Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Letusan Krakatau 1883 terjadi di Hindia Belanda (sekarang Indonesia), yang bermula
pada tanggal 26 Agustus 1883 (dengan gejala pada awal Mei) dan berpuncak dengan
letusan hebat yang meruntuhkan kaldera. Pada tanggal 27 Agustus 1883, dua pertiga
bagian Krakatau runtuh dalam sebuah letusan berantai, melenyapkan sebagian besar
pulau di sekelilingnya. Letusan ini adalah salah satu letusan gunung api paling mematikan
dan paling merusak dalam sejarah, menimbulkan setidaknya 36.417 korban jiwa akibat
letusan dan tsunami yang dihasilkannya. Dampak letusan ini juga bisa dirasakan di
seluruh penjuru dunia.

1.2 Rumusan Masalah


Ada juga masalah yang kami bahas pada materi ini
1.Apa saja dampak dari peristiwa meletusnya Gunung Krakatau ?
2.Siapa saja yang terlibat di peristiwa tersebut ?
3.Kapan terjadinya peristiwa meletusnya Gunung Krakatau ?
4.Dimana terjadinya peristiwa tersebut ?
5.Mengapa bisa terjadinya letusan Gunung Krakatau ?
6.Bagaimana proses letusan pada gunung tersebut ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Adanya tujuan tersendiri kami meneliti peristiwa ini,tujuan kami yaitu :
1.Untuk mengetahui sejarah meletusnya Gunung Krakatau.
2.Untuk mengingat dan menambah wawasan dalam sejarah meletusnya Gunung
Krakatau.
3.Untuk mengetahui siapa saja yang terlibat dalam peristiwa itu.
4.Untuk mengetahui dimana lokasi saat peristiwa tersebut terjadi.
5.Untuk mengetahui sebab akibat bagaimana terjadinya letusan gunung tersebut.

1
6.Untuk mengetahui dampak-dampak yang terjadi setelah meletusnya Gunung Krakatau.
7.Untuk mengetahui bagaimana proses atau cara Gunung Krakatau meletus.
8.Untuk mengetahui serta memahami penyebab bisa terjadinya letusan gunung tersebut.

2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Awal Mula
Krakatau terbentuk pada 416 SM saat terjadi letusan besar yang menyebabkan tsunami
dan pembentukan kaldera. Sebelum terjadi paroksismal kedua, beberapa letusan terjadi
diikuti dengan pertumbuhan kerucut Rakata, Danan dan Perbuatan.
Krakatau telah menunjukkan peningkatan aktivitas pertamanya setelah “tertidur” lebih
dari 200 tahun pada 20 Mei 1883. Letusan paroksismal 27 Agustus 1883 menjadi yang
terbesar dalam sejarah letusannya. Letusan tersebut melontarkan rempah vulkanik dengan
volume 18 km3, tinggi asap 80 km dan tsunami 30 m di sepanjang pantai barat Banten
dan pantai selatan Lampung.

2.2 Peristiwa Intinya


Sejarah Gunung Krakatau telah dikenal dunia sejak letusan terbesarnya pada 1883.
Terjadinya di Pulau Rakata, perairan Selat Sunda, antara Pulau Jawa dan Sumatera.
Letusan itu terjadi pada 27 Agustus pukul 10.52 pagi. Letusannya terdengar hingga
Singapura dan Australia. Letusan itu hanya kalah dari letusan skala 7 Gunung Tambora
pada 1815 dan letusan skala 8 Gunung Toba di Sumatera Utara, 74.000 pada 2017.
Letusan Gunung Krakatau disebut berkekuatan 21.574 kali daya ledak bom atom
meleburkan Hiroshima (De Neve, 1984). Akibat letusan Gunung Krakatau, tak hanya
melenyapkan Pulau Krakatau, tetapi letusan dahsyat gunung berapi itu menghancurkan
kehidupan di pesisir Banten dan Lampung.
Sedikitnya 36.417 orang meninggal dan hilang terseret gelombang atau tertimbun
bahan letusan yang dimuntahkan gunung tersebut dan akibatnya, 297 kota kecil hancur.
Letusan ini bahkan terdengar hingga Australia Tengah yang berjarak 3.300 kilometer dan
Pulau Rodriguez di Samudera Hindia yang berjarak 4.500 kilometer.
Saat erupsi, Krakatau memuntahkan abu vulkanik setinggi 80 kilometer dan
menyebabkan langit menjadi gelap dan berlangsung dari pagi hingga malam. Letusan itu
memicu serangkaian bencana alam yang dirasakan hingga ke seluruh dunia. Tak hanya

