Anda di halaman 1dari 38

Materi Kuliah:

Fisiografi Indonesia, Aspek Geomorfologi


Vulkanik
Struktural

Denudasional

KLASIFIKASI Marin
BENTUKLAHAN
Sistem ITC
(Verstappen dan Van Eolin
Zuidam)

Fluvial
Solusional
Glasial
Organik
Kepulauan
Indonesia
BENTUKLAHAN VULKANIK DI INDONESIA
 Gunungapi di Indonesia berasosiasi dengan zona subduksi dari
lempeng vulkanik
 Konfigurasi kompleksnya membentuk punggungan dari busur
vulkanik
 Termasuk deretan sirkum pasifik, batuan andesitik-basaltik dengan
kandungan silika 65-54%, secara lokal ada batuan yang lebih asam
 Komposisi kimia dapat berubah sepanjang tahun
BENTANGLAHAN VULKANIK DI INDONESIA

halmahera-
minahasa
2

3
barat daya
sulawesi

busur vulkanik sumatra-jawa-nusa tenggara-


maluku selatan
DEPRESI
STRATOVULKANO
VULKANOTEKTONIK

BENTANGLAHAN anekatempatwisata.com
VULKANIK

CALDERA KOMPLEKS VULKAN

diengplateau.com
 Vulkanisme aktif sangat banyak di Indonesia, jumlahnya 15% gunungapi di
dunia, terdapat 70 gunungapi tipe A dengan letusan magmatik sejak 1600 M,
terdapat pula empat gunungapi bawah laut
 Persebaran gunungapi tidak merata
 Pulau Jawa memiliki 23 gunungapi tipe A, tercatat mengalami 470 erupsi (47%
erupsi total di Indonesia)
Pulau Sumatra memiliki 9 gunungapi
tipe A, mengalami 128 erupsi
Jumlah gunungapi aktif dan medan
solfatara secara pasti belum diketahui
Indonesia mempunyai peringkat tinggi
sebagai negara paling vulkanis di
dunia
Letusan tambora tercatat sebagai
letusan terbesar dalam sejarah
menyebabkan korban 62.000 jiwa
 Letusan krakatau tahun 1883
menyebabkan korban jiwa 36.417
terutama karena tsunami
Erupsi gunung kelud tahun 1919
mengosongkan danau kawah dengan
volume 40.106 m3 dan menyebabkan
korban jiwa hingga 5110 jiwa
 Vulkanisme adalah gejala dinamik dicirikan oleh variasi
spasial dan temporal terkait dengan perubahan dan
gerakan tektonik lempeng
 Gunungapi strato merupakan kenampakan yang umum
 Kecenderungannya tegak lurus terhadap zona subduksi
 kebanyakan terletak dekat dengan zona subduksi
Erupsi sentral merupakan tipe yang paling dominan,
meskipun vulkan dengan kerucut tunggal (contoh: Ciremai)
sangat jarang.
Kebanyakan vulkan strato mempunyai dua kerucut akibat STRATOVULKANO
pergeseran sedikit dari pusat erupsinya (contoh: Merapi)
Erupsi celah juga dijumpai misal pada Gunung
Gamkonora. Erupsi area tidak ada, tetapi yang
menyerupainya di Gunung Lamongan
Faktor pembentuk vulkan strato: dominasi Lereng tertinggi dan paling terjal terbentuk
abu dan material piroklastik, dan curah oleh abu dan atau klastik yang berasal dari
hujan tinggi yang menyebabkan banyak hancuran sumbat lava, jatuhan atau
terjadi aliran lahar longsor di bawah pengaruh gravitasi.
Kenampakan lereng cekung terdiri dari tiga Zona kedua dengan trasport basah oleh
sektor yang dibatasi oleh dua takik lereng lahar membentuk lereng fluviovulkanik.
Zona ketiga terbentuk oleh endapan fluvial.

3
Kaldera merupakan tipe kedua dari CALDERA
bentuklahan vulkanik utama di Indonesia
Kaldera yang terbentuk karena keluarnya
lava basaltis dalam jumlah banyak tidak
dijumpai di Indonesia
Kaldera dapat berukuran kecil (kawah
krater) atau besar (depresi), selama
pembentukannya banyak dihamburkan batu
apung
Kaldera kecil (tipe kawah) berukuran
penampang 2 km, misal kaldera Gunung
Gede, Gunung Raung, Kelimutu
Kaldera besar (tipe depresi) dipengaruhi
oleh kompleks gunungapi, melalui
beberapa periode letusan. Contoh Kaldera
Batur (9 Km), Krakatau (8 Km), Ijen (18
Km), Tengger
 Pembentukan dipengaruhi oleh DEPRESI
tektonisme VULKANO-TEKTONIK
 Sesar utama dan gawir sesar berfungsi
sebagai lubang kepundan selama
letusan
 Pada saat letusan sejumlah besar
ignimbrit, tuff, dan pumis dikeluarkan
 contoh: Toba, Tondano
 Van Bemmelen berpendapat bahwa
depresi tektonik terjadi jika dapur magma
telah kosong. Dalam hal ini vulkanisme
merupakan faktor penyebab utama
 Verstappen berpendapat bahwa letusan
terjadi pada graben. Dalam hal ini
tektonik merupakan penyebab utama
 Terdiri dari berbagai tipe aktivitas
vulkanik
 Dieng merupakan contoh dari tipe ini
 Berbagai kenampakan vulkanik
berukuran kecil-menengah berkembang
dalam kompleks gunungapi tua (kaldera
jembangan berusia pleistosen muda)
 Tepian kaldera yang curam mencapai
ketinggian 2585 mdpal (Gunung Prahu), KOMPLEKS VULKAN
puncaknya hilang ketika kaldera
terbentuk karena pengaruh sesar
 Aktivitas holosen dijumpai pada bagian
plato dieng
 contoh lainnya adalah kompleks
vulkanik minahasa dan halmahera

