Anda di halaman 1dari 5

Bab 1 Pendahuluan

1.1 LatarBelakang
Vulkanologi berasal dari jenis kata yaitu “ volcano “ yang artinya “ Gunung Api “ dan “Logos”
yang artinya “ Ilmu “ dan dapat disimpulkan Vulkanologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang
Gunung Api. Istilah Gunung api digunakan untuk menyebut setiap lubang dalam kerak yang dilalui
magma, gas, dan pecahan-pecahan batuan saat meletus ( terlempar keluar ) dan biasanya juga
digunakan untuk menyebut bentuk-bentuk tanah yang secara perlahan meninggi saat material
diendapan pada permukaan setelah beberapa letusan. Vulkanologi berbeda dengan Vulkanisme
. Vulkanisme sendiri ialah Aktivitas atau kegiatan gunung api .Gunung api sendiri terbentuk oleh
gaya vulkanisme dan bukan gaya tektonik . Gaya yang bekerja pada Vulkanisme utamanya adalah
gaya Vertikal. Gunung api akan menghasilkan Letusan yang bisa berdampak buruk maupun baik
. Maka dari itu , kita melakukan kajian mengenai tentang salah satu Gunung Api aktif di Indonesia
yaitu Gunung Api Kelud yang cukup terkenal dengan keunikannya
1.2 Maksud dan tujuan
Maksud dan tujuan dari pembuatan Laporan Fieldtrip ini antara lain :
 Mengenal Gunung Api Kelud dengan keunikannya
 Memahami Kondisi Geologi Pada Gunung Api Kelud
 Mengetahui Sejarah Erupsi Gunung Kelud
 Melakukan pengamatan serta menganalisa data lapangan mengenai Gunung Api
Kelud
 Pemenuhan Tugas Laporan Akhir Fieldtrip Vulkanologi
1.3 Lokasi
Gunung Kelud adalah Sebuah gunung Api Di Provinsi Jawa Timur , Indonesia , yang tergolong
aktif . Gunung Kelud ini terletak di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar dan
Kabupaten Malang ,kira-kira 27km sebelah timur pusat Kota Kediri. Secara geografi s terletak
pada 7°56’ LS dan 112°18’30” BT dengan ketinggian puncak 1.113,9 m di atas permukaan laut
(dpl).

Bab 2
Tinjauan Pustaka
2.1 Kondisi Geologi Gunung Kelud
2.1.1 Tatanan Tektonik Gunung Kelud
Pulau Jawa terbentuk akibat tumbukan antara lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia.
Tumbukan antara kedua lempeng tersebut mengakibatkan terjadinya trench (palung laut)
yang tegak lurus di bawah Pulau Jawa serta menyebabkan terjadinya aktivitas vulkanik di
sepanjang Pulau Jawa. Gunungapi tersebut berpotensi menimbulkan bencana alam dengan
intensitas dan kekuatan yang berbeda-beda termasuk diantaranya gunung Kelud, gunung
Merapi dan gunung Semeru. Gunung Kelud merupakan produk dari proses tumbukan antara
lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Asia tepatnya di sebelah selatan
Jawa. (Gambar 2) memiliki ketinggian puncak 1731 m di atas permukaan laut dan danau kawah
1113,9 m. Gunung ini terletak di Kabupaten Kediri,Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang.
Posisi geografisnya 7o56’00” LS dan 112o18’30” BT.Gunung Kelud adalah satu dari 130
gunung berapi yang masih aktif di Indonesia. Banyaknya jumlah tersebut antara lain
dikarenakan jalur cincin api pasifik yang melewati wilayah Indonesia. Letusan Gunung
Kelud yang terakhir terjadi tahun 1990. Saat itu asap dan lava menewaskan lebih dari 30
orang dan ratusan lainnya mengalami luka-luka. Tahun 1919, letusan hebat yang masih
terdengar dari kejauhan ratusan kilometer menewaskan 5160 orang.Di tahun 2014,
gunung berapi setinggi 1731 meter ini sudah bergolak sejak beberapa minggu lalu. Kamis
(13/02/14), Gunung Kelud akhirnya meletus. Ketinggian semburan abu mencapai hingga
30 km ke udara, yang mengakibatkan jalanan tertutupi abu tebal, 2 hingga 3 cm. Kelud
adalah satu dari 130 gunung berapi yang masih aktif di Indonesia. Secara keseluruhan
ada sekitar 400 gunung api di Indonesia. Penyebab banyaknya jumlah gunung berapi
antara lain karena Indonesia dilintasi oleh jalur cincin api pasifik.Kepulauan Indonesia
terletak di antara kawasan dengan gelombang seismik paling aktif di dunia, cincin api
pasifik, dan sabuk alpide. Cincin api pasifik adalah sabuk gempa bumi terbesar di dunia,
karena melewati jalur dari Chile hingga Jepang dan Asia Tenggara.
Di jalur cincin api pasifik ada 40 persen gunung berapi yang masih aktif. Jalur ini
berbentuk seperti tapal kuda mengelilingi cekungan samudera pasifik dengan panjang
kurang lebih 40.000 m.
2.1.2 Morfologi Gunung Kelud
Dinamika perubahan lahan terjadi pada kawah gunung Kelud. Dari hasil interpretasi dan analisis
multitemporal dapat disajikan karakteristik perubahan morfologi dari kawah Gunung Kelud. Jauh
sebelum erupsi 2014 gunung kelud telah mengalami beberapa erupsi yang diikuti dengan
perpindahan lokasi kawah Dari model kronologi tersebut gunung Kelud telah mengalami
perpindahan kawah sebanyak 10 kali. Aktivitas erupsi 2014 juga memberikan warna perubahan
dari morfologi kawah Gunung kelud sejak tahun 1990, 2007, dan 2014. Karaktersitik dinamika
perubahan pada kawah gunung Kelud Sebagaimana gambar 1.5 Berikut ini:

