PENDAHULUAN
_____
-----
Bla blab la
1.4 Manfaat
1. Supaya masyarakat dapat mengetahui pemanfaatan abu vulkanik dengan lebih jelas.
2. Agar masyarakat mampu menerapkan pemanfaatan abu vulkanik.
3. Menambah wawasan terhadap teori abu vulkanik.
BAB II
LANDASAN TEORI
Puncak-puncak yang ada sekarang merupakan sisa dari letusan besar masa lalu
yang meruntuhkan bagian puncak purba. Dinding di sisi barat daya runtuh terbuka sehingga
kompleks kawah membuka ke arah itu. Puncak Kelud adalah yang tertinggi, berposisi agak
di timur laut kawah. Puncak-puncak lainnya adalah Puncak Gajahmungkur di sisi barat dan
Puncak Sumbing di sisi selatan.
Letusan gunung api saat ini secara ilmiah sudah dapat dikategorikan sebagai
individual dan unik. demikian juga dengan Gunung Kelud yang memang memiliki
karakteristik tersendiri. Di bawah ini digambarkan sederhana saja bagaimana kemungkinan
terjadinya proses letusan di Gunung Kelud
Gunung Kelud memiliki ciri khusus dengan adanya danau kawah yang terisi oleh
air. Air ini dapat menjadi sumber tekanan yang meyebabkan letusan selain tekanan magma
dari dalam.Pada saat status awas, aktivitas magma dari dalam bumi ini diketahui dari naiknya
suhu kawah dan adanya getaran-getaran gempa volkanik. Temperatur magma yang sangat
tinggi ini akan mendekati sumbat yang menyebabkan air memanas.
Proses pemanasan ini juga akan mungkin diikuti dengan adanya rekahan-rekahan
akibat tekanan magma, rekahan ini akan sangat mungkin menyebabkan bocornya danau.
Kebocoran danau ini tentunya menyebabkan air danau menjadi uap dibawah kawah yang
juga akan menambah tekanan dari dalam.
Apabila jumlah air yang bocor masuk ke dalam sudah sangat banyak akan sangat
mungkin menimbulkan letusan akibat air yang mendidih. Letusan ini sering disebut sebagai
letusan hidrovulkanik. Letusan ini memang akan banyak dijumpai pada gunung api yang
berada di laut, misalnya Gunung Krakatau, dan gunung-gunung api di Hawai.
Sangat mungkin yang terjadi saat ini adalah letusan-letusan awal akibat proses ini.
Sangat mungkin terdengar dentuman-dentuman serta longsoran-longsoran dinding.
Kalau saja tekanan magma ini terus menerus mendorong maka proses letusan
akan berlanjut ke proses selanjutnya.
Pada saat semua air di danau habis masuk dan bercampur dengan magma
membara yang menyembul dari dalam, akan terjadi proses perubahan fase air menjadi uap
secara mendadak. tentunya kita tahu ketika terjadi eprubahan fase ini maka akan terjadi
perubahan tekanan.
Temperatur magma ini rata-rata sekitar 600 °C hingga 1,170 °C (1110–2140 °F).
Sehingga air yang terkena magma panas ini akan serta merta menjadi uap dalam sekejap.
Tekanan uap air ini akan sangat besar dan mampu menggetarkan dan bahkan melemparkan
material-material vulkanik diatasnya. Sumbat kawah serta kerikil dan pasir yang berada
disekeliling kepundan akan mungkin terlempar keluar.
Pada saat ini juga akan terjadi ketidak seimbangan landasan atau fondasi dari
dinding-dinding kawah. Munculnya retakan-retakan pada dinding kawah ini akan membuat
dinding kawah runtuh. Dapat saja runtuh kedalam maupun keluar kerucut gunung api.
Tergantng dari arah retakan yang terbentuk.
Sangat mungkin letusannya akan sangat besar, dan sering disebut phreatic
eruption. Air yang terpanaskan ini dapat saja akhirnya keluar melalui jalan lahar. Karena
aliran air berncampur pasir, kerikil dan lumpur ini panas maka disebut lahar panas.
Ketika letusan magmatik terjadi maka magma dari dalam akan sangat mungkin
keluar melalui kepundan. Juga seandainya ada rekahan yang ditimbulkan mungkin saja
magma meleleh dari samping.
Selain adanya aliran lava itu, letusan-letusan ini akan melemparkan material
volkanik berupa batu kerikil.
Menurut data sejarah letusan dari Smithsonian, ada beberapa karakteristik jenis
letusan yang pernah terjadi di gunung Kelud di antaranya:
Abu vulkanik, sering disebut juga pasir vulkanik atau jatuhan piroklastik adalah
bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan, terdiri
dari batuan berukuran besar sampai berukuran halus. Batuan yang berukuran besar (bongkah
- kerikil) biasanya jatuh disekitar kawah sampai radius 5 – 7 km dari kawah, dan yang
berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan km bahkan ribuan km dari kawah
karena dapat terpengaruh oleh adanya hembusan angin. Sebagai contoh letusan G.
Krakatau tahun 1883 dapat mengitari bumi berhari-hari, juga letusan G. Galunggung tahun
1982 dapat mencapai Australia.
Abu vulkanik merupakan material halus dan berukuran sangat kecil, yang
meyembur dari gunung yang sedang meletus. Abu vulkanik mengandung silika (SiO2)
sehingga sangat berbahaya bagi manusia. Bila dilihat pada mikroskop, abu vulkanik memiliki
ujung runcing sehingga bila masuk ke paru - paru bisa menyebabkan kerusakan jaringan pada
bagian dalam paru - paru. Juga bila terkena mata dapat menyebabkan mata perih. Karena itu
daerah - daerah yang terkena jatuhan abu vulkanik sebaiknya menggunakan masker dengan
kerapatan yang cukup dan pelindung untuk mata.
