Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gunung Lewotolok, yang biasa disebut dalam bahasa setempat (bahasa
Lamaholot) sebagai Ili/Ile Lewotolok atau Ile Ape, adalah gunung
berapi stratovolcano yang terletak di bagian utara Pulau Lembata, Kabupaten
Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Ungkapan ile lewo
tolok berarti "gunung kampung/negeri runtuh" (Lewotolok adalah nama
tempat gunung ini berada), sedangkan ile ape berarti "gunung api".
Secara geografi, gunung berada pada suatu semenanjung di sisi barat laut
pulau. Posisinya ini menyebabkan tingkat kebencanaan gunung ini tidak
termasuk tinggi.
Puncak gunung ini memiliki kawah besar menyerupai kaldera berbentuk
bulan sabit yang disebut warga dengan nama Metong Lamataro. Ini adalah
bagian dari kawah lama Gunung Lewotolo. Sebentuk kerucut terbentuk di sisi
tenggara Metong Lamataro dan menjadi puncak tertinggi (+1.423 m) Gunung
Lewotolo saat ini. Kerucut tersebut memiliki lubang kawah aktif di
puncaknya dengan hembusan uap solfatara di hampir semua bagian kerucut.
Solfatara berwarna kuning membara; hablur belerang hasil sublimasi banyak
ditemukan di lerang timur, utara, dan selatan dari kerucut baru ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja potensi bahaya dari Erupsi Gunung Api Ile Lewotolok ?
2. Mengapa Masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok tidak siap saat
terjadinya peningkatan aktivitas Gunung Ile Lewotolok ?
3. Bagaimana usaha pemerintah dalam menangani peristiwa erupsi gunung
api ile lewotolok ?

1
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah diatas maka
penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui potensi bahaya dari erupsi gunung ile lewotolok
2. Untuk mengetahui situasi masyarakat yang tinggal di sekitar gunung api
ile lewotolok
3. Untuk mengetahui usaha pemerintah dalam menangani peristiwa erupsi
gunung api ile lewotolok

1.4 Batasan Masalah


1. Informasi yang digunakan di dapat dari internet
2. Informasi mengenai data di dapat dari kepustakaan

1.5 Manfaat Penelitian


1. Di bidang akademis
Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai peningakatan
aktivitas gunung api ile lewotolok
2. Dibidang masyarakat
Memberikan informasi peringatan dini kepada masyarakat yang
bermukiman di sekitar gunung ile lewotolok

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Gunung Api Ile Lewotolok


Gunung adalah kumpulan massa sangat besar yang terdiri dari bebatuan yang
ada di atas sepetak besar tanah dan terdiri atas materi yang sama pula atau
dengan kata lain, gunung adalah sekumpulan besar batu yang menimpa
sekumpulan batu lainnya di permukaan bumi. Inilah pengertian gunung yang
selama ini di ketahui oleh manusia ( ahmad, 2011).
Secara ilmiah bahwa perbedaan warna pada gunung disebabkan oleh
perbedaan materi yang dikandung oleh batuan gunung tersebut. Jika
materinya besi, maka warna dominannya adalah merah. Jika materi batuannya
adalah batubara , maka warna dominannya adalah hitam, jika materi
batuannya perunggu maka gunung tersebut berwarna kehijauan, dan
seterusnya materi – materi ini oleh para ahli geologi dinamakan magma
karena kemunculan magma itu berasal dari kedalaman yang berbeda, maka
kandungannya akan berbeda pula. Magma yang berproses dari kedalaman
yang berbeda pada ahkirnya akan mengkristal dan membentuk gundukan –
gundukan atau gunung – gunung yang beraneka ragam warna dan materinya.
Gunung Lewotolo merupakan salah satu gunung yang banyak diminati oleh
para pendaki. Pendakian dimulai dari Desa Atowatung atau Baupukang di
Kecamatan Ile Api yang berada di sisi utara Gunung Lewotolo. Jalur
pendakian berupa jalan setapak yang tertutup ilalang. Kemiringan lahan jalur
pendakian antara 30-40 derajat. Waktu yang ditempuh untuk mendaki sampai
puncak umumnya adalah 5 jam.
Gunung api dibagi menjadi dua yaitu gunung merapi tua dan merapi muda.
Kedua gunung api tersebut dapat dibedakan morfologi dan litologinya, karena
masa pembentukannya berbeda. Gunung merapi tua telah aktif sejak dari
pleistosen ahkir, sedangkan merapi muda aktif sejak tahun 1006, untuk
litologi merapi muda cenderung bersifat intermediet, sedangkan litologi
merapi tua lebih cenderung bersifat basa.

