CITRA DAERAH
GUNUNG KRAKATAU
21. Lely sf
22. Listiono
23. Lita fadriyani
24. Lucky Adhi Pradana
25. Maijarinis
26. Maryamah
27. Moh.Ikbal Mahdali
28. Mutia Juwita
29. Naftalia Sulistiawati
30. Nanda Nora Farica
OUTLINE
GUNUNG KRAKATAU
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
2.3 Erupsi
IV PENUTUP
2
I. PENDAHULUAN
Aspek hukum dalam penerbitan naskah sumber arsip Gunung Krakatau adalah
sebagai berikut:
3
II. GAMBARAN UMUM
Krakatau dikenal dunia karena letusan yang sangat dahsyat pada tahun 1883. Awan
panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai
sebelum tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan
Samudra Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai ke Alice Springs, Australia dan
Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai
30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang
Dunia II.
4
Perkembangan krakatau
Pulau Rakata, yang merupakan satu dari tiga pulau sisa Gunung Krakatau
Purba kemudian tumbuh sesuai dengan dorongan vulkanik dari dalam perut bumi yang
dikenal sebagai Gunung Krakatau (atau Gunung Rakata) yang terbuat dari batuan
basaltik. Kemudian, dua gunung api muncul dari tengah kawah, bernama Gunung
Danan dan Gunung Perbuwatan yang kemudian menyatu dengan Gunung Rakata
yang muncul terlebih dahulu. Persatuan ketiga gunung api inilah yang disebut Gunung
Krakatau. Gunung Krakatau pernah meletus pada tahun 1680 menghasilkan lava
andesitik asam. Lalu pada tahun 1880, Gunung Perbuwatan aktif mengeluarkan lava
meskipun tidak meletus. Setelah masa itu, tidak ada lagi aktivitas vulkanis di Krakatau
hingga 20 Mei 1883. Pada hari itu, setelah 200 tahun tertidur, terjadi ledakan kecil pada
Gunung Krakatau. Itulah tanda-tanda awal bakal terjadinya letusan dahsyat di Selat
Sunda. Ledakan kecil ini kemudian disusul dengan letusan-letusan kecil yang
puncaknya terjadi pada 26-27 Agustus 1883
2.3 Erupsi
Pada hari Senin, 27 Agustus 1883, tepat jam 10.20, terjadi ledakan pada
gunung tersebut. Menurut Simon Winchester, ahli geologi lulusan Universitas Oxford
5
Inggris yang juga penulis National Geographic, mengatakan bahwa ledakan itu adalah
yang paling besar, suara paling keras dan peristiwa vulkanik yang paling
meluluhlantakkan dalam sejarah manusia modern. Suara letusannya terdengar sampai
4.600 km dari pusat letusan dan bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk bumi saat
itu. Sebelum erupsi, terjadi sejumlah gejala alam yang tak biasa. Perilaku hewan
berubah. Kuda-kuda mengamuk, ayam tidak bertelur, kera dan burung tak nampak lagi
di pepohonan.[4]
Menurut para peneliti di University of North Dakota, ledakan Krakatau bersama ledakan
Tambora (1815) mencatatkan nilai Volcanic Explosivity Index (VEI) terbesar dalam
sejarah modern. The Guiness Book of Records mencatat ledakan Krakatau sebagai
ledakan yang paling hebat yang terekam dalam sejarah.
Ledakan Krakatau telah melemparkan batu-batu apung dan abu vulkanik dengan
volume 18 kilometer kubik. Semburan debu vulkanisnya mencapai 80 km.
Benda-benda keras yang berhamburan ke udara itu jatuh di dataran pulau Jawa dan
Sumatra bahkan sampai ke Sri Lanka, India, Pakistan, Australia dan Selandia Baru.
Tercatat jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang berasal dari 295 kampung
kawasan pantai mulai dari Merak di Kota Cilegon hingga Cilamaya di Karawang, pantai
barat Banten hingga Tanjung Layar di Pulau Panaitan (Ujung Kulon serta Sumatra
Bagian selatan). Di Ujungkulon, air bah masuk sampai 15 km ke arah barat. Keesokan
harinya sampai beberapa hari kemudian, penduduk Jakarta dan Lampung pedalaman
tidak lagi melihat matahari. Gelombang Tsunami yang ditimbulkan bahkan merambat
hingga ke pantai Hawaii, pantai barat Amerika Tengah dan Semenanjung Arab yang
jauhnya 7 ribu kilometer.
6
Sejarah Gunung Anak Krakatau berkaitan erat dengan letusan Gunung Api Krakatau
pada tahun 1883 silam. Faktor utamanya karena terjadi erupsi yang dahsyat. Erupsi
tersebut membuat bagian tubuh Gunung Krakatau hilang dan membentuk Gunung
Anak Krakatau di dalam laut. Gunungapi Anak Krakatau, terletak di Selat Sunda
adalah gunungapi strato tipe A dan merupakan gunungapi muda yang muncul dalam
kaldera, pasca erupsi paroksimal tahun 1883 dari Kompleks Vulkanik Krakatau. Pulau
Anak Krakatau adalah pulau vulkanik kecil, anggota dari kepulauan Krakatau, yang
berposisi di antara Pulau Sertung di sisi baratnya dan Pulau Rakata Kecil atau Pulau
Panjang di sisi timurnya yang secara administratif berlokasi di Kecamatan Punduh
Pedada, Kabupaten Lampung. Aktivitas anak Krakatau masih sangat aktif sejak erupsi
tahun 2018.
Adapun dampak negative atau kerugian yang disebabkan oleg gunung api adalah :
1. Lava pijar yang bercampur air pada kawah gunning api membentuk lahar panas
yangdapat meluncur menuruni lereng menghancurkan apaapun tak terkecuali
daerah pemukiman.
2. Lava dingin berupa aliran batu, kerikil, dan pasir bertumpuk-tumpuk dipuncak
gunung, pada saat tertentu akan meluncur menuruni daerah yang dilalui dan
menghancurkanapapun yang ada.
3. Apabila gunung berapi dibawah permukaan laut meletus, biasannya diikuti
gelombangtsunami.
7
4. Abu vulkanis yang membumbung tinggi keudara atau yang sering disebut
wedos gembeldapat mengganggu jalur penerbangan.
8
III DAFTAR REFERENSI
9
IV DAFTAR ARSIP YANG AKAN DISERAHKAN
10
V PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11
12