Sari - Lokasi telitian secara administratif terletak di Desa Tapango dan sekitarnya KecamatanTapango
KabupatenPolewali Mandar Provinsi SulawesiBarat, secarageografisterletakpadakoordinatUTM (Univerial
TransverseMercator) Zona 50 S yaitu 750000mE - 755000mE dan 9631500mN - 9636000 mN. Lokasi
telitian merupakandaerahkonsesipenelitiandari P.T. Isco PolmanResources.DaerahPenelitianmemiliki luas
+ 25 km',dengan skalapeta I : 12500.
Satuan Geomorfologi daerah telitian dibagi menjadi enam satuan bentuk lahan yaitu Satuan Bentuklahan
Perbukitan Aliran Lava (Vl), Satuan Benhrklahan Perbukitan Intrusi (V2), Satuan Bentuklahan perbukitan
Homoklin (Sl), SatuanBentuklahanPerbukitanSesar(S2), SatuanBentuklahanTubuh Sungai(Fl) dan Satuan
Be,nhrklahan DataranAluvial (F2).
Stratigrafi daerah penelitian dibagi menjadi tujuh satuan batuan yaitu berturut turut dari tua ke muda satuan
sabakLatimojong (SL) yang berumur Kapur Akhir, satuanbatupasir Mapi (BM) yang berumur Miosen Tengah
- Pliosen, satuanbatutanduk (BT) yang berumur Pliosen, intrusi syenit (IS) yang berumur Pliosen, intrusi granit
(IG) yang berumw Pliosen, lava trakiandesit (LT) yang berumur Pliosen dan endapanAluvial (EA) yang
berumur Holosen - Resen.Terdapat lima buah sesarpada daerahpenelitian yang ditemukan yaitu SesarNaik
Reamambu(berpola Utara - Selatan),SesarMendatarKanan Selulase,SesarMendatar Kiri Rakasang,Sesar
Mendatar Kanan Kalimbua ( berpola Timur - Barat dan Sesar Naik berarah relatif Utara-Selatan(hasil
interpretasimorfologi dan arahkedudukanlapisandan foliasi batuan).
Jenis endapanpada daerah telitian adalah endapanFe-Skarn dengan himpunan mineral Garnet, piroksen,
Magnetit dimana hostrock yang diindikasikan batuan sedimen(batupasir)karbonatandenganjenis endapan
Eksoskarn. Cebakan mineral Magnetit terdapat pada lapisan lapisan sedimen yang heterogen yang banyat<
mengandung karbonat dan juga terkonsentrasi pada sesar yang terdapat pada daerah telitian yaitu Sesar
MendatarSelulasedengantahapanevolusi skarnyang dibagi menjadi isokimiaskarn, metasomatisme prograde
danretrograde skarn.
PENDAHULUAN
METODE
Masalah yang dijumpai dalam penelitian ini berhubungan dengan kondisi gologi daerah penelitian, meliputi
permasalahangeomorfologi, stratigrafi, geologi struktur dan mineralisasi. Tahapan penelitian yang sistematis
sangatdiperlukan untuk mencapaimaksud dan tujuan penelitian yang telah ditentukan. Tahapanpenelitian
tersebutadalah:
l. Tahap Pendahuluan
2. Tahap Lapangan
3. TahapAnalisis dan Laboratorium
4. TahapPenyusunanLaporandan PenyajianData.
Penamaansatuan batuan mengikuti tatanama satuan litostratigrafi resmi menurut Sandi Stratigrafi Indonesia
(SSI, 1996),denganurutansatuanbatuandari tua sampaimuda,sebagaiberikut :
a. SatuanBatusabakLatimojong
b. SatuanBatupasirMapi
c. Intrusi Syenit
d. Intrusi Granit
e. SatuanBatutanduk
f. SatuanLava Trakiandesit
g
SatuanEndapanAluvial
SejarahGeologiDaerahPenelitian
Sejarahgeologi didaerahtelitian diawali padakala Kapur dimanate{adi tumbukanbatuankerak samudraproto
laut Bandayang menunjamdibawahtepi selatantenggarakraton sunda(Sukamto,1975). Kemudianpadakala
Kapur terjadi pengendapansedimenbertipeflysch. Batuan ini diinterpretasikanterendapkanpada cekungan
busur depan,di sebelahbarat dari zona subduksiyang menunjamke barat. Kemungkinanakibat subduksiini
menyebabkanbatuan sedimenflysch ini termetamorfkandan membenhrksatuanbatuan metamorf di daerah
Sulawesi(Armstrong, 2012). Litologi sabakyang merupakanbagian dari Formasi Latimojong yang berumur
Jurnal Ilmiah Geologi Pangea Yol. 4, No. I, Juni 2017 ISSN2356424X 23
Kapur Tengah- Akhir (van Leewerm& Muhardjo, 2fi)5 dalam Surono, 2013) merupakanbagian dari kompleks
melange Bantimala dan Pompangeo.Kemudian pada kala Miosen Tengah sampai iliosen diendapkanFormasi
Mapi yang dalam lokasi penelitian dibedakan menjadi satuanbatupasir trrtapi di-"ttu diendapkan secaratidak
selarasdiatasFormasi Latimojong. Kemudianpada kala Miosen ekhir sampaiPliosenterjadi orogenesisyang
berakibat terangkatnya Formasi Latimojong yang berasosiasi dengan sesar-sesar,yang kemudiun upuliti
dikaitkan dengan daerah penelitian dapat ditarik- kesimpulan bahwa kontak antara Ftrmasi Latimojong dan
sedimen diatasnyaberupa kontak sesar naik. Kemudian pada kala Pliosen diterobos oleh komplek batuan
terobosan yang bersusun asam sampai intermediet yang dalam lokasi penelitian berupa syenit, granit dan
trakiandesit.Kompleks batuan terobosanini menerobossatuanbatusabakLatimojong'dan-satuanbatupasir
Mapi.
FaseIsokimia
Skam isokimia terbentuk ketika intrusi menerobossedimen karbonatan dengan sedikit atau tanpa penambahan
komponen kimia. H2O diperoleh dari air magmatik (intrusi), sedangkanCO2 dari batuan sedimenkarbonatan.
Pembentukanskarn dikontrol secara dominan oleh suhu dan komposisi batuan dinding serta tekstur (sistem
konduktif).
FaseMetasomatismePrograde
Pada fase ini terjadi eksolusi air magmatik yang sekaligus menandai berakhirnya proses metamorfisme dan
mulai mengalami penurunan suhu dan pengkayaan mineral-mineral yang dibawa oleh air magmatik. Air
magmatik mengisi sepanjang kontak intrusi, rekahan, celah, patahan, kontak sedimen, dari zona-zona
permeabelyang lain (Meinert, 1992). Gamet dan piroksen secaraprogresif mengalamipengkayaanFe
dan
penurunan kadar Mg' Mineral-mineral bersuhu rendah umumnya saling tumbuh aan mengla;i kumpulan
mineral yang terbentuk sebelumnyapada suhu yang lebih tinggi
lseperti piroksen mengta-ntikangamet).
Pgningkatanpengendapanoksida dan sulfide te{adi pada tatrap attrir pembentukanskarn metasomatik.
Magnetit lebih dominan dibandingkan sulfida, yang terbentuk menggantikangarnet atau piroksen pada tahap
akhir faseini.
FaseRetrograde
Setelah proses pengkayaan kadar mineral-mineral akibat eksolusi air magmatik, perlahan mengalamai
penurunansuhuseiringdenganpengkayaangametdan piroksensecaraprogresifmengalamipengkayaan-Fe
dan
penunrnan kadar Mg. Fase ini sekaligus menjadi tanda awal dari fase skam rehograde.- Skam retrograde
terbentukpadafasepenurunansuhu dan komposisicairanmenjadilebih dominanair rieteorik, khususnyapada
skarn yang terbentuk pada daerah dangkal. Alterasi retrograde pada lokasi pengamatandicirikan oleh
penggantian mineral-mineral anhydrous garnet (andradite) yang terbentuk pada fase-prograde
oleh mineral-
mineral ahydrousseperti epidot dan klorit.