3
Gunung Api Ile Lewotolok termasuk dalam tipe stratovolcano yang
mempunyai kekentalan magma yang tinggi (reksowirogo, 1979). Kekentalan
magma yang tinggi berpengaruh terhadap bentukan suatu gunung api. Bentuk
gunung api dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian gunung api yang
lebih tua dan kerucut gunung api aktif (bammelan,1949). Sudah sering
dijabarkan bahwa gunung merapi mempunyai dapur magma yang sangat
dangkal, magmanya sangat kental, dan tekanan gasnya sangat lemah. Hal ini
menyebabkan kegiatannya hanya menghasilkan letusan-letusan kecil dan
timbunan lava membentuk kubah pada lubung kepundannya
(kusumadinata,1979). Gunung merapi mengalami evolusi vulkanik yang
semula magma merapi bersifat encer (basa) dengan tipe erupsi efusif.
2.2 Geologi Regional Gunung Api Ile Lewotolok
Gunung Ile Lewotolok dengan tinggi 1.319 meter di atas permukaan
laut (mdpl) disebut juga Ile ApeGunung ini meletus pertama kali pada tahun
1666 silam, kemudian tahun 1800-an, dan 1920-an. Letusan terdahsyat tahun
1966 dan 1985 yang meluluhlantakkan Pulau Lembata dan pulau - pulau
disekitarnya. Sementara dirangkum dari laman PVMBG Kementerian ESDM,
Gunung Ile Lewotolok atau Ile Ape memiliki garis penampang yang indah
dan teratur, tetapi di beberapa tempat muncul ketidakteraturan diakibatkan
oleh aliran lava yang berakhir pada sayap gunung. Lereng
Gunung Ile Lewotolok terdiri dari abu gunung api, breksi, pasir gunung api,
bom gunung api, dan aliran lava, kecuali di lereng Barat Daya relatif jarang.
Di puncak Gunung Ile Lewotolok terdapat sebuah kawah besar dengan
ukuran 800 x 900 m. Kemudian, di bagian Barat Daya terdapat kerucut
dengan titik ketinggian 1.319 mdpl.
Kemudian sifat magma berkembang menjadi lebih kental (asam) dengan tipe
erupsi campuran efusif dan eksplosif. Pada perkembangan terahkir gunung
merapi menghasilkan magma yang sangat kental sehingga fase efusif kegiatan
gunung ini hanya menghasilkan kubah dan sumbat lava (kusumayudha,1988).
Secara morfologi tubuh gunung merapi dapat dibagi menjadi empat bagian
yaitu kerucut puncak, lereng tengah, lereng kaki, dan dataran kaki kerucut
puncak dibangun oleh endapan yang lebih muda berupa lava dan piroklastik.

