UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
MATA KULIA VOLKANOLOGI
TUGAS 1
OLEH :
VAN WIHEL OKRIAN MONCAI
D061181342
MAKASSAR
2021
”THE CHARACTERISTIC OF ERUPTION OF INDONESIAN ACTIVE
VOLCANOES IN THE LAST FOUR DECADES”
Ciri khas letusan gunung berapi aktif Indonesia dalam empat
dekade terakhir
1.1 PENDAHULUAN
Indonesia memiliki 129 gunung berapi aktif yang tersebar di seluruh nusantara
kecuali pulau Kalimantan. Sekitar 13% gunung berapi di dunia terdapat
di Indonesia. Kepulauan Indonesia merupakan salah satu kawasan klasik yang
menunjukkan hubungan antara vulkanisme aktif dan tektonik yang dipengaruhi
oleh interaksi tiga lempeng tektonik, Lempeng Eurasia bergerak ke selatan,
lempeng India-Australia bergerak kebergerak ke arah utara, dan Lempeng Pasifik
arah barat.
Gunung berapi Kenozoikum di Jawa sebagian besar muncul di atas sedimen
laut Neogen di kompleks atas daripada di Pra-Tersier (Hamilton, 1979). Jenis
batuan lahar yang dominan di pulau Jawa adalah batuan andesit basalt dengan
kandungan silika kurang lebih 55% (Nicholls dan Whitford, 1976). Terdapat
korelasi positif antara kedalaman Zona Benioff dan kandungan K2O, elemen jejak
dan rasio isotop Sr, yang menunjukkan bahwa magma yang berasal dari mantel
berhubungan dengan subduksi. Ketebalan kerak di bawah busur vulkanik di Jawa
berkisar 20-25 km dengan zona Benioff mencelupkan 55 ⁰ ke arah utara.
Sistem pegunungan muda di Indonesia terdiri dari dua busur pulau paralel,
yaitu: busur dalam vulkanik dan palung busur luar non vulkanik. Sumatera dan
Jawa adalah contoh yang bagus. Hirokawa (1980) menyatakan bahwa sebagian
besar gunung api di busur dalam vulkanik adalah gunung api stratovolkano,
tersusun dari andesit yang banyak di antaranya aktif. Beberapa di antaranya
memiliki kerucut cinder dan atau kubah lava, sebagai gunung berapi pusat dan
parasit.
Berdasarkan aktivitas dan letusannya, gunung api aktif di Indonesia dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu: tipe A, tipe B, dan tipe C (Kusumadinata, 1979). Tipe A
adalah gunung api yang menunjukkan letusan magmatik setidaknya sekali sejak
tahun 1600, mengalami peningkatan aktivitas, atau bahkan hanya letusan freatik
saja. Saat ini beberapa diantaranya sering meletus, seperti Semeru, Dukono,
Marapi, Ibu dan Raung. Gunung berapi lain dari kelompok ini meletus secara
berkala paling lama 1-5 tahun. Oleh karena itu, gunung api tipe A dimasukkan
sebagai prioritas pertama untuk dipantau oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Wilayah Geologi. Pemantauan gunung api dengan metode seismik kontinyu dan
periodik dibantu dengan metode lain seperti pengukuran jarak elektronik (EDM),
tilting, global positioning system (GPS), dan geokimia gas dan air.
1.2 METODE
Secara morfologi gunung berapi ini berbentuk kerucut dengan kubah lava di
puncaknya. Jenis ini milik Merapi (Yogyakarta); Soputan (Sulawesi Utara); dan
Karangetang (Kepulauan Sangihe) dan Kelud yang meletus pada tahun 2007. Ini
adalah gunung berapi teraktif di Indonesia, hampir setiap tahun setidaknya ada
satu gunung meletus yang menghasilkan kubah lava atau kubah sebelumnya
semakin membesar.
Merapi adalah gunung berapi yang terkenal di dunia. Ini memiliki karakter
khusus yang disebut tipe Merapi. Dalam lima dekade gunung berapi ini telah
membangun kubah lava baru dan menghasilkan beberapa peristiwa runtuhnya
kubah aliran piroklastik Saat kubah lava baru terbentuk, itu bergeser ke berbagai
titik di sekitar kawah yang menyiratkan daerah bahaya yang akan terkena dampak
letusan. Pemantauan gunung berapi terutama di daerah puncak, deformasi tanah,
seismik, dan metode visual sangat penting untuk memprediksi upaya mitigasi dan
letusan berikutnya. Medan gunung berapi merupakan kawasan yang baik untuk
pertanian karena tanah yang subur dan pemandangan yang bagus untuk
pariwisata, sehingga kawasan ini menjadi lebih diminati oleh banyak orang.