www.belantaraindonesia.org
BENTUKLAHAN STRUKTURAL DI INDONESIA
Dalam
genesis bentuk  PENGANGKATAN
BENTUKLAHAN PROSES TEKTONIK/
 PATAHAN
STRUKTURAL DIASTROPISME
 PELIPATAN
Bentuklahan struktural
Plato (tinggi-rendah)
Pegunungan blok terbiku (tinggi-rendah) di beberapa tempat dengan dataran planasi
Pegunungan blok miring (dalam zona luar jalur vulkanik, vulkanik tua, dan batugamping)
di Sumatra, Jawa, dsb)
Perbukitan dan pegunungan lipatan (tinggi-rendah)
Pegunungan kompleks (pensesaran/lipatan, intrusi, dsb)
Terutama terdapat di sekitar area tumbukan lempeng
Contoh bentuk struktural
Contoh bentuk struktural
BENTUKLAHAN KARST DI INDONESIA
INDONESIAN KARST REGION

Sumber: Eko Haryono, 2011


 Karst Indonesia merupakan contoh Karst Tropis
 Dicirikan oleh: Kegelkarst (contoh: Gunungsewu, Gombong Selatan),
Turmkarst (contoh: Maros-Pangkep, Mangkalihat)
 Menurut tingkat perkembangan karst di Indonesia termasuk dalam
stadium awal-muda (contoh: Blambangan, Rengel), stadium dewasa
(contoh: Gunungsewu, Gombong Selatan)
 karst tropis juga dicirikan dengan bentuk dolin menyerupai bintang
atau sering disebut sebagai cockpit
BUKIT KARST DOLIN DAN LEMBAH

BENTANGLAHAN
KARST

ENDOKARST MIKROMORFOLOGI
BENTUKLAHAN DENUDASIONAL
NON VULKANIK
 Bentuklahan ini sangat luas
cakupannya
 Terdiri atas perbukitan sisa,
pegunungan, dan dataran nyaris dari
daratan sunda tua
 Bentuklahan ini dipengaruhi oleh
tenaga tektonik dan iklim tropis basah
yang berinteraksi terus menerus
 Iklim tropis basah merupakan faktor
utama yang mempengaruhi
bentuklahan
 Apabila iklim berinteraksi dengan
batuan sedimen yang lunak maka
proses denudasi berlangsung dengan
cepat. Contoh: pegunungan sebelah
timur bukit barisan, igir kendeng
perbukitan rembang
 Planasi luas mencirikan daerah yang
 Bentuklahan non vulkanik memiliki
proses denudasinya tetap
keanekaragaman karena bervariasinya
berlangsung bersamaan dengan
tipe batuan, struktur geologi dan
pengangkatan tektonik, kemudian
evolusi geomorfologikal, deformasi
terbentuk dataran nyaris utama.
(neo) tektonik, dan iklim
Contoh: Lampung, Sumatra Selatan BENTUKLAHAN

 Iklim tropis basah mendorong DENUDASIONAL Perbedaan antara daerah yang stabil
dan daerah neo tektonik sangat jelas
pelapukan kimia berangsung cepat
 Daerah stabil membentuk dataran
 Hasilnya material penutup tebal yang
nyaris yang luas (contoh: Kalimantan
belum memadat dapat mencapai 40
Barat, Bangka, Belitung, Lingga)
meter
 Daerah dengan pengaruh neo tektonik
 Material ini (dan akibat pengaruh
dicirikan oleh relief kasar akibat erosi
iklim) sangat rentan gerakan massa
selektif pada batuan sedimen
 Penggunaan lahan (alih fungsi lahan)
menyisakan batuan yang lebih resisten
oleh manusia mempercepat proses ini
BENTUKLAHAN ASAL PROSES MARIN
Bentuklahan marin merupakan bentuklahan yang berada di daerah kepesisiran
dengan genesis hasil kerja proses marin
Sebagai negara maritim yang terdiri dari atas 13.667 pulau dengan garis pantai
sepanjang 81.000 km, bentuklahan marin merupakan salah satu bentuklahan yang
paling penting
Disamping itu sebagian besar masyarakat Indonesia bertempat tinggal di daerah
kepesisiran. Sebagai daerah peralihan antara darat dan laut, daerah kepesisiran
juga memiliki dinamika yang unik
Pantai lahan
rendah