3
itu, letusan Krakatau bahkan menutupi atmosfer dan berakibat pada turunnya suhu di
seluruh dunia.
Saat Gunung Krakatau meletus tahun 1883, penyebab atau pemicu utama adalah
terjadinya ledakan besar yang merupakan aktivitas vulkanik dari dalam gunung itu
sendiri. Sejarah mencatat, 27 Agustus 1883, dua pertiga bagian Krakatau runtuh dalam
sebuah letusan berantai, melenyapkan sebagian besar pulau di sekelilingnya.
Dampaknya letusan besar terakhir terdengar hingga 3.000 mil jauhnya, menimbulkan
setidaknya 36.417 korban jiwa; 20 juta ton sulfur dilepaskan ke atmosfer; menyebabkan
musim dingin vulkanik (mengurangi suhu di seluruh dunia dengan rata-rata 1.2 °C selama
5 tahun).

4
BAB 3
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulannya adalah Gunung Krakatau di Pulau Rakata, perairan Selat Sunda,
antara Pulau Jawa dan Sumatera. Gunung Krakatau terbentuk pada 416 SM saat terjadi
nya letusan besar yang menyebabkan tsunami dan pembentukan kaldera. Letusan
paroksismal 27 Agustus 1883 pada jam 10.52 saat itu,yang menjadi terbesar dalam
sejarah letusannya dan letusan tersebut melontarkan rempah vulkanik dengan volume 18
km³, tinggi asap 80 km dan tsunami 30 m di sepanjang pantai barat Banten dan pantai
selatan Lampung. Krakatau telah menunjukkan peningkatan aktivitas pertamanya setelah
“tertidur” lebih dari 200 tahun pada 20 Mei 1883.
Akibatnya 297 kota kecil hancur dan 36.417 jiwa tewas di perkirakan 2.000 orang
tewas di Sumatra bagian selatan dan 3.150 orang tewas di arah piroklastik yakni pulau"
antara Krakatau dan Sumatra.
Letusan ini hanya kalah dari letusan skala 7 Gunung Tambora pada 1815 dan letusan
skala 8 Gunung Toba di Sumatera Utara, pada 2017.
Letusan Gunung Krakatau di sebut berkekuatan 21.574 kali daya ledak bom atom
meleburkan Hiroshima (De Neve,1984). Akibat nya letusan tersebut tak hanya
melenyapkan pulau nya tetapi menghancurkan kehidupan di pesisir Banten dan Lampung.
Letusan ini bahkan terdengar hingga Australia Tengah yang berjarak 3.300 kilometer
dan Pulau Rodriguez di Samudera Hindia yang berjarak 4.500 kilometer. Dan saat erupsi
Krakatau memuntahkan abu vulkanik setinggi 80 km yang menyebabkan langit menjadi
gelap dan berlangsung dari pagi sampai malam.
Pemicu terjadinya letusan tersebut adalah aktivitas vulkanik dari dalam gunung itu
sendiri.
Dan Sejarah mencatat, 27 Agustus 1883, dua pertiga bagian Krakatau runtuh dalam
sebuah letusan berantai, melenyapkan sebagian besar pulau di sekelilingnya.

5
3.2 PENUTUPAN
Demikianlah laporan prasejarah ini yang menjadi tanggung jawab kami sebagai
siswa/siswi yang belajar di mata pelajaran sejarah. Dalam pengerjaan laporan ini telah
berjalan dengan sukses dan hasil yang telah kami peroleh seperti kami sampaikan pada
rincian di atas.
Laporan ini kami buat dengan sebenar-benarnya. Jika masih terdapat kesalahan pada
laporan ini, kami bersedia untuk memperbaikinya kembali. Kami menyampaikan terima
kasih banyak kepada semua pihak/teman-teman yang telah membantu menyukseskan
pembuatan laporan ini dan Menyusun laporan ini.

Anda mungkin juga menyukai