas, depresi yang ditunjukkan dengan seringnya
menangis dan
mengisolasi diri) maupun reaksi psikosomatik (hilang
nafsu makan,
insomnia, fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot).
Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak,
dapat
dilakukan dengan memodifikasi lingkungan misal dengan
terapi
bermain.
Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh
para
psikolog dan psikiater.
Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai
pemeriksaan
kesehatan dan kebutuhan masyarakat yang tidak
mengungsi.

Jenis Kegiatan Siaga Bencana


Kegiatan penanganan siaga bencana memang berbeda dibandingkan pertolongan medis dalam
keadaan normal lainnya. Ada beberapa hal yang menjadi perhatian penting. Berikut beberapa
tnidakan yang bisa dilakukan oleh perawat dalam situasi tanggap bencana:
1. Pengobatan dan pemulihan kesehatan fisik
Bencana alam yang menimpa suatu daerah, selalu akan memakan korban dan kerusakan,
baik itu korban meninggal, korban luka luka, kerusakan fasilitas pribadi dan umum, yang mungkin
akan menyebabkan isolasi tempat, sehingga sulit dijangkau oleh para relawan. Hal yang paling
urgen dibutuhkan oleh korban saat itu adalah pengobatan dari tenaga kesehatan. Perawat bisa turut
andil dalam aksi ini, baik berkolaborasi dengan tenaga perawat atau pun tenaga kesehatan
profesional, ataupun juga melakukan pengobatan bersama perawat lainnya secara cepat,
menyeluruh dan merata di tempat bencana. Pengobatan yang dilakukan pun bisa beragam, mulai
dari pemeriksaan fisik, pengobatan luka, dan lainnya sesuai dengan profesi keperawatan.

2. Pemberian bantuan
Perawatan dapat melakukan aksi galang dana bagi korban bencana, dengan menghimpun
dana dari berbagai kalangan dalam berbagai bentuk, seperti makanan, obat obatan, keperluan
sandang dan lain sebagainya. Pemberian bantuan tersebut bisa dilakukan langsung oleh perawat
secara langsung di lokasi bencana dengan memdirikan posko bantuan. Selain itu, Hal yang harus
difokuskan dalam kegiatan ini adalah pemerataan bantuan di tempat bencana sesuai kebutuhan
yang di butuhkan oleh para korban saat itu, sehinnga tidak akan ada lagi para korban yang tidak
mendapatkan bantuan tersebut dikarenakan bantuan yang menumpuk ataupun tidak tepat sasaran.

3. Pemulihan kesehatan mental


Para korban suatu bencana biasanya akan mengalami trauma psikologis akibat kejadian yang
menimpanya. Trauma tersebut bisa berupa kesedihan yang mendalam, ketakutan dan kehilangan
berat. Tidak sedikit trauma ini menimpa wanita, ibu ibu, dan anak anak yang sedang dalam massa
pertumbuhan. Sehingga apabila hal ini terus berkelanjutan maka akan mengakibatkan stress berat
dan gangguan mental bagi para korban bencana. Hal yang dibutukan dalam penanganan situasi
seperti ini adalah pemulihan kesehatan mental yang dapat dilakukan oleh perawat. Pada orang
dewasa, pemulihannya bisa dilakukan dengan sharing dan mendengarkan segala keluhan keluhan
yang dihadapinya, selanjutnya diberikan sebuah solusi dan diberi penyemangat untuk tetap
bangkit. Sedangkan pada anak anak, cara yang efektif adalah dengan mengembalikan keceriaan
mereka kembali, hal ini mengingat sifat lahiriah anak anak yang berada pada masa bermain.
Perawat dapat mendirikan sebuah taman bermain, dimana anak anak tersebut akan mendapatkan
permainan, cerita lucu, dan lain sebagainnya. Sehinnga kepercayaan diri mereka akan kembali
seperti sedia kala.

4. Pemberdayaan masyarakat
Kondisi masyarakat di sekitar daerah yang terkena musibah pasca bencana biasanya akan
menjadi terkatung katung tidak jelas akibat memburuknya keaadaan pasca bencana., akibat
kehilangan harta benda yang mereka miliki. sehinnga banyak diantara mereka yang patah arah
dalam menentukan hidup selanjutnya. Hal yang bisa menolong membangkitkan keadaan tersebut
adalah melakukan pemberdayaan masyarakat. Masyarakat perlu mendapatkan fasilitas dan skill
yang dapat menjadi bekal bagi mereka kelak. Perawat dapat melakukan pelatihan pelatihan
keterampilan yang difasilitasi dan berkolaborasi dengan instansi ataupun LSM yang bergerak
dalam bidang itu. Sehinnga diharapkan masyarakat di sekitar daerah bencana akan mampu
membangun kehidupannya kedepan lewat kemampuan yang ia miliki.
Kemenkumham. 2014. Berita Negara Republik Indonesia. (daring),
(ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1089-2014.pd), diakses 8 Agustus 2018
Ucnews. 2018. Gunung Berapi Berstatus Waspada, (daring) (https://www.ucnews.id/news/19-
Gunung-Berapi-Berstatus-Waspada/3170570687160129.html), diakses 8 Agustus 2018.
kepmenkes nomor 066/menkes/SKII/2006.PEDOMAN MANAGEMEN SUMBERDAYA
MANUSIA (SDM) DALAM PENANGGULANGAN BENCANA.(online) https://bencana-
kesehatan.net/images/referensi/undang2/Kepmenkes_No.066_2006_%20Buku%20Pedoman%20
SDM%20Bencana.pdf

Ali, M. 2018.Gunung Sinabung Meletus Hebat Pagi Ini, (daring)


(https://www.liputan6.com/news/read/3300251/gunung-sinabung-meletus-hebat-pagi-ini)

Anda mungkin juga menyukai