TIPE PANTAI Pantai


DI INDONESIA berbatu

Evolusi bentuklahan
pesisir dipengaruhi faktor
eksogen dan endogen, Terumbu
terkait iklim tropis basah, karang dan
situasi geografis, dan pulau
struktur geofisikal
Delta
 Delta: terbentuk sepanjang pantai lahan rendah dimana julat pasang surut kecil
 Bentuk delta bervariasi mulai dari tipe kaki burung (terbentuk pada daerah terlindung) hingga
membulat, bahkan layang-layang (di daerah terbuka)
 Contoh delta membulat yang berkembang di dekat laut dalam: Delta Mahakam
 Contoh delta kaki burung: Delta Solo
 Delta di luar daerah mangrove sering digunakan untuk untuk daerah pertanian

Gisik Pasiran
 Berkaitan dengan proses fluvial, yaitu mendapatkan sumber gisik dari muatan dasar dan muatan
suspensi sungai
 Sumber pasir juga dapat berasal dari pelapukan granit, granodiorit di daerah kratogen
(kalimantan) dan tektogen (sumatra)
Pantai Berbatu
 Pantai berbatu lebih dipengaruhi oleh struktur, neotektonik, dan litologi daripada kondisi
tropis basah
 Pantai berbatu yang lurus dan berlereng terjal banyak berkembang, sebagai contoh
akibat sesar yang terbentuk secara paralel dengan pantai di Kepulauan Sula
 Secara keseluruhan pantainya lurus, meninggalkan beberapa teluk yang berasosiasi
dengan kondisi lokal
 Pantai berbatu lebih umum terbentuk di pulau-pulau kecil daerah tektogen daripada pulau
besar di daerah dangkalan
Terumbu Karang
 Terumbu karang hidup dan tersebar luas di Indonesia, didukung oleh kondisi yang baik
untuk pertumbuhan terumbu: suhu air laut sepanjang tahun 25-300C
 Kondisi pertumbuhan yang optimal umumnya pada kedalaman 20-25 m
 Terumbu pada dangkalan dapat dibedakan menjadi terumbu sirkuler (dengan pelataran
oval) dan terumbu memanjang. Terumbu sirkuler misalnya di Kepulauan Seribu
 Terumbu pelataran kecil biasanya ditumbuhi oleh gunduk pasir
BENTUKLAHAN EOLIN
 Bentuklahan asal proses angin terdapat di Pesisir
Parangtritis, Yogyakarta berupa gumuk pasir
 Bentuklahan ini unik dan langka karena jarang
dijumpai di daerah iklim tropis basah
 Gumuk pasir dapat terbentuk karena kombinasi dari
berbagai proses geomorfologi yaitu vulkanisme
Merapi menghasilkan sumber pasir, kemudian
diangkut ke pesisir oleh Sungai Opak, diendapkan
di sepanjang pantai oleh tenaga marin, dan
membentuk gumuk oleh proses eolin pada lorong
angin.
GEOMORFOLOGI LAHAN RENDAH
(Bentuklahan Fluvial, Organik)
Piedmont (lerengkaki, kipas,
teras, endapan graben, isian
basin antar pegunungan)

GEOMORFOLOGI
LAHAN RENDAH
Dataran Aluvial

Rawa Mangrove
 Piedmont berkembang baik pada pulau  Dataran aluvial dengan gradien sangat
besar dimana perbukitan/pegunungan landai jauh lebih luas dari piedmont
berbatasan dengan dataran yang luas yang  kipas aluvial terbentuk pada beberapa
rendah, yang memberikan jalan menuju laut tempat, yaitu pada tempat berubahnya
dangkal ketinggian yang tegas dari pegunungan
 Contoh: Kalimantan, Sumatera Timur, Papua yang tinggi ke lahan rendah
Barat  pola distribusi dataran aluvial di Indonesia
 Di pulau kecil tidak cukup ruang untuk dipengaruhi oleh kedalaman dasar laut dan
pembentukannya karena lereng curam ukuran pulau
muncul dari dasar laut dalam  Contoh: perbandingan antara kalimantan
 Piedmont sering berasosiasi dengan bentuk timur dan selatan. Di Kalimantan Timur DAS
relief denudasi hasil pengikisan batuan berhulu dari Peg Meratus sehingga hasil
nonresisten sedimen kecil dan bermuara di Selat
 Contoh: Sumatra Timur, Jawa Utara, Makassar yang dalam. Sebaliknya terjadi di
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Geomorfologi lahan rendah umumnya dicirikan oleh jaringan yang rumit dari tanggul
alam yang terbentuk oleh saluran sungai sekarang dan saluran sungai yang
ditinggalkan, dipisahkan oeh depresi rawa belakang yang luas
 Tanggul dihasilkan dari deposisi fluvial saat saluran penuh dan air melewati tanggul
 Rawa belakang merupakan depresi tertutup tempat air hujan dan air sungai
terakumulasi musiman
 Kondisi berawa-rawa dan gambut umum terjadi pada rawa belakang

Anda mungkin juga menyukai