Pendahuluan
Indonesia terletak pada wilayah ring of fire, dan berada diantara pergerakan 4 lempeng besar
dunia, yaitu lempeng indo-australia, Eurasia, Pasifik, dan Filipina. Hal tersebut menyebabkan
Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kerawanan kebencanaan tertinggi seperti
gempabumi, tsunami dan letusan gunung api. Gunung api yang berada di Indonesia sejumlah 127
Gunung Api, 69 diantaranya masih aktif hingga saat ini dan merupakan jumlah gunung api terbanyak
di dunia.
Salah satu gunung api di Indonesia adalah Gunung Krakatau. Gunung Krakatau merupakan
kepulauan vulkanik yang terletak di Kabupaten Lampung Selatan, tepatnya berada di Selat Sunda.
Gunung Krakatau merupakan salah satu gunung api terkenal di Indonesia dan gunung api tersebut
masih aktif hingga saat ini. Salah satu kejadian yang membuat gunung Krakatau terkenal yaitu kejadian
letusan gunung api pada tahun 1883, yang disebut sebagai letusan maha dahsyat dimana
menyebabkan banyak korban jiwa dan dampak yang terjadi hingga ke berbagai luar negeri, dilaporkan
tsunami mencapai Benua Afrika dan suaran ledakan mencapai Benua Australia. Selain pada tahun 1883
tersebut, sebelumya telah terjadi letusan-letusan lainnya, diantaranya pada tahun 553 M, Gunung
Krakatau meletus hebat yang menyebabkan terjadinya Selat Sunda, letusan tersebut menyebabkan
tsunami, langit gelap dan cuaca dingin. Yang pada saat itu ketinggian gunung mencapai 2000 m diatas
permukaan laut dan memiliki luas wilayah mencapai 11 km, setelah terjadi letusan tiga perempat
tubuh Krakatau hancur. Kemudian pada tahun 1680 yang mana menyebabkan korban jiwa.
Kemudian pada tahun 1930 muncul Anak Gunung Krakatau. Banyaknya letusan yang terjadi,
Anak Gunung Krakatau semakin besar dan meninggi hingga mencapai ketinggain 300 m dari muka laut,
juga mempunyai wilayah daratan yang semakin luas yaitu sekitar 320 hektar. Sejak tahun 2000 Anak
Gunung Krakatau telah erupsi lebih dari 100 kali. Anak Gunung Krakatau merupakan tempat wisata
yang popular terutama bagi para pendaki dan peneliti gunung api. Karena statusnya yang masih aktif
dan keseluruhan wilayahnya merupakan pulau tak berpenghuni. Anak Gunung Krakatau masuk dalam
wilayah cagar alam Krakatau yang dikelola oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi
Lampung.
Gambar 1. Letak Gunung Krakatau
Gunung Krakatau pada Tahun 1983 menurut film : Krakatoa The Last Day
Sejak beberapa bulan sebelum letusan dahsyat pada 27 Agustus 1983, terlah terjadi
gempabumi yang dirasakan secara berulang kali, serta adanya letusan dari puncak gunung Krakatau.
Selain itu hewan-hewan berperilaku tidak normal seperti ayam yang tidak mau bertelur, burung-
burung yang terbang menjauhi gunung Krakatau. Kemudian pada bulan Agustus awal telah terjadi
semburan awan panas dari puncak Gunung Krakatau, serta adanya semburan batu apung yang mana
telah ditemukan batu apung di sekitar Pantai di dekat Gunung Krakatau. Letusan gunung Krakatau
tersebut membuat pemerintahan/kolonial Belanda mendekati gunung tersebut (wisata melihat
letusan gunung api) menggunakan kapal. Pada saat itu terdapat banyak kapal-kapal pengangkut
pekerja migran (pekerja cina), serta kapal-kapal pembawa bahan pokok yang berlalu lalang disekitar
gunung Krakatau.
Pada tanggal 26 Agustus telah terjadi letusan-letusan, semburan awan panas di badan
gunung, ada beberapa masyarakat yang pergi mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Beberapa saat
kemudian terjadi gempabumi dan tsunami yang mencapai kepulauan terdekat dan mengakibatkan
kerugian materil dan imateril serta korban jiwa. Pada saat terjadi tsunami, yang didahului oleh
surutnya air laut dikarenakan adanya longsoran badan gunung Krakatau yang menyeret arus laut yang
menyebabkan banyak ikan-ikan terdampar disekitar pantai dan membuat masyarakat di dekat Pantai
mengambil ikan tersebut, karena tidak mengerti akan terjadi gelombang tsunami sehingga banyak
masyarakat yang tersapu oleh gelombang tsunami tersebut.
Setelah terjadi letusan 26 Agustus, penduduk yang masih selamat melakukan evakuasi menuju
pegunungan yang lebih tinggi dan mengungsi di gunung tersebut. Pada tanggal 27 Agustus, adalah
puncak terjadinya letusan Gunung Krakatau, letusan yang dapat menyebabkan gendang telinga pecah,
semburan awan panas yang mencapai tempat pengungsian yang berada di atas gunung, dan terjadinya
gelombang tsunami yang mengakibatkan setidaknya 36 ribu orang meninggal dunia.
Faktor pemicu letusan gunung Krakatau pada tahun 1883
a. Tektonik lempeng
Krakatau terletak di zona pertemuan tiga lempeng tektonik utama, yaitu lempeng Indo-
Australia, Eurasia, dan Pasifik.
Kesimpulan
Sebelum gunung Krakatau Meletus, sebelumnya sudah terdapat tanda-tanda alam yang terjadi
seperti hewan-hewan berperilaku aneh (burung-burung terbang menjauhi gunung, ayam-ayam tidak
bertelur) juga terjadi beberapa kali terjadi gempumi yang dirasakan oleh masyarakat. Dari beberapa
hal tersebut, sebaiknya penduduk sudah menyadari bahwa akan terdapat kejadian terkait gunung
Krakatau sehingga bisa dapat langsung melakukan evakuasi dan dapat menyelamatkan lebih banyak
nyawa dan mengurangi kerugian yang diakibatkan. Pentingnya pengetahuan Masyarakat terkait tanda-
tanda meletusnya gunung Krakatau menjadi point penting dalam mitigasi bencana letusan gunung
Krakatau. Selain itu juga terdapat cerita-cerita daerah yang diceritakan dan diteruskan secara turun
menurun di masyarakat sekitar gunung Krakatau, hal tersebut dapat digunakan untuk dapat mengenali
Gunung Krakatau dan kejadian yang dapat terjadi di sekitar gunung Krakatau.