GEOGRAFI REGIONAL
Dosen Pengampu :
Dr. Nasruddin, S.Pd., M. Sc.
Ghinia Anastsia Muhtar, S. Si., M. Si.
Efrinda Ayuningtyas, S.Si., M.Sc.
Safa Muzdalifah, S.I.P., M.Hub.Int
Oleh:
2. Bandingkan dan deskripsikanlah antara potensi bencana geologi yang terjadi di KalSel
dan pulau lainnya ?
Jika menilik bentuk permukaan tanah Kalimantan selatan maka bencana geologi yang paling
dominan adalah Tanah Longsor
Tanah Longsor biasanya terjadi saat musim hujan, curah hujan yang tinggi dan intensitas yang
lama bisa menjadi pemicu terjadinya tanah longsor. Secara umum longosr dapat dibedakan
menjadi beberapa tipe berdasarkan tipe pergerakannya, yaitu: Longsoran Translasi, Longsoran
Rotasi, Pergerakan Blok, Runtuhan Batu, Rayapan Tanah, Aliran Material Rombakan.
Penyebab
• Longsor akibat gerakan tanah biasanya terjadi di daerah yang berlereng tidak stabil dan
dipicu oleh curah dan intensitas hujan.
• Adanya perusakan lahan, penggundulan hutan serta tidak adanya pelindung tanah secara
memadai.
• adanya lapisan impermeable (batuan keras kedap air, lapisan lempung) di bawah lapisan
tanah sehingga air tanah akan mengendap/mengalir di atas lapisan lapisan tersebut, pada
titik jenuhnya air tersebut akan membuburkan lapisan tanah di diatas lapisan tersebut
sehingga tanah akan bergerak sesuai dengan arah kemiringan lapisan impermeable tersebut
baik seketika maupun rayapan.
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa, secara
geografis terletak pada 8º 30'–7º 20' Lintang Selatan, dan 109º 40'–111º 0' Bujur Timur.
Berdasarkan bentang alam, wilayah DIY dapat dikelompokkan menjadi empat satuan fisiografi,
yaitu satuan fisiografi Gunungapi Merapi, satuan fisiografi Pegunungan Sewu atau Pegunungan
Seribu, satuan fisiografi Pegunungan Kulon Progo, dan satuan fisiografi Dataran Rendah.
Satuan fisiografi Gunungapi Merapi, yang terbentang mulai dari kerucut gunung api hingga
dataran fluvial gunung api termasuk juga bentang lahan vulkanik, meliputi Sleman, Kota
Yogyakarta dan sebagian Bantul. Daerah kerucut, dan lereng gunung api merupakan daerah hutan
lindung sebagai kawasan resapan air daerah bawahan. Satuan bentang alam ini terletak di Sleman
bagian utara. Gunung Merapi yang merupakan gunungapi aktif dengan karakteristik khusus,
mempunyai daya tarik sebagai objek penelitian, pendidikan, dan pariwisata.
Satuan Pegunungan Selatan atau Pegunungan Seribu, yang terletak di wilayah Gunungkidul,
merupakan kawasan perbukitan batu gamping dan bentang alam karst yang tandus, dan
kekurangan air permukaan, dengan bagian tengah merupakan cekungan Wonosari yang telah
mengalami pengangkatan secara tektonik sehingga terbentuk menjadi Plato Wonosari (dataran
tinggi Wonosari). Satuan ini merupakan bentang alam hasil proses solusional (pelarutan), dengan
bahan induk batu gamping, dan mempunyai karakteristik lapisan tanah dangkal, dan vegetasi
penutup sangat jarang.
Satuan Pegunungan Kulon Progo, yang terletak di Kulon Progo bagian utara, merupakan
bentang lahan struktural denudasional dengan topografi berbukit, kemiringan lereng curam, dan
potensi air tanah kecil.
Satuan Dataran Rendah, merupakan bentang lahan fluvial (hasil proses pengendapan sungai)
yang didominasi oleh dataran aluvial, membentang di bagian selatan DIY, mulai dari Kulon Progo
sampai Bantul yang berbatasan dengan Pegunungan Seribu. Satuan ini merupakan daerah yang
subur. Termasuk dalam satuan ini adalah bentang lahan marin dan eolin yang belum
didayagunakan, merupakan wilayah pantai yang terbentang dari Kulon Progo sampai Bantul.
Khusus bentang lahan marin dan eolin di Parangtritis Bantul, yang terkenal dengan gumuk
pasirnya, merupakan laboratorium alam untuk kajian bentang alam pantai.
Dengan penampakan fisiologis seperti berikut provinsi DIY mempunyai bencana alam yang
sering terjadi yaitu
1. Bahaya alam Gunung Merapi, mengancam wilayah Kabupaten Sleman bagian utara, dan
wilayah-wilayah sekitar sungai yang berhulu di puncak Merapi. Peristiwa erupsi gunung Merapi
pada tahun 2010 adalah waktu yang menentukan dan bersifat traumatis sehingga proses difusi
innovasi dalam mitigasi bencana. Setelah erupsi tahun 2010 kesiapsiagaan bencana mengalami
perubahan antara lain dengan adanya kordinasi yang lebih terorganisir, prioritas pengungsian yang
lebih jelas tahapannya serta inisiatif warga yang lebih cepat tanggap. Hal ini sesuai dengan uraian
Maloney dan Coppola bahwa suatu saat ketika masyarakat memperoleh informasi secara memadai
tentang peringatan dini, maka mereka akan menerima dan memroses informasi yang akan
membantu mereka mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi resiko dalam menghadapi
bencana
2. Bahaya gerakan tanah/batuan, dan erosi, berpotensi terjadi pada lereng Pegunungan Kulon
Progo yang mengancam di wilayah Kulon Progo bagian utara, dan barat, serta pada lereng
Pengunungan Selatan (Baturagung) yang mengancam wilayah Kabupaten Gunungkidul bagian
utara, dan bagian timur wilayah Kabupaten Bantul.
Gempa bumi adalah getaran asli dari dalam bumi, bersumber di dalam bumi yang kemudian
merambat ke permukaan bumi akibat rekahan bumi pecah dan bergeser dengan keras. Penyebab
gempa bumi dapat berupa dinamika bumi (tektonik), aktivitas gunungapi, akibat meteor jatuh,
longsoran (di bawah muka air laut), ledakan bom nuklir di bawah permukaan. Gempa bumi
tektonik merupakan gempa bumi yang paling umum terjadi merupakan getaran yang dihasilkan
dari peristiwa pematahan batuan akibat benturan dua lempeng secara perlahan-lahan itu yang
akumulasi energi benturan tersebut melampaui kekuatan batuan, maka batuan di bawah permukaan
Daftar pustaka
Soehaimi, A. 2008. Seismotektonik /dan Potensi Kegempaan Wilayah Jawa. Jurnal Geologi
Indonesia, Vol. 3 No. 4: 227-240.
Pramumijoyo, S. 2015. Tektonika Untuk Kepentingan Umat Manusia. Program Studi Teknik
Geologi. Fakultas Teknik. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Pratomo, I. (2006). Klasifikasi gunung api aktif Indonesia, studi kasus dari beberapa letusan
gunung api dalam sejarah. Indonesian Journal on Geoscience, 1(4), 209-227.