Anda di halaman 1dari 5

DOSEN PENGAMPU

DISUSUN OLEH:
Firman Maulana Akbar
2010416310001
Yeni anggriani
2010416220024
Salma Safitri
2010416220002
Firman maulana
2010416310039

JURUSAN/PROGRAM STUDI S1 GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2021
1. Deskripsikan dengan jelas kondisi geologi di Kalimantan Selatan ?
Kondisi geologi yang terdapat di Kalimantan Selatan adalah antiklin, sinklin, sesar
naik, sesar mendatar dan sesar turun. Sumbu lipatan umumnya berarah timurlaut –
baratdaya dan umumnya seajar dengan arah sesar normal. Kegiatan tektonik daerah
ini diduga telah berlangsung sejak Zaman Jura, yang menyebabkan bercampurnya
batuan ultramafik dan batuan malihan. Pada Zaman Kapur Awal atau sebelumnya
terjadi penerobosan granit dan diorit yang menerobos batuan ultramafik dan batuan
malihan. Pada Kala Paleosen kegiatan tektonik menyebabkan terangkatnya batuan
Mesozoikum, disertai penerobosan batuan andesit porfiri.
Pada Awal Eosen terendapkan Formasi Tanjung dalam lingkungan paralas
(Sikumbang dan Heryanto, 1994).Pada saat bersamaan kompleks meratus telah ada,
namun hanya berupa daerah yang sedikit lebih tinggi di bagian cekungan dan
diendapkan berupa lapisan sedimen yang lebih tipis dari daerah sekitarnya (Hamilton,
1979).Pada kala Oligosen terjadi genang laut yang membentuk Formasi
Berai.Kemudian pada Kala Miosen terjadi susut laut yang membentuk Formasi
Warukin (Sikumbang dan Heryanto, 1994). Struktur geologi regional dan sebaran
batuan pada daerah Banjarmasin dapat dilihat pada Peta Geologi Regional Lembar
Banjarmasin Gerakan tektonik yang terakhir terjadi pada Kala Miosen yang
menyebabkan batuan yang tua terangkat membentuk Tinggian Meratus dan melipat
kuat batuan Tersier dan Pra-Tersier.Sejalan dengan itu terjadilah pensesaran naik dan
geser yang diikuti sesar turun dan pembentukan Formasi Dahor pada Kala Pliosen.
(Sikumbang dan Heryanto, 1994) Di Kalimantan Selatan terdapat dua cekungan besar,
yaitu Cekungan Barito dan Cekungan Asam-asam.Dua cekungan ini dibatasi oleh
Pegunungan Meratus yang melintang dari utara ke baratdaya.