Populasi di zona bahaya menjadi lebih padat. Ini adalah masalah lain yang lebih
kompleks bagi Pemerintah Daerah untuk mengelola penggunaan lahan.
Bentuk Gunungapi
Ciri-ciri letusan gunung api aktif di Indonesia terbagi menjadi lima jenis.
Untuk memahami karakteristik letusannya, sangat penting bagi Pusat Vulkanologi
dan Mitigasi Bencana Geologi untuk memantau dan memetakan daerah rawan.
Tanahnya yang subur, pemandangan yang bagus, cuaca yang sejuk, dan kaya akan
mineral, gunung berapi menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk datang dan
tinggal di sekitar lerengnya, mengolah tanah untuk bercocok tanam, mendaki
gunung, olah raga dll. Gunung berapi aktif Indonesia penting dan sangat berguna
dalam upaya mitigasi dan prediksi letusan gunung berapi di masa mendatang.
Setiap gunung api memiliki karakter letusan yang berbeda-beda, dan dampak
letusannya berbeda-beda terhadap daerah sekitarnya saat terjadi letusan. Dalam
empat dekade terakhir, gunung berapi aktif di Indonesia terbagi menjadi lima
karakter letusan yang berbeda. Ciri letusan pertama adalah gunung api dengan
kubah lava di puncaknya. Jenis pertama adalah gunung berapi yang sangat aktif
dengan rentang letusan 1 - 5 tahun.
Ciri letusan kedua adalah gunung berapi dengan danau kawah. Letusan
biasanya diawali dengan letusan freatik kemudian diikuti oleh letusan magmatik,
namun di gunung api lain kemungkinan hanya berupa freatik saja, tanpa diikuti
dengan letusan magmatik. Setiap letusan Gunung Kelud selalu diikuti letusan
magmatik singkat. Energinya yang besar menghasilkan aliran piroklastik dalam
jumlah besar dan jatuhnya piroklastik menghasilkan letusan.
Ciri letusan ketiga adalah gunung api dengan sistem ventilasi terbuka dimana
letusan terus menerus terjadi sepanjang hari. Jenis gunung api tersebut merupakan
gunung api teraktif di Indonesia sama aktifnya dengan gunung api berkubah lava.
Secara umum, gunung berapi dengan sistem ventilasi terbuka ini adalah gunung
berapi yang paling aktif, dimana kubahnya selalu berasap.
Jenis letusan yang keempat adalah gunung api dengan gas letusan yang
mematikan seperti kompleks gunung api Dieng. Kompleks kanikus tersesar oleh
beberapa sesar dimana sesar utama berorientasi pada arah timur - barat dan
tenggara - barat laut. Sesar-sesar ini terkubur oleh endapan musim gugur
piroklastik muda. Beberapa kesalahan masih aktif. Pada akhir Maret 2006 sesar
barat-timur di kawasan selatan kompleks vulkanik Dieng aktif dan menyebabkan
kegempaan di kawasan ini. Aktivitas kompleks vulkanik Dieng meningkat,
tingkat kewaspadaan ditingkatkan menjadi level dua. Gempa tektonik lokal
dirasakan oleh masyarakat sekitar. Adanya gempa bumi mengkhawatirkan, karena
dapat memecah lapisan penutup abu yang jatuh, yang mengakibatkan keluarnya
gas vulkanik beracun yang mematikan.
Jenis kelima dari karakteristik letusan adalah kerucut vulkanik di dalam
kaldera. Dalam empat dekade terakhir, letusan ini terjadi dalam skala kecil yang
menghasilkan beberapa aliran lava dan endapan jatuhan udara. Letusan
strombolian sangat umum terjadi pada karakter letusan ini. Endapan air fall
biasanya terdiri dari andesit basaltik - andesit, abu untuk memblokir fragmen yang
hanya tersebar di sekitar dan di dalam kaldera.
Dengan memahami karakteristik semua gunung api teraktif di Indonesia,
semoga bermanfaat dalam mitigasi dan prediksi letusan gunung berapi.
Pemantauan dimaksudkan untuk memberi tahu masyarakat ketika aktivitas
vulkanik meningkat, apa yang harus dilakukan, ¸ kemana mereka harus pergi
untuk evakuasi. Selama tidak ada perubahan yang berarti baik secara fisik maupun
instrumental, perubahan karakteristik letusan dari letusan yang akan datang
kemungkinan besar tidak akan terjadi.