Dari tabel tersebut 2 perubahan yang tampak dari tahun 1990 ke tahun 2007 adalah perubahan
danau kawah yang berubah menjadi anak kelud dan tahun 2014 anak kelud hilang menjadi kawah
kering. Untuk melihat gambaran secara menyeluruh perubahan yang tampak terlihat pada
daerah kawah Gunung Kelud dikaji dari tahun 1990-2014. Sebagaimana hasil analisis perubahan
dapat dilihat perkembangan morfologi Kawah tahun 1990 yang terdiri dari 3 bagian yaitu lereng
kawah dengan luas 91,43 Ha, Sedimen kawah dengan luas 9,04 Ha, dan Danau Kawah dengan
luas 65,07 Ha. Erupsi tahun 2007 lereng kawah mengalami perubahan luas yaitu 90,38 Ha, danau
kawah mengalami perubahan menjadi 0,74 Ha, dan anak kelud seluas 20,82 Ha, dan sedimen
kawah menjadi 48,71 ha. Erupsi tahun 2014 menyebabkan perubahan morfologi baru yaitu
lereng kawah berubah menjadi 69,69 Ha, dinding/kawah baru 2,46 Ha, Kawah baru 14,78 Ha, dan
sedimen kawah kelud 70,80 Ha.
2.1.3 Stratigrafi Gunung Kelud
Berdasarkan peta geologi kawasan gunung Kelud tersusun atas beberapa formasi batuan dengan
kompoisi yang berbeda. Formasi penyusunnya antara lain
1) Batuan Gunung kelud muda (Qvk) dengan tersusun atas material lava, breksi tuf, aglomerat,
tuf dan lahar. Sebarannya batuan kelud muda, mendominasi pada lereng selatan dan barat baik
kabupaten Blitar maupun Kediri sampai lereng kaki bawah.
2) Endapan rombakan kelud (Qd) yang tersusun atas material runtuhan batuan gunungapi dan
talus. Endapan ini tersebar pada kawasan kubah lava dan lereng atas sebelah barat yang masuk
Kabupaten Kediri dan Blitar.
3) Endapan lahar (Qvlh) yaitu kerakal pasir gunungapi, tuf, lempung, dan sisa tumbuhan. Endapan
lahar tersebar pada lembah sungai yang berhulu di lereng atas kelud dan dataran rendah.
4) Batuan gunung kelud tua (Qpvk) yang tersusun atas material lava, breksi gunungapi, tuf breksi,
dan lahar, yang tersebar disisi tenggara, lereng kaki Erupsi gunung Kelud tahun 2014 menambah
panjang dan tebal struktur perlapisan material vulkanik muda daerah tersebut.
Endapan vulkanik 2014 secara partikulat tersebar hingga radius 1000 km, namun material
endapat terpusat pada radius 5 km. Berdasarkan hasil pemetaan dapat diketahui luas sebaran
dari hasil endapan material piroklastik gunung Kelud yang berpengaruh terhadap dinamika lahan
yaitu struktur geologi permukaan. Endapan material piroklastik tersebut memiliki sebaran dan
ketebalan yang berbeda. Endapan secara lepas terdistribusi dengan ketebalan yang tidak merata.
Dari endapan material piroklastik yang secara signifikan berpengauh terhadap struktur geologi
yaitu pada endapan yang berada >5 m yang memiliki luas 438,93 Ha. Material endapan sebagaian
besar didominasi piroklastis yaitu bom, lapilli, pumice, pasir dan debu. Endapan lahar umumnya
tersebar di sekitar kawah, alur sungai dan lembah yang merupakan kantong-kantong endapan
lahar erupsi sebelumnya. Endapan tertinggi terakumulasi di Sungai putih dengan ketinggian
mencapai 40 m.
Selain itu hasil erupsi 2014 juga menutupi sebagian batuan gunungapi Kelud Muda yang berada
disisi selatan. Demikian halnya dengan batuan gunungapi kelud tua sebagian juga tertutup oleh
material endapan 2014 yang berada di sisi utara sebagaimana gambar 6 di atas. Berdasarkan
peta tersebut sebaran material piroklastik gunung kelud hasil erupsi 2014 mengarah ke Utara
dan Barat. Namun Endapan material terbesar berada pada wilayah Selatan dan Barat. Pada
wilayah tersebut rata-rata endapan material vulkanik memiliki ketebalan >5m tercebak pada
cekungan maupun lembah. Akumulasi endapan dengan dinamika tinggi terjadi pada wilayah
lereng yang berada di sungai.