3. Jelaskan hubungan antara peristiwa tektonik lempeng , gunung api , dan gempa
Kerak bumi terpecah jadi sejumlah lempeng tektonik, yang mengambang di cairan
magma panas. Pergerakan lempeng adalah pemicu gempa bumi. Cincin Api Pasifik adalah
kawasan kegempaan paling aktif.
Jika menatap bumi dari angkasa, kita tetap tidak bisa melihat bahwa permukaan bumi
terpecah. Menjadi sejumlah lempeng besar dan kecil. Dan lempeng-lempeng itu terus
bergerak. Iniah yang disebut lempeng tektonik. Adalah ilmuwan Jerman, Alfred Wegener
yang menggagas teori lempeng tektonik pada 1911. Bahwa kerak bumi tidaklah masif,
melainkan terpecah-pecah, terapung di atas cairan magma panas.
Di tengah Samudra Atlantik dua lempeng saling menjauh. Pergerakan itu didorong
magma cair yang bergerak dari inti bumi yang panas ke permukaan. Batu-batuan panas itu
kemudian mendingin dan menutup celah yang terbentuk antara kedua lempeng tektonik. Di
beberapa lokasi, sebagian bebatuan panas ini muncul ke permukaan bumi.
Misalnya di Islandia. Pulau itu tumbuh sekitar lima sentimeter setiap tahunnya, karena kedua
lempengan saling menjauh. Dan itulah alasannya, mengapa di Islandia, hampir setiap hari
terjadi gempa bumi. Untungnya hanya getaran ringan, sehingga tidak ada kerugian apapun.
Penyebab gempa tektonik
Gempa lebih kuat terjadi di mana dua lempeng tektonik saling bertumbukan. Misalnya di
benua Asia, 8.000 km dari Islandia. Di sini, lempeng tektonik India dan lempeng Eurasia
saling bertumbukan. Ini menimbulkan kekuatan amat besar yang mendorong pembentukan
pegunungan Himalaya.
Akibatnya, di pinggiran kedua lempeng timbul tegangan tinggi. Tegangan yang terus
bertambah akhirnya mencapai satu titik optimal dan energi dilepaskan yang menyebabkan
gempa bumi yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-
tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan
kerak bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa
Bumi yang dialami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat
Seismometer.
Momen Magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi
untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang dilaporkan oleh observatorium
seismologi nasional yang diukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. Kedua skala yang
sama selama rentang angka mereka valid. Gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar
hampir tidak terlihat dan jika besarnya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di
daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah
besarnya telah lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir
besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9.0 magnitudo di Jepang pada tahun 2011 (per Maret
2011), dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran
diukur pada modifikasi Skala Mercalli.
Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran
lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat
kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau
bencana alam di Bumi, getaran gempa Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian
Bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena
pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan
dengan tiba-tiba.
Tektonika (tectonicos) merupakan cabang ilmu kebumian yang berkaitan dengan
proses deformasi pada kerak bumi. Proses deformasi yang berlangsung di bumi selama jutaan
tahun dapat diketahui evolusi serta asal usulnya. Jackson (1987) mengaitkan tektonika
dengan teori tektonik lempeng, dimana kerak bumi terbagi menjadi beberapa bagian yang
bergerak satu sama lain dan pada batas lempeng tersebut terjadi peristiwa tektonik
(zona gempa bumi) sebagai penciri adanya pergeseran lempeng. Gempa yang terjadi dapat
diakibatkan oleh adanya deformasi pada batas lempeng, atau terdapat struktur di dalam
lempeng yang berguna untuk analisis struktur tektonik serta gaya dominan yang bekerja.
Ancaman dari adanya aktivitas tektonik gunung api dan gempa bumi dapat
menimbulkan adanya gerakan tanah. Gerakan tanah tentunya sangat berkaitan dengan tingkat
kekuatan (keresistenan) suatu tanah dalam menerima guncangan. Jawa bagian Timur
termasuk pada zona kerentanan tanah yang rendah hingga menengah, sehingga masih
terdapat adanya potensi gerakan tanah hingga tanah longsor ketika adanya getaran atau
guncangan yang diakibatkan oleh proses tektonik.

4. Deskripsikan pembentukan pegunungan api Indonesia berdasarkan tipenya!


Indonesia memiliki jumlah gunungapi aktif sebanyak 127, terbanyak di dunia dan
menduduki peringkat pertama dengan jumlah korban jiwa terbanyak. Dari 127 gunung api
tersebut, hanya 69 gunung api aktif yang dipantau oleh PVMBG. Masyarakat Indonesia yang
tinggal di daerah aktif gunungapi akan selalu memiliki ancaman bahaya. Di sinilah fungsi
PVMBG sebagai pelayan publik terus melakukan monitoring atau pengawasan 24 jam
terhadap gunungapi aktif di Indonesia.
1. Stratovolcano, tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah
sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan,
sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), terkadang bentuknya tidak beraturan,
karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali.

2. Perisai, tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga
tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng
landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung
berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.

3. Cinder Cone, merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik
menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di
puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.

4. Kaldera, gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar
ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.
Daftar pustaka

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. https://bnpb.go.id/definisi-bencana


(Diakses pada 19 Juni 2021, 23.42 WIB)
Awaludin, 2020. Kandungan Mineral Ekonomis Pada Lumpur Sidoarjo : Potensi &
Peluang Pemanfaatannya. Badan Geologi. Bandung.

Soehaimi, A. 2008. Seismotektonik /dan Potensi Kegempaan Wilayah Jawa. Jurnal Geologi
Indonesia, Vol. 3 No. 4: 227-240.
Pramumijoyo, S. 2015. Tektonika Untuk Kepentingan Umat Manusia. Program Studi Teknik
Geologi. Fakultas Teknik. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Pratomo, I. (2006). Klasifikasi gunung api aktif Indonesia, studi kasus dari beberapa letusan
gunung api dalam sejarah. Indonesian Journal on Geoscience, 1(4), 209-227.

Rusmawanto, h., kuncoro, b., & harjanto, a. (2015). Geologi dan faktor- faktor yang
mempengaruhi tebal lapisan batubara di daerah cextapuri dan seksiarnya,
icecamatan smipang empat pengaron, kabupaten banjar, kalimantan selatan. Jurnal
ilmiah geologi pangea, 2(1).

Anda mungkin juga menyukai