Berdasarkanpenampanggeologi yang dihasilkan dan analisis data geologi yang ada menunjukkan
bahwa
magma dari intrusi granit pada kala Pliosenbergerakmelalui SesarMendatar Selulase.Selain terkonsentrasi
pada zona lemah seperti sesar,mineralisasidaerahtelitian juga terkonsenfasi pada struktur perlapisan
pada
sedimenbatupasirMapi. KarakteristikbatupasirMapi yang heterogendimanapadalapisanlapisantertentuyang
24 JurnalPangea Eligius Estiamundi, Sutenta,Jola Soesilo
bersifat karbonatan,memungkinkan terjadinya pergerakanlarutan hidrotermal melalui zona lemah yaitu bidang
perlapisandan mengakibatkanreaksi metasomatismedimana pada lapisan itu terjadi perubahankomposisi
mineral menjadi lapisanJapisanyang kaya kandunganbijih besi (Fe)
KESIMPULAI\
Berdasarkanhasil pemetaangeologi yang dilakukan di daerah Tapango dan sekitamya, Kecamatan Tapango,
Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat pada bab - bab sebelumnya maka dapat di tarik
kesimpulan sebagaiberikut :
r Pola pengaliran di daerahpenelitian yaittt subdendrif*. Adapun pola subdendritik hasil perkembangandari
pola denditik yang mengalir hampir menyerupai cabang pohon. Hal tersebutdipengaruhi oleh topografi,
litologi, dan struktur.
o Geomorfologi daerah penelitian dibagi menjadi enam satuan bentuk lahan, yaitu: Satuan Bentuklahan
Perbukitan Aliran Lava (Vl), Satuan Bentuklahan Perbukitan Intrusi (V2), SahranBentuklahan Perbukitan
Homoklin (Sl), SatuanBenhrklahanPerbukitanSesar(S2), SatuanBentuklahanTubuh Sungai (Fl) dan
SatuanBentuklahan DataranAluvial (F2).
o Berdasarkanhasil pengamatanlapangan dan analisis laboratoriurq daerah penelitian dibagi menjadi tujuh
satuanbatuan. Urutan dari tua ke muda sebagaiberikut: Satuan Sabak Latimojong (Kapur Akhir), Satuan
Batupasir Mapi (Miosen Tengah- Pliosen), Intrusi Syenit (Pliosen), Intrusi Granit (Pliosen), Satuan
Batutanduk (Pliosen), SatuanLava Trakiandesit (Pliosen) dan EndapanAluvial ( Holosen).
r Berdasarkan hasil pengamatanlapangan empat buah sesar pada daerah penelitian yang ditemukan yaitu
SesarNaik Reamambu (berpola Utara - Selatan), Sesar Mendatar Kanan Selulase, Sesar Mendatar Kiri
Rakasangdan SesarMendatar Kanan Kalimbua ( berpola Timur - Barat).
r lerdasarkan Jenis Endapan pada daerah telitian adalah Endapan Fe-Skam dengan himpunan
mineral Gamet+Magnetit+Piroksen dimana hostrock yang diindikasikan batuan sedimen (batupasir)
karbonatan dengan jenis endapan Eksoskarn. Cebakan mineral Magnetit terdapat pada lapisan lapisan
sedimen yang heterogen yang banyak mengandung karbonat dan juga terkonsentrasi pada sesar yang
terdapat pada daerah telitian yaitu Sesar Mendatar Selulasedengan tahapanevolusi skarn yang dibagi
menjadi Isokimia, MetasomatismePrograde dan Retrograde.
DAFTAR PUSTAKA
Meinert, L.D., 1993,IgneousPetrogenesis and Skam Deposits.ln : Kirkhanr, R.V., Sinclair,V.D., Thorp€,R.I.,
Drke, J.M. (eds), Mineral Deposit Modelling, Geological Association of Canada, SpecialPuplications,
On. 40, pp. 569-583.
Pirajno, F., 1992, Hydrothermal Mineral Deposits, Principles and Fundamental Concepts for the Exploration
Geologist, Berlin: Springer-Verlag.
Polve, M., dkk., 1996,Magmatic Evolution of Sulawesi(Indonesia):Constraintson the CenozoicGeodynamic
History ofthe SundalandActive Margiq lournal of Teaonophysics:Elsevier.
Ratman, N. dan Atmawinata, S., 1993, Geologi Lembar Mamuju" Sulawesi: Pusat Penelitian dan
PengembanganGeologi.
Rickard,M.J., L972,Fault ClassificationDiscussion,GeologicalSocietyof Ameica Bulletin, vol. 83, hal. 2545-
2s46.