2.2. Sejarah Erupsi Gunung Kelud


Gunung Kelud merupakan salah satu gunung api paling aktif di Indonesia . Sejak tahun 1000
M , Kelud telah meletus lebih dari 30 kali , dengan letusan terbesar berkekuatan 5 VEI (
Volcanic Eksplosivity Index ) . Letusan terakhir Gunung Kelud terjadi pada tahun 2014 ,
gunung api ini termasuk dalam tipe “Stratovolkan” dengan karakteristik letusan Eksplosif .
Sejak abad ke-15 , Gunung Kelud telah memakan koraban lebih 15.00 jiwa . Letusan Gunung
ini pada tahun1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa . sebuah system untuk
megalihkn aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 19265 dan masih berfungsi
hingga kini telah setelah letusan pada tahun 1919 yang memakan korban hingga ribuan jiwa
akibat banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk . Pada abad ke 20 , Gunung Kelud
tercatat meletus pada tahun 1901,1919 ( 1 mei ) , 1951 ( 31 agustus ) , 1966 ( 26 april ) dan
1990 ( 10 februari – 13 maret ). Pola ini membawa parah ahli gunung api pada siklus 15
tahunan bagi letusan gunung ini . Memasukin abang ke-21 gunung ini erupsi pada tahun 2007
dan 13-14 februari 2014. Perubahan frekuensi ini terjadi akibat terbentuknay sumbat lava di
mulut kawah Gunung . Hampir semua erupsi yang tercatat ini berlansung singkat ( 2 hari atau
kurang) dan bertipe eksplosif ( VEI maks,4 ) kecuali letusan 1990 dan 2007 .Malam hari antara
22-23 Mei 1901 terjadi letusan besar berulang-ulang dan meningkat pada pukul 03:00 dini
hari . Ribuan Korban jiwa terkubur hidup-hidup. Letusan Gunung Kelud tahun1919 tercatat
dalam laporan Carl Wilhelm Wormser ( 1876 – 1946 ) , merupakan letusan yang paling
mematikan karena menelan korban 5.160 jiwa , merusak sampai 15,000 hektar lahan
produktif karena aliran lahar sampai 38,000km di Kali Badak telah dibangun bendung
penahan lahar pada tahun 1905. Selain itu ahli penambang pada tahun 1907 juga ditugaskan
melakukan penggalian saluran melalui pematang atau dinding kawah bagian barat . Usaha itu
berhasil mengeluarkan air 4,3 jutaa meter kubik. Karena letusan inilah kemudian dibangun
system saluran terowongan pembuangan air danau kawah, dan selesai pada tahun 1926 .
Secara keseluruhan dibangun tujuh terowongan.
Tanggal 31 agustus 1951, pukul 06.15 -06.30 , Gunung Kelud kembali meletus ( erupsi )secara
eksplosif. Akibat letusan besar ini, sejumlah kota di Pulau Jawa terkena hujan abu , termasuk
Yogyakarta , Surakarta dan mencapai Bandung. Suasana gelap melanda kota-kota terdampak
, menyebabkan sekolah harus diliburkan dan jawatan berhenti beraktivitas. Letusan 1951
adalah yang pertama kali terjadi setelah-setelah terowongan –terowonagan pembuangan air
