Anda di halaman 1dari 15

SUKSESI PRIMER

GUNUNG BATUR, Kabupaten Bangli,


Bali, Indonesia

Jordan Nathaniel (082002000011)


Mohamad Thoriq Azhari Herdiwanto (082002000022)
Ingrid Laurentina (082002000043)
Dosen:
Dr. Astri Rinanti, MT 2234/USAKTI
Dr. Melati Ferianitas Fachrul, MS 1922/USAKTI
Diana Hendrawan, Msi 1733/USAKTI

Jurusan Teknik Lingkungan, FALTL


Universitas Trisakti, Jakarta
Juni 2021
1. KONDISI SEMULA

Gunung Batur merupakan sebuah gunung berapi aktif di Kecamatan Kintamani,


Kabupaten Bangli, Bali, Indonesia .Gunung tersebut dianggap sebagai lingga buana
atau lingga alam yang memiliki arti penting dalam kehidupan religi masyarakat Bali
selain itu Gunung Batur dianggap sebagai “ibu”dari Gunung Agung. Gunung Batur
menurut masyarakat Bali dianggap sebagai wujud Pradhana (perempuan).Dengan
ketinggian puncak mencapai 1717 m ( 5633 ft) termasuk dalam jenis gunung aktif /
stratovolcanic.
Gunung Batur telah berkali-kali meletus. Kegiatan letusan Gunung Batur yang tercatat
dalam sejarah dimulai sejak tahun 1804 dan letusan terakhir terjadi tahun 2000. Sejak
tahun 1804 hingga 2000, Gunung Batur telah meletus sebanyak 26 kali dan paling
dahsyat terjadi tanggal 2 Agustus dan berakhir 21 September 1926.

Gambar 1.
Posisi Gunung Batur dalam Peta
(sumber : researchgate.net/figure/Location)
2. AWAL MULA KERUSAKAN EKOSISTEM

Kegiatan letusan G. Batur yang tercatat dalam sejarah dimulai tahun 1804 dan terakhir
tahun 2000. Di wilayah Gunung Batur juga ada danau dengan nama yang sama yaitu
Danau Batur yang terletak di area tinggi, yaitu 1.050 mdpl dengan luas 16 km persegi
dengan kedalaman rata-rata 50,8 km yang disebabkan oleh di dalam kaldera I
terbentuk kaldera II yang berbentuk melingkar dengan garis tengah lebih kurang 7 km.
Dasar kaldera II terletak antara 120 – 300 m lebih rendah dari Undak Kintamani (dasar
Kaldera I). Kaldera pada Gunung Batur terletak di barat laut Gunung Agung, gunung
memiliki kaldera berukuran 13,8 x 10 km dan merupakan salah satu yang terbesar di
dunia (van Bemmelen, 1949). Gunung Batur terdiri dari tiga kerucut gunung api
dengan masing-masing kawahnya, Batur I, Batur II dan Batur III. Kaldera Gunung
Batur diperkirakan terbentuk akibat dua letusan besar, 29.300 dan 20.150 tahun yang
lalu. Di dalam kaldera tersebut terdapat danau yang berbentuk bulan sabit yang
menempati bagian tenggara.
Pada tahun 1926 letusan Gunung Batur mengeluarkan leleran lava yang menimbun
Desa Batur namun tidak menimbulkan korban jiwa. Erupsi berupa leleran lava terjadi
kembali pada tahun 1963 dan 1964 ke arah barat, selatan dan baratdaya.

Gambar 2.
Gambar Abu vulkanik pada letusan Gunung Batur tahun 1926
Sumber :(www.youtube sejarah Bali,letusan Gunung Batur part 3)
Gambar 3.
Gambar letusan strombolian Gunung Batur
Sumber :(www.youtube sejarah Bali,letusan Gunung Batur part 3)
Lanjutan AWAL MULA KERUSAKAN

Periode letusan Gunung Batur umumya berlangsung lama (bulanan) dengan


intesitas relatif kecil/lemah. Sedangkan tenggang waktu antar kejadian letusan
dalam sutu periode berlangsung beberapa menit/detik hingga beberapa jam. Waktu
istirahat antar pereode letusan 1 sampai dengan 39 tahun.

Letusan periode tahun 1994 - 1995 didominasi oleh letusan strombolian, kemudian
periode 1997 - 1999 letusan-letusannya dominan bersifat letusan gas/asap,
sedangkan letusan 7 juli 2000 berupa letusan strombolian.

Gambar 4.
Gambar Letusan Gunung Batur, 29 Agustus 1994.
Sumber :(www.youtube sejarah Bali,letusan Gunung Batur part 3)
3. TERJADINYA SUKSESI

TAHAP NUDASI
Kegiatan letusan Gunung Batur yang tercatat dalam sejarahdimulai sejak tahun
1804 dan letusan terakhir terjadi tahun 2000. Sejak tahun 1804 hingga 2002, Gunung
Batur telah meletus sebanyak 34 kali dengan peningkatan aktivitas berapi dan paling
dahsyat terjadi tanggal 2 Agustus dan berakhir 21 September 1926.Letusan Gunung
Batur itu membuat aliran lahar panas menimbun Desa Batur dan Pura Ulun Danu
Batur.Gunung berapi meletus akibat magma di dalam perut bumi yang didorong
kelur oleh gas bertekanan tinggi atau karena gerakan lempengbumi, tumpukan
tekanan dan panas cairan magma.
Letusan gunung berapi ini membawa abu dan batu yang menyembur dengan keras
dan Lavanya membanjiri daerah sekitarnya. gas vulkanik adalah gas-gas yang
dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi antara lain karbonmonoksida, karbon
dioksida, hydrogen sulfide, sulfur sulfide, sulfurdioksida, dan nitrogen. Lava adalah
cairan magma bersuhu sangat tinggi yang mengalir ke permukaan melalui kawah
gunung berapi. Lava encer mengalir jauh dari sumbernya sedangkan lava kental
hanya mengalir didekat sumber saja.