Sartono, S., Astadiredja, K.A.S., Mirwanto, H., 1991, East Arm Sulawesi , Banggai Microplate - Sunda
SubductionZone Collision, Indonesia.
Simandjutak, T.O., 1986, Struktur duplek (dwi unsur) sesar sungkup sesar jurus mendatar dilengan timur
Sulawesi:P.I.T.XV I.A.G.I
Sukamto, R.A.B., 1975, Perkembangantektonik denganmembagrpulau Sulawesi dan pulau-pulau disekitarnya
kedalam tiga mandala geologi: Pusat Penelitian dan Pe,ngembanganGeologi, Direlilorat Geologi dan
SumberDaya Mineral, DepartemenPertambangandan Energi.
Surono,2013, Geologi Sulawesi,Jakarta: LIPI Pressdan KementrianESDM.
Van Leeuwen, T.M., 1974, The geology of Bimr area, South Sulawesi: PT Riotinto Bethlehem Indonesia,
upnubl,lto,l.277-3M.
Van Leeuwen, T.M., 1994, 25 Years of Mineral Exploration and Discovery in Indonesia, Journal of
GeochemicalExploration,vol. 50, hal. 13-90.
Van Zuidanr" R.A., 1983, Guide to Geomorphology Aerial Photognphic Interpretation and Mapping
Netherland: Enschede.
Williams, H., Turner, F. J., dan Gilbert, C. M., 1954, Petrography,An Introductionto Study of Rock in Thin
Section"University of Califomi4 Barkeley: Freemanand Company, SanFransisco,406 hal.
Winkler, H.G.F., 1979,Petroge,nesis of metamorphicrocks, Fourthedition: Springer,New York, 334 hal.
Lokasi daerahpenelitian
26 JurnalPangea Eligius Estiamundi, Sunnn, Jola Soesilo
mdsgffffroffi
t&,Hfiffixtt&t
ltwstxffiiffix,afiw
lwmr
@
t
rul:l*
i:*t**{:
${:hEIl|w
,: sk ilapAf
Ikhw
:ffi
Iehhd
'1,11 rgu6
l$ii**$H
17 *rr*q- Wtm
:::i: h
l|-r.dd!-k
ffid*
r(r i-:::IF
+ bdhd.
Sll#n
|btx ii;.fikb
,.f
--!: lF
$9 ffi,**
t f \!.ta-rlr.ar*had
ttoid|fr
ffimt
Peta Lintasan dan Lokasi PengamatanDaerahTapangodan sekitarnya
Jumal llmiah Geologi Pangea Yol. 4, No. 1, Juni 2017 rssN2356424X 27
l|,lr*&I
tt
lf,w
w
&ffi
MTrwS*|MI
NlsliMr(lffiumrslw
ilffiw{w*&t
'*
f
lgl,q
F4r{.lt
b*
ntlgtt'
Wt&l
S 'ggw
7'w'**
-.r' *rk
\w-
*Md$*S)
v {'ti*f**d*
sffirew^xt-P
g.ur)tp
!;
ii
r
rowlffi8&
ffistreIm
lffi!ffili&w
W
fr
t -4.
ffi
{tl(@
w
ilr&tss)us'sA
ffiffi5K
I
t
|sr.6
i*tcFt*.
hh
rc
!'s;'6
ffiw&trr
.srrn.
lrvrrrr
ffiffiillast.'
iir
&rr|[
|lfuS'ffiM
'SN|lls&ffiU.
rffiF&wffi.*ww
6W
.&\
lW
.*' ir -
l4+'+t{:
mtst|w
a -**
..,,tj:f
,/ \ E Ldr*a
ij^,,
ii
I
i!#l||!nJ:
tr.&l].t
II ]:ElI
l'!<a!t
I
'*='
tt
sxAlA I r 10.000
a ! t i l n - - n
ET!:ET-'EI
rrlraih
I|hff
Hd6|}trxJ
lll.l*13?
r
-
*i,******,***'*
{e*d{*$,**S&*r*
***txk
ilMi|'.*l
* .dE.!|*4**tur'*,dds
&d*ffiml*d
:j ::::i mry**,*pry*or
t,:";',1 rws*
'z*u*rw
f
F&&.r,
ktu*.
i\
\;.Y*