kawah selesai dibangun. Akibat letusan ini tujuh orang tewas (tiga diantarnnya ialah petugas
pengamat gunung api ) , 157 orang terluka dan juga dasar danau kawah menurun sehingga
volume air meningkat menjadi 50 juta meter kubik .
Letusan besar terjadi pada tanggal 26 april 1966 pukul 20.15. Sekitar 210 lebih orang tewas
akibat letusan ini. System terowongan rusak berat , sehingga dibuatlah terowongan baru 45
meter dibawah terowongan lama . Terowongan selesai tahun 1967 itu diberi nama
terowongan Ampera . Saluran ini berfunsgi mempertahankan volume danau kawah agar
stabil pada angka 2,5 juta meter kubiik
Letusan 1990 berlangsung selama 45 hari yaitu 10 februari 1990 hingga 13 maret 1990. Pada
letusan ini , gunung kelud memuntahkan 57,3 juta meter kubik material vulkanik . Lahar
dingin menjalar samapai 24 kilometer dari danau kawah melalui 11 sungai yang berhulu di
gunung itu . Letusan ini sempat menutup Terowongan Ampera dengan material Vulkanik.
Proses Normalisasi baru selesai pada tahun 1994. Letusan pada tahun 2007 dianggap
menyimpang dari perilaku dasar gunung Kelud karena letusan bertipe freatik ( leleran dengan
letusan letusan kecil) bukan eksplosif sebagaimana letusan sebelumnya . Selain itu, letusan
ini menghasilkan suatu sumbat lava berbentuk kubuh yang menyebabkan “ hilang” nya danau
Kawah. Aktivitas gunung ini meningkat apda akhir September 2007 dan masih berlanjut
hingga November tahun yang sama ditandai dengan meningkatnya suhu air danau kawah ,
peningkatan kegempaan tremor , serta perubahan warna danau kawah dari kehijauan
menjadi putih keruh . Sejak 30 oktober 2007, Gunung kembali meningkat dengan pesat suhu
air danau kawah dan kegempaan vulkanik dangkal. Tanggal 3 november 2007 sekitar 16.00
suhu air danau melebihi 74derjat celcius jauh dari standar normal gejala letusan . Akibat
aktivitas tinggi tersebut gejala unik dalam sejarah kelud dengan menculnya asap tebal putih
dari tengah danau kawahdiikuti dengan kubah lava dari tengah-tengah danau kawah sejak
tangal 5 november 2007 dan terus tumbuh hinga berukuran selebar 100m . Kubah lava inilah
yang menyumbat saluran magma sehingga letusan tidak segera terjadi. Pada tangal 8
November 2007 , danau kawah hilang dalam arti kemunculan kubah lava yang berdiameter
469 meter dan volume sebesar 16,2 juta meter kubik. Hanya kolam kecil yang ersisa berisi air
keruh berwarna kecoklataan disisi selatan kubah lava .
Letusan gunung Kelud 2014 dianggap lebih dahsyat daripada tahun 1990, meskipun hanya
berlangsung tidak lebih dari 2 hari dan memakan 4 korban jiwa . Pada tanggal 13 februari
pukul 21.15

Anda mungkin juga menyukai