Gambar 5.
Gambar terbentuknya Danau Batur
akibat kaldera yang yang hancur

1850, mencatat letusan dan aliran lava tahun 1849 yang mengalir ke arah selatan
sampai Danau Batur. Beberapa letusan seperti pada tahun 1888, 1904 dan 1905. Pada
tahun 1926 letusan Gunung Batur mengeluarkan leleran lava yang menimbun Desa
Batur namun tidak menimbulkan korban jiwa. Erupsi berupa leleran lava terjadi kembali
pada tahun 1963 dan 1964 ke arah barat, selatan dan baratdaya.
TAHAP INVASI
Selama tahap tersebut habitat yang kosong dipenuhi oleh organisme-organisme.
Terdapat tumbuhan perintis seperti Lichenes yang hidup di pelapukan pada batuan
akibat lahar letusan Gunung Batur. Selain hal tersebut yang menyebabkan terjadinya
pelapukan batuan adalah akibat adanya fluktuasi suhu yang signifikan antara
sianghari dengan malam hari. Berdasarkan atas dasar tipe habitat awal tempat
tumbuhnya spesies pioner, maka suksesi di sekitar danau Batur termasuk suksesi
xerosere dimana spesies pioner tumbuh pada substrat awal yang kering seperti
batu terbuka, batu lahar, tanah tandus, pasir dan sedimen organik.Organisme perintis
yang ditemukan di daerah sekitar Gunung Batur adalahlumut kerak atau lichenes.
Tumbuhan perintis itu mulai mengadakan pelapukan pada daerah permukaan lahan,
sehingga terbentuk tanah sederhana

Selain disebabkan oleh organisme perintis pelapukan batuan juga terjadi akibat
perubahan iklim, cuaca, kelembapan udara, angin, aliran air,dan sinar matahari. Proses
ini berlangsung sangat lama akibatnya terjadipelapukan batuan menjadi tanah. Dalam
proses tersebut bahan-bahan penyusun tanah mengalami penguraian sehingga
terbentuk tubuh tanah.Tubuh tanah terdiri dari beberapa lapisan, antara lain lapisan
tanah humus,tanah lempung dan pasir, batuan lunak dan batuan keras.

Gambar 6.
Gambar kerusakan akibat letusan yang
akan menjadi habitat lichens
Sumber:(https://www.google.www.facebook.
com%2Fbalichannelnews)
Lanjutan TAHAP INVASI
Kemudian akanterbentuk vegetasi lumut pada bekas lahan yang ditempati oleh
lichens tadi. Komunitas Lumut Setelah terjadi proses pelapukan batuan oleh
tumbuhan perintistersebut maka akan terbentuk pasir atau debu yang mudah ditumbuhi
olehl umut. Pada musim hujan, kalus tanaman lumut tersebut akan mengikat air.Dengan
adanya proses fisik dan kimia serta bantuan air tersebut makalama kelamaan
yang terjadi. Waktu berlangsungnya suksesi berhubungan dengan siklus hidup
sebagianbesar organisme dalam ekosistem maka waktu yang dibutuhkan
untuksuksesi teresterial dimulai dari terbentuknya endapan abu vulkanik
sampaiterbentuknya hutan adalah sampai hitungan dekade atau abad.

Gambar 7.
Gambar lumut yang terdapat pada
bebatuan pasca suksesi di batu
(Sumberhttps://www.googleFgunun
g%2Fgunung_batur.)
TAHAP KOMPETISI
TAHAP REAKSI
TAHAP STABILISASI (KLIMAKS)
4. ................... bebas
PENUTUP

• ………………

• ……………………..

• ……………………….

• ……………………………
REFERENSI
TIDAK DIPERKENANKAN MENGAMBIL TOPIK SUKSESI
SEBAGAI BERIKUT YANG SUDAH PERNAH DIBUAT OLEH
MAHASISWA ANGKATAN SEBELUMNYA

1. Suksesi Gunung Krakatau


2. Suksesi Gunung Tambora, Sumbawa
3. Suksesi Danau Toba, Sumatera Utara
4. Suksesi Gunung Merapi, Yogyakarta
5. Suksesi Gunung Galunggung, Jawa Barat
6. Suksesi Gunung Sinabung
7. Suksesi Pulau Pieh
8. Suksesi Gunung Agung, Bali
9. Suksesi Gunung Kelud
10. Suksesi Gunung Pohen, Bali
11. Suksesi Gunung Hekla, Islandia
12. Suksesi Primer Tsunami, Aceh
13. Suksesi Gunung St Helens, USA
14. Suksesi Hutan Gambut, Kalampangan, Kalimantan
15. Suksesi Pulau Surtsev, Islandia

Anda mungkin juga menyukai