Debu vulkanik tersusun dari fragmen batuan halus, mineral dan kaca, debu yang
keras, kasar, agak korosif dan tidak larut dalam air. Kandungan debu vulkanik terutama
tentang mineral kuarsa, kristobalit, atau tridimit. Ini adalah kristal silika bebas yang diketahui
dapat menyebabkan silikosis, penyakit paru-paru yang berpotensi menimbulkan kefatalan
bagi penderita.
Partikel debu kecil bisa ditiup oleh angin sejauh ribuan kilometer jauhnya dari
gunung berapi, tergantung pada kecepatan angin dan jenis letusan. Debu vulkanik yang
terdiri dari partikel halus batuan vulkanik yang terfragmentasi tersebut kemudian dapat
menyebar. Debu berkisar dalam warna dari abu-abu terang sampai hitam dan bervariasi
dalam konsistensi dari grit sampai bubuk halus. Hujan debu dapat menghalangi sinar
matahari, mengurangi visibilitas dan dapat menyebabkan keadaan gelap gulita di siang hari.
Hal ini juga dapat menimbulkan guntur dan kilat yang terjadi karena adanya
gesekan antara partikel halus di udara. Partikel debu yang lebih berat dapat mengakibatkan
runtuhnya atap sehingga dapat mematikan bagi orang-orang yang tinggal di dalam bangunan.
Debu dan partikel kasar yang masih panas jika dihirup melalui saluran pernafasan dapat
menyebabkan panas piroklastik dan hampir selalu menjadi penyebab kematian dari luka
bakar internal atau sesak napas.
Abu vulkanik yang disemburkan gunung api juga dapat membawa aliran listrik
statis. Di bandara, tebaran abu vulkanik menyebabkan jalan pesawat menyimpang dan
mengganggu sistem kelistrikan pesawat.Ukuran partikel debu vulkanik sangat halus. Jauh
lebih halus dibandingkan tepung terigu. Karenanya, abu vulkanik sangat ringan dan bisa
melayang di udara dalam waktu lama. Penjelasan ini pun menerangkan bagaimana abu
vulkanik dari letusan Gunung Krakatau pada 1883 bisa sampai ke Eropa meski sudah lewat
berbulan-bulan.
Ada beberapa pendapat tentang tingkat keasaman abu vulkanik ini. Ada yang
mengatakan abu vulkanik ini bersifat asam dan ada juga yang menyatakan dapat
meningkatkan pH tanah. Tapi merujuk pada mitos yang menyebutkan tanah di sekitar
Gunung Merapi sangat subur, sepertinya pendapat yang menyatakan abu vulkanik dapat
mengasamkan tidaklah benar.
Jika dilihat dari sifat fisiknya abu hasil pembakaran yang mempunyai sifat seperti
batuan zeolit dan arang berfungsi sebagai penambat unsur hara dalam tanah sehingga tidak
mudah tercuci oleh air. Abu vulkanik juga akan mempermudah penyerapan unsur hara oleh
akar tanaman.
Jika kita mengacu pada pemikiran di atas dapat disimpulkan letusan gunung
berapi yang menimbulkan hujan abu vulkanik akan membawa berkah bagi para petani. Abu
vulkanik akan menjadi sumber unsur hara bagi tanaman dan meningkatkan pH tanah yang
cenderung asam. walaupun memang hujan abu juga akan menimbulkan dampak negatif bagi
kesehatan manusia. Abu atau kerikil besar bisa jatuh sampai radius lima sampai tujuh
kilometer dari kawah gunung api yang meletus. Sementara yang berukuran lebih kecil bisa
terbawa angin hingga ratusan kilometer, bahkan ribuan kilometer.
Abu yang halus ini berbahaya, karena bentuknya yang kecil tidak terlalu dapat
terlihat oleh mata. Sehingga, dapat terhirup dan bisa menyebabkan radang paru-paru.Selain
itu abu vulkanik bisa mematikan hama tanaman, karena memiliki zat mikro yang bisa
membunuh hama. Selain bisa menyuburkan tanah, juga bisa membasmi hama, dan juga bisa
sebagai bahan material seprti halnya batu bata dengan demikian abu vulkanik sangat
bermanfaat.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Namun di balik semua kerugian tersebut abu vulkanik memiliki beberapa manfaat
diantaranya sebagai bahan dasar bahan-bahan material bangunan seperti batu bata ringan.
Seperti yang dilakukan para warga daerah Gondang Pusung, Desa Wukir Sari, Kecamatan
Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Mereka menemukan formula untuk mengolah
abu vulkanik jadi batu bata ringan. Tekstur abu vulkanik Merapi dan Gunung Kelud sama
sehingga bisa diolah dengan formula tersebut.Caranya dengan mencampurkan abu dengan
sejumlah bahan baku lain seperti pasir gamping, semen, air dan cairan pengembang. Hasilnya
adalah batu bata yang kuat dan ringan.
4.2 Saran
1. Pengolahan abu vulkanik dengan bahan-bahan dasar tertentu diharapakan bisa
menjadi inovasi dalam bidang pemanfaatan abu vulkanik, sehingga para
masyarakat yang pada umumnya hanya mengethui kekurangan saja namun abu
vulkanik mempunyai kelebihan yang sangat berguna dalam pembangunan.
2. Pengolahan abu vulkanik sebagai batu bata ringan sangat memerlukan ketelitian
dalam penakaran bahan-bahan yang bersifat kimia, sehingga membutuhkan ahli
penakaran bahan-bahan material.