4
Suatu lereng tengah dibangun oleh endapan lava piroklastik dan lahar lereng
kaki dan dataran kaki tersusun oleh endapan piroklastik, lahar, dan aluval
(sari,2007). Bagian lereng barat merapi merupakan daerah aliran guguran dan
piroklastik. Daerah ini merupakan daerah terbuka karena sering tertanda awan
panas.
2.3 Tinjauan System Vulkanis Gunung Api Ile Lewotolok
Sejarah letusan Gunung Lewotolo tercatat sejak tahun 1660 kemudian tahun
1819, dan 1849. Pada tanggal 5 dan 6 Oktober 1852 terjadi letusan yang
merusak daerah sekitarnya dan memunculkan kawah baru dan ladang
solfatara di sisi timur-tenggara. Letusan Gunung Lewotolo juga terjadi pada
tahun 1864, 1889, dan terakhir pada 1920 dikabarkan oleh penduduk terjadi
letusan kecil. Selanjutnya pada tahun 1939 dan 1951 terjadi kenaikan
aktivitas vulkanik Gunung Lewotolo, berupa lontaran lava pijar, abu, awan
panas, dan hembusan gas beracun.
Gunung api ini sempat mengalami masa krisis gempa pada Januari 2012.
Pada saat itu, PVMBG meningkatkan status gunung dari normal ke waspada
hingga siaga, hanya dalam waktu kurang dari satu bulan. Namun, pada 25
Januari 2012 pukul 16.00 WITA, PVMBG menurunkan status dari Siaga ke
Waspada dan turun lagi menjadi berstatus Aktif Normal pada 17 Oktober
2013 pukul 10.00 WITA.
Status aktivitas vulkanik gunung ini ditingkatkan dari Aktif Normal ke
Waspada sejak terhitung 7 Oktober 2017, pukul 20.00 WITA. Pada hari Ahad
tanggal 29 November 2020 pukul 09.45 WITA terjadi erupsi eksplosif yang
memaksa warga yang menghuni kaki gunung ini menyelamatkan diri dan
mengungsi. Letusan yang berlangsung sekitar 500 detik ini (lebih daripada 8
menit) menimbulkan kolom asap setinggi 4000 m. Peristiwa ini diawali oleh
letusan kecil pada hari Jumat, 27 November 2020 pukul 05,57 WITA, yang
menimbulkan kepulan asap dan abu setinggi 500 m. Letusan-letusan lanjutan
dengan kekuatan lebih lemah terjadi beberapa kali hingga hari berikutnya
tanggal 30 November 2020 Status kebencanaan Ili Lewotolok dinaikkan
PVMBG menjadi level III atau Siaga sejak tanggal 29 November 2020 pukul
13.00 karena tercatat adanya lontaran material padat berukuran besar. Letusan

5
gunung api dicirikan oleh pertumbuhan kubah lava yang disusul oleh letusan
paroximal yang disertai aliran piroklastik berupa lelehan, lava dan awan
panas. Awan panas tipe merapi ada 2 yaitu : awan panas guguran dan awan
panas letusan. Awan panas guguran ini terjadi ahkibat dari guguran lava pijar
yang longsor karena pengaruh gaya berat dan kemiringan sedangkan awan
panas letusan berasal dari debris yang meletus vertical. Suhu dari awan panas
letusan berasal dari debris yang meletus vertical.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata,
Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Gunung Api Ile Lewotolok adalah gunung berapi stratovolcano yang terletak
di Pulau Lembata, kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur,
Indonesia. Secara geografi, gunung berada pada suatu semenanjung di sisi
barat laut pulau. Posisinya ini menyebabkan tingkat kebencanaan gunung ini
tidak termasuk tinggi.
3.2 Jenis Data dan Metode pengumupulan Data
Data yang digunakan yaitu data sekunder dari hasil pengamatan dan
informasi yang di dapat merupakan informasi yang diambil dari internet dan
kepustakaan. Dan dimana satu titik pengamatan yaitu kantor BKMG.
3.3 Metode Analisis Data

7
Analisi data yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis besar
deformasi yang terjadi pada permukaan Gunung Api yang dilanjutkan dengan
pencarian informasi dari media social yang selalu di update.
Diagram metode Penelitian :

Mulai Identifikasikan masalah

Studi Literatur

Pengumpulan data

Pengolahan Data

Analisis data

Pembuatan Laporan selesai

8
DAFTAR PUSTAKA

Ashariyah, A. athiyah. 2018. “Monitoring aktivitas deformasi gunung


merapi berdasarkan analisis data GPS (global positioning system) pra
dan pasca erupsi 2010 menggunakan permodelan mogi dan
yokoyama”. Skripsi. Jurusan fisika, fakultas sains dan teknologi,
universitas islam negri maulana malik Ibrahim malang.
https://www.google.com/search?
q=gunung+ili+lewotolok&oq=gunung&aqs=chrome.0.69i59j69i57j0i4
33j46l2j69i60l3.2046j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Lewotolo
http://eprints.uny.ac.id/13894/5/SKRIPSI_badie.pdf
http://eprints.ums.ac.id/27996/2/BAB_I.pdf

Anda mungkin juga menyukai